Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan Prioritas dan Sasaran Pembangunan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2013 II.98

2.3. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH

Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap expectation” antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat perencanaan sedang dibuat. Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal dan kelemahan yang tidak diatasi. Faktor-faktor yang menjadi peluang maupun yang menjadi faktor penghambat perlu ditelaah dan dianalisis lebih dalam. Tujuan dari perumusan permasalahan pembangunan daerah adalah untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilankegagalan kinerja pembangunan daerah dimasa lalu, khususnya yang berhubungan dengan kemampuan manajemen pemerintahan dalam memberdayakan kewenangan yang dimilikinya.

2.3.1. Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan Prioritas dan Sasaran Pembangunan

Daerah. Suatu permasalahan daerah dianggap memiliki nilai prioritas jika berhubungan dengan tujuan dan sasaran pembangunan khususnya program pembangunan daerah RPJMD dengan prioritas pembangunan daerah RKPD pada tahun rencana serta prioritas lain dari kebijakan nasionalprovinsi yang bersifat mandatory. Permasalahan pembangunan Kota Semarang yang akan dihadapi di Tahun 2013 yang berhubungan dengan sasaran pembangunan daerah sebagaimana Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kota Semarang adalah sebagai berikut: No Tujuan Sasaran Pembangunan RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2013 1. Mengembangkan pemerataan akses dan mutu pendidikan dasar 9 tahun dan rintisan wajar 12 tahun didukung oleh saranaprasarana yang memadai dan tenaga pendidikan yang profesional serta peningkatan tata kelola pendidikan yang berskala standar nasional, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada : 1. Kualitas sarana dan prasarana sekolah masih belum merata, kondisi fisik ruang kelas untuk kegiatan belajar terutama Sekolah-Sekolah di wilayah pengembangan masih memprihatinkan. 2. Masih dijumpai adanya siswa putus sekolah; 3. Adanya kesenjangan mutu dan pelayanan pendidikan diantara sekolah-sekolah. 4. Relevansi Pendidikan belum mengarah pada kebutuhan pasar kerja 5. Pencapaian wajardikdas 12 tahun. 2. Pengembangan pemerataan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perseorangan rujukan dengan rintisan pengembangan pelayanan berskala rumah sakit, pengembangan profesionalisme dan kompetensi tenaga kesehatan yang didukung dengan pesebaran sarana dan prasarana dan terwujudnya jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat. 1. Masih terdapat penderita DBD pada tahun 2011. 2. Kurangnya SDM Kesehatan serta distribusi yang tidak merata. 3. Menuju Semarang Sehat tahun 2013 4. Distribusi obat yang bermutu dan terjangkau; 5. Akses pelayanan kesehatan khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu sebagian tidak mengenai sasaran yang tepat 3. Pengembangan sistem pengendalian laju pertumbuhan dan persebarannya, fasilitasi Keluarga Berencana dan sistem administrasi kependudukan yang terintegrasi. 1. Urbanisasi sebagai dampak Kota semarang merupakan pusat perdagangan, pendidikan, jasa, pemerintah merupakan daya tarik penduduk 2. Penyelenggaraan SIAK belum optimal; 3. Belum optimalnya pelayanan administrasi kependudukan dan capil. Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2013 II.99 No Tujuan Sasaran Pembangunan RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2013 4. Angka TFR pada tahun 2011sebesar 2,04 TFR 5. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam ber KB 4. Fasilitasi pengembangan kesempatan kerja berusaha, kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja, serta kualitas tenaga kerja yang mampu bersaing di era global 1. Masih tingginya angka pengangguran meskipun dari tahun ke tahun terus terjadi penurunan 2. Rendahnya Kualitas SDM tenaga kerja sehingga berpengaruh pada daya saing tenaga kerja dari luar kota Semarang 3. Masih tingginya angka kecelakaan kerja dan jumlah perselisihan hubungan industrial PHIPHKUnjukrasa yang ada, meskipun jumlah perusahaan yang telah menerapkan K3 selalu menunjukkan peningkatan. 