Hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Babarsari tahun ajaran 2011/2012.

(1)

viii

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI BABARSARI TAHUN AJARAN

2011/2012

Robertus Budi Setiyana Universitas Sanata Dharma

2012

Tujuan penelitian ini untuk: (1) Mengetahui kondisi minat belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari tahun ajaran 2011/2012, (2) Mengetahui kondisi prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari tahun ajaran 2011/2012, (3) Mengetahui hubungan antara minat dan prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari tahun ajaran 2011/2012, (4) Mengetahui seberapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Babarsari tahun ajaran 2011/2012

Penelitian ini merupakan penelitian inferensial kuantitatif dengan hasil akhir menemukan korelasi antara dua variabel, bebas dan terikat. Variabel bebas merupakan data minat belajar sedangkan variabel terikat diambil dari prestasi belajar. Subjek yang diambil merupakan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari Tahun Ajaran 2011/2012. Sebagai data minat peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat ukur sedangkan data prestasi belajar peneliti menggunakan data nilai raport semester ganjil dari lima bidang studi pokok. Subyek yang diteliti berjumlah 32 orang peserta didik. Teknik analisis data yang digunakan mengacu pada rumus korelasi serial dengan taraf signifikansi 1 %.

Hasil penelitian yang didapat: (1) minat belajar rendah sebesar 3,125 %, minat belajar sedang sebesar 25 % minat belajar tinggi sebesar 71,875%/. (2) Prestasi belajar siswa 100% pada kategori tinggi. (3) nilai koefisien korelasi rhitung sebesar 0,675. koefisien korelasi 0,675 berada pada tingkat yang kuat ( ±0,60 - ±0,799). Pada taraf signifikan 1 % dengan N = 32 maka di peroleh koefisien korelasi rtabel = 0,449. Bisa dinyatakan bahwa rhitung > rtabel (0,675 > 0,449) sehingga menunjukan hubungan yang positif dan signifikan. (4) Minat belajar memberikan sumbangan sebesar 45,66 % terhadap prestasi belajar siswa SD Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012.


(2)

ix

THE CORELATION BETWEN LEARNING INTEREST AND LEARNING ACHIEVEMENT OF FIFTH GRADE STUDENTS AT SEKOLAH DASAR

NEGERI BABARSARI SCHOOL YEAR 2011/2012

Robertus Budi Setiyana Universitas Sanata Dharma

2012

This research is purposed : (1) to know the fifth grade students’ learning interest condition at Sekolah Dasar Negeri Babarsari school year 2011/2012 (2) to know the condition of fifth grade students’ learning achievement at Sekolah Dasar Negeri Babarsari school year 2011/2012, (3) to know corelation betwen the learning interest and the learning achivement of fifth grade students at Sekolah Dasar Negeri Babarsari school year 2011/2012, (4) to know the contribution of the learning interest to the learning achivement of fifth grade students at Sekolah Dasar Negeri Babarsari school year 2011/2012.

This research is inferensial quantitatif with the result is to find out corelation betwen two variabels, free and bound variabels. The free variabel is derived from the learning interest while the bound variable is derived from the learning achievement. Researched subjects are primary fifth grade at Sekolah Dasar Negeri Babarsari school year 2011/2012. Ouestionaire is used as interest data parameter while the value report uneven semester from five basic subject study is used as achievement data parameter. This Research is followed by 32 students. The data analysis technique uses corelation serial formula with 1% significance level.

This research results: (1) 3,125% for students with low learning interests , 25% for students with medium learning interest, and 71,875% for students with high learning interest. (2) students’ learning achievement is 100% at high level. (3) the pattern of coefisien corelation leveled at 0,675. The coefisien corelation leveled at 0,675 on strengh level ( ±0,60 - ±0,799). By 1% signification level with N=32, it is founded that the coefisien corelation rtabel = 0,449. The point is that rhitung>rtabel ( 0,675>0,449 ), showing a positive and signifikan corelation.(4) Learning interest contributes 45,66% to the learning achievement of fifth grade students at Sekolah Dasar Negeri Babarsari school year 2011/2012.


(3)

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR

SISWA KELAS V SD NEGERI BABARSARI

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh,

Robertus Budi Setiyana 081134133

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2012


(4)

i

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR

SISWA KELAS V SD NEGERI BABARSARI

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh,

Robertus Budi Setiyana 081134133

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2012


(5)

(6)

(7)

iv

“I may not be as st

rong as I think, but I know many

tricks and I have resolution.”


(8)

v

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria dan Santo Yosef

Santo Robertus sebagai Santo pelindungku

Orang tuaku, Bapak Agustinus Suroto dan Ibu Yuliana Wagiah yang senantiasa mendukung dalam doa, dana dan kasih sayang

Kakak-kakakku tercinta: Mas Agung, Mbak Anis dan Mbak Tutik

Teman-teman yang spesial Wilhelmina Yanuari, Dwi, Sugra, Dimas, Viktor, Afif, Surya, Abet, Popo, Paul, Hesta dan semua yang tidak

bisa disebut satu per satu

Albertus Harimurti terimakasih atas “surat untuk Budi” yang senantiasa mengingatkan akan betapa hidup ini harus berjalan

Kelas A PGSD 2008 yang sangat spesial berjalan bersama selama kuliah


(9)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan pada daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 08 Oktober 2012 Peneliti


(10)

vii

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Robertus Budi Setiyana

NIM : 081134133

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang berjudul: “HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI BABARSARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012” kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 08 Oktober 2012 Yang menyatakan


(11)

viii

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI BABARSARI TAHUN AJARAN

2011/2012

Robertus Budi Setiyana Universitas Sanata Dharma

2012

Tujuan penelitian ini untuk: (1) Mengetahui kondisi minat belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari tahun ajaran 2011/2012, (2) Mengetahui kondisi prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari tahun ajaran 2011/2012, (3) Mengetahui hubungan antara minat dan prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari tahun ajaran 2011/2012, (4) Mengetahui seberapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Babarsari tahun ajaran 2011/2012

Penelitian ini merupakan penelitian inferensial kuantitatif dengan hasil akhir menemukan korelasi antara dua variabel, bebas dan terikat. Variabel bebas merupakan data minat belajar sedangkan variabel terikat diambil dari prestasi belajar. Subjek yang diambil merupakan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari Tahun Ajaran 2011/2012. Sebagai data minat peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat ukur sedangkan data prestasi belajar peneliti menggunakan data nilai raport semester ganjil dari lima bidang studi pokok. Subyek yang diteliti berjumlah 32 orang peserta didik. Teknik analisis data yang digunakan mengacu pada rumus korelasi serial dengan taraf signifikansi 1 %.

Hasil penelitian yang didapat: (1) minat belajar rendah sebesar 3,125 %, minat belajar sedang sebesar 25 % minat belajar tinggi sebesar 71,875%/. (2) Prestasi belajar siswa 100% pada kategori tinggi. (3) nilai koefisien korelasi rhitung sebesar 0,675. koefisien korelasi 0,675 berada pada tingkat yang kuat ( ±0,60 - ±0,799). Pada taraf signifikan 1 % dengan N = 32 maka di peroleh koefisien korelasi rtabel = 0,449. Bisa dinyatakan bahwa rhitung > rtabel (0,675 > 0,449) sehingga menunjukan hubungan yang positif dan signifikan. (4) Minat belajar memberikan sumbangan sebesar 45,66 % terhadap prestasi belajar siswa SD Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012.


(12)

ix

THE CORELATION BETWEN LEARNING INTEREST AND LEARNING ACHIEVEMENT OF FIFTH GRADE STUDENTS AT SEKOLAH DASAR

NEGERI BABARSARI SCHOOL YEAR 2011/2012

Robertus Budi Setiyana Universitas Sanata Dharma

2012

This research is purposed : (1) to know the fifth grade students’ learning interest condition at Sekolah Dasar Negeri Babarsari school year 2011/2012 (2)

to know the condition of fifth grade students’ learning achievement at Sekolah Dasar Negeri Babarsari school year 2011/2012, (3) to know corelation betwen the learning interest and the learning achivement of fifth grade students at Sekolah Dasar Negeri Babarsari school year 2011/2012, (4) to know the contribution of the learning interest to the learning achivement of fifth grade students at Sekolah Dasar Negeri Babarsari school year 2011/2012.

This research is inferensial quantitatif with the result is to find out corelation betwen two variabels, free and bound variabels. The free variabel is derived from the learning interest while the bound variable is derived from the learning achievement. Researched subjects are primary fifth grade at Sekolah Dasar Negeri Babarsari school year 2011/2012. Ouestionaire is used as interest data parameter while the value report uneven semester from five basic subject study is used as achievement data parameter. This Research is followed by 32 students. The data analysis technique uses corelation serial formula with 1% significance level.

This research results: (1) 3,125% for students with low learning interests , 25% for students with medium learning interest, and 71,875% for students with

high learning interest. (2) students’ learning achievement is 100% at high level.

