BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan bulan Desember 2013 sampai Agustus 2014 di enam lokasi, yaitu di Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Padanglawas Utara,
Padanglawas, Tapanuli Selatan, Kotamadya Padangsidempuan serta Mandailing Natal. Penelitian dilanjutkan di Herbarium Universitas Sumatera Utara
MEDANENSE.
3.2. Lokasi Sampel
Sampel dikoleksi dari populasi keberadaan balakka, tempat dimana balakka banyak tumbuh, yaitu :
1 Kabupaten Labuhanbatu Selatan
2 Kabupaten Mandailing Natal
3 Kabupaten Padanglawas
4 Kabupaten Padanglawas Utara
5 Kota Padangsidempuan, serta
6 Kabupaten Tapanuli Selatan.
Peta lokasi penelitian dan lokasi koleksi dilihat pada Lampiran A dan B.
3.3. Alat dan Bahan
Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian untuk pengumpulan data jenis balakka dilapangan antara lain kantong plastik berbagai ukuran, lebel
gantung, penggaris, parang, gunting stek, selotif, lakban, kertas koran, kertas data, kertas milli, buku lapangan, alat tulis, alat pengukur lingkungan, alkohol 70,
kain hitam, kertas karkil, jangka sorong, penggaris, spidol permanen, meteran kain dan kamera digital.
Universita Sumatera Utara
Alat-alat dan bahan yang digunakan untuk mendeteksi kandungan senyawa yang tergolong metabolit sekunder adalah pereaksi Meyer, pereaksi
Dragendorff, pereaksi Bouchardart, pereaksi Wagner, beaker glass, tabung reaksi, penangas air, metanol, plat kromatografi layer thin KLT, CeSO
4
1 , H
2
SO
4
10, FeCl
3
1.
3.4. Pengumpulan Data
Untuk mengetahui data tentang jenis balakka di lokasi penelitian dilakukan dengan 2 cara, yaitu eksplorasi dan koleksi.
3.5. Pelaksanaan Penelitian Di Lapangan
Penelitian balakka dilakukan dengan menggunakan metode survei sesuai habitat balakka atau disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Balakka yang ditemukan
dikoleksi, spesimen koleksi bisa dalam bentuk koleksi basah maupun koleksi kering. Bagian vegetataif tumbuhan diambil seperti bagian daun, batangcabang,
bunga dan buah atau bagian secara keseluruhan dari tumbuhan untuk keperluan analisis taksonomi.
Spesimen disusun di antara lipatan koran, diikat tali plastik, dimasukkan ke dalam kantung plastik yang berukuran 60 x 40 cm, disiram dengan alkohol
70 sampai basah agar spesimen tidak berjamur, sebelum kantung plastik ditutup rapat, udara yang terdapat di dalamnya dikosongkan terlebih dahulu. Kantung
plastik ditutup rapat dengan lakban. Untuk spesimen basah buah dan bunga direndam alkohol 70 dan diberi label dengan menggunakan kertas karkil.
P. emblica yang ditemukan difoto, dicatat semua karakteristik vegetatif dan generatifnya dan dikoleksi. Koleksi spesimen dilakukan dalam bentuk koleksi
basah maupun koleksi kering. Sebagai data tambahan, dilakukan pengukuran faktor fisik dan kimia lingkungan yaitu kelembaban udara, suhu udara, suhu
Universita Sumatera Utara
tanah, pH tanah, intensitas cahaya, ketinggian, serta titik dari setiap jenis P. emblica yang ditemukan.
Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan faktor kimia tanah. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan menggunakan bor tanah, tanah
diambil sampai kedalaman 20 cm. Adapun faktor kimia tanah yang diamati adalah kandungan hara berupa N Nitrogen, P Posfor, K Kalium. Tekstur tanah yang
diamati dihomogenkan, diambil cuplikan tanah sebanyak 1 kilogram untuk dianalisis.
Di Laboratorium Morfologi
Spesimen balakka yang dikoleksi dari lapangan dibuka kembali dan korannya diganti serta disusun sedemikian rupa untuk dikeringkan dalam oven pengering
dengan temperatur ± 60
o
C sampai beratnya konstant. Spesimen dikarakterisasi dan diidentifikasi di Herbarium MEDANENSE MEDA Universitas Sumatera
Utara dengan menggunakan buku-buku acuan antara lain: -
Collection of Illustrated Tropical Plant Watanabe and Corner, 1969. -
Plant Resources of South East Asia 12. 1 Valkenburg, and Bunyapraphatsara, 2002 a.
- Plant Resources of South East Asia 12. 2 Valkenburg, and
Bunyapraphatsara, 2002 b. -
Morfologi Tumbuhan Tjitrosoepomo, G.1985 Dilakukan pengamatan karakter morfologi balakka meliputi:
a Daun : susunan daun, bentuk daun, pangkal daun, ujung daun, kisaran panjang
daun cm, kisaran lebar daun cm. b
Bunga : tipe perbungaan, letak bunga, panjang bunga jantan mm, panjang bunga betina mm, panjang tangkai bunga jantan mm, jumlah mahkota
bunga, jumlah benang sari. c
Buah : bentuk buah, diameter buah, warna buah muda dan buah tua. d
Biji : bentuk biji, panjang biji, diameter biji, dan warna biji.
Universita Sumatera Utara
Tanah
Proses analisis dan perhitungan kandungan unsur hara nitrogen N, posfor P dan kalium K pada tanah mengacu pada Muklis 2007. Sampel tanah
dikeringkan diruang yang berfentilasi dan tidak terkena sinar matahari secara langsung. Pengeringan diruang terbuka dapat dilakukan dengan menempatkan
sampel tanah pada wadah yang luas permukaannya, misalnya baki talam. Wadah dilapisi dengan plastik agar tidak terkontaminasi. Sampel tanah ditabur
secara merata agar lebih cepat kering. Temperatur udara tidak lebih dari 35
o
C .
Selanjutnya sampel tanah dianalisis di laboratorium tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Penetapan Nitrogen N dengan Metode Kjeldhal
Pengukuran kandungan nitrogen pada tanah ada beberapa tahap, yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi. Pada tahapan destruksi dimulai dengan
menimbang 2 g sampel tanah dan ditempatkan pada tabung digester, ditambahkan 2 g katalis campuran sebanyak sampel tanah dan ditambahkan 10 ml H
2
O, ditambahkan 10 ml H
2
SO
4
asam sulfat dan dibiarkan selama 24 jam. Didestruksi dengan menggunakan alat digestor Kjeldhaltherm pada suhu rendah dan
dinaikkan secara bertahap hingga larutan menjadi jernih temperature 200
o
C, setelah larutan jernih suhu dinakkan dan dilanjutkan selama 30 menit, didinginkan
dan diencerkan dengan menambahkan 15 ml H
2
O. Pada tahapan destilasi, ditempatkan tabung destruksi pada alat destilasi,
ditambahkan 25 ml H
3
BO
3
4 yang ditempatkan pada erlenmeyer 250 cc dan ditambahkan 3 tetes indikator campuran, yang ditempatkan sebagai penampung
hasil destilasi. Ditambahkan 25 ml NaOH 40 ke tabung destilasi dan langsung didestilasi. Amoniak hasil destilasi ditampung pada Erlenmeyer yang berisi
H
3
BO
3
, destilasi dihentikan jika larutan pada Erlenmeyer menjadi berwarna hijau dan volumenya mencapai ± 75 ml. Pada tahapan titrasi, dipindahkan Erlenmeyer
hasil destilasi dan dititrasi dengan HCl 0,02 N. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari hijau menjadi merah.
Universita Sumatera Utara
Penetapan P dengan Metode Bray II
Sampel tanah ditimbang 2 g lalu dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 cc, ditambahkan larutan Bray II sebanyak 20 ml dan digoncang dengan shaker selama
30 menit lalu disaring. Diambil filtrate sebanyak 5 ml, ditempatkan pada tabung reaksi, tambahkan pereaksi fosfat B sebanyak 10 ml, dibiarkan selama 5 menit
lalu diukur transmitan pada spectronic dengan panjang gelombang 660nm. Pada saat yang bersamaan tambahkan masing-masing 5 ml larutan standar P 0-0,5
– 1,0 – 2,0 – 3,0 – 4,0 dan 5,0 ppm P ke tabung reaksi lalu tambahkan 10 ml pereaksi
fosfat B lalu ukur transmitan pada spectronic dengan panjang gelombang 660 nm.
Penetapan Kalium Tukar tanah
Hasil per kolasi perkolat dari penetapan kapasitas tukar kation pada erlenmeyer ditampung dan diukur absorban perkolat pada Flamephotometer atau
Atomic Absorbtion Spectrophotometer AAS. Diukur larutan standar K dengan konsentrasi 0, 10, 20, 30, 40 ppm K pada Flamephotometer atau Atomic
Absorbtion Spectrophotometer AAS.
Fitokimia
Aspek fitokimia yang dianalisis adalah kandungan senyawa yang tergolong metabolit sekunder yaitu senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin
dan steroid dianalisis di laboratorium Kimia Bahan Alam FMIPA Universitas Sumatera Utara.
3.6. Analisis Data Karakterisasi morfologi