5. Pengembangan peran pemuda dan organisasi kepemudaan dalam mendukung sikap dan perilaku, kepeloporan, kemandirian, inovasi, dan kreativititas serta wawasan kebangsaan dan cinta tanah air guna meningkatkan partisipasi dalam pembangunan 1. Belum optimalnya peran serta pemuda dalam pembangunan fisik dan non fisik; 2. Menurunnya sikap pemuda dalam mendukung sikap dan perilaku, kepeloporan, kemandirian, inovasi, dan kreativititas, wawasan kebangsaan 6. Pengembangan pembudayaan olahraga masyarakat dan fasilitasi olahraga prestasi unggulan yang didukung sarana prasarana olahraga yang memadahi 1. Belum optimalnya prestasi olah raga dan budaya olahraga, dan masih terbatasnya sarana dan prasarana olahraga 7. Pengembangan pelayanan dan aksesbilitas perpustakaan berbasis teknologi informasi, optimalisasi minat baca masyarakat dan rintisan Perpustakaan berbasis IT 1. Meski secara data jumlah pengunjung perpustakaan meningkat, namun budaya baca masyarakat harus terus didukung melalui Gerakan Gemar Membaca GGM ataupun melalui akses yang lebih mudah webinternet. 8. Pengembangan dan pelestarian seni dan budaya tradisional, bangunan bersejarah serta benda cagar budaya dalam rangka memperkuat identitas dan jati diri masyarakat 1. Masih belum tingginya minat generasi muda terhadap seni dan budaya tradisional sehingga sulit untuk menghasilkan generasi penerus khususnya terhadap seni tradisi dan budaya local; 2. Belum optimalnya kepedulian masyarakat terhadap seni dan budaya; 3. Kurang lengkapnya fasilitas dan kualitas sarana dan prasarana di obyek wisata 9. Peningkatan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agamakepercayaan melalui pemeliharaan kerukunan hubungan antar dan inter umat beragama serta fasilitasi sarana prasarana peribadatan, 1. Menurunnya sikap dan perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan norma etika agama; 2. Pendidikan agama untuk anak-anak akan semakin diperlukan dan menjadi kebutuhan di masyarakat. 10. Pengembangan pemahaman politik untuk mewujudkan budaya politik 1. Masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam demokrasi politik Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2013 II.100 No Tujuan Sasaran Pembangunan RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2013 demokratis yang santun dan partisipasi politik yang didukung oleh infra dan supra struktur politik yang sehat 11. Pengembangan kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance yang didukung penerapan e-government menuju e-city, 1. Belum optimalnya keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan pengawasan serta pengendalian penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan; 2. Masih terbatasnya kemampuan masyarakat dalam penggunaan teknologi tepat guna 12. Pengembangan sumber-sumber pendapatan daerah yang potensial dan kreatif dengan tidak membebani rakyat 1. Meskipun mengalami kenaikan secara jumlah rupiah maupun prosentasenya terhadap APBD, potensi pendapatan asli daerah masih dapat ditingkatkan lagi melalui optimalisasi sumber- sumber pendapatan yang sudah ada atau melalui ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan yang lain; 2. Pelimpahan pengelolalan PBB dan BPHTB ke Pemerintah Kota Semarang kedepan akan menjadi potensi dan peluang bagi peningkatan pendapatan. Untuk itu diperlukan adanya SDM yang memadai untuk mendukung pelaksanaannya 13. Pengembangan budaya kerja aparatur yang profesional, bersih, beretika, dan berwibawa serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme dalam rangka tata kelola pemerintahan yang baik yang didukung oleh kelembagaan dan ketatalaksanaan serta Sistem Informasi Manajemen kepegawaian yang transparan dan akuntabel serta Pengembangan kerjasama daerah dengan berbagai pihak baik tingkat lokal, nasional maupun internasional 1. Keterbatasan kapasitas dan kuantitas PNS, distribusi pegawai yang tidak merata, serta jabatan struktural dan fungsional yang masih belum memadai. Hal ini terutama dirasakan di kelurahan dan kecamatan 14. Pengembangan sistem dan akses pelayanan publik melalui peningkatan kompetensi sesuai kewenangan pada bidang pelayanan dasar dan penunjang berbasis teknologi infomatika guna mewujudkan pelayanan prima. 1. Sebagai bagian dari akuntabilitas kepada publik, ketersediaan akses informasi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan masih dirasakan belum optimal. Untuk itu diperlukan adanya pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi yang dapat diakses oleh masyarakat, optimalisasi Pusat Informasi Pembangunan serta transparansi pelaporan keuangan daerah. 2. Kurangnya kemampuan SDM apratur dalam mewujudkan pelayanan kepada masyarakat; 15. Pengembangan upaya perlindungan masyarakat untuk menjaga dan 1. Kemajemukan masyarakat berpotensi terjadinya konflikunjuk rasagangguan keamanan dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2013 II.101 No Tujuan Sasaran Pembangunan RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2013 memelihara keamanan, ketertiban, persatuan, dan kesatuan serta kerukunan masyarakat dalam rangka mewujudkan terjaminnya keamanan dan ketertiban umum dan tegaknya hukum serta terselenggaranya perlindungan dan pengayoman terhadap masyarakat yang didukung oleh sarana prasarana keamanan dan ketertiban yang memadahi ketrtiban 2. Rendahnya kesadaran hukum masyarakat dalam mematuhi peraturan daerah keterlambatan mengajukan ijin; 3. Masih adanya daerah rawan pelanggaran relokasi PKL yg belum terselesaikan 16. Pengembangan komunikasi timbal balik antara pemerintah dan pemangku kepentingan yang mendorong terwujudnya masyarakat yang responsif terhadap informasi yang didukung oleh keterbukaan informasi publik yang bertanggungjawab 1. Diperlukan adanya pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi yang dapat diakses oleh masyarakat, optimalisasi Pusat Informasi Pembangunan serta transparansi pelaporan keuangan daerah; 2. Tuntutan masyarakat untuk keterbukaan publik dalam penyelenggaraan pemerintahan akan semakin besar UU no.14 ttg keterbukaan informasi publik; 3. Meningkatnya kebutuhan sarana dan prasarana pemerintahan dalam menunjang teknologi informasi; 4. Masih terbatasnya kemampuan masyarakat dalam penggunaan teknologi tepat guna; 5. Belum terkoordinasinya e-goverment dengan sempurna. 17. Mengembangkan peran koperasi dan UMKM serta lembaga keuangan mikro dalam pemenuhan kebutuhan pasar, serta pengembangan kewirausahaan dan pengembangan lokal untuk mendorong daya saing, 1. Rendahnya kualitas SDM yang tercemin dari masih rendahnya produktivitas dan pemanfaatan peluang usaha dan pasar 2. Keterbatasan akses sumberdaya produktif baik berupa akses permodalan, informasi dan pemasaran; 3. Kurangnya sarana dan prasarana usaha bagi KUMKM; 4. Rendahnya kualitas SDM yang tercemin dari masih rendahnya produktivitas dan pemanfaatan peluang usaha dan pasar. 18. Mengembangkan struktur perekonomian daerah melalui pengembangan investasi, potensi dan produk unggulan daerah yang berdaya saing serta mengembangkan BUMD dan aset-aset daerah untuk mendorong sektor riil dalam rangka memperluas kesempatan kerja 1. Dalam Pengembangan investasi kota masih sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian makro nasional; 2. Meski sudah dilakukan, namun promosi investasi masih perlu ditingkatkan jar. Komunikasi web 3. Masih rendahnya kualitas pengurusan perijinan di Kota Semarang yang ditandai dengan belum optimalnya integritas dan transparansi serta akuntabilitas pengurusan perijinan. Diperlukan adanya perbaikan tata kelola perijinan dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2013 II.102 No Tujuan Sasaran Pembangunan RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2013 peningkatan budaya aparatur 4. Belum optimalnya kinerja BUMD, sehingga belum memberikan kontribusi terhadap PAD. 19. Mengembangkan produktivitas pertanian yang berorientasi pada sistem agribisnis 1. Masih rendahnya kualitas SDM pertanian ditingkat pelaku utama, yang disebabkan lambatnya sistem alih regenerasi, sehingga diperlukan sosialisasi lebih intensif dalam hal menarik minat; 2. Masih belum optimalnya akses petani dan lembaga tani terhadap sumberdaya produktif, termasuk akses permodalan dan infrastruktur. 20. Mengembangkan produktivitas bahan pangan untuk menjaga ketersediaan bahan pangan dan meningkatkan ketahanan pangan 1. Masih adanya warga miskin yang belum mengkonsumsi pangan B2SA secara optimal; 2. Kapasitas produksi pangan yang semakin terbatas, dimana Kota Semarang bukan merupakan daerah produksi pangan melainkan pusat konsumen. 