Evaluasi penentuan tarif jasa kamar rawat inap berdasarkan time and material pricing studi kasus di Rumah Sakit Santo Yusup Boro.
Material Pricing
Studi Kasus di Rumah Sakit Santo Yusup Boro
G. Dewinta Purbhacita NIM : 102114074 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah penentuan tarif jasa kamar rawat inap Rumah Sakit Santo Yusup Boro sudah mengacu pada metode time and material pricing.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Santo Yusup Boro pada bulan Januari sampai bulan Agustus 2014. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penentuan tarif rumah sakit dibandingan dengan metode time and material pricing.
Berdasarkan analisis yang dilakukan diambil kesimpulan bahwa penentuan tarif jasa kamar rawat inap yang dilakukan Rumah Sakit Santo Yusup Boro tidak mengacu pada metode time and material pricing.
(2)
AN EVALUATION FOR DETERMINING THE RATES OF HOSPITALIZATION ROOM SERVICES BASED ON TIME AND MATERIAL PRICING METHOD
A Case Study at Rumah Sakit Santo Yusup Boro
G. Dewinta Purbhacita NIM : 102114074 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
The purpose of this study is to determine whether the determination of tariff for hospitalization room of Santo Yusup Boro Hospital has already refered to the method of time
and material pricing.
This research is a case study. The study was conducted at the Hospital of Santo Yusup Boro in January to August, 2014. The data was taken by interview, observation, and documentation. The tariff of Santo Yusup Boro Hospital were compared with those calulated using time and material pricing method.
Based on the analysis conducted it can be concluded that the determination of tariff for hospitalization room conducted in Santo Yusup Boro Hospital did not refer to the time and material pricing method.
(3)
EVALUASI PENENTUAN TARIF JASA KAMAR RAWAT INAP
BERDASARKAN METODE TIME AND MATERIAL PRICING
Studi Kasus di Rumah Sakit Santo Yusup Boro
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
G. Dewinta Purbhacita
NIM: 102114074
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
(4)
i
EVALUASI PENENTUAN TARIF JASA KAMAR RAWAT INAP
BERDASARKAN METODE TIME AND MATERIAL PRICING
Studi Kasus di Rumah Sakit Santo Yusup Boro
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
G. Dewinta Purbhacita
NIM: 102114074
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
(5)
ii S k r i p s i
EVALUASI PENENTUAN TARIF JASA KAMAR RAWAT INAP BERDASARKAN METODE TIME AND MATERIAL PRICING
Studi Kasus di Rumah Sakit Santo Yusup Boro
Oleh :
G. Dewinta Purbhacita NIM : 102114074
Telah Disetujui oleh :
Pembimbing
Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA, C.A
(6)
iii
S k r i p s i
EVALUASI PENENTUAN TARIF JASA KAMAR RAWAT INAP BERDASARKAN TIME AND MATERIAL PRICING
Studi Kasus Di Rumah Sakit Santo Yusup Boro
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
G. Dewinta Purbhacita
NIM : 102114074
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada Tanggal 22 Juni 2015 dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Dr. Fr. Reni Retno A., S.E., M.Si., Ak.,
Sekretaris Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., C.A.,
Anggota Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., C.A.,
Anggota Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA.,
Anggota Dr. Fr. Reni Retno A., S.E., M.Si., Ak.,
Yogyakarta, 31 Juli 2015 Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Dekan
(7)
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Tidak ada rahasia untuk sukses, ini adalah hasil sebuah persiapan, kerja keras dan belajar dari kesalahan. (Colin Powel)
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah dalam doa. (Roma 12:12)
Life is hard. But not impossible. (Positive Life)
Hidup penuh keindahan. Perhatikan itu. Perhatikan lebah besar, anak kecil, dan wajah yang tersenyum. Rasakan hujan dan hiruplah udara. Hidupkan
kehidupan dengan segala potensimu, dan berjuanglah untuk mimpi – mimpimu. (Ashley Smith)
Kupersembahkan untuk :
Bapakku Martinus Sunarto dan Ibuku Christina Puji Rahayu
Kakakku Chandra dan Adikku Jalu
(8)
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: Evaluasi Penentuan Tarif Jasa Kamar Rawat Inap Berdasarkan Metode Time And
Material Pricing
Studi Kasus di Rumah Sakit Santo Yusup Boro
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran
(9)
(10)
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas karunia dan
berkahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi
yang berjudul “Evaluasi Penentuan Tarif Jasa Kamar Rawat Inap Berdasarkan
Metode Time And Material Pricing”. Penelitian dan penulisan skripi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Studi Akuntansi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma.
Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan,
saran dan nasehat dari berbagai pihak yang sangat bermanfaat bagi penulis di
dalam menyelesaikan penyusunan skripsi. Oleh karena itu, pada kesempatan kali
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan rahmatNya di dalam hidupku.
2. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
3. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma.
4. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
5. Lisia Apriani, S.E., M.Si., Akt., QIA., C.A., selaku Dosen Pembimbing yang
dengan penuh kesabaran dan pengertian membimbing serta memberikan
(11)
viii
6. Bapak dan Ibu dosen serta Keluarga Besar Program Studi Akuntansi, yang
telah banyak memberikan bekal pengetahuan dan bimbingan selama proses
perkuliahan berlangsung.
7. dr. Alfonsus Arya Kusuma, selaku Direktur Rumah Sakit Santo Yusup Boro
dan Ibu Veronika Kusumawardani, selaku Karyawan Rumah Sakit Santo
Yusup Boro yang telah memberikan ijin dan bersedia meluangkan waktunya
demi kelancaran penelitian.
8. Bapak, Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang,
perhatian, bimbingan, nasehat, dorongan, serta bantuan baik moril dan materil
sehingga penulis dapat menyelesaikan rangkaian panjang pendidikan dengan
hasil yang baik.
9. Kakak dan adikku tersayang yang telah memberikan semangat dan dorongan.
10. Sahabat-sahabatku yang kukasihi Ananta, Sundari, dan teman-teman angkatan
2010 Akuntansi yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan selama
proses penelitian, penulisan skripsi, maupun selama kuliah.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, segala kritik serta saran yang membangun akan penulis terima dengan
senang hati. Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat berguna
bagi semua pihak dan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut.