(3) the pattern of coefisien corelation leveled at 0,675. The coefisien corelation leveled at 0,675 on strengh level ( ±0,60 - ±0,799). By 1% signification level with N=32, it is founded that the coefisien corelation rtabel = 0,449. The point is that rhitung>rtabel ( 0,675>0,449 ), showing a positive and signifikan corelation.(4) Learning interest contributes 45,66% to the learning achievement of fifth grade students at Sekolah Dasar Negeri Babarsari school year 2011/2012.


(13)

x

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Babarsari Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai jika tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., dosen pembimbing I. 4. Bapak Drs. J.Sumedi., dosen pembimbing II.

5. Ibu Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., dosen penguji ke 3. 6. Bapak Prihamanto, S.Pd., Kepala Sekolah Dasar Negeri Babarsari 7. Ibu Zulfatun Mutmainah, A.Ma., wali kelas VA SDN Babarsari 8. Bapak Drs. Sulistiyanta, wali kelas VB SDN Babarsari

9. Peserta didik kelas VA dan VB SDN Babarsari Tahun ajaran 2011/2012 10. Teman-teman korelasi Sugra, Dwi, Andi, Candra, Afif dan Viktor

11. Teman-teman kelompok PPL: Helga, Nia, Meta, Dhimas, Sugra, Alex, Dwi, Viktor

12. Teman-teman: Yana, Abet, Popo, Surya, Paul, Afif, Dwi, Sugra, Viktor, Dhimas, Arif, Ardi, Joshua, Rio, warga D’Jiman Boarding House dan lain-lain.

13. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini.


(14)

xi

kesempurnaan. Meskipun demikian skripsi ini diharapkan memberikan manfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 08 Oktober 2012 Peneliti


(15)

xii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 4

C.Batasan Masalah ... 4

D.Tujuan Penelitian ... 5


(16)

xiii

A. Minat Belajar ... 6

1. Pengertian Minat Belajar ... 6

2. Metode Pengukuran Minat ... 7

3. Faktor-Faktor yang Mendasari Timbulnya Minat ... 9

4. Ciri-ciri Siswa Berminat dalam Belajar ... 10

5. Pentingnya Minat ... 10

6. Membangkitkan Minat Belajar Siswa ... 11

7. Indikator Minat Belajar ... 12

B. Prestasi Belajar ... 16

1. Pengertian Belajar ... 16

2. Pengertian Prestasi Belajar... 18

3. Prinsip-Prinsip Belajar ... 18

4. Tujuan Belajar ... 21

5. Aktivitas Belajar ... 22

6. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 25

7. Pengukuran Prestasi Belajar ... 30

C. Penelitian yang Relevan ... 31

D. Hubungan Minat Belajar dan Prestasi Belajar ... 31

E. Hipotesis ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

A. Jenis Penelitian ... 33

B. Variabel Penelitian ... 33

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 33


(17)

xiv

F. Teknik Pengumpulan Data ... 51

G. Teknik Analisis Data ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Hasil Penelitian ... 57

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 82

BAB V PENUTUP ... 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Keterbatasan Penelitian ... 87

C. Saran ... 87


(18)

xv

Tabel 3.1 Jumlah Siswa ... 34

Tabel 3.2 Indikator Minat Belajar Siswa ... 36

Tabel 3.3 Indikator dan sebaran item minat belajar siswa ... 41

Tabel 3.4 Kisi-kisi item untuk mencari validitas item ... 43

Tabel 3.5 Tabel Indikator dan Sebaran Item Minat ... 45

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Item Setelah Uji Coba ... 47

Tabel 3.7 Klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas alat ukur ... 49

tabel 3.8 Hasil perhitungan koefisien reliabilitas uji coba ... 51

Tabel 3.9 Pengelompokan skor angket minat belajar ... 52

Tabel 3.10 Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi ... 55

Tabel 4.1 Klasifikasi skor minat belajar ... 58

Tabel 4.2 Data Skor Minat Belajar Siswa Sesuai Klasifikasi SDN Babarsari Kelas V ... 59

Tabel 4.3 Data prestasi belajar siswa SDN Babarsari kelas V ... 63

Tabel 4.4 Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa SDN Babarsari Kelas V ... 65

Tabel 4.5 Data prestasi siswa berdasarkan urutan kualifikasi... 65

Tabel 4.6 Tabel perbandingan minat belajar dan prestasi belajar ... 71

Tabel 4.7 Pembagian Subjek Tiap Kelompok ... 73

Tabel 4.8 Data nilai P beserta ordinat ... 76


(19)

xvi

Gambar 4.1 Diagram minat belajar siswa SDN Babarsari kelas V... 62 Gambar 4.2 Diagram prestasi belajar siswa SDN Babarsari kelas V ... 69


(20)

xvii

LAMPIRAN 1 Angket Uji Coba ... 93

LAMPIRAN 2 Tabel hasil uji coba angket (skor 4,3,2,1/1,2,3,4) ... 97

LAMPIRAN 3 Tabel hasil uji cobaangket (skor 1 dan 0) ... 100

LAMPIRAN 4 Tabelpenghitungan X dan Y ... 103

LAMPIRAN 5 TABEL INDIKATOR DAN SEBARAN ITEM MINAT ... 104

LAMPIRAN 6 HASIL ANALISIS UJI VALIDITAS MINAT BELAJAR (UJI COBA)... 105

LAMPIRAN 7 ANALISIS UJI RELIABILITAS UNTUK UJI COBA ... 107

LAMPIRAN 8 TABEL INDIKATOR DAN SEBARAN ITEM MINAT ... 109

LAMPIRAN 9 KISI-KISI ITEM SETELAH UJI COBA ... 110

LAMPIRAN 10 (Kuesioner penelitian) ... 111

LAMPIRAN 11 Rekapitulasi Nilai Raport Lima Bidang Studi... 114

LAMPIRAN 12 Tabel hasil penelitianskor 1,2,3,4 dan 4,3,2,1 ... 116

LAMPIRAN 13 Tabel hasil penelitianskor( 1dan 0) ... 118

LAMPIRAN 14 Tabel X dan Y penelitian ... 121

LAMPIRAN 15 TABEL HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI BABARSARI ... 122

LAMPIRAN 16 TABEL ORDINAT PADA KURVA NORMAL ... 123

LAMPIRAN 17 TABEL NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT DARI PEARSON ... 126


(21)

xviii

LAMPIRAN 20 SURAT KETERANGAN PENELITIAN ... 132 LAMPIRAN 21 DOKUMENTASI PENELITIAN ... 133


(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu poros penting kokohnya suatu negara. Pola pendidikan yang baik dan berkualitas akan menjadikan suatu negara bergerak maju secara fisik maupun non-fisik. Banyak pola pikir dan kemampuan individu terbentuk melalui proses pendidikan. Kemampuan untuk mengolah kata, kemampuan untuk mencipta serta banyak kemampuan lain yang senantiasa di dapatkan dari pendidikan. Tak pelak kita senantiasa berusaha mengejar pendidikan yang baik dan berkualitas. Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap orang rela berburu untuk memasuki sekolah yang favorit, banyak orang mengejar beasiswa untuk bisa sekolah di tempat yang favorit. Semua dilakukan demi mendapatkan pendidikan yang baik dan berkualitas. Berbagai pihak mulai dari orang tua sampai pemerintah berusaha untuk membentuk pendidikan yang berkualitas. Orang tua menyediakan les tambahan untuk putra-putrinya, sekolah meningkatkan kualitas pendidikan dengan penambahan sarana dan prasarana dan pemerintah dengan berbagai kebijakan tentang pendidikan. Semua itu dilakukan demi tercapainya pendidikan yang baik dan bermutu.

Namun dibalik itu semua, ada satu hal yang sangat sederhana namun menjadi dasar dalam belajar. Sederhana namun jika itu tidak ada maka pendidikan hanyalah persinggahan. Hal itu biasa kita sebut dengan minat.


(23)

Sesuatu yang abstrak namun jelas terlihat. Sesuatu yang pastinya bisa diukur walaupun kenyataannya hanyalah pribadi sendiri yang tahu.

Keberhasilan suatu pembelajaran akan ditunjang bagaimana kondisi yang mempengaruhinya. Kondisi itu bisa berasal dari siswa, guru ataupun lingkungan tempat belajar. Kesiapan setiap elemen dalam pembelajaran akan memberikan efek positif bagi proses belajar yang maksimal. Minat termasuk dalam kategori aspek psikologis dalam faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Aspek psikologis berkaitan erat dengan kondisi dari dalam siswa. Jika dibedakan secara jasmaniah dan rohaniah maka minat bisa disebut sebagai faktor rohaniah siswa.

