Tahapan Terbentuknya Komitmen dalam Organisasi Sejarah Komunitas Sant’Egidio

anak dalam belajar dan mengembangkan kreativitasnya serta mendidik mereka menjadi anak-anak yang mencintai perdamaian. Komunitas Sant’Egidio juga menyediakan pengobatan gratis bagi para penderita AIDS di Afrika secara terus menerus melalui program “Dream of Africa”. Tak kurang dari 400 bayi yang dapat lahir dengan selamat tanpa terjangkit virus HIV walaupun ibu mereka menderita penyakit AIDS. Lebih dari 5000 anak dari seluruh dunia mendapatkan orang tua angkat dalam program “adopsi jarak jauh Komunitas Sant’Egidio”. Selain itu satu langkah penting yang dilakukan oleh Komunitas Sant’Egidio adalah memperjuangkan hak hidup di dunia. Pada tanggal 30 November ditetapkan sebagai Hari Internasional “City for Life – City Againts the Death Penalty” “Kota Untuk Kehidupan – Kota Menentang Hukuman Mati” yang diusulkan oleh Komunitas Sant’Egidio dan region Tuscany di bawah pemerintahan kota Roma, kemudian diimplementasikan oleh banyak kota, organisasi-organisasi dan kelompok- kelompok lainnya atas usaha mereka sendiri.

D. HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DAN INTENSI

PROSOSIAL Sejak manusia dilahirkan sampai meninggal selalu membutuhkan kehadiran orang lain dan cenderung berinteraksi dengan orang lain. Dalam sikap sosial individu akan menjalin interaksi dengan orang lain, terutama dengan kelompoknya. Sears, dkk 1985 mendefinisikan kelompok adalah agregat sosial di mana anggota-anggota yang saling tergantung, dan setidak- tidaknya memiliki potensi untuk melakukan interaksi satu sama lain, apa yang terjadi pada satu orang mempengaruhi hasil anggota kelompok yang lain. Sears, dkk 1985 menekankan bahwa ciri penting suatu kelompok yaitu dengan berbagai cara anggotanya saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga menimbulkan interaksi satu dengan yang lain, sikap saling ketergantungan, serta ikatan yang kuat dan menetap. Salah satu kelompok yang memiliki perasaan ketergantungan dan interaksi satu dengan yang lain dan menimbulkan ikatan di antara anggota- anggotanya menjadi kuat dan menetap adalah Komunitas Sant’Egidio. Komunitas ini pada awalnya hanya merupakan kelompok kecil dengan beberapa orang anggota saja. Adanya interaksi satu dengan yang lain, sikap saling ketergantungan, serta ikatan yang kuat dan menetap ini menyebabkan Komunitas Sant’Egidio bisa berkembang dalam hal keanggotaannya sampai mencakup dunia dan menjadi sebuah kelompok organisasi informal Komunitas Sant’Egidio, 2007. Komunitas Sant’Egidio adalah salah satu kelompok organisasi informal yang bergerak di bidang sosial dan aktivitasnya berhubungan dengan perilaku prososial, dimana memiliki visi dan misi untuk melayani orang miskin dan terlantar. Orang yang bersedia bergabung dalam komunitas ini berarti harus memiliki komitmen tinggi. Steers 1985 mendefinisikan komitmen organisasi sebagai rasa identifikasi kepercayaan terhadap nilai-