38 model karena kedelapan itu berhubungan dengan pengembangan kemampuan
berpikir sedangkan yang satu lebih dekat dengan pengembangan tujuan afektif jadi di luar ruang lingkup kajian bab ini. Studi kasus dianggap sangat tepat untuk
digunakan dalam pengajaran disiplin ilmu-ilmu sosial karena ia memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berikutnya.
Pengajaran melalui isu kontroversial dianggap sangat kandal untuk mengembangkan kemampuan pada diri siswa untuk berbeda dalam pendapat
dan dalam mengembangkan sikap toleransi terhadap perbedaan tersebut. Dinyatakan sebagai sesuatu yang sesuai dengan sifat ilmu sosial, pengajaran isu
kontroversial dapat menggunakan berbagai bahan yang tersedia di masyarakat. Pengajaran konsep adalah pengajaran lain yang dikembangkan dalam bab ini. Di
sini dibahas mengenai pengajaran konsep yang menggabungkan pendekatan induktif dan deduktif. Pendekatan induktif digunakan untuk pembentukan konsep
sedangkan pendekatan deduktif digunakan untuk penerapan konsep,
39
Kegiatan Pembelajaran 3 PENGEMBANGAN KETERAMPILAN SIKAP PADA
PEMBELAJARAN IPS
Dr. Sukamto, M.Pd, M.Si
A. Tujuan
1. Peserta diklat setelah mempelajari materi dalam modul ini mampu menjelaskan pengertian sikap sekaligus pentingnya sikap dalam
keseluruhan proses pembelajaran 2. Peserta diklat setelah mempelajari materi ini mampu menjelaskan hubungan
antara nilai sikap dan perilaku. 3. Peserta diklat setelah mempelajari materi modul ini mampu menjelaskan
peran penting sikap dalam konteks nilai maupun perilaku.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Peserta dapat mengungkapkan dan mengekspresikan pengertian sikap di satu sisi dan pentingnya sikap pada sisi yang lain.
2. Peserta diklat setelah mempelajari materi dapat menjelaskan dengan sejelas-jelasnya hubungan antara nilai-nilai, sikap dan perilaku.
3. Peserta diklat setelah mempelajari modul ini mampu menjelakan dengan menyakinkan bahwa sikap mempunyai peran yang sangat signifikan dalam
perilaku dan tindakan manusia.
C. Uraian Materi
Menanamkan nilai maupun sikap pada anak didik sejak usia dini sampai dengan pendidikan lanjut adalah amat penting, bahkan proporsinya lebih banyak di
banding mereka ang sudah berada di perguruan tinggi. Nilai dan sikap termasuk dalam kumpulan aspek afektif. Aspek afektif merupakan salah satu di antara tiga
aspek yang sangat pentiing di alam pembelajaran di sekolah. Aspek afektif ini merupakan aspek sikap yang tertanam dalam diri siswa. Sikap yang baik pada
siswa akan menjadikan proses belajar dan mengajar menjadi lancer, tiada kendala, dan menjadi lebih bermakna. Sikap tidak dipisahkan dengan nilai.
Setiap sikap, tentu akan bernilai. Salah satu contoh jika seorang anak selalu mendengarkan ketika pelajaran berlangsung , maka ketika ditanya maka murid
40 tersebut akan dapat menjawab pertanyaan dengan benar, tidak membuat gaduh
dan selalu bersikap baik , maka siswa tersebut akan memiliki nilai yang tinggi. Sebaliknya jika seorang murid bersikap tidak baik, maka nilainya akan tidak baik,
jelek atau rendah. Pada setiap mata pelajaran di Sekolah Menengah, seorang guru sifatnya wajib
untuk memasukkan atau mengajarkan sikap dan nilai yang terkandung dalam masing-masing mata pelajaran. Hal tersebut disebabkan pada setiap mata
pelajaran berbeda kemampuan sikap yang harus dimiliki oleh murid-muridnya. Kemampuan siakp mata pelajaran IPA berbeda dengan mata pelajaran IPS.
Kemampuan sikap pada tiap-tiap mata pelajaran yang tertanam setelah pembelajaran berlangsung akan menjadi bekal ketika murid di rumah dan di
masyarakat. Penanaman sikap tersebut akan menjadi nilai tersendiri bagi murid. Sikap murid
di sekolah akan tercermin atau teraktualisasikan paa kehidupan di rumah dan di masyarakat. Oleh sebab itu , penanaman sikap dan nilai pada masing-masing
mata pelajara harus benar-benar dilaksanakan secara baik. Khusus mata pelajaran ips, penanaman sikap dan nilai pada murid harus benar-benar tercapai.
Hal ini dikarenakan mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang sedikit banyak mengajarkan tentang sikap dan nilai yang baik pada kehidupan di
keluarga , sekolah dan di masyarakat. Sangat disayangkan jika pengajaran IPS tidak dilaksanakan dengan terstruktur, maka aspek sikap yang terdapat dalam
tiap-tiap materi tidak akan tersampaikan ddan tertanam dengan baikke dalam diri setiap murid.
Pertanyaan permasalahan yang seebenarnya adalah mengapa nilai dan sikap dalam ppembelajaran IPS sangat penting bagi murid? Pertanyaan kedua adalah
bagaimana hubungan sikap ddan nilai dan perilaku pada pembelajaran IPS. Pertanyaan ketiga adlah bagaimana cara menanamkansikap dan nilai
pembelajaran IPS pada murid secara tepat? Terjawabnya pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan suatu harapan bahwa: 1
untuk mengetahui pentingnya nilai dan sikap dalam pembelajaran IPS; 2 Untuk mengetahui hubungan sikap nilai dan perilaku pada pembelajaran IPS; serta 3
untuk mengetahuai cara-cara bagaimanakah yang tepat untuk menenamkan sikap dan nilai dalam pembelajaran IPS.