BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Morfologi Balakka
Hasil eksplorasi balakka dari 6 lokasi di wilayah Sumatera Utara bagian Selatan diperoleh 111 koleksi balakka Lampiran C. Analisis morfologi disemua
koleksi menunjukkan bahwa semua organ vegetatif tidak memperlihatkan perbedaan, dan variasi hanya ditemukan pada buah.
Habit
Semua balakka yang dikoleksi dari Sumatera Utara bagian Selatan hidup di daerah teresterial. Habitusnya berupa pohon, dengan tinggi berkisar 2
– 12 meter akan tetapi di Padanglawas dan Tapanuli Selatan ditemukan balakka dengan
tinggi hingga 25 meter Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Perawakan balakka tinggi pohon 2 m A, tinggi pohon 25 m B.
A B
Universita Sumatera Utara
Batang
Batang balakka tumbuh tegak erectus, bulat dan kulit tebal. Tinggi batang bebas cabang berkisar antara 1
– 2 meter dengan diameter berkisar antara 5 – 35 cm akan tetapi di Padanglawas ditemukan balakka mencapai diameter 50
dan 60 cm. Permukaan kulit batang kasar dan berbingkul-bingkul, sebagian kulit batang berbongkah-bongkah, mudah terkelupas dan pangkal batang beralur
Gambar 4.2. Warna kulit bagian luar coklat keabu-abuan dan sebagian diantaranya coklat kemerah-merahan, kulit bagian dalam coklat keunguan.
Gambar 4.2 Batang balakka berwarna coklat kemerah merahan A, batang balakka berbongkah-bongkah tipis berwarna coklat keabu-abuan
B, batang balakka berbingkul-bingkul C, pangkal batang beralur D.
Daun
Daun balakka
sebagian besar
diantaranya memiliki
daun majemuk
folium compositum dan sebagian daun majemuk menyirip rangkap, bentuk daun memanjang dan susunannya berseling Gambar 4.3 . Ukuran daun
A B
C D
Universita Sumatera Utara
5 – 24 cm x 1,5 – 5 cm, panjang tangkai daun 2 – 3 cm. Panjang anak daun
0,8 – 2,5 cm dan lebar 2 – 5 mm. Pangkal anak daun membulat rotundatus
dengan ujung runcing acutus, permukaan daun licin, warna daun muda hijau kekuning-kuningan, daun tua berwarna hijau pada bagian atas, dan hijau
keputihan pada bagian bawah.
Gambar 4.3 Daun balakka dalam tangkai A, daun balakka bagian atas dan bagian bawah B, anak daun balakka C.
Ukuran anak daun di kabupaten Padanglawas cenderung lebih lebar dari pada ukuran anak daun di 5 kabupaten lainnya, perbedaan ini kemungkinan
disebabkan faktor lingkungan, seperti tanah. Hasil analisis tanah di kabupaten Padanglawas mengandung posfor lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan
A
B C
Universita Sumatera Utara
posfor di kabupaten lainnya Tabel 4.1. Perbedaan kandungan posfor ini dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan daun. Hal ini sesuai dengan
pendapat Radjagukguk 1983, bahwa unsur P yang kaya energi berperan dalam perkembangan sel daun, respirasi dan fotosintesis yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman.
Bunga
Bunga balakka termasuk bunga sempurna, yaitu bunga yang padanya terdapat benang sari alat kelamin jantan maupun putik alat kelamin betina.
Bunganya majemuk, tumbuh bergerombol diketiak daun dan di ketiak cabang, bunga berukuran kecil, jumlah kelopak 5, panjang 3 mm, berwarna hijau pucat .
Jumlah mahkota 6, berbentuk jorong dan memanjang. panjang mahkota 5-6 mm, berwarna kuning kehijauan Gambar 4.4. Jumlah benang sari 3 dengan ukuran 2
– 3 mm. Jumlah putik 3, tidak bertangkai.
Gambar 4.4 Bunga balakka bergerombol di ketiak daun A, bunga jantan B, bunga betina C.
A B
C
Universita Sumatera Utara
Buah dan Biji
Buah balakka mempunyai diameter 14 – 24 cm, termasuk buah batu drupa,
daging buah tebal dan keras. Bagian kulit dalam endocarpium cukup tebal, keras dan berkayu. Permukaan licin mengkilap pada balakka berwarna hijau dan
permukaan kasar pada balakka berwarna coklat. Variasi buah terlihat dari bentuk dan warna buah. Di kabupaten Padanglawas diperoleh dua variasi bentuk yaitu
bulat memadat dari pangkal sampai ujung buah dan bulat memadat pada bagian pangkal, sedikit meruncing pada bagian ujung buah. Variasi warna yang
ditemukan ada dua yaitu hijau dan coklat Gambar 4.5. Buah muda berwarna hijau dan buah tua kuning kemerah-merahan dan coklat. Jumlah buah pada setiap
tangkai bervariasi antara 3 – 10 buahtangkai.
Gambar 4.5 Buah balakka bulat berwarna hijau A, buah balakka bulat berwarna coklat B, buah balakka bagian ujung meruncing berwarna hijau
C.
A
B
C
Universita Sumatera Utara
Buah balakka bentuk bulat memadat dari pangkal sampai ujung buah, ditemukan di lima lokasi penelitian yaitu kabupaten Padanglawas, Padanglawas
Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal dan kota Padangsidempuan. Sedangkan buah berbentuk bulat memadat pada bagian pangkal dan sedikit
meruncing pada bagian ujung buah, serta balakka berwarna coklat masing-masing ditemukan di desa Sangkilon dan Huta Lombang kabupaten Padanglawas. Hasil
ini menunjukkan ada penambahan variasi morfologi buah balakka jika dibandingkan dengan deskripsi yang telah ditemukan oleh penemu sebelumnya.
Soetisna dan Hidayat 1977 hanya mendeskripsi buah balakka berbentuk bulat, memadat pada bagian ujung dan pangkalnya.
Pada organ biji tidak ditemukan adanya perbedaan morfologi. Bentuk biji bulat pipih, melancip pada salah satu ujungnya, berdiameter 1,5
– 2 cm, panjang 2 – 2,5 cm, berwarna kuning kecoklatan pada biji muda dan hitam pada biji tua. Biji
berkendaga tiga Gambar 4.6, Setiap biji berkeping dua yang dibungkus oleh suatu lapisan yang keras. Ditemukan 6 garis pada bungkus biji yang mengikuti
sekat buah. Pada tiga belahan simetrisnya dekat pada ujung bungkus biji terdapat rambut-rambut kaku panjangnya 3-4 mm.
Gambar 4.6 Letak biji balakka berbentuk bulat di dalam sekat buah melintang dan membujur A, letak biji balakka berbentuk bulat dengan ujung
melancip di dalam sekat buah melintang dan membujur B, lapisan pembungkus biji balakka C, biji balakka muda berwarna kuning
kecoklatan D, biji balakka tua berwarna hitam E.
A C
B D
E
Universita Sumatera Utara
4.2. Deskripsi balakka di Sumatera Utara Bagian Selatan