Protein GH Rekombinan Pengujian Aktivitas GH Rekombinan pada Ikan

darah yang rendah, peningkatan sekresi androgen, arginin, T 3 T 4, dan CVPCNP. Faktor yang dapat menghambat GH diantaranya somatostatin, SRIF, serotonin, glutamate, norepinephrine konsentrasi hormon pertumbuhan dan insulin like growth factor 1 IGF-1 yang bersirkulasi, kandungan gula darah yang tinggi, glukokortikoid, estradiol. Kandungan GH dalam tubuh ikan berkisar antara 0,2- 111,2 ngml plasma darah Björnsson et al. 2000; Arnesen et al. 2003; Drennon et al. 2003; Wong et al. 2006; Nordgarden et al. 2005; Utomo 2010.

2.3. Protein GH Rekombinan

Metode pembuatan protein hormon pertumbuhan rekombinan rGH mengacu kepada metode teknologi DNA rekombinan atau kloning gen, tahapan kloning gen yang dilakukan yaitu: isolasi gen, dalam hal ini DNA yang mengkode hormon pertumbuhan GH, penyisipan gen ke dalam sistem vektor untuk membentuk vektor rekombinan, dan selanjutnya vektor rekombinan yang membawa sisipan gen GH tersebut diintroduksikan ke dalam sel inang bakteri. Dan kemudian di dalam sel inang GH rekombinan tersebut akan diekspresikan dan diperbanyak dengan cepat sesuai dengan kecepatan sel inang membelah diri. Beberapa penelitian telah berhasil mengisolasi dan memproduksi rGH dari beberapa jenis ikan di antaranya adalah pada ikan salmon Sekine et al. 1985; ikan flounder Jeh et al. 1998; orange-spotted grouper Li et al. 2005; ikan patin siam Poen 2009; ikan mas Utomo 2010; ikan kerapu kertang Lesmana 2010. Pada penelitian sebelumnya vektor kloning yang digunakan adalah pGEM-T Easy yang berukuran 3.015 bp. Plasmid pGEM-T Easy termasuk plasmid high copy number yang cocok untuk menyimpan gen insert dalam bakteri sebagai suatu inang. Vektor ekspresi yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah pCold DNA merupakan sistem vektor ekspresi dengan kejutan dingin yang berukuran 4.407 bp. pCold DNA dirancang untuk menghasilkan ekspresi protein secara efisien dengan menggunakan promoter yang berasal dari gen cspA. Promoter ini berasal dari E. coli, sebagian besar jenis E. coli dapat digunakan sebagai inang ekspresi Lesmana 2010; Utomo 2010.

2.4. Pengujian Aktivitas GH Rekombinan pada Ikan

Teknik pengujian aktivitas rGH dapat dilakukan dengan memberikan protein rGH yang telah diproduksi kepada ikan budidaya, metode yang digunakan untuk memberikan protein rGH untuk memacu pertumbuhan atau meningkatkan kinerja banyak aspek fisiologi tubuh dapat dilakukan dengan cara injeksi penyuntikan, imersi perendaman, dan secara oral pakan. Pemberian hormon pertumbuhan juga bisa diberikan dari ikan yang sama Moriyama Kawauchi 1990; Acosta et al. 2007; Moriyama et al. 1993; Utomo 2010 , ikan berbeda Tsai et al. 1997; Promdonkoy et al. 2004; Alimuddin et al. 2010 , bahkan organisme berbeda, misalnya: pada ikan ke udang Santiesteban et al. 2010, sapi ke ikan Haghighi et al. 2011; Silverstein et al. 2000; Leedom et al. 2002, dan manusia ke ikan Nayak et al. 2001. Masing-masing kasus memberikan efek yang berbeda terhadap pertambahan bobot ikan. Hormon yang diberikan juga berbeda tingkat kemurniannya murnipure dan kasarraw. Beberapa aplikasi pemberian rGH dengan metode dan jenis ikan yang berbeda yang pernah diuji dapat dilihat pada Tabel 4. Metode pemberian protein rGH melalui pakan buatan telah dilakukan di antaranya pada ikan flounder dengan frekuensi 1 kali seminggu selama 4 minggu Jeh et al. 1998. Pemberian rGH melalui pakan buatan merupakan metode yang praktis, karena tidak perlu menangani ikan satu per satu Jeh et al. 1998. Namun demikian, penggunaan pakan buatan terbatas pada benih ikan yang sudah memiliki sistem dan enzim pencernaan yang lengkap. Metode pemberian protein rGH melalui perendaman juga bisa dilakukan dengan merendam ikan pada larutan rGH dengan dosis 30 mgl selama 60 menit dengan interval 7 hari sekali, kemudian diukur pertumbuhannya, seperti yang dilakukan oleh Moriyama dan Kawauchi 2004. Metode ini cocok digunakan pada larva atau benih ikan yang masih memiliki permukaan tubuh yang bersifat semipermeabel. Metode ini juga aplikatif untuk produksi yang dilakukan pada skala masal. Metode lain yang juga bisa dilakukan adalah dengan injeksi atau menyuntikkan protein rGH ke dalam tubuh ikan. Metode injeksi seperti yang dilakukan oleh Promdonkoy et al. 2004 dengan menyuntikkan protein rGH ikan giant catfish ke benih ikan mas dengan dosis 0,1 dan 1 µg per 10 µl PBS per g bobot tubuh. Dengan metode injeksi dapat dipastikan bahwa protein rGH masuk ke tubuh melalui peredaran darah. Meskipun demikian, metode ini memiliki kekurangan karena sulit untuk diaplikasikan pada ikan yang berukuran kecil dan untuk skala yang masal karena perlu penanganan satu per satu. Tabel 4 Beberapa pengujian aktivitas hormon pertumbuhan rekombinan yang telah dilakukan pada ikan. Metode Asal GH Ikan Uji Grade Pertambahan Bobot Pustaka Perendaman ikan salmon ikan salmon raw 33,8 Moriyama Kawauchi 1990 manusia catla catla pure 64,7 Nayak et al. 2001 ikan grass carp ikan koki pure 44,8 Promdonkoy et al. 2004 ikan nila ikan nila pure 171 Acosta et al. 2007 ikan nila udang vanamei pure 42,4 Santiesteban et al. 2010 Oral ikan grass carp ikan koki pure 68 Promdonkoy et al. 2004 ikan yellowfin porgy black sea bream pure 63,6 Tsai et al. 1997 ikan salmon ikan salmon pure 28 Moriyama et al. 1993 sapi rainbow trout pure 9 Haghighi et al. 2011 Penyuntikan sapi channel catfish pure 9,58-51,2 Silverstein et al. 2000 sapi ikan nila pure 17,9 Leedom et al. 2002 ikan mas ikan mas raw 106,56 Utomo 2010 ikan gurami ikan nila raw 16,99 Alimuddin et al. 2010 ikan mas ikan nila raw 18,09 ikan kerapu kertang ikan nila raw 20,94

III. BAHAN DAN METODE