Pengujian Aktivitas Antimikrobia PENELAAHAN PUSTAKA

Agen antimikrobia yang dapat berguna terhadap penyakit infeksi harus memenuhi kriteria diantaranya : 1 Obat harus rendah dalam toksisitas bagi sel inang untuk memusnahkan atau menghambat agen penyakit, yang artinya obat harus bisa menunjukkan toksisitas selektif bagi agen penyakit, 2 inang harus tidak menjadi alergi sangat peka terhadap obat, 3 organisme tidak boleh dengan mudah menjadi resisten terhadap obat, 4 inang harus tidak merusak, menetralkan atau mengeluarkan obat, dan 5 obat harus mencapai tempat infeksi Volk and Wheeler, 1988.

F. Pengujian Aktivitas Antimikrobia

Pengujian aktivitas bahan antimikrobia dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu metode difusi agar dan dilusi pengenceran. Prinsip metode difusi adalah potensi antimikrobia berdasarkan luasnya daerah hambat pertumbuhan bakteri akibat berdifusinya senyawa uji dari titik awal pemberian ke daerah difusi. Mikrobia ditanam pada media yang sesuai dan di atasnya diletakkan kertas cakram yang mengandung senyawa uji atau dibuat sumuran dengan diameter tertentu yang diisi senyawa uji. Ada beberapa metode difusi, yaitu : 1. Cara Kirby Bouwer Cara ini dilakukan dengan memulaskan suspensi bakteri konsentrasi tertentu pada permukaan media agar hingga rata. Kertas disk yang mengandung antimikrobia diletakkan di atas media dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 18- 24 jam kemudian dibaca hasilnya. Potensi antimikrobia diukur dengan mengukur diameter zona hambat yang terbentuk. Pada zona hambat akan terlihat adanya pertumbuhan kurang subur atau lebih jarang jika dibandingkan dengan daerah di luar pengaruh senyawa uji tersebut. Melalui cara ini, dikenal dua zona yaitu : a. Zona radikal, yaitu suatu daerah di sekitar disk yang sama sekali tidak ditemukan adanya pertumbuhan mikrobia. b. Zona iradikal, yaitu suatu daerah di sekitar disk yang menunjukkan pertumbuhan mikrobia yang dihambat oleh antimikrobia tertentu tetapi tidak mematikan Hugo and Russel, 1987. 2. Cara Tuang pour plate Mula-mula 1 ml suspensi bakteri dicampur dengan 4 ml agar base 1,5 pada temperatur 50 o C hingga homogen kemudian dituang dalam media Mueller Hinton Agar MHA, dibiarkan membeku. Disk antimikrobia diletakkan di atasnya kemudian diinkubasi pada suhu 37 o C selama 18-24 jam. Hasilnya dibaca seperti cara Kirby Bouwer Trihendrokesowo, 1986. 3. Cara Sumuran Penyiapan dilakukan seperti cara Kirby Bouwer. Setelah siap, dibuat sumuran dengan diameter tertentu dan tegak lurus terhadap permukaan media. Senyawa uji diinokulasikan ke dalam sumuran dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 18-24 jam. Hasilnya dibaca seperti cara Kirby Bouwer Trihendrokesowo, 1986. Metode dilusi digunakan untuk menentukan Kadar Hambat Minimal KHM dan Kadar Bunuh Minimal KBM dari bahan antimikrobia Tortora, 2001. Prinsip metode dilusi pengenceran adalah senyawa uji diencerkan hingga diperoleh berbagai macam konsentrasi. Pada dilusi cair, masing-masing konsentrasi senyawa uji ditambahkan dengan suspensi bakteri uji dalam media cair. Perlakuan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 18-24 jam. Senyawa uji agen antimikrobia pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan bakteri uji ditetapkan sebagai KHM. Senyawa yang ditetapkan sebagai KHM tersebut diuji kembali pada media cair tanpa penambahan bakteri uji ataupun agen antimikrobia dan media tersebut diinkubasi pada suhu 37 o C selama 18-24 jam. Konsentrasi senyawa dalam media cair yang tetap terlihat jernih jika dibandingkan dengan kontrol media dan kontrol pertumbuhan bakteri setelah diinkubasi ditetapkan sebagai KBM. Pada dilusi padat, tiap konsentrasi tersebut dicampur dengan suspensi bakteri uji dan media padat kemudian dituang pada petri untuk diinkubasi pada suhu 37 o C selama 18-24 jam. Konsentrasi yang menunjukkan hasil jernih kemudian di-streak pada media agar padat. Setelah inkubasi, konsentrasi terkecil yang tetap menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri uji ditetapkan sebagai KHM sedangkan konsentrasi terkecil yang sudah tidak menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri uji jernih ditetapkan sebagai KBM Pratiwi, 2008.

G. Landasan Teori

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi-Fraksi Daun Beluntas (Pluchea indica (L.) Less.) Terhadap Bakteri Escherichia colidan Bacillus subtilis

1 47 78

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN SELASIH (Ocimum basilicum L.) TERHADAP Staphylococcus Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Selasih (Ocimum Basilicum L.) Terhadap Staphylococcus Aureus Sensitif Dan Multiresisten Antibiotik.

0 1 12

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN SELASIH (Ocimum basilicum L.) TERHADAP Staphylococcus Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Selasih (Ocimum Basilicum L.) Terhadap Staphylococcus Aureus Sensitif Dan Multiresisten Antibiotik.

0 1 15

STANDARDISASI EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica (L.) Less.).

0 1 7

Daya antibakteri minyak atsiri daun kemangi (Ocimum basilicum L.) sebagai zat aktif dan sediaan gel terhadap Staphylococcus epidermidis ATCC 12228 dan Bacillus Subtilis ATCC 6633.

8 23 106

Aktivitas Antibakteri Sediaan Deodoran Roll-On Hidrosol Daun Beluntas (Pluchea indica (L.) Less) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus epidermidis - Ubaya Repository

0 0 2

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas (pluchea Indica L.) Terhadap Staphylococcus Aureus, Bacillus Subtilis, Dan Pseudomonas Aeruginosa - Ubaya Repository

0 0 1

BAB II - FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI GEL EKSTRAK ETANOL DAUN BELUNTAS ( Pluchea indica L. ) TERHADAP Pr opionibacterium acnes, Staphylococcus aureus DAN Staphylococcus epidermidis - repository perpustakaan

0 0 13

DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BELUNTAS (Pluchea indica Less) DAN DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP Staphylococcus epidermidis ATCC 12228 SKRIPSI

0 0 127

Daya antibakteri minyak atsiri daun kemangi (Ocimum basilicum L.) sebagai zat aktif dan sediaan gel terhadap Staphylococcus epidermidis ATCC 12228 dan Bacillus Subtilis ATCC 6633 - USD Repository

0 1 104