Ada beberapa kecenderungan yang ditunjukkan oleh siswa dalam minat belajar. Kecenderungan tersebut mengindikasikan rendahnya minat belajar siswa. Dari beberapa kali pengalaman mengajar dan observasi terutama yang dilakukan peneliti di SDN Babarsari muncul gejala terhadap kecenderungan rendahnya minat belajar. Sering terjadinya suasana gaduh dikelas walaupun ada guru yang sedang mengajar, siswa cepat menyerah dalam mengerjakan tugas dikelas, siswa yang lebih senang bermain daripada belajar dan beberapa hal atau sikap lain yang ditunjukan siswa dan itu menunjukan kurang minat dalam belajar. Kurangnya kreatifitas guru dalam pembelajaran, siswa yang tidak dibiasakan untuk belajar dengan baik menjadi dasar rendahnya minat belajar siswa.

Minat sangat penting untuk diteliti bahkan semua guru wajib tahu tentang minat dan kaitannya dengan pembelajaran. Tentunya, dengan memahami apa


(24)

itu minat dan bagaimana harus membangkitkan minat untuk belajar maka guru akan mampu menyajikan pembelajaran yang berkualitas. minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Muhibbin, 2003 : 151). Artinya dengan kegairahan yang tinggi untuk belajar maka prestasi yang akan diraih akan lebih maksimal. Jika guru sudah menyadari akan hal ini maka perlu dibuat langkah-langkah untuk merancang pembelajaran baik seperti prinsip PAIKEM agar minat menjadi dasar dari maksimalnya hasil pembelajaran.

Prestasi siswa bisa dilihat dari lima bidang studi pokok yaitu Matematika, PKn, Bahasa Indonesia, IPS, dan IPA. Siswa bisa dikatakan memiliki prestasi belajar baik jika mendapatkan nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) bahkan hampir mendekati nilai sempurna. Dalam mencapai nilai maksimal maka siswa diwajibkan untuk belajar, jika tanpa belajar maka siswa tidak akan mendapat nilai yang maksimal.

Melalui penelitian ini peneliti ingin mencari tahu apakah minat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Ada ungkapan bahwa tanpa kita menyenangi sulit pula kita mendalami. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian berjudul “Hubungan Minat dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SDN Babarsari Tahun Ajaran 2011/2012” untuk membuktikan ada tidaknya korelasi antar keduanya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan itu maka dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu :


(25)

1. Bagaimana kondisi minat belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari tahun ajaran 2011/2012?

2. Bagaimana kondisi prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari tahun ajaran 2011/2012?

3. Apakah ada hubungan yang positif dan siginifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012?

4. Seberapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012?

C. Batasan Masalah

Peneliti merumuskan beberapa batasan masalah , yaitu :

1. Minat merupakan keinginan mendasar seseorang untuk melakukan sesuatu. Minat juga bisa diartikan sebagai ketertarikan terhadap sesuatu sehingga sesorang akan mengerjakan atau menjalankannya dengan kerelaan.

2. Prestasi merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport (Poerwanto 1986:28). Prestasi dibatasi pada nilai lima bidang studi pokok di sekolah dasar yaitu; Matematika, IPA, IPS, PKn dan Bahasa Indonesia.

3. Batasan masalah ini kemudian menjadi dua variabel yang digunakan sebagai langkah penghitungan. Variabel bebas yaitu minat belajar dan variabel terikat adalah prestasi belajar.


(26)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat di rumuskan beberapa tujuan penelitian yaitu :

1. Mengetahui kondisi minat belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari tahun ajaran 2011/2012.

2. Mengetahui kondisi prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari tahun ajaran 2011/2012

3. Mengetahui hubungan antara minat dan prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari tahun ajaran 2011/2012.

4. Mengetahui seberapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Babarsari tahun ajaran 2011/2012.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapankan memberi manfaat yaitu : 1. Bagi Guru

Agar guru mengetahui startegi belajar yang mampu menumbuhkan minat belajar siswa.

2. Bagi Siswa

Agar siswa mampu terdorong sehingga memiliki minat untuk menumbuhkan prestasi yang baik.

3. Bagi Penulis

Agar penulis sebagai calon guru mampu menyajikan pembelajaran yang baik demi prestasi belajar siswa.


(27)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Minat Belajar

1. Pengertian minat belajar

Menurut Slameto (2010: 180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Hilgard (seperti dikutip dalam Slameto, 2010: 57) memberi

rumusan tentang minat adalah sebagai berikut “Interest is persisting tendency to pay attention to enjoy some activity or content”. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.

Winkel (1987) menjelaskan pengertian minat sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Minat momentan ialah perasaan tertarik pada suatu topik yang sedang di bahas atau di pelajari; untuk itu kerap

digunakan istilah “perhatian”. Namun, perhatian dalam arti “minat momentan”, perlu dibedakan dari perhatian dalam arti “konsentrasi”,


(28)

sebagaimana dijelaskan di atas. Antara minat dan berperasaan senang terhadap hubungan timbal-balik, sehingga tidak mengherankan kalu siswa yang berperasaan tidak senang, juga akan kurang berminat, dan sebaliknya.

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Muhibbin, 2003 : 151).

2. Metode Pengukuran Minat

a. Observasi

Nasution (seperti dikutip dalam Sugiyono, 2010: 310) mendefinisikan observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Marshall (seperti dikutip dalam Sugiyono, 2010: 310)

menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn abaout behavior and meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.

Sanafiah Faisal (seperti dikutip dalam Sugiyono, 2010: 310) mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation and covert


(29)

observation) dan observasi tak berstruktur (unstructured observation).

b. Wawancara

Esterberg (seperti dikutip dalam Sugiyono, 2010: 317-321) mendefinisikan interview sebagai berikut ini “a meeting of two persons to exchange information and idea through qustion and responses, resluting in communication and joint construction

of meaning about particular topic”. Wawancara adalah

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide malalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Macam-macam interview/wawancara : 1) Wawancara terstruktur

2) Wawancara semiterstruktur 3) Wawancara tak berstruktur

c. Kuesioner

Kuesioner merupakan salah satu alat pengumpulan data yang berasal dari soal-soal berkaitan dengan topik penelitian. Soal-soal bisa dijawab dengan jawaban ya/tidak, atau melingkari nomer-nomer sesuai pdengan tingkat kebenarannya.


(30)

d. Inventori

Inventori bisa juga diartikan dengan arsip atau data yang dimiliki diri sendiri. Data-data ini sedapat mungkin akan menunjukkan kebenaran dari seseorang. Inventori lebih bersifat pendukung dari data-data yang berasal dari wawancara, observasi dan kuesioner.

3. Faktor-faktor yang Mendasari Timbulnya Minat

Crow (seperti dikutip dalam Wulandari, 2011: 17) merumuskan tiga faktor yang mendasari timbulnya minat, antara lain :

a. Faktor dorongan dari dalam (internal): merupakan faktor dari dalam yang mendorong suatu aktifitas. Dapat dijelaskan dengan adanya dorongan makan yang menimbulkan minat untuk mencari makanan, dorongan ingin tahu akan membangkitkan minat untuk mengadakan penelitian, dan sebagainya.

b. Faktor motif sosial: dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas untuk memenuhi kebutuhan diterima dan diakui oleh lingkungan sosial. Misalnya minat untuk belajar matematika muncul karena adanya keinginan memperoleh penghargaan dari orang tua.


(31)

c. Faktor emosional: minat erat kaitannya dengan perasaan dan smosi. Biasanya kesuksesan dalam suatu kegiatan memunculkan perasaan senang, dan mendorong atau menimbulkan minat didalamnya sedangkan kegagalan menyebabkan hilangnya minat.

4. Ciri-ciri Siswa Berminat dalam Belajar

Menurut Hurlock (1978) ciri-ciri anak yang berminat antara lain:

a. Menujukkan kesiapan dalam menerima pelajaran / materi b. Menunjukan ekspresi senang dalam belajar

c. Menunjukan sikap tertarikan pada sesuatu hal yang disukai

5. Pentingnya minat

Menurut Hurlock ( 1978 ) minat memiliki peranan yang penting dalam kehidupan seseorang terutama bagi anak dalam masa perkembangan. Peranan tersebut antara lain:

a. Minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar. b. Minat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi anak.

Ketika anak mulai berpikir tentang masa yang akan datang dan banyak kegiatan yang pada akhirnya menunjang hal itu maka anak akan semakin berminat dalam menjalankannya.

c. Minat menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni seseorang.


(32)

6. Membangkitkan Minat Belajar Siswa

Menurut Slameto ( 2010 ) yang disimpulkan dari pendapat beberapa ahli mengenai cara paling efektif untuk membangkitkan minat siswa pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Misalnya siswa menaruh minat pada olah raga balap mobil. Sebelum mengajarkan percepatan gerak, pengajar dapat menarik perhatian siswa dengan menceritakan sedikit mengenai balap mobil yang baru saja berlangsung, kemudian sedikit demi sedikit diarahkan ke materi pelajaran yang sesungguhnya.

Tanner dan Tanner (seperti dikutip dalam Slameto, 2010) memberikan pendapat bahwa disamping memanfaatkan minat yang telah ada, para pengajar juga dapat berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Hal ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang.

Rooijakkers (seperti dikutip dalam Slameto, 2010) berpendapat bahwa membangkitkan minat siswa dapat dicapai dengan cara menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa. Misalnya, siswa


(33)

akan menaruh perhatian pada pelajaran tentang gaya berat, bila hal itu dikaitkan dengan peritiwa mendaratnya manusia pertama di bulan.

7. Indikator Minat Belajar

Minat belajar memiliki beberapa indikator yang bisa digunakan apakah seorang peserta didik sungguh-sungguh memiliki minat untuk belajar. Penulis menyimpulkan beberapa indikator minat belajar berdasarkan teori yang telah dikemukakan diatas. Indikator ini juga mengacu pada indikator yang digunakan oleh Nindya Ayu Wulandari dalam skripsi berjudul Hubungan Minat Belajar dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011, Indikator tersebut antara lain :

a. Menunjukan minat terhadap pelajaran. Sikap siswa yang secara positif berminat dalam pelajaran akan senantiasa menyiapkan pelajaran pada malam sebelumnya, berada dikelas sebelum pelajaran dimulai, belajar dengan kesungguhan hati tanpa ada paksaaan dan senang dalam mengikuti setetiap pelajaran. Terkadang siswa memiliki beberapa kecenderungan negatif. Mereka lebih suka bermain saat pelajaran, mereka lebih asik berbicara daripada mendengarkan guru yang sedang menjelaskan dan mereka acuh terhadap setiap kegiatan yang terjadi dikelas.


(34)

b. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajari lagi. Siswa yang berminat untuk belajar akan selalu mengulangi pelajaran dirumah. Waktu luang tidak sepenuhnya digunakan untuk bermain amun juga digunakan untuk belajar. Dari beberapa pengulangan itu maka siswa akan ingat pada setiap pelajaran. Minat yang negative sering kali ditunjukan dengan enggan mengulang pelajaran dirumah dan belajar hanya saat akan menghadapi ulangan.

c. Tekun menghadapi tugas. Dunia belajar tidak terpisahkan dengan adanya tugas baik tugas yang dikerjakan dirumah maupun tugas yang dikerjakan di sekolah. Minat positif ditunjukan dengan mengerjakan pekerjaan rumah dengan semangat sesulit apapun dan senantiasa mengerjakan tugas dari guru. Namun terjadi juga siswa yang yang kurang berminat dalam belajar. Mereka cenderung mengabaikan pekerjaan rumah bahkan tidak pernah mengerjakan tugas yang diberikan guru.

d. Ulet menghadapi kesulitan belajar. Siswa yang ulet akan berusaha menyelesaikan setipa tugas dari guru dan jika ada tugas yang sulit senantiasa ditanyakan baik itu kepada teman atau guru. Namun siswa yang kurang tekun akan mudah putus asa jika mengalami kesulitan dalam tugas. Mereka tidak


(35)

berusaha bertanya terhadap setiap kesulitan yang dihadapi. Kecenderungan ini membuat siswa enggan untuk berusaha dan berpikir keras pada setiap tugas.

e. Perasaan hati setelah belajar. Rasa puas, rasa senang setelah mengikuti pelajaran dikelas akan ditunjukan oleh siswa yang berminat dalam belajar. Namun siswa yang kurang berminat akan bosan setelah pelajaran berakhir.

f. Senang menghadapi kesulitan. Belajar dengan minat yang baik akan dikuti oleh motif atau keinginan kuat dari siswa. Dalam beberapa hal siswa akan terpacu untuk belajar demi masa depan, siswa akan belajar dengan rajin demi nilai yang memuaskan, dan siswa akan menjadi tertantang untuk mengerjakan soal tau tugas dari guru. Namun jika siswa belum merasa memiliki minat dan motif yang kuat untuk belajar mereka akan cenderung tidak tertarik pada soal yang sukar dan mereka enggan mengerjakan soal yang sama seklai belum dijelaskan oleh guru.

g. Mempunyai antusias yang tinggi dalam belajar di kelas. Antusias yang tinggi senantiasa ditunjukkan dengan aktif mengajukan pertanyaan, aktif meminta soal tambahan demi kemajuan belajar. Kurangnya antusias dalam belajar akan ditunjukan dengan hanya mengerjakan hal-hal yang mereka


(36)

senangi daripada mengerjakan soal yang diberikan guru. Bagi mereka belajar merupakan suatu hal yang tidak menyenangkan dan cenderung membosankan. Siswa yang kurang berminat akan sangat senang sekali jika pelajaran kosong dan mereka akan lebih banyak diam dan pasif saat berada di kelas.

h. Senang berdiskusi dengan teman dalam mempelajari mata pelajaran. Hal yang positif akan ditunjukan siswa dengan mendiskusikan setiap kesulitan denag teman dan mereka menyenangi kegiatan diskusi baik di dalam atau di luar kelas. Namun siswa yang kurang berminat dalam belajar akan membicarakan topic yang lain saat diskusi sedang berlangsung dan bagi mereka diskusi merupakan hal yang tidak perlu. i. Keinginan untuk maju dan mencapai keberhasilan. Siswa yang

berminat positif dalam belajar akan berusaha memperoleh nilai yang baik untuk semua pelajaran. Mereka akan mengikuti pelajaran tambahan yang dilaksanakan diluar jam sekolah. Bagi siswa yang kurang berminat dalam belajar akan jarang belajar dirumah dan merasa malas untuk mengikuti pelajaran tambahan.

j. Orientasi pada masa depan, kegiatan belajar sebagai jalan menuju kreatifitas dan cita-cita. Siswa yang berminat untuk belajar akan menyadari pentingnya belajar dan bersekolah.


(37)

Siswa yang berminat akan tumbuh sebagai pribadi yang kreatif. Namun bagi siswa yang kurang berminat akan menganggap belajar tidak menunjang cita-cita dan mereka tidak suka mengerjakan hal-hal baru yang sebenarnya itu bermanfaat bagi perkembangan belajar.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Menurut Dakir (1967: 194) pengertian belajar adalah adanya

“perubahan” yang menuju ke yang lebih maju, dan perubahan-perubahan itu didapatkan karena adanya latihan-latihan yang disengaja. Sebab hasil belajar bukannya diketemukan secara kebetulan saja.

Menurut pendapat aliran Skolastik (seperti dikutip dalam Winkel, 1987: 260-270) belajar itu hakekatnya ialah mengulang-ulang bahan yang harus dipelajari. Melalui pengmengulang-ulangan itu maka bahan pelajaran akan makin diingat ( dikuasai ). Jadi, menurut aliran Skolastik inti belajar itu adalah ulangan.

Winkel (1987: 36) menyatakan belajar pada manusia boleh dirumuskan sebagai suatu aktifitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan


(38)

dan sikap-nilai. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.

Menurut Hilgard (seperti dikutip dalam Mulyati, 2005: 2-3) belajar berarti pembentukan atau shaping tingkah laku individual melalui kontak dengan lingkungan. Morgan (seperti yang dikutip dalam Mulyati, 2005: 188-194) menyatakan kesamaan pendapat para ahli psikologi bahwa belajar, yang merupakan proses mental dalam memahami tingkah laku manusia, menyangkut beberapa faktor, yaitu asosiasi, motivasi, variabilitas, kebiasaan, kepekaan, pencetakan (imprinting), dan hambatan.

Skinner (seperti dikutip dalam Ali Imron, 1996: 5) belajar adalah suatu kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan. Belajar tidaknya seseorang bergantung kepada faktor-faktor kondisional yang diberikan oleh lingkungan. Oleh karena itu teori ini disebut juga dengan teori conditioning.

Oemar Hamalik ( 2001: 27 ) menyatakan bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Oemar Hamalik ( 2001: 29 ) menyatakan bahwa belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan.


(39)

2. Pengertian Prestasi Belajar

Wingkel ( 1987: 294 ) menerangkan bahwa prestasi diperoleh pada akhir proses belajar. Prestasi belajar membuktikan bahwa hasil belajar sudah diperoleh atau tujuan instruksionalnya sudah tercapai. 3. Prinsip-prinsip Belajar:

Dimyati (2006) mengungkapkan tentang tujuh prinsip-prinsip belajar.

a. Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan. Motivasi mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Minat terhadap suatu bidang timbul cenderung karena motivasi yang datang baik dari dalam atau dari luar.

b. Keaktifan

Belajar akan terjadi jika ada keaktifan yang muncul dari siswa. Keaktifan bisa dibedakan menjadi dua hal, yaitu keaktifan fisik dan non-fisik. Keaktifan fisik lebih pada gerak, tingkah laku, dan motorik tubuh, misalnya aktif berjalan, aktif bekerja. Sedangkan keaktifan non-fisik lebih cenderung datang dari otak atau pikiran. Bisa dicontohkan siswa aktif berpikir menemukan


(40)

jawaban dari soal diskusi kasus. Keaktifan non-fisik atau psikis lebih sulit diukur atau diamati daripada keaktifan fisik.

c. Keterlibatan langsung atau bepengalaman

Dalam belajar, keterlibatan siswa secara langsung akan menumbuhkan pengalaman yang berdampak positif bagi siswa. Dengan pengalaman, maka siswa lebih banyak mengalami secara langsung sehingga ketelibatan emosi dan fisik bisa mendukung dalam proses perolehan pengetahun, proses mempelajari suatu materi, proses memahami suatu masalah dan lain sebagainya.

d. Pengulangan

Prinsip dari Dimyati sejalan dengan pendapat dari golongan skolastik dimana mereka menyampaikan bahwa belajar itu hakekatnya ialah mengulang-ulang bahan yang harus dipelajari. Dengan diulang-ulang itu maka bahan pelajaran akan makin di ingat ( dikuasai ). Dalam kaitan ini pula ahli psikologi juga menyatakan pendapat yang sama mengenai perlunya pengulangan. Ada tiga teori yang menyampaikan tentang pentingnya pengulangan yaitu, Psikologi Daya, Psikologi Asosiasi, Psikologi Conditioning.

Psikologi daya mengungkapkan “belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkayal, merasakan,


(41)

berpikir, dan sebagainya. Kita bisa menganalogikan dengan pisau yang diasah terus menerus maka akan semakin tajam, begitu juga air yang jatuh pada pada batu secara terus menerus maka akan timbul cekungan bahkan lobang di batu tersebut. Pada psikologi asosiasi dan psikologi conditioning juga dipaparkan beberapa hal yang sama berkaitan dengan pengulangan.

e. Tantangan

Tantangan berbeda dengan kendala, tantangan merupakan masalah yang harus dipecahkan. Jika masalah tidak di pecahkan maka baru kita menyebutnya dengan kendala. Dengan adanya tantangan maka akan muncul gairah untuk menyelesaikan suatu masalah. Kita bisa mendengar bagaimana seorang siswa tertantang mengerjakan soal matematika yang dianggap oleh teman-temannya sulit.

f. Balikan dan Penguatan

Siswa akan merasa senang jika hasil belajarnya mendapat apresisi yang baik. Jika siswa mendapat nilai tinggi maka dia akan merasa sangat senang dan puas dalam belajar. Penguatan juga sangat perlu dilakukan, jika kita mampu menguatkan siswa secara positif maka siswa akan mendapat rangsangan yang baik untuk senantiasa berpikir bahwa dirinya bisa.


(42)

g. Perbedaan Individual

Perbedaan individual sangat mungkin dialami bahkan pasti. Seorang pribadi pasti berbeda dengan pribadi yang lain, bahkan anak kembarpun tetap memiliki perbedaan. Masalahnya apakah perbedaan itu signifikan.

Menurut Mursell (seperti dikutip dalam Dakir 1967: 195) menyatakan bahwa prinsip-prinsip belajar adalah :

1) Belajar itu selalu mulai dengan suatu problem dan berlangsung sebagai usaha untuk memecahkan masalah 2) Proses belajar selalu merupakan suatu usaha untuk

memecahkan masalah yang sungguh-sungguh, dengan menangkap atau memahami hubungan antara bagian-bagian problem itu.

4. Tujuan Belajar

Syaiful dan Aswan (2010) menjabarkan tujuan dalam pendidikan dan pengajaran adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif. Paling tidak ada empat alasan mengapa tujuan belajar ini perlu dirumuskan oleh pembelajar : pertama, agar ia mempunyai target tertentu setelah mempelajari sesuatu. Kedua, agar ia mempunyai arah dalam berkreatifitas belajar. Ketiga, agar ia dapat menilai seberapa target belajar telah ia capai atau belum. Keempat, agar waktu dan tenaganya tidak tersita untuk kegiatan selain belajar.


(43)

Tujuan belajar menurut Ali Imron ( 1996 ) adalah :

a. Tujuan belajar dikaitkan dengan perubahan tingkah laku, salah satu ciri belajar pada diri seseorang adalah terdapatnya perubahan tingkah laku pada dirinya. Adanya perubahan tingkah laku ini menjadikan seorang pembelajar berubah dari kondisi ke kondisi tertentu.

b. Tujuan belajar dan pembentukan pemahaman, nilai dan sikap, serta ketrampilan-ketrampilan personal-sosial, kognitif dan instrumental.

5. Aktivitas Belajar

Menurut beberapa ahli, jenis-jenis belajar telah di rumuskan dalam beberapa cakupan.

A. De Block ( Seperti dikutip dalam Winkel 1987 ) menyampaikan tentang sistematika belajar :

a. Bentuk-bentuk belajar menurut fungsi psikis

1) Belajar dinamik: ciri khasnya terletak dalam belajar menghendaki sesuatu yang wajar, sehingga orang tidak menyerah pada sembarang menghendaki dan juga tidak menghendaki sembarangan hal. Berkehendak itu bukan

sekedar keinginan saja, dalam arti “semoga dapat tercapai”,

melainkan berdaya upaya nyata untuk mencapai apa yang dikehendaki berdasarkan penghayatan kebutuhan.


(44)

2) Belajar afektif : ciri khasnya terletak dalam belajar menghayati nilai dari obyek-obyek yang dihadapi melalui alam perasaan, entah obyek itu berupa orang, benda atau kejadian/peristiwa; ciri yang lain terletak dalam belajar mengungapkan perasaan dalam bentuk ekspresi yang wajar. Fungsi dinamik dan afektif berkaitan satu sama lain, karena setiap kehendak dan kemauan disertai perasaan dan setiap perasaan mengandung dorongan untuk berkehendak dan bekemauan.

3) Belajar kognitif : ciri khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili obyek-obyek yang di hadapi, entah obyek itu orang, benda atau kejadian/peristiwa. Aktifitas kognitif yang menonjol yaitu mengingat dan berpikir. Mengingat adalah suatu aktifitas kognitif, dimana orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa yang lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh di masa lampau. Berpikir merupakan aktifitas mental dimana manusia berhadapan dengan obyek-obyek yang diwakili dalam kesadaran. Jadi, orang tidak langsung menghadapi objek secara fisik seperti terjadi dalam mengamati sesuatu bila melihat, mendengar atau meraba-raba. Dalam berpikir,


(45)

objek hadir dalam bentuk suatu representasi. Bentuk-bentuk representasi yang paling pokok adalah tanggapan, pengertian atau konsep, dan lambang verbal.

4) Belajar sensi-motorik : ciri khasnya terletak dalam belajar menghadapi dan menangani objek-objek secara fisik, termasuk kejasmanian manusia sendiri. Misalnya, menggerakan anggota-anggota badan secara naik tangga atau berenang, memegang alat sambil menulis dan melukis, memindahkan jari-jari tangan dan memberikan tekanan pada tombol-tombol mesin bila mengetik, menguasai dan mengatur lajunya sebuah kendaraan dengan mempergunakan gerakan lengan dan kaki, memberikan makan kepada dirinya sendiri sambil mengambil bahan makanan dan memindahkannnya ke mulut dengan menggunakan alat-alat makan.

b. Bentuk-bentuk belajar menurut materi yang dipelajari oleh siswa:

1) Belajar teoritis : belajar ini bertujuan menempatkan semua data dan fakta (pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat dipahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah.


(46)

2) Belajar teknis : bentuk belajar ini mengembangkan ketrampilan-ketrampilan, dalam menangani dan memegang benda-benda serta menyusun bagian-bagian materi menjadi suatu keseluruhan, misalnya belajar mengetik dan membuat suatu mesin tik.

c. Bentuk-bentuk belajar yang tidak sebegitu disadari : 1) Belajar insidental

2) Belajar dengan mencoba-coba 3) Belajar dengan tersembunyi

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Slameto (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

a. Faktor –faktor Intern : 1) Faktor Jasmaniah

a) Faktor Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan sesorang berpengaruh terhadap belajarnya. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang


(47)

bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah.

b) Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Cact itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki dan patah tangan, lumpuh, dan lain-lain. Keadaan cact juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cact belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatanya itu.

2) Faktor Psikologis

a) Intelegensi

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Walaupun begitu siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensi hanya salah satu faktor di antara faktor yang lain.


(48)

b)Perhatian

Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi belajar.

c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.

d)Bakat

Bakat atau aptitude menurut Hilgrad adalah : “the capacity to learn”. Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.


(49)

e) Motif

Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorongnya.

f)Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Misalnya kaki sudah siap berjalan, tangan dan jari-jarinya sudah siap menulis, dengan otaknya sudah siap untuk berpikir abstrak dan lain-lain.

g) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.

3) Faktor Kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani dapat dilihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan utnuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat denga kelesuan dan kebosanan,


(50)

sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

b. Faktor-faktor Ekstern

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Berikut akan dijelaskan oleh penulis berupa point-point yang penting.

1) Faktor Keluarga

Cara orang tua mendidik, Relasi antar anggota keluarga, Suasana rumah, Keadaan ekonomi keluarga, Pengertian orang tua, Latar belakang kebudayaan

2) Faktor sekolah

Metode mengajar, Kurikulum, Relasi guru dengan siswa, Relasi siswa dengan siswa, Disiplin sekolah, Alat pelajarn, Waktu sekolah, Standar pelajaran di atas ukuran, Keadaan gedung, Metode belajar, Tugas rumah

3) Faktor masyarakat

Kegiatan siswa dalam masyarakat, Mass media, Teman bergaul, Bentuk kehidupan masyarakat

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar akan dibedakan ke dalam dua hal yakni faktor yang berasal dari luar diri dan faktor yang berasal dari dalam diri (Winkel, 1987: 249).


(51)

1) Faktor yang berasal dari dalam antara lain :

Faktor non sosial dalam belajar : lebih berkaitan pada lingkungan sekitar, misalnya ; cuaca, suhu udara, waktu ( pagi, siang, sore), tempat ( dataran rendah, dataran tinggi). Namun, bisa juga berasal dari sarana yang di pakai misalnya alat menulis, alat peraga, buku-buku.

2) Faktor-faktor sosial dalam belajar

Winkel (1987: 250) mengungkapkan faktor-faktor sosial di sini adalah faktor manusia ( sesama manusia), baik manusia itu ada ( hadir ) maupun kehadirannya tidak dapat di simpulkan atau tidak langsung hadir. Faktor ini lebih di maksudkan sebagai hal-hal di luar yang tidak berkaitan dengan proses belajar. Misalnya keadaan di luar kelas yang gaduh, dekatnya sekolah atau kelas dengan pasar atau bisa di kakatakan faktor lingkungan sosial.

7. Pengukuran Prestasi Belajar

Norman E. Gronlund (1977) dalam bukunya mengenai penyusunan test prestasi merumuskan beberapa prinsip dasar dalam pengukuran prestasi sebagai berikut.

a. Test prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan instruksional.


(52)

b. Test prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan dari hasil belajar dan materi yang dicakup oleh program instruksi atau pengajaran.

c. Test prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok guna mengukur hasil belajar yang diinginkan.

d. Test prestasi harus dirancang agar cocok dengan tujuan penggunaanya.

e. Test prestasi harus dibuat sereliabel mungkin dan kemudian harus ditafsirkan hasilnya dengan hati-hati

f. Test prestasi belajar harus digunakan untuk meningkatkan belajar para siswa

C. Penelitian yang relevan

Skripsi/penelitian yang disusun oleh Nindya Ayu Wulandari yang berjudul HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 4 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui apakah minat belajar berhubungan dengan pretasi belajar.

D. Hubungan Antara Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar

Banyak ahli telah mencoba merumuskan adanya hubungan antara minat dengan prestasi belajar. Secara logis pula kita dapat


(53)

berkata bahwa siswa yang berminat dalam belajar tentunya akan mendapat hasil yang baik dalam proses ataupun hasil. Menurut Muhibbin ( 2003: 151 ) dalam buku psikologi belajar hal “ ... minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang

studi tertentu”.

Sebagai contoh : Badu memiliki minat yang besar terhadap matematika dibandingkan teman-temannya yang lain, dia rajin belajar, mengerjakan soal dan sering bertanya jika saat sulit. Baginya matematika bukan sesuatu yang menakutkan tetapi menyenangkan karena dia bisa bermain dengan angka-angka. Hasil nilai matematikanya sungguh terlihat bahwa dia menonjol dibandingkan teman-temannya yang kurang berminat. Disinilah hubungan antara minat dan prestasi belajar.

E. Hipotesis

Berdasarkan data-data yang telah penulis sajikan maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Babarsari Tahun Ajaran 2011/2012.


(54)

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian inferensial kuantitatif. Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. ( Sugiyono 2008:29). Kuantitatif dimaksudkan untuk mengukur minat berkaitan dengan prestasi belajar. Deskriptif yang dimakud juga akan dikaitkan dengan hipotesis komparatif dengan membandingkan dua variabel X dan Y..

B. Variabel Penelitian

Varaiabel yang digunakan dibedakan menjadi dua yaitu, variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yang kemudian di sebut X yaitu untuk mengukur minat sedangkan, variabel terikat kemudian disebut Y yaitu mengukur prestasi belajar.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Babarsari pada tanggal 03 April 2012, dengan sampel siswa kelas VB yang berjumlah 32 orang. SD Negeri Babarsari beralamat di Jalan Kledokan No 23, Babarsari, Catur Tunggal, Depok, Sleman.


(55)

D. Subyek Penelitian

Subjek yang akan di teliti telah dinyatakan memenuhi syarat baik secara administrasi maupun ketetentuan yang lain. Populasi yang digunakan adalah seluruh siswa SD Negeri Babarsari Tahun Ajaran 2011/2012 dan sampel yang diambil adalah siswa kelas V A sebagai subyek uji coba penelitian dan sampel kelas VB sebagai subyek penelitian. Peneliti tidak menggunaka sistem acak/random sehingga keseluruhan dari siswa baik VA atau VB diikut sertakan dalam uji coba atau penelitian.

Tabel 3.1 Jumlah Siswa

Kelas Jumlah Siswa

V A 32

V B 32

Jumlah Siswa Seluruhnya 64

E. Instrumen Penelitian/Alat Ukur

1. Alat Pengumpulan Data

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner minat. Kisi-kisi yang digunakan untuk penyusunan angket atau kuesioner mengacu dari indikator yang disusun Nindya Ayu Wulandari dalam skripsinya yang berjudul Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Pada kuesionernya peneliti membuat beberapa perbedaan yang


(56)

disesuaikan dengan keadaan di SD tempat peneliti akan melakukan penelitian.

Peneliti mengacu pada indikator tersebut karena ada kesejalanan antara penelitian yang disusun oleh Nindya Ayu Wulandari dengan penelitian yang akan di lakukan oleh peneliti. Peneliti sendiri telah menyusun sebanyak 48 item yang terdiri dari 24 item positif dan 24 item negatif.

Cara pengisian angket adalah dengan melakukan checklist (√) atau tanda silang (x). Untuk angket uji coba bisa dilihat pada lampiran 1 halaman 93

Angket ini memuat pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan minat belajar / alternatif jawaban yang disediakan yaitu

“sangat setuju” (SS), „Setuju” (S), “Kurang Setuju” (KS), “Tidak Setuju” (TS). Setiap jawab tersebut memiliki nilai masing-masing.

a. Item-item positif dengan nilai/skornya : (1) Sangat Setuju (SS) : Skor 4 (2) Setuju (S) : Skor 3 (3) Kurang Setuju (KS) : Skor 2 (4) Tidak Setuju (TS) : Skor 1 b. Item-item negatif dengan nilai/skornya :

(1) Sangat Setuju (SS) : Skor 1 (2) Setuju (S) : Skor 2 (3) Kurang Setuju (KS) : Skor 3


(57)

(4) Tidak Setuju (TS) : Skor 4

Berikut ini akan disajikan indikator minat belajar siswa Tabel 3.2 Indikator Minat Belajar Siswa

INDIKATOR + (POSITIF) - ( NEGATIF)

Menunjukan minat terhadap pelajaran

 Saya selalu menyiapkan pelajaran pada malam

sebelumnya  Saya sudah berada

di kelas sebelum pelajaran di mulai  Saya tanpa

paksaan dari siapapun

 Belajar merupakan hal yang

menyenangkan

 Saya lebih suka bermain daripada belajar

 Saya asik berbicara dengan teman ketika guru sedang menjelaskan  Saya bermain

sendiri/dengan teman ketika guru sedang menjelaskan

Selalu mengingat pelajaran dan mempelajari lagi

 Saya selalu mengulang

pelajaran di rumah

 Saya enggan mengulang


(58)

 Waktu luang seringkali saya gunakan untuk belajar

 Saya mudah ingat tentang pelajaran

 Saya belajar hanya untuk menghadapi ulangan

Tekun menghadapi tugas  Saya mengerjakan PR dengan

semangat  Saya selalu

mengerjakan tugas dari guru

 Saya sering mengabaikan PR  Saya tidakk pernah

mengerjakan tugas dari guru

Ulet menghadapi kesulitan belajar

 Saya selalu berusaha menyelesaikan tugas dari guru  Ketika ada tugas

yang sulit saya senantiasa bertanya pada teman/guru

 Saya mudah putus asa jika ada tugas yang sulit

 Saya diam saja ketika ada tugas yang sulit  Saya enggan

berpikir keras untuk pelajaran yang sulit Perasaan hati setelah

belajar


(59)

setelah mengikuti pelajaran di kelas  Saya merasa

senang setelah mengikuti pelajaran

bosan setelah pelajaran berakhir  Saya merasa tidak

mendapat tambahan pengalaman setelah belajar

Senang menghadapi kesulitan

 Saya senantiasa terpacu untuk belajar demi masa depan

 Jika saya belajar dengan rajin, saya akan mendapat nilai yang memuaskan  Saya tertantang

untuk mengerjakan soal-soal atau tugas dari guru

 Saya tidak tertarik untuk mengerjakan soal yang sukar  Saya enggan

mengerjakan soal yang belum di jelaskan oleh guru

Mempunyai antusias yang tinggi dalam belajar di kelas

 Saya selalu aktif mengajukan pertanyaan

 Saya lebih suka mengerjakan hal-hal yang saya senangi


(60)

 Saya selalu aktif untuk meminta soal tambahan daripada mengerjakan soal dari gru

 Bagi saya belajar di kelas tidak

menyenangkan dan cenderung

membosankan  Saya merasa sangat

senang jika ada pelajaran kosong  Saya lebih suka

diam dan pasif selama belajar di kelas

Senang berdiskusi dengan teman dalam mempelajari mata pelajaran

 Jika ada kesulitan yang tidak mampu saya pecahkan sendiri, saya akan mendiskusikan dengan teman  Saya aktif dan senang dalam

 Jika ada tugas diskusi saya lebih senang

membicarakan topik yang lain

 Diskusi merupakan hal yang tidak perlu bagi saya


(61)

diskusi baik di kelas atau di luar kelas

Keinginan kuat untuk maju dan mencapai keberhasilan

 Saya berusaha untuk memperoleh nilai yang baik untuk setiap mata pelajaran

 Saya mengikuti pelajaran

tambahan atau les di luar sekolah

 Saya jarang belajar di rumah

 Saya merasa malas untuk mengikuti pelajaran tambahan

Orientasi pada masa depan, kegiatan belajar sebagai jalan menuju kreatifitas dan cita-cita

 Saya menyadari pentingnya belajar dan bersekolah  Saya berusaha

tumbuh sebagai siswa yang kreatif

 Bagi saya belajar tidak menunjang cita-cita di masa depan

 Saya tidak suka mengerjakan hal-hal baru yang

bermanfaat bagi perkembangan belajar


(62)

Berikut merupakan susunan Indikator dan sebaran item minat belajar siswa

Tabel 3.3 Indikator dan sebaran item minat belajar siswa

INDIKATOR + (POSITIF) -(NEGATIF) + - Total

Menunjukan minat terhadap pelajaran

1, 20, 21 35

2 19 38 4 3 7

Selalu mengingat pelajaran dan mempelajari lagi

4, 14, 37

13, 33 3 2 5

Tekun menghadapi tugas

11 ,29 3 ,9 2 2 4

Ulet

menghadapi kesulitan belajar

17, 32 42, 44, 46 2 3 5

Perasaan hati setelah belajar

5, 45 41 ,43 2 2 4


(63)

menghadapi kesulitan

34, 47

Mempunyai antusias yang tinggi dalam belajar di kelas

6 ,27 22 ,36, 39, 40 2 4 6

Senang berdiskusi dengan teman dalam

mempelajari mata pelajaran

23 ,26 7 ,24 2 2 4

Keinginan kuat untuk maju dan mencapai keberhasilan

12 ,28 18, 25 2 2 4

Orientasi pada masa depan, kegiatan belajar sebagai jalan menuju


(64)

kreatifitas dan cita-cita

Total Item 24 24 48

2. Uji Coba Instrumen

Sebelum angket ini digunakan untuk penelitian, maka angket di uji cobakan di SD Negeri Babarsari pada tanggal 22 Maret 2012

a. Uji Validitas : uji validitas merupakan langkah pengukuran yang bertujuan mengetahui sejauh mana alat ukur dinyatakan sahih atau tepat dan cermat. Validitas menunjuk pada sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Arief Furchan, 2004 : 293). Dibawah ini merupakan kisi-kisi yang akan digunakan untuk uji coba .

Tabel 3.4 Kisi-kisi item untuk mencari validitas item

INDIKATOR + - Total

Menunjukan minat terhadap pelajaran

4 3 7

Selalu mengingat pelajaran dan mempelajari lagi


(65)

Tekun menghadapi tugas

2 2 4

Ulet menghadapi kesulitan belajar

2 3 5

Perasaan hati setelah belajar

2 2 4

Senang menghadapi kesulitan

3 2 5

Mempunyai antusias yang tinggi dalam belajar di kelas

2 4 6

Senang berdiskusi dengan teman dalam mempelajari mata pelajaran

2 2 4

Keinginan kuat untuk maju dan mencapai keberhasilan

2 2 4

Orientasi pada masa depan, kegiatan belajar sebagai jalan menuju kreatifitas dan cita-cita

2 2 4


(66)

Angket tersebut kemudian diuji validitasnya denga rumus Product Moment dari Pearson. Rumusnya sebagai berikut :

� = � − � (� )

{� 2−( )²}{�� 2( )²}

rxy : koefisien korelasi

∑x : jumlah skor dalam sebaran x (skor butir)

∑y :jumlah skor dalam sebaran y (skor total)

∑xy : jumlah hasil kali skor x dan skor y berpasangan

∑x2

: jumlah skor yang dikuadratkandalam sebaran x

∑y2

: jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y N : banyaknya subjek

Pada signifikansi 5% dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 32, maka didapat r tabel sebesar 0,349. Sehingga data dengan nilai di bawah rtabel dinyatakan tidak valid sedangkan data dengan nilai lebih besar dari r tabel dinyatakan valid. Hasil validitas uji coba angket dapan dilihat pada lampiran 6 halaman 105 dan rtabel bisa dilihat pada lampiran 17 halaman 126 . Dari 48 angket yang di uji cobakan terdapat 32 item yang dinyatakan valid dan 16 item tidak valid. Berikut tabel indikator dan sebaran item minat setelah uji coba. Tabel ini dapat dilihat di lampiran 8 halaman 109.

Tabel 3.5 Tabel Indikator dan Sebaran Item Minat

INDIKATOR Nomer item

positif Nomer item negatif + _ Total


(67)

terhadap pelajaran Selalu mengingat pelajaran dan mempelajari lagi

4, 14, 37 13, 33 3 2 4

Tekun menghadapi tugas

11 1 - 1

Ulet menghadapi kesulitan belajar

17 42, 44, 1 2 3

Perasaan hati setelah belajar

45 43 1 1 2

Senang menghadapi kesulitan

16, 47 10, 2 1 3

Mempunyai antusias yang tinggi dalam belajar di kelas

6, 27 22, 36, 39, 40 2 4 6

Senang berdiskusi dengan teman dalam mempelajari mata pelajaran

23, 26 7, 2 1 3

Keinginan kuat untuk maju dan mencapai keberhasilan


(68)

Orientasi pada masa depan, kegiatan belajar sebagai jalan menuju kreatifitas dan cita-cita

15, 1 - 1

Total 16 16 32

Dari semua indikator yang diuji cobakan tidak ditemukan salah satu indikator yang keseluruhan itemnya tidak valid. Oleh karena itu peneliti tidak melakukan revisi indikator sebaran item minat dan menggunakan 32 item dari 10 indikator.

Setelah dilakukan pengujian validitas maka dapat dibuat kisi-kisi Item setelah uji coba. Berikut merupakan kisi-kisi item setelah uji coba.

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Item Setelah Uji Coba

NO INDIKATOR + _ Total

`1 Menunjukan minat terhadap pelajaran

2 3 5

2 Selalu mengingat pelajaran dan mempelajari lagi

3 2 4

3 Tekun menghadapi tugas 1 - 1


(69)

5 Perasaan hati setelah belajar 1 1 2

6 Senang menghadapi kesulitan 2 1 3

7 Mempunyai antusias yang tinggi dalam belajar di kelas

2 4 6

8 Senang berdiskusi dengan teman dalam mempelajari matap elajaran

2 1 3

9 Keinginan kuat untuk maju dan mencapai keberhasilan

1 2 3

10 Orientasi pada masa depan, kegiatan belajar sebagai jalan menuju

kreatifitas dan cita-cita

1 - 1

TOTAL 16 16 32

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata reliability yang berarti nyata. Reliabilitas mengacu pada sejauh mana suatu alat ukur secara ajeg atau konsisten mengukur apa saja yang di ukur ( Arief Fuchan 2004 : 293).

Dalam penelitian ini, reliabilitas di hitung dengan metode belah dua ( split-half method). Hasil dari suatu angket dibagi menjadi dua dengan ketentuan nomer gasal di pisah dengan


(70)

nomer genap. (Masidjo 1995 :218). metode belah dua paling tepat digunakan untuk data yang berjumlah genap. Untuk mengetahui tingkat koefisien korelasi reliabilitas suatu tes yaitu sebagai berikut (Masidjo, 1995 :218).

Tabel 3.7 klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas alat ukur

Koefisien korelasi Kualifikasi

± 0,91 ± 1,00 Sangat tinggi

± 0,71 ± 0,90 Tinggi

± 0,41 ± 0,70 Cukup

± 0,21 ± 0,40 Rendah

0 ± 0,20 Sangat rendah

Peneliti menentukan taraf reliabilitas dengan metode belah dua (split-half method). Metode ini dianggap lebih efisien karena dalam penentuan taraf reliabilitas suatu tes hanya mempergunakan satu tes untuk satu kali pengukuran. Metode ini sering disebut juga metode gasal genap. Hasil dari satu tes dibagi atau dibelah menjadi dua bagian, yakni bagian pertama yang berupa hasil atau skor yang berasal dari item-item bernomor gasal, dan bagian kedua berupa hasil atau skor yang berasal dari item-item bernomor genap


(71)

(Masidjo, 2010 : 218-232). Skor-skor pada bagian pertama dan bagian kedua ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) langkah pertama :

Menghitung koefisien korelasi Product-Moment dari Pearson dengan rumus angka kasar sebagai berikut :

rxy =

 

 } 2 ) ( 2 )}{ 2 ( 2 { ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N Keterangan :

rxy : koefisien korelasi

∑x : jumlah skor dalam sebaran x skor belahan genap

∑y :jumlah skor dalam sebaran y skor belahan ganjil

∑xy : jumlah hasil kali skor x dan skor y berpasangan

∑x2

: jumlah skor yang dikuadratkandalam sebaran x

∑y2

: jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y N : banyaknya subjek

2) langkah kedua

Hasil perhitungan yang menggunakan rumus Product Moment dari Pearson kemudian dihitung ulang dengan menggunakan rumus Spearman Brown. Rumus yang digunakan sebagai berikut :

rtt =

rgg rgg   1 2 Keterangan :

rtt = koefisien reliabilitas


(72)

tabel 3.8 hasil perhitungan koefisien reliabilitas uji coba Angket

Koefisien Reliabilitas

Uji Coba Keterangan

Minat belajar

0,88 TINGGI

Hasil uji coba ini menyatakan bahwa minat belajar sesuai dengan angket dari siswa SDN Babarsari kelas VA tinggi. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 107.

3. Waktu dan tempat Uji Coba Instrumen

Instrumen di uji cobakan di kelas VA SDN Babarsari pada hari Selasa, 27 Maret 2012.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data akan dilakukan secara langsung dilapangan dengan menyebar koesioner kepada siswa.

1. Angket/kuesioner

Kuesioner merupakan salah satu alat pengumpulan data yang berasal dari soal-soal berkaitan dengan topik penelitian. Soal-soal bisa dijawab dengan jawaban ya/tidak, atau melingkari nomer-nomer sesuai dengan tingkat kebenarannya.

Angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya ( Masidjo 2010 : 70)


(73)

Dokumentasi diperoleh dari data nilai rapor semester gasal siswa kelas V SD Negeri Babarsari. Nilai yang diambil berasal dari 5 bidang studi yaitu Matematika, IPA, IPS, PKn, dan Bahasa Indonesia.

Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data yang didapatkan secara langsung selain kuesioner. Dokumentasi sangat mendukung dalam proses pengumpulan data.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik serial dimana hasil penelitian akan diibedakan menjadi tiga yaitu : kategori minat belajar tinggi, minat belajar sedang dan minat belajar rendah. Sesuai yang dinyatakan diatas bahwa data di dapat dari lima bidang studi pokok di kelas 5.

Langkah-langkah untuk mencari korelasi serial yaitu : 1. Mendaftar nilai tiap kelompok

Membedakan kategori menjadi tiga tingkatan yaitu minat belajar rendah, sedang dan tinggi. Rentang pengelompokan skornya didapat dari nilai tertinggidikurangi nilai terendah dibagi dua/ :2

r t

R yaitu : Tabel 3.9 Pengelompokan skor angket minat belajar

Kelompok Siswa Interval Skor

Kelompok Minat Rendah 32-64


(74)

Kelompok Minat Rendah 98-130

2. Menghitung banyaknya subyek dalam setiap kelompok (nk)

Dalam penelitian ini terdapat tiga nk, yaitu nk kelompok tinggi, n k kelompok sedang, nk kelompok rendah.

3. menentukan proporsi individu dalam setiap kelompok P=

N nk

Ket :

P = Proporsi

k

n = banyaknya subjek dalm kelompok N = banyaknya subjek seluruhnya

4. Penghitungan mean (nilai rata-rata) tiap kelompok Rumus yang di gunakan

M

k

n X

M = Mean

ΣX = Jumlah Semua Skor

k


(75)

5. Menetukan ordinat, yaitu ordinat yang lebih tinggi dan ordinat yang lebih rendah.

6. Membuat tabel kerja

sTabel kerja dimudahkan untuk membuat korelasi serial 7. menghitung standar deviasi total

Rumus standar deviasi total ( Masidjo 2010 : 127)

Sdtot = 1 N

X2 (

X)2 N

Ket :

SDtot = standar deviasi total

N = Jumlah siswa

ΣX = Jumlah Semua Skor

Langkah selanjutnya ialah menghitung korelasi serial. Rumus untuk korelasi serial adalah sebagai berikut

 

   p SDtot M r t r t r ser 2 0 0 0 0 Ket : ser


(76)

r

0 = Ordinat yang lebih rendah

t

0 = ordinat yang lebih tinggi

M = Mean

SDtot = standar deviasi total

P = proporsi individu dalam golongan

Setelah korelasi serial kita hitung dengan rumus di atas maka kita bisa melakukan interpretasi data untuk mengetahui hubungan antar kedua variabel.

untuk pengklasifikasian digunakan pedoman interpretasi koefisien korelasi. ( Sugiyono, 2001 : 183)

Tabel 3.10 pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

± 0,00 - ± 0,199 Sangat rendah

± 0,20 - ± 0,399 Rendah

± 0,40 - ± 0,599 Sedang

± 0,60 - ±0,799 Kuat


(77)

kemudian untuk mengetahui seberapa besar sumbangan minat belajar dengan prestasi belajar siswa dirumuskan sebagai berikut ini :

KP =

r

ser2

100%

Ket :

KP = Koefisien penentu

ser

r = Koefisien Korelasi Serial


(78)

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Peneliti telah melakukan uji coba instrumen untuk mengetahui validitas dan realibilitas angket minat. Dari 48 soal yang diujikan maka diambil 32 soal yang dinyatakan valid dan reliabel berdasarkan perhitungan. Penelitian dilakukan dikelas yang berbeda yaitu kelas VB dengan jumlah siswa 32. Kuesioner penelitian bisa dilihat di lampiran 10 halaman 111. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 03 April 2012. Dokumentasi kegiatan dapat dilihat pada lampiran 21 halaman 133. Oleh peneliti diambil keseluruhan siswa kelas VB sebagai subjek penelitian dan keseluruhannya dihitung dalam perhitungan minat dan prestasi belajar.

Untuk data yang kedua peneliti meminta nilai raport semester ganjil kepada guru kelas. nilai raport ini yang nantinya akan turut menetukan hubungan antara minat dan prestasi. Nilai raport bisa disebut data untuk mengetahui prestasi siswa. Berikut ini akan disajikan hasil penelitian secara lebih mendetail.

1. Minat Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Babarsari

Seperti yang sudah disampaikan mengenai angket sebagai salah satu alat ukur, maka peneliti menggunakan angket sebagai alat ukur untuk mengetahui minat belajar siswa kelas V SDN Babarsari. Dari angket tersebut kemudian diolah


(79)

menjadi data nominal dimana masing-masing item yang dipilih siswa dinilai sesuai dengan pointnya. 1, 2, 3, dan 4 untuk pertanyaan negatif. 4, 3, 2, dan 1 untuk pertanyaan positif.

Ada kategori untuk mengelompokkan nilai minat siswa. untuk membagi ke dalam tiga tingkatan rentang maka digunakan rumus

3 Rideal Tideal

R 

Tideal ditentukan 128 sebagai skor tertinggi dari angket minat Rideal ditentukan 32 dari skor terendah dari angket minat

3 Rideal Tideal

R 

3 32 128 

R

3 92 

R

66 , 30 

R kemudian dibulatkan ke atas menjadi 31 Tabel 4.1 Klasifikasi skor minat belajar

No Skor Minat Belajar Kategori

1 32 – 63 Rendah

2 64 – 95 Sedang


(1)

TABEL NILAI-NILAI DALAM DISTRIBUSI t

One tail 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

Two tails 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

Df

1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884

2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712

3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453

4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318

5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343

6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763

7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529

8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079

9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681

10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370

11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470


(2)

One tail 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

Two tails 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

Df

13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198

14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739

15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283

16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615

17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577

18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048

19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940

20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181

21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715

22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499

23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496

24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678

25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019


(3)

One tail 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

Two tails 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

Df

27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103

28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816

29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624

30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518

31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490

32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531

33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634

34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793

35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005

36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262

37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563

38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903

39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279


(4)

(5)

(6)