Evaluasi kemampuan berpikir kritis

68 Colucciello menggabungkan berbagai elemen yang digunakan dalam penelitian dan komponen pemecahan masalah keperawatan serta kriteria yang digunakan dengan komponen ketrampilan dan sikap berpikir kritis. Elemen tersebut antara lain menentukan tujuan, menyusun pertanyaan atau membuat kerangka masalah, menunjukkan bukti, menganalisis konsep, interpretasi, asumsi, perspektif yang digunakan, keterlibatan, dan kesesuaian. Dengan kriteria antara lain: kejelasan, ketepatan, ketelitian, keterkaitan, keluasan, kedalaman, dan logikal 2 . Dia juga membandingkan dengan inventory yang sudah ada seperti California Critical Thinking Test CCTT untuk mengevaluasi ketrampilan berpikir kritis dan Critical Thinking Disposition Inventory CTDI untuk mengevaluasi sikap berpikir kritis 2 . Evaluasi juga menilai kesesuaian rencana dengan penerapan di lapangan evaluasi proses yang termasuk di dalamnya adalah mengevaluasi budaya akademik dalam kelas dan budaya akademik dalam fakultas yang dilakukan secara sistematis baik oleh dosen maupunadministrator yang dinyatakan oleh Orr and Klein, 1991 4 . Penilaian mahasiswa terhadap dosen dapat menggunakan berbagai karakteristik sikap yang menghambat atau mendorong kemampuan berpikir kritis yang telah dibahas sebelumnya. Strategi pengajaran yang mendorong mahasiswa berpikir kritis terhadap pokok bahasan pada perkuliahan dapat menggunakan berbagai strategi pengajaran yang menggunakan pendekatan di bawah ini: 1. Pembelajaran Aktif 2. Pembelajaran Kolaboratif 3. Pembelajaran Kontekstual 4. Menggunakan pendekatan higher order thinking 5. Self directed learning Kombinasi dari berbagai strategi di lebih dianjurkan oleh karena dapat mencapai berbagai aspek dari komponen berpikir kritis. Teknologi pengajaran yang menerapkan kombinasi dari berbagai strategi yang ada saat ini misalnya Problem Based Learning PBL. Janganlah membuat asumsi secara berlebihan, dengan kata lain: jangan memperumit masalah anda. Berpikir kritis adalah sebuah proses yang tidak akan selesai. Seseorang dapat mencapai sebuah kesimpulan tentatif berdasarkan 69 evaluasi dari informasi yang ada. Tetapi, jika ada informasi baru yang ditemukan maka proses evaluasi harus dijalankan kembali.

D. Aktivitas Pembelajaran

Langkah-langkah PembelajaranPelatihan dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning, yaitu 1 Orientasi peserta pelatihan kepada masalah, 2 Mengorganisasi peserta pelatihan, 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok, 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5 Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

E. LatihanKasusTugas

1. Mengapa diperlukan kesadaran kritis? 2. Jelaskan bagaimana terjadi kesadaran naib? 3. Carilah kliping tentang berita-berita yang bersifat kontriovesial kemudian, diskusikan dengan teman dalam kelompok untuk dianalsisis secara kritis, kemudian presentasikan hasil kerja kelompok tersebut di dalam kkelas atau pleno. 4. Bersama instruktur cobalah secara bersama-sama mengkaji materi yang tertuang tersebut dengan menggunakan model Problem Based Learning.

F. Rangkuman

Kemampuan dalam berpikir kritis memberikan arahan yang tepat dalam berpikir dan bekerja, dan membantu dalam menentukan keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya dengan lebih akurat. Oleh sebab itu kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam pemecahan masalah pencarian solusi, dan pengelolaan proyek.Pengembangan kemampuan berpikir kritis merupakan integrasi beberapa bagian pengembangan kemampuan, seperti pengamatan observasi, analisis, penalaran, penilaian, pengambilan keputusan, dan persuasi. Semakin baik pengembangan kemampuan-kemampuan ini, maka kita akan semakin dapat mengatasi masalah-masalahproyek komplek dan dengan hasil yang memuaskan. Berpikir kritis meliputi aktivitas-aktivitas : 1. Memperhatikan detil secara menyeluruh 70 2. Identifikasi kecenderungan dan pola, seperti memetakan informasi,identifikasi kesamaan dan ketidaksamaan, dll 3. Mengulangi pengamatan untuk memastikan tidak ada yang terlewatkan 4. Melihat informasi yang didapat dari berbagai sudut pandang 5. Memilih solusi-solusi yang lebih disukai secara obyektif 6. Mempertimbangkan dampak dan konsekuensi jangka panjang dari solusi yang dipilih. Bagi siswa, berpikir kritis dapat berarti: 1. Mencari dimana keberadaan bukti terbaik bagi subyek yang didiskusikan 2. Mengevaluasi kekuatan bukti untuk mendukung argumen-argumen yangberbeda. 3. Menyimpulkan berdasarkan bukti-bukti yang telah ditentukan 4. Membangun penalaran yang dapat mengarahkan pendengar ke simpulan yangtelah ditetapkan berdasarkan pada bukti-bukti yang mendukungnya 5. Memilih contoh yang terbaik untuk lebih dapat menjelaskan makna dariargumen yang akan disampaikan. 6. Dan menyediakan bukti-bukti untuk mengilustrasikan argumen tersebut Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak 1942. Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini Patrick, 2000:1. Definisi berpikir kritis banyak dikemukakan para ahli. Pada prakteknya penerapan proses belajar mengajar kurang mendorong pada pencapaian kemampuan berpikir kritis. Dua faktor penyebab berpikir kritis tidak berkembang selama pendidikan adalah kurikulum yang umumnya dirancang dengan target materi yang luas sehingga dosen lebih terfokus pada penyelesaian materi dan kurangnya pemahaman dosen tentang metode pengajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis Anderson et al., 1997; Bloomer, 1998; Kember, 1997 Cit in Pithers RT, Soden R., 2000. Teori belajar berpikir kritis harus memberatkan pada usaha peserta belajar untuk aktif menganalisis dan memecahkan berbagai masalah yang ada disekitar