apabila berada pada kisaran 0,10 m.e100g, dan sangat tinggi apabila memiliki kandungan 1,0.
Posfor P merupakan salah satu unsur hara makro yang tersedia didalam tanah, tetapi tidak semua unsur P yang tersedia dapat dimanfaatkan langsung oleh
tumbuhan. Nilai P yang tersedia diperoleh dari hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan pada masing-masing lokasi penelitian. Kandungan P tersedia
8,44 – 10,00 ppm. Kadar posfor tertinggi didapat pada daerah Padanglawas
dengan nilai 10,00 ppm. Tingginya kadar posfor pada kawasan ini diduga mempengaruhi proses perkembangan sel daun. Hal yang sama disampaikan oleh
Radjagukguk, 1983, bahwa unsur P yang kaya energi berperan dalam perkembangan sel daun dan respirasi serta fotosintesis dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Rosmarkam Yuwono 2002 mengemukakan juga dimana P dibutuhkan untuk pembentukan primodia bunga dan organ tanaman
untuk reproduksi, mempercepat masaknya buah dan biji tanaman.
4.5. Fitokimia Phyllanthus emblica
Hasil uji fitokimia dari daun, kulit batang, dan buah diketahui tiga golongan metabolit sekunder yang sama-sama dimiliki oleh ketiga organ balakka
yaitu alkaloid, phenol flavonoid, saponin, dan tanin dan steroid Tabel 4.2. Tanin mempunyai kandungan yang paling tinggi pada 3 organ balakka.
Kandungan tanin yang tinggi pada buah menyebabkan adanya rasa sepat pada buah balakka. Goldstein dan Swain 1965 menyatakan tannin merupakan
senyawa yang sering dijumpai pada tumbuhan berkayu, dan dapat menyebabkan rasa sepat. Tingginya kandungan tanin memungkinkan tumbuhan ini dapat
dijadikan sebagai tumbuhan obat. Hal ini sesuai yang dinyatakan oleh Singh et al., 2011, batang dan daun balakka mengandung tanin bermanfaat untuk obat diare,
buahnya juga dapat digunakan untuk obet diare dan dysentri Parrotta, 2001. Kandungan metabolit sekunder paling tinggi kedua adalah flavonoid,
seperti buah balakka dari Padangsidempuan dan kabupaten Padanglawas. Fungsi
aktivitas senyawa flavonoid berfungsi sebagai anti mikroba Leo et al., 2004.
Universita Sumatera Utara
Tabel 4.2. Hasil uji fitokimia daun, buah dan kulit batang P. emblica dalam methanol.
Daun Lokasi sampel
Phenolik Alkaloid
Flavonoid Tanin
Saponin Steroid
1.
Padanglawas ++
++ +++
+++ ++
2.
Padanglawas Utara +++
+++ +++++
++++ ++
3.
Tapanuli Selatan +++
+++ ++++
-
+++
4.
Mandailing Natal +++
++++ +++
+++ ++
5.
Labuhanbatu Selatan +++
++ ++++
-
++
6.
Padangsidempuan ++
+++ +++
+++ +++
Kulit batang
1.
Padanglawas
+ +
+++ ++
+++ 2.
Padanglawas Utara
- ++
+++ -
+++ 3.
Tapanuli Selatan
+ ++
+++ -
+++ 4.
Mandailing Natal
+ +
++++ ++++
++ 5.
Labuhanbatu Selatan
++ ++
++++ ++++
++ 6.
Padangsidempuan
+++ +++++
++++ ++
-
Buah
1.
Padanglawas
+ ++++
++++ +
- 2.
Padanglawas Utara
+++ ++
++++ +++
+++ 3.
Tapanuli Selatan
+ +++
++++ ++
+++ 4.
Mandailing Natal
+ +++
++++ ++
- 5.
Padangsidempuan
+++ +++++
++++ ++
-
Keterangan : - = tidak ada + = sangat rendah ++ = rendah +++ =
sedang ++++ = tinggi. +++++ = sangat tinggi.
Harborne 1987 menjelaskan alkaloid kebanyakan berasal dari tumbuh- tumbuhan. Sebagian besar alkaloid berupa zat padat, tidak berwarna dan memiliki
fungsi farmakologis. Sejalan dengan itu Salomon 1980 dan Casey 2006 mengemukakan pungsi alkaloid dalam bidang kesehatan dipakai sebagai anti
tumor, anti piretik penurun demam, anti nyeri analgesik, memacu system
syaraf, menaikkan dan menurunkan tekanan darah.
Senyawa-senyawa tanin ditemukan pada banyak jenis tumbuhan, berperan penting untuk melindungi tumbuhan dari pemangsaan oleh herbivora dan hama,
serta dalam pengaturan pertumbuhan Sirait, 2013. Sejalan dengan itu Goldstein dan Swain 1965 menjelaskan juga bahwa fungsi aktivitas senyawa tanin adalah
sebagai penghambat enzim hama.
Universita Sumatera Utara
Terjadinya variasi perolehan kadar phenolik dari ekstrak balakka diduga disebabkan perbedaan kondisi pertumbuhan, perbedaan musim, genetik dan faktor
agronomi Hilton palmer, 1973. Menurut Zheng Wang 2001, variasi kandungan phenolik besar terjadi karena variasi umur dan kematangan, kondisi
pertumbuhan seperti temperatur dan curah hujan. Selanjutnya Putra, 2009 mengatakan salah satu faktor terjadinya perbedaan kadar kandungan kimia
disebabkan kesuburan tanah tempat tumbuh.
Universita Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan