Indikator Pencapaian Kompetensi IPS SMP KELOMPOK KOMPETENSI C

6 Lumpur Lapindo versus Lumpur Sidoarjo Istilah Lumpur Lapindo menjadi perdebatan yang berkepanjangan. Lumpur Lapindo sebagai istilah menunjukkan bahwa istilah ini sesuai dengan harapan dan “stigmatisasi” pihak korban atau setidak-tidaknya orang yang bersimpati pada korban. Istilah ini ditolak oleh pihak Lapindo Brantas Inc. disebut Lapindo atau LBI. Lapindo menyebut masalah ini dengan nama Lumpur Sidoarjo atau LUSI. Menurut pihak Lapindo ini bukan kesalahan atau akibat tindakan Lapindo melainkan akibat gempa Bumi Bantul Yogyakarta yang dampaknya sampai di Porong Sidoarjo. Dengan demikian pihak Lapindo Brantas tetap berpendirian bahwa Lumpur ini merupakan bencana alam dan sekali lagi bukan disebabkan oleh tindakan Lapindo. Namun benarkah demikian sampai dengan saat ini masih menjadi bahan perdebatan, terlebih lagi tatkala Majelis hakim pengadilan Negeri Jakarta Selatan memutuskan untuk menolak Gugatan Walhi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, dengan alasan terjadinya Semburan Lumpur di desa Renokenongo karena fenomena alamnature fenomenon, dan peristiwa tersebut tidak terkait dengan proses pengeboran culture fenomenon yang dilakukan Lapindo Brantas Inc. Begitu pula Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat juga memutuskan bahwa pemerintah dan Lapindo Brantas Inc. telah melakukan kewajibannya terkait semburan lumpur secara optimal, karena itu menolak gugatan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia YLBHI dan tidak ada pengrusakan Lingkungan Hidup. Hal ini masih ditambah lagi oleh temuan pihak DPR melalui Tim Pengawas Penanggulangan Lumpur Sidoarjo TP2LS yang juga masih senada dan seirama dengan apa yang menjadi pemikiran alasan Lapindo sendiri dengan putusan-putusan hakim. Masalahnya penyebab semburan Lumpur Panas Lapindo, sampai kini masih dalam perdebatan yang tak berkesudahan. Apabila semburan Lumpur merupakan bencana alam, maka Negaralah yang harus bertanggungjawab untuk menyelesaikan semuanya, namun apabila itu adalah human error atau kelalaian dan kesalahan pengeboran maka tanggungjawab ada pada pihak Lapindo. Masalah Penyebab Semburan : masalah kultur versus natur Peristiwanya sendiri bermula dari proses pengeboran yang muncul sejak awal terjadinya semburan Lumpur. Sebagaimana Kompas 19 Juni 2006 memuat tulisan singkat tentang masalah ini Akbar.2007. Dalam tulisan itu dikemukakan