3. Kelembagaan pemasasaran hasil pangan belum mampu berperan dalam menstabilkan harga; 4. Perilaku konsumsi masyarakat terhadap pangan impor cenderung meningkat khususnya di perkotaan. 5. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang keamanan pangan yang dihasilkan oleh industri tumah tangga; 6. Masih banyak digunakan bahan tambahan pangan yang berbahaya dalam pengolahanpangan seperti pewarna tekstil, boraks, formalin dsb. 21. Mengembangkan kualitas pariwisata melalui pemanfaatan teknologi, kelembagaan, obyek wisata dan sarana prasarana pendukung 1. Kurang makasimalnya promosi pariwisata; 2. Kurang efektifnya koordinasi antar asosiasi pelaku pariwisata; 3. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kepariwisataan. 22. Mengembangkan Produktivitas kelautan dan perikanan yang berorientasi pada sistem agribisnis 1. Belum optimalnya fungsi UPTD PIH; 2. Berubahnya bentuk fisik pantai dan laut akibat adanya reklamasi, erosi dan sedimentasi pantai; 3. Terbatasnya infrastutur di wilayah pesisir dan belum lengkapnya dokumen pengelolaan wilayah pesisir; 4. Terbatasnya kapasitas usaha perikanan, mencakup permodalan, sarana prasarana produksi dan teknologi serta produktifitas; 5. Terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan pelaku usaha perikanan; 6. Menurunya lahan budidaya perikanan dan masih adanya pengoperasian alat tangkap yang tidak ramah lingkungan; Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2013 II.103 No Tujuan Sasaran Pembangunan RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2013 7. Peraturan Daerah Perikanan masih dlam proses pembahasan. 23. Rintisan pasar-pasar tradisional modern dan perlindungan bagi keberadaan pasar tradisional serta pengembangan perdagangan dalam negeri dan ekspor 1. Pengelolaan baik manajemen maupun operasional dari pasar-pasr modern yang telah dibangun; 2. Masih terdapat sarana perdagangan baik bangunan maupun lingkungan yang belum representatif. 3. Menjamurnya mini marketswalayan, memerlukan regulasi yang lebih tegas. 4. Pengoptimalan pendapatan pasar. 24. Mengembangkan kualitas produk sektor perindustrian melalui pemanfaatan teknologi, kelembagaan dan sarana prasarana pendukung 1. Masih belum optimalnya kualitas daya saing produk dan akses pasar baik regional maupun internasional; 2. Rendahnya kualitas SDM yang tercemin dari masih rendahnya produktivitas dan pemanfaatan peluang usaha dan pasar; 3. Masih kurangnya sarana dan prasarana usaha bagi KUMKM; 4. Keterbatasan akses sumberdaya produktif baik berupa akses permodalan, informasi dan pemasaran. 25. Meningkatkan penataan lahan kritis, penataan lahan bekas galian C dan penataan kawasan pantai dan pengembangan kegiatan perlindungan dan konservasi, rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumberdaya alam dan pengendalian polusi 1. Menurunnya muka tanah landsubsidance, 2. Rusaknya lingkungan bekas galian, 3. Tingginya bencana longsor 4. Menurunya debit sumber air baku 5. Tingginya tingkat sedimentasi sungai 6. Kejadian rob dan banjir 7. Antisiasi perubahan iklim 8. Masih adanya kasus pencemaran lingkungan, pada tahun 2010 sebanyak 37 kasus; jumlah industryperusahaan yang berpotensi menimbulkan pencemaran atau kerusakan lingkungan sebanyak 89 perushindustri. 26. Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pengelolaan sampah serta pengembangan kegiatan penanganan sampah 1. Daya tampung TPA Jatibang melebihi kapasitas, 2. Pelayanan persampahan baru 123 kelurahan dari seluruh wilayah Kota Semarang; 3. Pelayanan sampah terangkut baru 77 dari total sampah + 4.250 m 3 hari 4. Aksesbilitas ke TPA sulit 5. Kurngnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah 3R 27. Pengembangan kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau RTAHUN 1. Penanganan RTAHUN baru 51 2. Kebijakan yang belum mengarah kepada pembuatan lahan terbuka baru 3. Pergantian lahan untuk permukiman yang cukup tinggi 4. Terbatasnya anggaran untuk mengembangkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2013 II.104 No Tujuan Sasaran Pembangunan RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2013 taman atau ruang terbuka hijau 5. Kebijakan yang kurang tegas terkait dengan penyedian lahan terbuka hijau 20-40 dalam setiap pembangunan bangunanrumah 28. Perwujudan struktur tata ruang yang seimbang, peningkatan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang yang konsisten dengan rencana tata ruang yang ditetapkan 1. Alih fungsi lahan yang begitu cepat 2. Kurang konsistennya SKPD terkait dalam memahami rencana tata ruang wilayah RTRW Kota Semarang 2011-2030 3. Terbatasnya pengawasan pemanfaatan lahan dilapangan 29. Pengembangan pengelolaan manajemen pelayanan transportasi 1. Menurunnya pelayanan angkutan umum karena kurang nyaman dan rendahnya pelayanan angkutan umum 2. Masih banyaknya parkir on street yang berdampak pada penyempitan jalan sehingga menggangu kelancaran lalu lintas; 3. Belum optimalnya pengoperasioan BRT; 4. Rendahnya minat masyarakat untuk memanfaatkan BRT; 5. Kurangnya integrasi antar moda angkutan umum dan moda transportasi darat, laut dan udara; 30. Pengembangan manajemen pola pergerakan angkutan barang yang terintegrasi antar moda angkutan darat dan laut 1. Kurangnya konsep yang terintegrasi dalam penataan angkutan barang 2. Sarana dan prasaran yang kurang memadai untuk sistem integrasi antar moda 31. Pengembangan kelengkapan jalan street furniture 1. Penataan wajah kota yang sedang dalam proses 2. Terbatasnya penyediaan kelengkapan jalan untuk daerah pedalaman perbatasan 3. Pertumbuhan kendaraan yang tidak sebanding dengan prasana jalan 4. Menurunnya kualitas prasarana jalan, jalan kondisi baik sebesar 43,49. 5. Akses wilayah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah khususnya daerah pinggiranterisolir 32. Penyediaan perumahan yang layak huni bagi masyarakat dan masyarakat berpenghasilan rendah MBR dan fasilitas pendukungnya, 1. Masih adanya permukiman kumuh di 42 kawasan; 2. Masih adanya rumah yang tidak layak huni, 3. Keterbatasan masyarakat khususnya masyarakat miskin untuk memiliki rumah yang layak huni; 33. Pengembangan sarana dan prasarana penanganan system jaringan drainase 1. Terbatasnya koordinasi antar pemeirintah dan masyarakat dalam menjaga kebersihan dari hulu hingga hilir; 2. Luas genangan rob dan banjir cenderung meningkat 3. Kondisi hujan yang ekstrim akibat perubahan iklim; 34. Pengembangan sarana dan prasarana 1. Menurunnya kualitas dan kuantitas Penyediaan Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2013 II.105 No Tujuan Sasaran Pembangunan RPJMD Kota Semarang Permasalahan Tahun 2013 penyediaan air baku masyarakat dan kerjasama antar wilayah, hulu hilir dan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kota dalam pengelolaan air baku air bersih, bagi masyarakat yang tidak terlayani PDAM; 2. Penyediaan air baku untuk pertanian; 3. Tidak adanya program pengelolaan air hujan; 4. Belum jelasnya sistem kerjasama antar daerah dalam pengelolaan air baku. 35. Pengembangan pengarusutamaan gender melalui fasilitasi pengembangan kelembagaan, kesetaraan dan keadilan gender dalam berbagai bidang kehidupan serta perlindungan anak, remaja dan perempuan dalam segala bentuk diskriminasi dan eksploitasi 1. Masih tingginya kesenjangan gender diberbagai bidang pembangunan. 2. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang konsep kesetaraan dan keadilan gender; 3. Masih adanya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak yang mencapai 176 kasus; 4. Belum optimalnya peran serta lembagaorganisasi wanita dalam pembangunan. 5. Belum terkoordinasinya penyusunan perencanaan dan penganggaran responsive gender di SKPD. 36. Pengembangan penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS, lansia, anak jalanan dan anak terlantar, anak berkebutuhan khusus, korban napza, penyandang HIV- AIDS, wanita rawan sosial dan penyandang cacat secara sistematis, berkelanjutan dan bermartabat melalui pelayanan panti, non panti maupun rumah singgah dilandasi rasa kesetiakawanan sosial 1. Meski jumlah penanganan PMKS meningkat, namun hal tsb belum bisa mengurangi jumlah PMKS secara signifikan; 2. Dengan bertambahnya sarana sosial, maka diperlukan pengelolaan sarana prasarana pelayanan yang harus lebih memadai, 3. Masih perlu penanganan lebih intensif untuk penderita cacat, anak jalanan, kenakalan remaja, penyalahgunaan NAPZA, Gelandangan dan pengemis serta penyandang masalah kesejahteraan sosial PMKS lainnya; 4. Perlu ditingkatkannya partisipasi masyarakat dan kerelawanan dunia usaha dalam kepedulian sosial,

2.3.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah