B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti membuat suatu rumusan masalah yaitu :
Apakah penentuan tarif jasa kamar rawat inap Rumah Sakit Santo Yusup Boro sudah mengacu pada metode time and material pricing ?
C. Batasan Masalah
Penelitian dibatasi pada kelas VIP dan Kelas I, karena perhitungan presentase mark-up hanya bisa diterapkan untuk kelas VIP dan Kelas I.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, untuk mengetahui apakah penentuan tarif jasa kamar rawat inap Rumah Sakit Santo
Yusup Boro sudah mengacu pada metode time and material pricing.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna dan menjadikan sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen rumah sakit dalam menentukan
kebijakan yang berhubungan dengan penentuan besarnya tarif jasa kamar rawat inap dan untuk peningkatan mutu rumah sakit.
2. Bagi Universitas
Memberikan tambahan bacaan ilmiah yang berhubungan dengan penetapan tarif jasa kamar rawat inap di rumah sakit bagi mahasiswa
Universitas Sanata Dharma
3. Bagi Penulis
Menambah pengalaman dan merupakan kesempatan untuk menerapkan teori-teori yang telah diperoleh ke dalam keadaan yang sesungguhnya.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi hasil tinjauan teori yang ada relevansinya dengan penentuan tarif kamar rumah sakit.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan jenis penelitian, tempat, subjek dan objek, data yang dicari, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini meliputi sejarah singkat berdirinya rumah sakit, struktur organisasi dan personalia, visi, misi dan tujuan rumah sakit.
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menyajikan hasil penelitian lapangan, kemudian dianalisis untuk menentukan apakah penentuan besarnya tarif jasa
kamar rawat inap pada rumah sakit yang diteliti sudah tepat.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang diambil dari analisis data, kemudian dari kesimpulan tersebut akan diberikan saran-saran untuk rumah
sakit.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Harga Jual
1. Pengertian Harga Jual Harga jual adalah sejumlah kompensasi uang ataupun barang yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa. Hansen dan Mowen 2001:633 mendefinisikan “harga jual adalah jumlah
moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan”. Menurut
Mulyadi 2001:78 “pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan
biaya produksi ditambah mark-up ”. Dari definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase
laba yang diinginkan perusahaan. 2. Faktor Penetapan Harga
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga adalah; a. Faktor Internal, yang terpenting adalah sasaran pemasaran, strategi
bauran pemasaran, dan biaya. Walaupun penetapan harga dipengaruhi juga oleh manajer produksi, manajer keuangan dan akuntansi. Namun
karena begitu pentingnya, persetujuan akhir penetapan harga ada pada manajemen
puncak sesuai
harga yang
diusulkan.
b. Faktor External, yang mempengaruhi keputusan penetapan harga adalah sifat pasar dan permintaan; harga dan tawaran pesaing; serta
faktor lain seperti kondisi ekonomi, kebutuhan pembeli untuk dijual kembali, serta bagaimana tindakan atau kebijakan pemerintah.
3. Manfaat Informasi Biaya Penuh Dalam Keputusan Penentuan Harga Jual Pada dasarnya, harga jual produk atau jasa harus dapat menutup
biaya penuh yang bersangkutan dengan produk atau jasa dan menghasilkan laba yang dikehendaki. Biaya penuh merupakan total
pengorbanan sumber daya untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut. Disamping itu, harga jual harus pula dapat menghasilkan laba yang
memadai sepadan dengan investasi yang ditanamkan untuk menghasilkan produk atau jasa.
Adapun manfaat dari informasi biaya penuh bagi manajer penentu harga jual adalah sebagai berikut Mulyadi, 1993 : 348:
a. Biaya penuh merupakan titik awal untuk mengurangi ketidakpastian yang dihadapi oleh pengambil keputusan.
Penentuan harga jual umumnya merupakan pengambilan keputusan yang menyangkut masa yang akan datang dan dalam pengambilan
keputusan penentuan harga jual, manajer penentu harga jual menghadapi berbagai faktor yang mengandung banyak ketidakpastian.
Satu-satunya informasi yang memberikan kepastian yang relatif tinggi, yang ada di tangan manajer penentu harga jual adalah biaya. Biasanya
bagi manajer penentu harga jual, meskipun harga jual produk sudah
terbentuk di pasar, informasi biaya penuh dibutuhkan oleh manajer sebagai titik awal untuk mengurangi ketidakpastian dalam menentukan
harga jual produk atau jasa yang akan dibebankan kepada konsumen. Dengan informasi biaya penuh produk atau jasa yang cermat
accurate di tangannya, manajer penentu harga jual memiliki dasar untuk menetapkan kebijakan penentuan harga jual dengan aman.
b. Biaya penuh merupakan dasar yang memberikan perlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan kerugian
Kerugian merupakan keadaan suatu usaha yang total pendapatan yang diperoleh tidak cukup untuk menutup total biayanya. Kerugian akan
mengakibatkan suatu usaha tidak dapat tumbuh dan bahkan akan dapat mengakibatkan perusahaan harus menghentikan kegiatan bisnisnya.
Salah satu cara menghindari kerugian adalah dengan berusaha memperoleh pendapatan yang paling tidak dapat menutup biaya penuh.
Dengan demikian, merupakan tanggungjawab manajer penentu harga jual untuk menetapkan harga jual produk atau jasa yang dapat
memberikan perlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan kerugian. Oleh karena itu, manajer memerlukan informasi biaya penuh masa yang
akan datang yang berangkutan dengan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dalam penentuan harga jual tersebut.
c. Biaya penuh memberikan informasi yang memungkinkan manajer penentu harga jual melongok struktur biaya perusahaan pesaing.
Jika perusahaan ingin memenangkan persaingan di pasar, salah satu nasihat yang harus dipertimbangkan adalah: “fahami pesaingmu”. Jika
pesaing menurunkan harga jual produknya, tanpa memiliki informasi biaya penuh produknya, manajer penentu harga jual akan dibuat
terperanjat dan bingung dengan tindakan perusahaan pesaing tersebut. Dengan informasi biaya penuh yang berada di tangannya manajer
penentu harga jual akan mampu memahami atau menduga tindakan yang dilakukan perusahaan pesaing, manakala perusahaan pesaing
melakukan perubahan pada harga jual produk atau jasanya. Manajer penentu harga jual perlu memahami struktur biaya yang membentuk
harga pokok produk atau jasa yang dipasarkan, karena berdasarkan informasi ini akan memiliki data pembanding struktur biaya tersebut,
sehingga manajer akan mampu memperkirakan tindakan yang dilakukan oleh perusahaan pesaing.
d. Biaya penuh merupakan dasar-dasar pengambilan keputusan perusahaan memasuki pasar.
Umumnya harga jual sudah terbentuk di pasar karena pertimbangan antara permintaan dan penawaran di pasar tersebut. Oleh karena itu,
untuk memasuki pasar tertentu, faktor yang harus dipertimbangkan adalah apakah biaya penuh produk atau jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan memungkinkan perusahaan memasuki pasar tersebut
dengan harga jual yang telah terbentuk. Berdasarkan pembandingan harga jual yang terbentuk di pasar dengan biaya penuh produk atau jasa,
manajer penentu harga jual akan menghadapi tiga kemungkinan berikut ini:
1 Jika biaya penuh produk atau jasa melebihi harga jual yang terbentuk di pasar tertentu, perusahaan tidak mungkin memasuki
pasar tersebut, karena kerugian akan terjadi. 2 Jika biaya penuh produk atau jasa dapat ditutup dengan harga jual
yang terbentuk di pasar, namun harga jual tersebut belum mampu menghasilkan laba yang memadai jika dibandingkan dengan
investasi, maka perusahaan tidak mungkin memasuki pasar tersebut.
3 Jika kemungkinan butir a danatau butir b tersebut akan terjadi, perusahaan dapat merancang program untuk mengubah proses
produksi dan kegiatan pemasaran agar biaya penuh untuk memproduksi dan memasarkan produk atau jasa, yang dengan
harga jual tertentu yang terbentuk di pasar, perusahaan akan mampu menutup seluruh biaya penuh dan mampu menghasilkan
laba yang sepadan dengan investasi. 4. Perbandingan Metode Full Costing dengan Metode Variable Costing
Metode full costing maupun variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi. Perbedaan pokok yang ada di antara
keduanya terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang berperilaku tetap.
Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok
produksi. Harga pokok produksi yang dihitung melalui pendekatan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap ditambah dengan biaya non-produksi biaya pemasaran,
biaya administrasi dan umum. Pengertian Full costing atau sering pula disebut absorption atau
convetional costing menurut Mulyadi 2005:17 “Adalah metode
penentuan harga pokok produksi, yang membedakan seluruh biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk.”
Dalam metode full costing, biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku tetap maupun variabel, dibebankan kepada produk yang
diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu, biaya
overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk dalam proses persediaan produk jadi yang belum laku dijual, dan baru
dianggap sebagai biaya apabila produk jadi telah dijual.
Sedangkan variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja
ke dalam harga pokok produksi. Harga pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan Variable Costing terdiri dari unsur harga pokok
produksi variabel biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik ditambah dengan biaya non-produksi variabel
biaya pemasaran dan biaya administrasi umum. Pengertian Variable Costing
menurut Mulyadi 2005:18 “Adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya membebankan biaya-
biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok produk.”
Dalam metode variable costing, biaya ovehead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan unsur harga pokok produk,
sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya. Dengan demikian biaya overhead pabrik tetap didalam
metode variable costing tidak melekat pada persediaan produk yang belum laku dijual, tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode
terjadinya. 5. Metode Penentuan Harga Jual
Berikut ini akan diuraikan empat metode penentuan harga jual: penentuan harga jual dalam keadaan normal, penentuan harga jual dalam
cost type contract, dan penentuan haraga jual pesanan khusus, penentuan harga jual produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang diatur
dengan peraturan pemerintah Mulyadi, 1993: 351.
a Penentuan Harga Jual Normal Normal Pricing Dalam keadaan normal, manajer penentu harga jual memerlukan
informasi biaya penuh masa yang akan datang sebagai dasar penentuan harga jual produk atau jasa. Metode penentuan harga jual normal
seringkali disebut dengan istilah cost-plus pricing, karena harga jual ditentukan dengan menambah biaya masa yang akan datang dengan
suatu presentase markup tambahan di atas jumlah biaya yang dihitung dengan formula tertentu.
Harga jual produk atau jasa dalam keadaan normal ditentukan dengan formula sebagai berikut :
Harga jual = Taksiran biaya penuh + Laba yang diharapkan
Berikut ini dibahas dua contoh penentuan harga jual dalam keadaan normal : 1 Penentuan harga jual dalam perusahaan manufaktur dan 2
Penentuan harga jual dalam perusahaan yang menjual waktu, bahan dan suku cadang dalam pelayanan pelanggannya.
1 Cost Plus Pricing Cost Plus Pricing adalah penentuan harga jual dengan cara
menambahkan laba yang diharapkan di atas biaya penuh masa yang akan datang untuk memproduksi dan memasarkan produk.
Harga jual berdasarkan cost-plus pricing dihitung dengan rumus seperti yang digunakan untuk menghitung harga jual dalam
keadaan normal, yaitu harga jual = taksiran biaya penuh + laba yang diharapkan.
2 Penentuan harga jual waktu dan bahan Time and Material Pricing
Penentuan harga jual waktu dan bahan ini pada dasarnya merupakan cost-plus pricing. Harga jual ditentukan sebesar biaya
penuh ditambah dengan laba yang diharapkan. Metode penentuan harga jual ini digunakan oleh perusahaan bengkel, dok kapal, dan
perusahaan lain yang menjual jasa reparasi dan bahan dan suku cadang sebagai pelengkap penjualan jasa. Volume jasa dihitung
berdasarkan waktu yang diperlukan untuk melayani konsumen, sehingga perlu dihitung harga jual persatuan waktu yang dinikmati
oleh konsumen. Sedangkan volume bahan dan suku cadang yang diperlukan
sebagai pelengkap
penyerahan jasa
dihitung berdasarkan kuantitas bahan dan suku cadang yang diserahkan
kepada konsumen, sehingga perlu dihitung harga jual per satuan bahan dan suku cadang yang dijual kepada konsumen.
Penentuan Harga Jual Waktu Perusahaan bengkel, dok kapal, dan perusahaan lain yang menjual
jasa reparasi pada dasarnya menjual jam kerja tenaga kerja langsung yang digunakan untuk menghasilkan jasa reparasi.
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang pekerjaannya dapat dengan mudah diidentifikasikan kepada pesanan reparasi
yang diterima dari pelanggan. Dalam penyerahan jasa reparasi, disamping perusahaan tersebut mengeluarkan biaya bagi tenaga
kerja langsung, perusahaan juga mengeluarkan biaya-biaya untuk membantu tenaga kerja langsung dalam melaksanakan pekerjaan
penyerahan jasa reparasi. Biaya-biaya tersebut meliputi: biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya depresiasi, biaya asuransi, biaya
listrik, biaya air, biaya kantor, biaya reparasi, dan biaya umum. b Penentuan Harga Jual dalam Cost-type Contract Cost-type Contract
Pricing Cost-type Contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa
yang pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan pada total biaya sesungguhnya dikeluarkan oleh
produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar presentase tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut. Jika dalam keadaan
normal, harga jual produk atau jasa yang akan dijual di masa yang akan datang ditentukan dengan metode cost-plus pricing, berdasarkan
taksiran biaya penuh sebagai dasar, dalam cost-type contract harga jual yang dibebankan kepada konsumen dihitung berdasarkan biaya penuh
sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi dan memasarkan produk.
c Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus Special Order Pricing Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima oleh
perusahaan di luar pesanan reguler perusahaan. Biasanya konsumen yang melakukan pesanan khusus ini meminta harga di bawah harga
jual normal, bahkan seringkali harga yang diminta oleh konsumen
berada di bawah biaya penuh, karena biasanya pesanan khusus mencakup jumlah yang cukup besar.
d Penentuan Harga Jual Produk atau Jasa yang Dihasilkan oleh Perusahaan yang Diatur dengan Peraturan Pemerintah
Produk atau jasa yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat luas seperti listrik, air, telepon dan telegraf,
transportasi, dan jasa pos diatur dengan peraturan pemerintah. Harga jual produk dan jasa tersebut ditentukan berdasarkan biaya penuh
masa yang akan datang ditambah dengan laba yang diharapkan. 6. Metode Penentuan Harga Jual Berdasarkan Time and Material Pricing
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa metode ini digunakan untuk penentuan harga jual oleh perusahaan bengkel, dok
kapal, dan perusahaan lain yang menjual jasa Penentuan harga jual waktu dilakukan dengan formula sebagai
berikut Mulyadi, 1993: 359: Biaya tenaga kerja langsung
xx Presentase markup dari biaya tenaga kerja langsung
xx + Harga jual waktu
xx
Markup dihitung sebagai berikut : Biaya tidak langsung
xx Laba yang diharapkan
xx + Jumlah
xx
Taksiran biaya tenaga kerja langsung xx :
Presentase markup dari biaya tenaga kerja langsung xx
7. Rumus Perhitungan Harga Jual Per Unit Berdasarkan Metode Time and Material Pricing
Jika biaya dipakai sebagai dasar penentuan harga jual dalam pendekatan full costing, biaya penuh masa yang akan datang dibagi
menjadi dua, yaitu Mulyadi, 1993 : 350-356: a. Biaya yang dipengaruhi secara langsung oleh volume produksi adalah
berupa biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
b. Biaya yang tidak dipengaruhi secara langsung oleh volume produksi adalah berupa biaya non produksi yang terdiri dari biaya administrasi
dan umum dan biaya pemasaran. Dalam penentuan harga jual, taksiran biaya penuh yang secara
langsung dipengaruhi oleh volume produksi dipakai sebagai dasar penentuan harga jual, sedangkan taksiran biaya penuh yang tidak
dipengaruhi secara langsung oleh volume produksi ditampahkan pada laba yang diharapkan untuk kepentingan perhitungan persentase mark-
up. Rumus perhitungan harga jual atas dasar biaya penuh secara
umum dapat dinyatakan dalam persamaan berikut ini: Harga Jual Per Unit = Biaya langsung per unit + Persentase mark-up
Persentase mark-up dihitung dengan rumus: mark up = Biaya tidak langsung + Laba yang diharapkan
Biaya tenaga kerja langsung
B. Biaya