Yogyakarta, 22 Juni 2015
Penulis
(12)
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………..……….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………..…... ii
HALAMAN PENGESAHAN ………..………… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………..……… iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ………. v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……… vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ………... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ……….. ix
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ………. xi
HALAMAN DAFTAR TABEL ………..… xii
ABSTRAK ……… xiii
ABSTRACT ……….. xiv
BAB I PENDAHULUAN ……….… 1
A. Latar Belakang Masalah ………. 1
B. Rumusan Masalah ………... 4
C. Batasan Masalah ……….. 4
D. Tujuan Penelitian ………. 4
E. Manfaat Penelitian ……….. 4
F. Sistematika Penulisan ……….. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………. 7
A. Harga Jual ……… 7
1. Pengertian Harga Jual ……… 7
2. Faktor Penetapan Harga ………. 7
3. Manfaat Informasi Biaya Penuh Dalam Keputusan Penentuan Harga Jual………... 8
4. Perbandingan Metode Full Costing dengan Metode Variable Costing………... 11
5. Metode Penentuan Harga Jual ……….... 13
6. Metode Penentuan Harga Jual Berdasarkan Time And Material Pricing…...……….. 17
7. Rumus Perhitungan Harga Jual Per Unit Berdasarkan Metode Time And Material Pricing… 18 B. Biaya ……… 19
1. Pengertian Biaya ……… 19
2. Klasifikasi Biaya ………... 20
3. Biaya di Rumah Sakit ……… 22
C. Analisis Biaya Rumah Sakit ……… 23
1. Pengertian Analisis Biaya.……….. 23
2. Tujuan dan Manfaat Analisis Biaya …………..… 23
D. Metode Analisis Biaya Rumah Sakit ……….. 25
E. Definisi Jasa ……… 25
1. Karakteristik Jasa ………. 25
(13)
x
3. Jenis Rumah Sakit ………. 27
F. Tarif.………..…….. 28
1. Pengertian Tarif..………..…….. 28
2. Tujuan Penentuan Tarif……….. 29
3. Tarif Di Rumah Sakit..……… 30
4. Stratergi Penetapan Tarif Di Rumah Sakit...……. 32
G. Organisasi Sektor Publik..……… 33
BAB III METODE PENELITIAN………. 36
A. Jenis Penelitian ……… 36
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ……….. 36
C. Subjek dan Objek Penelitian ……… 36
D. Data yang Diperlukan ……….. 37
E. Jenis dan Sumber Data ……….… 37
F. Teknik Pengumpulan Data ………... 38
G. Teknik Analisa Data ………. 39
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN……….. 41
A. Sejarah Singkat Perusahaan ……….. 41
B. Visi, Misi dan Motto Perusahaan ………. 43
C. Penyajian Data Ruang Rawat Inap ……….. 43
D. Struktur Organisasi ………... 50
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……… 51
A. Penentuan Tarif Kamar Rawat Inap Rumah Sakit Santo Yusup Boro ……… 51
B. Perbandingan Komponen Penentuan Tarif Kamar Rawat Inap ………. 58
C. Pembahasan ……… 76
BAB VI PENUTUP………... 78
A. Kesimpulan……….……… 78
B. Keterbatasan Penelitian………..……… 78
C. Saran………..………. 79
DAFTAR PUSTAKA………...……… 80
(14)
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
(15)
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
V.1 Biaya-biaya yang dikeluarkan Rumah Sakit Santo
Yusup Boro……… 55 V.2 Tarif Jasa Kamar Rawat Inap………. 55 V.3 Jumlah Hari Hunian Rumah Sakit Santo Yusup Boro …………. 56 V.4 Dasar Alokasi Masing-Masing Biaya ...….. 57 V.5 Jumlah Biaya Listrik dan Air serta Jumlah Hari Hunian Rumah
Sakit Santo Yusup Boro ………... 60 V.6 Alokasi Biaya Listrik dan Air Tiap Tipe Kamar Rumah Sakit
SantoYusup Boro ... 62 V.7 Alokasi Biaya Kebersihan Rumah Sakit Santo Yusup Boro…….. 63 V.8 Alokasi Biaya Depresiasi Bangunan Rumah Sakit Santo Yusup
Boro………. 64
V.9 Alokasi Biaya Depresiasi Rumah Sakit Santo Yusup Boro……... 64 V.10 Alokasi Biaya Laundry Rumah Sakit Santo Yusup Boro………... 65 V.11 Alokasi biaya Konsumsi Rumah Sakit Santo Yusup Boro………. 66 V.12 Alokasi Biaya Administrasi Rumah Sakit Santo Yusup Boro…… 67 V.13 Data Biaya Berdasarkan Metode Time and Material Pricing…… 67 V.14 Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung ……… 68 V.15 Data Biaya Penuh Masing-masing Kamar Tahun 2013…………. 68 V.16 Daftar Biaya Penuh Setelah Mark up ………. 70 V.17 Tarif Kamar Rumah Sakit Santo Yusup Boro Menurut Metode
Time and Material Pricing... 70 V.18 Perbandingan Tarif………. 71 V.19 Pengklasifikasian Biaya Rumah Sakit Santo Yusup Boro... 71 V.20 Pengklasifikasian Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung.... 72 V.21 Penentuan Tarif Jasa Kamar Rawat Inap... 74 V.22 Hasil Perbandingan Tarif Rumah Sakit dengan Metode Time
(16)
xiii
ABSTRAK
Evaluasi Penentuan Tarif Jasa Kamar Rawat Inap Berdasarkan Metode Time And Material Pricing
Studi Kasus di Rumah Sakit Santo Yusup Boro
G. Dewinta Purbhacita NIM : 102114074 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah penentuan tarif jasa kamar rawat inap Rumah Sakit Santo Yusup Boro sudah mengacu pada metode time and material pricing.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Santo Yusup Boro pada bulan Januari sampai bulan Agustus 2014. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penentuan tarif rumah sakit dibandingan dengan metode time and material pricing.
Berdasarkan analisis yang dilakukan diambil kesimpulan bahwa penentuan tarif jasa kamar rawat inap yang dilakukan Rumah Sakit Santo Yusup Boro tidak mengacu pada metode time and material pricing.
(17)
xiv
ABSTRACT
AN EVALUATION FOR DETERMINING THE RATES OF HOSPITALIZATION ROOM SERVICES BASED ON TIME AND
MATERIAL PRICING METHOD
A Case Study at Rumah Sakit Santo Yusup Boro
G. Dewinta Purbhacita NIM : 102114074 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
The purpose of this study is to determine whether the determination of tariff for hospitalization room of Santo Yusup Boro Hospital has already refered to the method of time and material pricing. This research is a case study. The study was conducted at the Hospital of Santo Yusup Boro in January to August, 2014. The data was taken by interview, observation, and documentation. The tariff of Santo Yusup Boro Hospital were compared with those calulated using time and material pricing method.
Based on the analysis conducted it can be concluded that the determination of tariff for hospitalization room conducted in Santo Yusup Boro Hospital did not refer to the time and material pricing method.
(18)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan adalah suatu organisasi produksi yang menggunakan dan
mengkoordinir sumber ekonomi untuk memenuhi kebutuhan yang dapat
memberikan suatu keuntungan. Menurut tujuannya organisasi dapat
dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu organisasi yang bertujuan mencari
laba (profit oriented) dan organisasi yang tidak bertujuan mencari laba (non
profit oriented). Perusahaan menurut masukan dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu perusahaan yang menghasilkan produk berupa barang dan
perusahaan yang menghasilkan produk berupa jasa, pada penulisan ini akan
lebih mengkhususkan pada perusahaan yang menghasilkan produk berupa
jasa.
Betapa pentingnya organisasi nirlaba juga tercermin dari kehidupan
manusia yang cenderung berorganisasi, baik formal maupun informal. Mulai
dari kebutuhan akan rumah sakit, sekolah, lembaga keuangan, pemerintah dan
sebagainya. Pada organisasi yang berorientasi profit, atau yang bertujuan
mencari laba, maka penjualan adalah sumber utama yang menghasilkan laba.
Organisasi yang berorientasi mencari keuntungan akan berusaha menekan
jumlah biaya yang dikeluarkan. Begitupun dengan organisasi yang
berorientasi nonprofit juga tetap berusaha untuk meningkatkan penjualan
dengan tujuan kelangsungan operasional organisasi, kepuasaan konsumen,
(19)
Rumah sakit adalah salah satu contoh organisasi berorientasi
nonprofit. Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang memberikan
pelayanan kesehatan yang bersifat sosial. Rumah sakit mempunyai tugas
utama memberikan pengobatan, perawatan kepada pasien, dan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Tugas-tugas rumah sakit itu menjadikan rumah
sakit sebagai pihak yang sangat dibutuhkan dalam menyediakan kebutuhan
masyarakat dan mewujudkan cita-cita masyarakat yang menjadikan warganya
memiliki kehidupan yang lebih baik. Berdasarkan kondisi tersebut maka
rumah sakit dituntut untuk dapat memanfaatkan teknologi dan tenaga-tenaga
ahli di bidang kesehatan, bidang komunikasi dan informasi, dan bidang
transportasi yang mendukung jasa pelayanan kesehatan sehingga mampu
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik. Pemanfaatan berbagai
teknologi dan tenaga-tenaga ahli membuat biaya operasional yang dikeluarkan
rumah sakit menjadi besar yang akan berdampak pada tarif jasa kamar rawat
inap yang tinggi. Kebijakan penentuan tarif jasa kamar rawat inap merupakan
keputusan yang tidak dapat diabaikan oleh rumah sakit. Untuk itu pihak
rumah sakit memerlukan suatu metode yang tepat dalam penentuan tarif jasa
kamar rawat inap untuk menghasilkan informasi biaya yang akurat. Besarnya
tarif yang ditetapkan harus dapat menutup seluruh biaya yang diperlukan dan
dikeluarkan rumah sakit untuk melakukan perawatan terhadap pasien dan
disesuaikan dengan kemampuan masyarakat setempat.
Penentuan tarif jasa kamar rawat inap merupakan suatu keputusan yang
(20)
jasa kamar rawat inap harus mampu menutup semua biaya dan mencapai
tingkat laba yang diharapkan. Rumah sakit memberikan berbagai macam
fasilitas pada pelayanan rawat inap yang berbeda-beda sebagai
konsekuensinya biaya overhead yang tinggi, sehingga rumah sakit dituntut
untuk menentukan pembebanan biaya secara tepat. Struktur biaya merupakan
faktor yang sangat penting dalam penentuan tarif. Penentuan tarif yang kurang
tepat akan mengakibatkan rumah sakit sulit untuk mengembangkan usahanya.
Dalam menentukan tarif jasa kamar rawat inap yang tepat dan teliti dari suatu
barang atau jasa haruslah diketahui besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk mendapatkan barang atau jasa tertentu. Apabila harga jual yang
ditetapkan oleh perusahaan tidak dapat menutup seluruh biaya yang
dikeluarkan akan sulit bagi perusahaan untuk dapat terus berkembang.
Kehidupan perusahaan akan dapat terus berkembang, bila suatu perusahaan
tidak hanya menetapkan biaya sebesar yang dikeluarkan, tetapi juga
menetapkan unsur biaya yang dikeluarkan serta laba yang diharapkan.
Rumah Sakit Santo Yusup Boro merupakan salah satu rumah sakit milik
swasta yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Dalam
menetapkan tarif jasa kamar rawat inap Rumah Sakit Santo Yusup Boro
hanya didasarkan pada lama pasien dirawat di rumah sakit. Padahal
perhitungan tarif jasa kamar rawat inap yang tepat sangat penting karena
(21)
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti membuat
suatu rumusan masalah yaitu :
Apakah penentuan tarif jasa kamar rawat inap Rumah Sakit Santo Yusup
Boro sudah mengacu pada metode time and material pricing ?
C.
Batasan Masalah
Penelitian dibatasi pada kelas VIP dan Kelas I, karena perhitungan presentase
mark-up hanya bisa diterapkan untuk kelas VIP dan Kelas I.
D.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, untuk
mengetahui apakah penentuan tarif jasa kamar rawat inap Rumah Sakit Santo
Yusup Boro sudah mengacu pada metode time and material pricing.
E.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna dan menjadikan sebagai
bahan pertimbangan bagi manajemen rumah sakit dalam menentukan
kebijakan yang berhubungan dengan penentuan besarnya tarif jasa kamar
rawat inap dan untuk peningkatan mutu rumah sakit.
2. Bagi Universitas
Memberikan tambahan bacaan ilmiah yang berhubungan dengan
penetapan tarif jasa kamar rawat inap di rumah sakit bagi mahasiswa
(22)
3. Bagi Penulis
Menambah pengalaman dan merupakan kesempatan untuk menerapkan
teori-teori yang telah diperoleh ke dalam keadaan yang sesungguhnya.
F.
Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi hasil tinjauan teori yang ada relevansinya dengan
penentuan tarif kamar rumah sakit.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan jenis penelitian, tempat, subjek dan objek, data
yang dicari, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini meliputi sejarah singkat berdirinya rumah sakit, struktur
organisasi dan personalia, visi, misi dan tujuan rumah sakit.
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menyajikan hasil penelitian lapangan, kemudian
dianalisis untuk menentukan apakah penentuan besarnya tarif jasa
(23)
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang diambil dari analisis data, kemudian
dari kesimpulan tersebut akan diberikan saran-saran untuk rumah
sakit.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(24)
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Harga Jual
1. Pengertian Harga Jual
Harga jual adalah sejumlah kompensasi (uang ataupun barang) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa.
Hansen dan Mowen (2001:633) mendefinisikan “harga jual adalah jumlah
moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau
pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan”. Menurut Mulyadi (2001:78) “pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi
biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan
biaya produksi ditambah mark-up”. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase
laba yang diinginkan perusahaan.
2. Faktor Penetapan Harga
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga adalah;
a. Faktor Internal, yang terpenting adalah sasaran pemasaran, strategi
bauran pemasaran, dan biaya. Walaupun penetapan harga dipengaruhi
juga oleh manajer produksi, manajer keuangan dan akuntansi. Namun
karena begitu pentingnya, persetujuan akhir penetapan harga ada pada
(25)
b. Faktor External, yang mempengaruhi keputusan penetapan harga
adalah sifat pasar dan permintaan; harga dan tawaran pesaing; serta
faktor lain seperti kondisi ekonomi, kebutuhan pembeli untuk dijual
kembali, serta bagaimana tindakan atau kebijakan pemerintah.
3. Manfaat Informasi Biaya Penuh Dalam Keputusan Penentuan Harga Jual
Pada dasarnya, harga jual produk atau jasa harus dapat menutup
biaya penuh yang bersangkutan dengan produk atau jasa dan
menghasilkan laba yang dikehendaki. Biaya penuh merupakan total
pengorbanan sumber daya untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut.
Disamping itu, harga jual harus pula dapat menghasilkan laba yang
memadai sepadan dengan investasi yang ditanamkan untuk menghasilkan
produk atau jasa.
Adapun manfaat dari informasi biaya penuh bagi manajer penentu
harga jual adalah sebagai berikut (Mulyadi, 1993 : 348):
a. Biaya penuh merupakan titik awal untuk mengurangi ketidakpastian
yang dihadapi oleh pengambil keputusan.
Penentuan harga jual umumnya merupakan pengambilan keputusan
yang menyangkut masa yang akan datang dan dalam pengambilan
keputusan penentuan harga jual, manajer penentu harga jual
menghadapi berbagai faktor yang mengandung banyak ketidakpastian.
Satu-satunya informasi yang memberikan kepastian yang relatif tinggi,
yang ada di tangan manajer penentu harga jual adalah biaya. Biasanya
(26)
terbentuk di pasar, informasi biaya penuh dibutuhkan oleh manajer
sebagai titik awal untuk mengurangi ketidakpastian dalam menentukan
harga jual produk atau jasa yang akan dibebankan kepada konsumen.
Dengan informasi biaya penuh produk atau jasa yang cermat
(accurate) di tangannya, manajer penentu harga jual memiliki dasar
untuk menetapkan kebijakan penentuan harga jual dengan aman.
b. Biaya penuh merupakan dasar yang memberikan perlindungan bagi
perusahaan dari kemungkinan kerugian
Kerugian merupakan keadaan suatu usaha yang total pendapatan yang
diperoleh tidak cukup untuk menutup total biayanya. Kerugian akan
mengakibatkan suatu usaha tidak dapat tumbuh dan bahkan akan dapat
mengakibatkan perusahaan harus menghentikan kegiatan bisnisnya.
Salah satu cara menghindari kerugian adalah dengan berusaha
memperoleh pendapatan yang paling tidak dapat menutup biaya penuh.
Dengan demikian, merupakan tanggungjawab manajer penentu harga
jual untuk menetapkan harga jual produk atau jasa yang dapat
memberikan perlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan kerugian.
Oleh karena itu, manajer memerlukan informasi biaya penuh masa yang
akan datang yang berangkutan dengan produk atau jasa yang dihasilkan
(27)
c. Biaya penuh memberikan informasi yang memungkinkan manajer
penentu harga jual melongok struktur biaya perusahaan pesaing.
Jika perusahaan ingin memenangkan persaingan di pasar, salah satu
nasihat yang harus dipertimbangkan adalah: “fahami pesaingmu”. Jika
pesaing menurunkan harga jual produknya, tanpa memiliki informasi
biaya penuh produknya, manajer penentu harga jual akan dibuat
terperanjat dan bingung dengan tindakan perusahaan pesaing tersebut.
Dengan informasi biaya penuh yang berada di tangannya manajer
penentu harga jual akan mampu memahami atau menduga tindakan
yang dilakukan perusahaan pesaing, manakala perusahaan pesaing
melakukan perubahan pada harga jual produk atau jasanya. Manajer
penentu harga jual perlu memahami struktur biaya yang membentuk
harga pokok produk atau jasa yang dipasarkan, karena berdasarkan
informasi ini akan memiliki data pembanding struktur biaya tersebut,
sehingga manajer akan mampu memperkirakan tindakan yang
dilakukan oleh perusahaan pesaing.
d. Biaya penuh merupakan dasar-dasar pengambilan keputusan perusahaan
memasuki pasar.
Umumnya harga jual sudah terbentuk di pasar karena pertimbangan
antara permintaan dan penawaran di pasar tersebut. Oleh karena itu,
untuk memasuki pasar tertentu, faktor yang harus dipertimbangkan
adalah apakah biaya penuh produk atau jasa yang dihasilkan oleh
(28)
dengan harga jual yang telah terbentuk. Berdasarkan pembandingan
harga jual yang terbentuk di pasar dengan biaya penuh produk atau jasa,
manajer penentu harga jual akan menghadapi tiga kemungkinan berikut
ini:
1) Jika biaya penuh produk atau jasa melebihi harga jual yang
terbentuk di pasar tertentu, perusahaan tidak mungkin memasuki
pasar tersebut, karena kerugian akan terjadi.
2) Jika biaya penuh produk atau jasa dapat ditutup dengan harga jual
yang terbentuk di pasar, namun harga jual tersebut belum mampu
menghasilkan laba yang memadai jika dibandingkan dengan
investasi, maka perusahaan tidak mungkin memasuki pasar
tersebut.
3) Jika kemungkinan butir a dan/atau butir b tersebut akan terjadi,
perusahaan dapat merancang program untuk mengubah proses
produksi dan kegiatan pemasaran agar biaya penuh untuk
memproduksi dan memasarkan produk atau jasa, yang dengan
harga jual tertentu yang terbentuk di pasar, perusahaan akan
mampu menutup seluruh biaya penuh dan mampu menghasilkan
laba yang sepadan dengan investasi.
4. Perbandingan Metode Full Costing dengan Metode Variable Costing
Metode full costing maupun variable costing merupakan metode
(29)
keduanya terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang
berperilaku tetap.
Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi
yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok
produksi. Harga pokok produksi yang dihitung melalui pendekatan full
costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead
pabrik tetap) ditambah dengan biaya non-produksi (biaya pemasaran,
biaya administrasi dan umum).
Pengertian Full costing atau sering pula disebut absorption atau
convetional costing menurut Mulyadi (2005:17) “Adalah metode penentuan harga pokok produksi, yang membedakan seluruh biaya
produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku tetap maupun variabel
kepada produk.”
Dalam metode full costing, biaya overhead pabrik, baik yang
berperilaku tetap maupun variabel, dibebankan kepada produk yang
diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal
atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu, biaya
overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk
dalam proses persediaan produk jadi yang belum laku dijual, dan baru
(30)
Sedangkan variable costing merupakan metode penentuan harga
pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja
ke dalam harga pokok produksi. Harga pokok produksi yang dihitung
dengan pendekatan Variable Costing terdiri dari unsur harga pokok
produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik) ditambah dengan biaya non-produksi variabel
(biaya pemasaran dan biaya administrasi & umum).
Pengertian Variable Costing menurut Mulyadi (2005:18) “Adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya membebankan
biaya-biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok produk.”
Dalam metode variable costing, biaya ovehead pabrik tetap
diperlakukan sebagai period costs dan bukan unsur harga pokok produk,
sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam
periode terjadinya. Dengan demikian biaya overhead pabrik tetap didalam
metode variable costing tidak melekat pada persediaan produk yang belum
laku dijual, tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode
terjadinya.
5. Metode Penentuan Harga Jual
Berikut ini akan diuraikan empat metode penentuan harga jual:
penentuan harga jual dalam keadaan normal, penentuan harga jual dalam
cost type contract, dan penentuan haraga jual pesanan khusus, penentuan
harga jual produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang diatur
(31)
a) Penentuan Harga Jual Normal (Normal Pricing)
Dalam keadaan normal, manajer penentu harga jual memerlukan
informasi biaya penuh masa yang akan datang sebagai dasar penentuan
harga jual produk atau jasa. Metode penentuan harga jual normal
seringkali disebut dengan istilah cost-plus pricing, karena harga jual
ditentukan dengan menambah biaya masa yang akan datang dengan
suatu presentase markup (tambahan di atas jumlah biaya) yang dihitung
dengan formula tertentu.
Harga jual produk atau jasa dalam keadaan normal ditentukan
dengan formula sebagai berikut :
Harga jual = Taksiran biaya penuh + Laba yang diharapkan
Berikut ini dibahas dua contoh penentuan harga jual dalam keadaan
normal : 1) Penentuan harga jual dalam perusahaan manufaktur dan 2)
Penentuan harga jual dalam perusahaan yang menjual waktu, bahan dan
suku cadang dalam pelayanan pelanggannya.
1) Cost Plus Pricing
Cost Plus Pricing adalah penentuan harga jual dengan cara
menambahkan laba yang diharapkan di atas biaya penuh masa
yang akan datang untuk memproduksi dan memasarkan produk.
Harga jual berdasarkan cost-plus pricing dihitung dengan rumus
seperti yang digunakan untuk menghitung harga jual dalam
keadaan normal, yaitu harga jual = taksiran biaya penuh + laba
(32)
2) Penentuan harga jual waktu dan bahan (Time and Material
Pricing)
Penentuan harga jual waktu dan bahan ini pada dasarnya
merupakan cost-plus pricing. Harga jual ditentukan sebesar biaya
penuh ditambah dengan laba yang diharapkan. Metode penentuan
harga jual ini digunakan oleh perusahaan bengkel, dok kapal, dan
perusahaan lain yang menjual jasa reparasi dan bahan dan suku
cadang sebagai pelengkap penjualan jasa. Volume jasa dihitung
berdasarkan waktu yang diperlukan untuk melayani konsumen,
sehingga perlu dihitung harga jual persatuan waktu yang dinikmati
oleh konsumen. Sedangkan volume bahan dan suku cadang yang
diperlukan sebagai pelengkap penyerahan jasa dihitung
berdasarkan kuantitas bahan dan suku cadang yang diserahkan
kepada konsumen, sehingga perlu dihitung harga jual per satuan
bahan dan suku cadang yang dijual kepada konsumen.
Penentuan Harga Jual Waktu
Perusahaan bengkel, dok kapal, dan perusahaan lain yang menjual
jasa reparasi pada dasarnya menjual jam kerja tenaga kerja
langsung yang digunakan untuk menghasilkan jasa reparasi.
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang pekerjaannya
dapat dengan mudah diidentifikasikan kepada pesanan reparasi
yang diterima dari pelanggan. Dalam penyerahan jasa reparasi,
(33)
kerja langsung, perusahaan juga mengeluarkan biaya-biaya untuk
membantu tenaga kerja langsung dalam melaksanakan pekerjaan
penyerahan jasa reparasi. Biaya-biaya tersebut meliputi: biaya
tenaga kerja tidak langsung, biaya depresiasi, biaya asuransi, biaya
listrik, biaya air, biaya kantor, biaya reparasi, dan biaya umum.
b) Penentuan Harga Jual dalam Cost-type Contract (Cost-type Contract
Pricing)
Cost-type Contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa
yang pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga
yang didasarkan pada total biaya sesungguhnya dikeluarkan oleh
produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar presentase
tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut. Jika dalam keadaan
normal, harga jual produk atau jasa yang akan dijual di masa yang
akan datang ditentukan dengan metode cost-plus pricing, berdasarkan
taksiran biaya penuh sebagai dasar, dalam cost-type contract harga jual
yang dibebankan kepada konsumen dihitung berdasarkan biaya penuh
sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi dan
memasarkan produk.
c) Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus (Special Order Pricing)
Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima oleh
perusahaan di luar pesanan reguler perusahaan. Biasanya konsumen
yang melakukan pesanan khusus ini meminta harga di bawah harga
(34)
berada di bawah biaya penuh, karena biasanya pesanan khusus
mencakup jumlah yang cukup besar.
d) Penentuan Harga Jual Produk atau Jasa yang Dihasilkan oleh
Perusahaan yang Diatur dengan Peraturan Pemerintah
Produk atau jasa yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan
pokok masyarakat luas seperti listrik, air, telepon dan telegraf,
transportasi, dan jasa pos diatur dengan peraturan pemerintah. Harga
jual produk dan jasa tersebut ditentukan berdasarkan biaya penuh
masa yang akan datang ditambah dengan laba yang diharapkan.
6. Metode Penentuan Harga Jual Berdasarkan Time and Material Pricing
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa metode ini
digunakan untuk penentuan harga jual oleh perusahaan bengkel, dok
kapal, dan perusahaan lain yang menjual jasa
Penentuan harga jual waktu dilakukan dengan formula sebagai
berikut (Mulyadi, 1993: 359):
Biaya tenaga kerja langsung xx Presentase markup dari biaya tenaga kerja langsung xx +
Harga jual waktu xx
Markup dihitung sebagai berikut :
Biaya tidak langsung xx Laba yang diharapkan xx +
Jumlah xx
Taksiran biaya tenaga kerja langsung xx : Presentase markup dari biaya tenaga kerja langsung xx
(35)
7. Rumus Perhitungan Harga Jual Per Unit Berdasarkan Metode Time and
Material Pricing
Jika biaya dipakai sebagai dasar penentuan harga jual dalam
pendekatan full costing, biaya penuh masa yang akan datang dibagi
menjadi dua, yaitu (Mulyadi, 1993 : 350-356):
a. Biaya yang dipengaruhi secara langsung oleh volume produksi adalah
berupa biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
b. Biaya yang tidak dipengaruhi secara langsung oleh volume produksi
adalah berupa biaya non produksi yang terdiri dari biaya administrasi
dan umum dan biaya pemasaran.
Dalam penentuan harga jual, taksiran biaya penuh yang secara
langsung dipengaruhi oleh volume produksi dipakai sebagai dasar
penentuan harga jual, sedangkan taksiran biaya penuh yang tidak
dipengaruhi secara langsung oleh volume produksi ditampahkan pada
laba yang diharapkan untuk kepentingan perhitungan persentase
mark-up.
Rumus perhitungan harga jual atas dasar biaya penuh secara
umum dapat dinyatakan dalam persamaan berikut ini:
Harga Jual Per Unit = Biaya langsung per unit + Persentase mark-up
Persentase mark-up dihitung dengan rumus:
% mark up = Biaya tidak langsung + Laba yang diharapkan
(36)
B. Biaya
1. Pengertian Biaya
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu
proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar
yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Hansen
dan Mowen (2006: 40) mendefinisikan biaya sebagai kas atau nilai
ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa
yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi
organisasi. Dikatakan sebagai ekuivalen kas karena sumber nonkas dapat
ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan. Jadi, kita dapat
menganggap biaya sebagai ukuran dollar dari sumber daya yang
digunakan untuk mencapai keuntungan tertentu.
Biaya menurut Atkinson dan Kaplan (2009: 33), definisi umum
biaya adalah nilai moneter barang dan jasa yang dikeluarkan untuk
mendapatkan manfaat sekarang atau masa depan. Oleh karena itu,
sementara biaya merefleksikan arus keluar sumber-sumber seperti kas,
atau komitmen keuangan untuk membayar di masa depan, arus keluar
tersebut mendatangkan manfaat-manfaat yang dapat digunakan untuk
membuat produk yang dapat dijual untuk menghasilkan suatu manfaat
(37)
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa unsur pokok dalam biaya, yaitu:
a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.
b. Diukur dalam satuan uang.
c. Memberikan manfaat sekarang atau masa depan.
d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
2. Klasifikasi Biaya
Biaya dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara. Umumnya
penggolongan biaya ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai
dengan penggolongan tersebut. Menurut Mulyadi (2005: 13-14), biaya
dapat diklasifikasikan berdasarkan:
a. Fungsi pokok dalam perusahaan. Ada tiga fungsi pokok dalam
perusahaan manufaktur yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan
fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan
manufaktur biaya dapat dikelompokkan menjadi:
1) Biaya produksi, merupakan biaya – biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
Biaya ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik. Contohnya adalah biaya gaji
karyawan, biaya depresiasi mesin.
2) Biaya pemasaran, merupakan biaya – biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah
(38)
3) Biaya administrasi dan umum, merupakan biaya – biaya untuk mengkoordinasinkegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh
biaya ini adalah biaya gaji karyawan Bagian Keuangan, Akuntansi,
Personalia, Biaya fotocopy.
b. Menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai. Sesuatu yang
dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya
dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan:
1) Biaya langsung. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang
menjadi penyebab satu – satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung. Contoh: biaya kaleng atau
botol merupakan biaya langsung bagi perusahaan minuman
kemasan kering.
2) Biaya tidak langsung. Biaya tidak langsung adalah biaya yang
terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.
Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut
dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead
pabrik. Biaya ini tidak mudah diidentifikasikan dengan produk
tertentu. dari objek berkaitan dengan objek biaya tertentu namun
tidak dapat ditelusur ke objek biaya tersebut dengan cara yang
layak secara ekonomis (efektif-biaya). Contoh: gaji
(39)
c. Menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume
aktivitas. Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas,
biaya dapat digolongkan menjadi:
1) Biaya variabel: biaya yang totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Contoh: biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung.
2) Biaya semivariabel: biaya yang berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung
unsur biaya tetap dan biaya variabel.
3) Biaya semifixed: biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan
tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume
produksi tertentu.
4) Biaya tetap: biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume
kegiatan tertentu. Contoh: gaji direktur produksi
3. Biaya di Rumah Sakit
Menurut Horngren (2010), biaya yang ada di rumah sakit
diklasifikasikan menjadi dua, sebagai berikut :
a. Departemen pusat laba (revenue centre)
Biaya ini juga mempunyai biaya yang tidak dapat ditelusuri secara
langsung dari jasa yang dihasilkan. Contoh dari departemen pusat laba
adalah rawat jalan, rawat inap, laboratorium, kamar operasi, gawat
(40)
b. Departemen pusat biaya (cost centre)
Departemen ini dianggap sebagai departemen pembantu. Biaya yang ditimbulkan
dikategorikan sebagai biaya tidak langsung bagian cost centre, karena tidak dapat
diidentifikasi secara langsung terhadap jasa yang dihasilkan di rumah sakit.
Contoh biaya ini adalah biaya manajemen, laundry, makanan, rekam medis dan
lain-lain.
C. Analisis Biaya Rumah Sakit
1. Pengertian Analisis Biaya
Analisis biaya menurut Hasibuan (2005:9) adalah suatu kegiatan
menghitung biaya rumah sakit untuk berbagai jenis pelayanan yang
ditawarkan, baik secara total maupun per unit, dengan cara menghitung
seluruh biaya pada seluruh unit/pusat biaya serta mendistribusikan ke
unit-unit produksi yang kemudian dibayarkan oleh pasien.
2. Tujuan dan Manfaat Analisis Biaya
Tujuan analisis biaya adalah (Hasibuan, 2005:10) sebagai berikut:
a. Mendapatkan gambaran mengenai unit/bagian yang merupakan pusat
biaya (cost centre) serta pusat pendapatan (revenue centre).
b. Mendapatkan gambaran berupa biaya satuan program atau unit
pelayanan kesehatan sehingga dapat dihitung total anggaran yang
(41)
Manfaat analisis biaya menurut Hasibuan, 2005:10, sebagai berikut :
a. Pricing
Informasi biaya satuan sangat penting dalam penentuan
kebijakan tarif rumah sakit. Dengan diketahuinya biaya satuan (unit
cost), dapat diketahui apakah tariff sekarang merugi, break even, atau
menguntungkan. Seberapa besar subsidi yang dapat diberikan kepada
unit pelayanan juga dapat diketahui misalnya subsidi pada pelayanan
kelas III rumah sakit.
b. Budgeting/Planning
Informasi jumlah biaya (total cost) dari suatu unit produksi dan
biaya satuan (unit cost) dari tiap-tiap output rumah sakit, sangat
penting untuk alokasi anggaran dan untuk perencanaan anggaran.
c. Budgetary control
Hasil analisis biaya dapat dimanfaatkan untuk memonitor dan
mengendalikan kegiatan operasional rumah sakit. Misalnya
mengidentifikasi pusat-pusat biaya (cost center) yang strategis dalam
upaya efisiensi rumah sakit.
d. Evaluasi dan Pertanggungjawaban
Analisis biaya bermanfaat untuk menilai kinerja keuangan rumah
sakit secara keseluruhan, sekaligus sebagai pertanggungjawaban
(42)
D. Metode Analisis Biaya Rumah Sakit
Menurut Mulyadi (2005: 16) analiasis biaya pada prinsipnya ada 2
metode yaitu:
1. Metode Konvensional, yaitu suatu metode penentuan harga pokok yang
dirancang berdasarkan teknologi masa lalu. Biaya yang digunakan dibagi
dalam variabel-variabel produksi. Metode ini biasanya disebut full costing
dan variabel costing. Titik berat penentuan harga metode ini hanya pada
fase produksi saja.
2. Metode Activity Based Costing, yaitu suatu metode penentuan harga pokok
(product costing) yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok
produk secara cermat. Perhitungan ini mengukur secara cermat konsumsi
sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan
produk.
E. Definisi Jasa
Jasa adalah tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu
pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak
berwujud) dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun (Fandy, 2008 : 134).
1. Karakteristik Jasa
Jasa memiliki karakteristik utama yang membedakan dari produk lain,
yaitu (Fandy, 136-137):
a. Intangibility
(43)
b. Inseparability
Umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi pada waktu yang
bersamaan. Jasa biasanya dijual terlebih dahulu baru kemudian
diproduksi dan dikonsumsi secara simultan.
c. Variability
Jasa bersifat sangat variable, artinya terdapat banyak variasi bentuk,
kualitas dan jenisnya tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa
tersebut dihasilkan.
d. Perishability
Karakteristik ini mempunyai maksud bahwa jasa tidak dapat disimpan
seperti halnya produk.
2. Pengertian Rumah Sakit
Rumah sakit adalah salah satu perusahaan jasa yang
menyelenggarakan upaya terutama penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan pasien (Lumenta, 1985 : 11).
Berikut ini adalah fungsi dari rumah sakit :
a. Fungsi Pelayanan Intramural
Fungsi pelayanan ini merupakan segala kegiatan layanan kesehatan
dan penunjangnya yang semuanya dilakukan didalam rumah sakit itu
sendiri, seperti pelayanan pengobatan dan penyembuhan pada pasien
secara rawat jalan atau rawat inap, penyelenggaraan pendidikan bagi
tenaga medik, pelayanan kerumahtanggaan, dan pelayanan
(44)
b. Fungsi Pelayanan Ekstramural
Fungsi pelayanan ini merupakan segala kegiatan di bidang kesehatan
yang dilakukan di masyarakat, seperti program keluarga berencana,
program pelayanan gizi, program kesehatan lingkungan, program
penyuluhan kesehatan masyarakat.
3. Jenis Rumah Sakit
Menyangkut jenis rumah sakit di Indonesia dapat dikemukakan
sebagai berikit (Dalmy Iskandar, 1998 : 6 - 11):
a. Rumah Sakit Swasta, adalah rumah sakit yang didirikan oleh pihak
swasta atau non-pemerintah yaitu beberapa orang sepakat untuk
mendirikan suatu badan hokum atau perusahaan hukum.
b. Rumah Sakit Pemerintah. Disamping rumah sakit yang dikelola oleh
pihak swasta ada juga rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah.
Perbedaan pokok dengan rumah sakit swasta terutama menyangkut
pada sumber pandanaan rumah sakit yang bersangkutan, yakni kalau
rumah sakit pemerintah biaya untuk mengelola rumah sakit
sepenuhnya didanai oleh pemerintahn yaitu dengan cara
menganggarkan dalam APBN, APBD, dan lain – lain.
Rumah sakit memiliki beberapa karakteristik khusus, antara lain:
a. Menyediakan jasa pelayanan kesehatan bagi masyarakat,
diantaranya berupa jasa pemeriksaan dan perawatan dokter, jasa
(45)
b. Perusahaan penyelenggara jasa kesehatan (rumah sakit) selain
berusaha mendapatkan aliran kas masuk untuk mencukupi
kebutuhan membayar jasa para dokter dan tenaga medis lainnya,
pemakaian dan perawatan peralatan laboratorium dan medis, dan
kebutuhan lainnya, sekaligus memiliki peran sosial yang dapat
diwujudkan melalui berbagai program yang ditetapkan oleh
manajemen dan sesuai dengan peraturan pemerintah.
Sumber-sumber utama pendapatan perusahaan diantaranya berasal dari
jasa pelayanan medis, jasa penunjang lainnya, dan jasa dokter.
F. Tarif
1. Pengertian Tarif
Menurut Hansen dan Mowen (2001:633), tarif adalah jumlah
moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau
pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan. Untuk
menentukan tarif, biasanya manajemen mempertimbangkan beberapa
faktor yang mempengaruhi baik faktor biaya maupun bukan biaya, yaitu:
a. Biaya, khususnya biaya masa depan
b. Pendapatan yang diharapkan
c. Jenis produk jasa yang dijual.
d. Jenis industri
e. Citra dan kesan masyarakat.
f. Pengaruh pemerintah, khususnya undang-undang, keputusan,
(46)
g. Tindakan atau reaksi para pesaing.
h. Tipe pasar yang dihadapi. Trend Ekonomi.
i. Biaya manajemen.
j. Tujuan non laba.
k. Tanggung jawab sosial perusahaan.
l. Tujuan perusahaan,khususnya laba dan return on investment (ROI).
2. Tujuan Penentuan Tarif
Dalam penentuan tarif atau harga jual produk, manajemen perlu
tujuan dari penentuan tarif tersebut. Tujuan itu akan dipergunakan
sebagai salah satu pedoman kerja perusahaan.
Pada umumnya tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Bertahan hidup (survival)
Perusahaan menetapkan bertahan hidup sebagai tujuan utama,
apabila menghadapi kesulitan dalam hal kelebihan kapasitas
produksi, persaingan keras, atau perubahan keinginan konsumen.
Untuk mempertahankan tetap berjalannya kegiatan produksi,
perusahaan harus menetapkan harga yang rendah, dengan harapan
akan meningkatkan permintaan. Dalam situasi demikian, laba
menjadi kurang penting dibandingkan survival.
b. Memaksimalkan laba jangka pendek
Perusahaan memperkirakan permintaan akan biaya, dihubungkan
dengan harga alternatif dan harga yang akan menghasilkan laba, arus
(47)
perusahaan lebih menitikberatkan pada kemampuan keuangan yang
ada dan kurang mempertimbangkan prestasi keuangan jangka pendek.
c. Kepemimpinan pangsa pasar (leader of market share)
Sebagian perusahaan ingin mencapai pangsa pasar yang dominan.
Mereka yakin bahwa perusahaan dengan market share terbesar
akan menikmati biaya terendah dan laba tertinggi dalam jangka
panjang. Untuk itu, mereka menetapkan harga serendah mungkin.
d. Kepemimpinan mutu produk
Perusahaan dapat memutuskan bahwa mereka ingin memiliki
produk dengan mutu terbaik di pasar. Keputusan ini biasanya
mengharuskan penetapan harga yang tinggi untuk menutup biaya
pengendalian mutu produk serta biaya riset dan pengembangan.
e. Tujuan-tujuan lain, misalnya mempertahankan loyalitas pelanggan
Perusahaan mungkin menetapkan harga yang rendah untuk
mencegah masuknya perusahaan pesaing atau dapat menetapkan
harga yang sama dengan pesaing dengan tujuan untuk
mempertahankan loyalitas pelanggan. Menghindari campur tangan
pemerintah, menciptakan daya tarik sebuah produk, dan untuk menarik
lebih banyak pelanggan.
3. Tarif di Rumah Sakit
Semua kegiatan pelayanan dan kegiatan non pelayanan di rumah
sakit dikenakan tarif layanan. Tarif layanan merupakan seluruh biaya yang
(48)
sakit. Tarif layanan ditetapkan berdasarkan asas gotong royong, adil
dengan mengutamakan kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah,
dan tidak mengutamakan untuk mencari keuntungan. Pelayanan rawat inap
merupakan pelayanan kepada pasien untuk observasi, perawatan,
diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis, dan/atau pelayanan kesehatan
lainnya dengan menempati tempat tidur.
Pelayanan rawat inap terdiri atas:
a. rawat siang hari (day care)
b. rawat sehari (one day care)
c. rawat intensive
d. perawatan di kamar operasi
e. perawatan di kamar bersalin
f. perawatan di kamar tindakan lainnya
Tarif pelayanan rawat inap meliputi:
a. jasa sarana akomodasi ruang perawatan
b. jasa sarana akomodasi rawat siang hari (day care)
c. jasa sarana akomodasi rawat sehari (one day care)
d. jasa sarana akomodasi rawat intensive
e. jasa sarana akomodasi kamar operasi
f. jasa sarana akomodasi kamar bersalin
g. jasa sarana akomodasi kamar tindakan lainnya
h. jasa sarana tindakan medis
(49)
j. jasa pelayanan medis dan penunjang medis
4. Strategi Penetapan Tarif di Rumah Sakit
a. Basis biaya
Perhitungan biaya satuan merupakan strategi awal dari setiap
perhitungan tari pelayanan bagi suatu rumah sakit. Perhitungan biaya
satuan pada hakikatnya adalah perhitungan biaya rata – rata untuk suatu satuan tertentu. Satuan yang digunakan dapat bervariasi
tergantung dari ilosoi dan kebijakan direksi. Misalnya, biaya satuan
dapat berupa biaya per kunjungan, biaya per hari rawat, biaya per
operasi, ataupun biaya per diagnosis.
b. Negosiasi
Tidak jarang, tarif yang digunakan adalah tarif negosiasi dengan pihak
ketiga, misalnya perusahaan asuransi atau perusahaan besar yang
melakukan kontrak langsung dengan rumah sakit. Pertimbangan yang
mendasari tarif negosiasi adalah volume penjualan, ketepatan atau
frekuensi penjualan, tingkat hutang bermasalah atau hutang tak lancar,
dan tingkat okupansi rumah sakit itu sendiri.
c. Harga pasar
Pendekatan pasar dalam menetapkan tarif pelayanan kini semakin
berkembang dan semakin menarik perhatian pimpinan rumah sakit.
Pada hakikatnya penetapan tarif berdasarkan mekanisme pasar ini
didorong dengan adanya persaingan antar rumah sakit dan
(50)
berdasarkan harga pasar ini adalah bahwa pengguna jasa, konsumen
bersikap sensitif terhadap perubahan tarif atau harga. Konsumen akan
melakukan survei pasar untuk mengetahui tarif yang lebih murah.
Akan tetapi di dalam pelayanan kesehatan, sensitifitas pasar terbatas
pada sifat pelayanan kesehatan sendiri yang asimetris.
d. Ketentuan pemerintah
Di negara – negara yang berorientasi socialized medicines, tarif rumah sakit seringkali sangat dipengaruhi oleh peraturan pemerintah.
Tujuannya adalah terjadinya subsidi silang di rumah sakit swasta atau
rumah sakit swadana. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa
masyarakat kelas bawah dapat terlayani dengan biaya yang terjangkau.
G. Organisasi Sektor Publik
Organisasi sektor publik adalah organisasi yang berhubungan dengan
kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa kepada publik yang
dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang diatur dengan hukum.
Di setiap negara, cakupan organisasi sektor publik sering tidak sama. Di
Indonesia, berbagai organisasi termasuk dalam cakupan organisasi sektor
publik antara lain pemerintah pusat, pemerintah daerah, sejumlah perusahaan
di mana pemerintah mempunyai saham (BUMN dan BUMD), organisasi
bidang pendidikan, organisasi bidang kesehatan, dan organisasi – organisasi massa (Mahsun, 2012: 12).
(51)
Beberapa alasan mengapa organisasi sektor publik dibutuhkan dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Untuk menjamin bahwa pelayanan publik seperti pendidikan, kesehatan,
transportasi, rekreasi, perlindungan hukum dapat disediakan untuk
masyarakat secara adil dan merata tanpa memperhitungkan kemampuan
masyarakat untuk membayarnya.
2. Untuk mmastikan bahwa layanan publik tertentu ditempatkan pada
wilayah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, misalnya museum,
perpustakaan, tempat parkir.
3. Untuk menjamin bahwa public goods and services disediakan dengan
harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan jika membeli dari
perusahaa swasta.
4. Untuk menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa karena adanya
perbedaan agama maupun suku.
5. Untuk melindungi hak dan kemerdekaan masyarakat dengan menetapkan
peraturan perundangan yang kuat dan jelas.
Organisasi sektor publik berada pada area dengan batasan – batasan antara lain:
1. Penyelanggaraan layanan atau pengadaan barang kebutuhan masyarakat
umum
2. Bukan konsumsi individual
3. Pemerintah ikut mengendalikan dengan saham atau sejumlah regulasi
(52)
4. Harga tidak semata – mata ditentukan berdasarkan mekanisme pasar Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis.
Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh
sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya.
Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota
dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari
organisasi tersebut. Dalam organisasi nirlaba timbul transaksi tertentu yang
jarang atau bahkan tidak perah terjadi dalam organisasi biosnis, misalnya
(53)
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian studi kasus.
Hal ini berarti bahwa, kesimpulan yang akan diperoleh dari penelitian ini
hanya akan berlaku pada hal-hal yang berkaitan dengan objek yang diteliti.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Santo Yusuf Boro yang berlokasi di
Kabupaten Kulonprogo Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai September tahun 2014.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian terdiri dari :
a. Pimpinan Rumah Sakit
b. Bagian keuangan
c. Bagian administrasi
d. Bagian Keperawatan
2. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah penentuan tarif jasa kamar rawat
(54)
D. Data yang Diperlukan
1. Gambaran umum perusahaan
2. Jumlah pasien rawat inap Rumah Sakit Santo Yusup Boro
3. Biaya untuk setiap kamar Rumah Sakit Santo Yusup Boro
4. Cara penentuan tarif jasa kamar rawat inap Rumah Sakit Santo Yusup
Boro dan Tarif Kamar rawat inap Rumah Sakit Santo Yusup Boro
E. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah:
1. Data kuantitatif, yaitu data berupa angka-angka biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan jasa.
2. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari objek penelitian dalam
bentuk informasi baik secara lisan maupun tulisan seperti struktur
organisasi dan pembagian tugas.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari objek penelitian. Data jenis ini
diperoleh dari observasi, wawancara, dan konsultasi terhadap pihak-pihak
yang bersangkutan.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis
berupa data laporan keuangan serta data pendukung lainnya yang
berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penulisan ini. Data tersebut
meliputi: data biaya untuk setiap kamar rawai inap di Rumah Sakit Santo
Yusup Boro, data jumlah pasien rawat inap, data lama hari pasien, data
(55)
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data sehubungan dengan penulisan skripsi ini,
penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian yang dilakukan dengan meninjau langsung tempat yang
menjadi objek penelitian. Penelitian tersebut dilaksanakan dengan cara
sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan objek
penelitian ataupun subjek penelitian untuk memperoleh informasi
tentang gambaran perusahaan. Dalam metode ini wawancara
dilakukan kepada direktur dan bagian akuntansi untuk mendapatkan
data ataupun informasi yang relevan dengan penelitian yang akan
digunakan dalam penulisan gambaran umum perusahaan.
b. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung pada objek penelitian untuk memperjelas dari
hasil wawancara. Dan untuk memperoleh gambaran nyata tentang
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
(56)
sehingga dapat dijadikan sebagai pendukung dalam menganalisa data
yang ada terutama yang berkaitan dengan data biaya-biaya yang
dibutuhkan untuk penentuan tarif jasa kamar rawat inap di Rumah
Sakit Santo Yusup Boro.
G. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang akan digunakan untuk menganalisis data yang
diperoleh dari rumah sakit dan menemukan jawaban atas permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini adalah teknik analisis komparatif. Teknik
analisis komparatif akan digunakan untuk membandingkan antara hasil
temuan lapangan atau rumah sakit dengan metode time and material pricing.
Peneliti memilih menggunakan metode time and material pricing dalam
penentuan tarif jasa kamar rawat inap, karena metode ini digunakan untuk
perusahaan yang menjual jasa. Volume jasa dihitung berdasarkan waktu yang
diperlukan untuk melayani konsumen atau pasien, sehingga perlu dihitung
harga jual per satuan waktu yang dinikmati oleh konsumen. Sedangkan bahan
yang diperlukan sebagai pelengkap penyerahan jasa dihitung berdasarkan
kuantitas bahan yang diserahkan kepada konsumen.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1. Membandingkan penentuan tarif yang ditetapkan oleh pihak rumah sakit
dengan penentuan tarif berdasarkan metode time and material pricing.
Adapun langkah-langkah menggunakan metode time and material pricing
(Mulyadi, 1993:359) sebagai berikut:
(57)
b. Penentuan presentase mark up
c. Penentuan tarif jasa kamar rawat inap pada rumah sakit berdasarkan
time and material pricing
2. Rumah Sakit Santo Yusup Boro dapat dikatakan telah mengacu pada
metode time and material pricing, jika memenuhi kriteria yaitu, apabila
hasil tarif jasa kamar rawat inap dari Rumah Sakit Santo Yusup boro sama
dengan hasil tarif jasa kamar rawat inap menggunakan metode time and
(58)
41
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Rumah Sakit Santo Yusup Boro adalah salah satu rumah sakit swasta
dan biara yang terletak di Boro, Banjar Asri, Kalibawang, Kulonprogo,
Yogyakarta. Dalam perjalanannya senantiasa terus berupaya untuk
meningkatkan dan menciptakan upaya pelayanan kesehatan yang terampil dan
profesional.
Boro adalah desa kecil di lereng bukit menoreh, kurang lebih 35km dari
kota Yogyakarta atau kurang lebih 1 jam perjalanan, dekat dengan
Sendangsono kurang lebih 5km, atau 1 4 jam perjalanan dari Boro merupakan pula tanah misi, dengan perintis pertama Romo Prennthaler,SJ pada tanggal 15
Desember 1930 (Biara dan Rumah Sakit). Rumah Sakit Santo Yusuf Boro
berdiri atas izin almarhum Bapak Lurah Bradjapawira.
Setelah Rumah Sakit dikenal, banyak yang datang untuk minta obat,
diperiksa dan bahkan opname. Pada tahun 1932, Almarhum Sr. Aufrida,OSF
dan Almarhum Romo Prennthaler,SJ menampung anak-anak yang
membutuhkan perawatan dan pendidikan. Anak-anak ini diasuh oleh Ibu
Hendrika sehingga mereka dapat hidup mandiri dan bekerja. Pada tahun 1934,
mulai dibangun Panti Asuhan didekat Rumah Sakit dengan menambah satu
pengasuh yaitu almarhum Sr. Dominika,OSF. Demi kelancaran Rumah Sakit,
(59)
tahun 1990 dan 1991 terdapat penambahan unit Fisioterapi dan Unit
Gawat Darurat (UGD) dan unit Radiologi/Rontgen. Pada tahun 1998 tepatnya
pada bulan Desember Akreditasi Pertama Rumah Sakit Santo Yusup Boro,
dengan hasil lulus bersyarat satu tahun. Dan pada tahun 2000 Rumah Sakit
Santo Yusup Boro memperoleh Akreditasi yang kedua.
Beberapa fasilitas pelayanan Rumah Sakit Santo Yusuf Boro :
1) UGD
2) Poli Gigi
3) Poli Mata
4) Poli THT
5) Poli Penyakit Dalam
6) Poli Anak
7) Poli Kandungan
8) Poli Umum
9) Instalasi Farmasi
10)Pelayanan KB
11)Pemeriksaan Radiologi
12)Pemeriksaan EEG
13)Pemeriksaan Laboratorium
14)Fisioterapi
(60)
Sampai saat ini Boro tetap setia dalam misi awalnya yakni melayani
masyarakat kecil secara teratur dalam semangat persaudaraan Fransiskan
dengan berpegang pada filosofi “Kasih Membuahkan Penyembuhan”. B. Visi, Misi dan Motto Perusahaan
1. Visi
“Menjadi Tanda Cinta dan Belas Kasih Allah sebagai jawaban terhadap penderitaan sesama.”
2. Misi
Mewujudkan Cinta dan Belas Kasih Allah lewat pelayanan kesehatan
secara menyeluruh berdasarkan iman Kristiani :
a. Menanggapi panggilan kemanusiaan dengan melayani sesama yang
menderita bagi seluruh lapisan masyarakat
b. Mendampingi penderita supaya dapat menemukan dan menerima arti
penderitaan dalam hidupnya
c. Meningkatkan diri secara terus menerus dalam pelayanan sesuai
dengan tuntutan karya
3. Motto
“Melayani dengan tulus meringankan derita sesama” C. Penyajian Data Ruang Rawat Inap
1. Ruang rawat inap dan fasilitas
Dalam memberikan pelayanan jasa khususnya jasa rawat inap yang
mencakup seluruh lapisan masyarakat, RS Santo Yusuf Boro menyediakan
(61)
berbeda-beda. Adapun fasilitas yang ditawarkan pada kelas VIP dan Kelas
I antara lain:
a. Kelas VIP
Fasilitas yang tersedia yaitu AC, TV, Kulkas, Palbed, kursi penunggu,
almari, meja, kamar mandi dalam, dan tempat tidur pasien.
b. Kelas I
Fasilitas yang tersedia yaitu kipas angin, kursi penunggu, almari, meja,
kamar mandi dalam, dan tempat tidur pasien.
D. Struktur Organisasi
Suatu organisasi terdiri dari sekumpulan orang-orang yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan, maka diperlukan adanya suatu pembagian tugas yang
jelas bagi setiap individu agar kerja sama dapat berjalan dengan baik. Secara
fisik, struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk bagan yang
memperlihatkan hubungan unit-unit organisasi dan garis-garis wewenang
yang ada. Struktur organisasi yang digunakan Rumah Sakit Santo Yusup Boro
berbentuk garis atau lini dimana setiap garis komando mengalir dari atas ke
bawah sehingga setiap orang mempunyai hubungan pelaporan hanya dengan
satu atasan.
Susunan dan struktur organisasi Rumah Sakit Santo Yusuf Boro adalah
sebagai berikut:
1. Satuan Pengawasan Intern
Mempunyai tugas mengawasi dan mengontrol seluruh kegiatan yang
(62)
2. Komite Medik
Mempunyai tugas membantu direktur dalam menyusun standar
pelayanan dan memantau pelaksanaannya serta melaksanakan
pembinaan etik profesi anggota staf medis fungsional serta
mengemban program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta
pendidikan dan pengembangan.
3. Komite Etik
Mempunyai tugas memberikan opini kepada direktur melalui ketua
komite medis mengenai hal-hal terkait dengan kode etik kedokteran,
menerima laporan mengenai masalah etika medis.
4. Staf Direksi
a. Direktur Utama
Direktur utama mempunyai tugas memimpin, menyusun
kebijaksanaan, membina pelaksanaan, mengkoordinasikan dan
mengawasi pelaksanaan tugas Rumah Sakit Santo Yusup Boro.
b. Direktur Eksekutif
Direktur eksekutif mempunyai tugas membantu direktur utama.
c. Kepala Seksi Administrasi Keuangan
Mempunyai tugas pokok memimpin, mengendalikan, mengawasi
dan merancang pelaksanaan administrasi keuangan dan rekam
medis sesuai kebijakan yang telah ditetapkan serta
mengkoordinasikan program pengembangan dan pendidikan staf
(63)
d. Kepala Seksi Keperawatan
Mempunyai tugas pokok mengawasi, mengendalikan dan
mengevaluasi pelaksanaan pelayanan perawatan pasien sesuai
dengan kebijakan yang sudah ditetapkan.
e. Kepala Seksi Penunjang Medik
Mempunyai tugas pokok memimpin, mengendalikan, mengawasi
dan mengevaluasi pelaksanaan pelayanan penunjang medis yang
meliputi kegiatan farmasi, laboratorium, radiologi dan fisioterapi.
f. Kepala Seksi Pelayanan Medik
Mempunyai tugas pokok memimpin, mengendalikan,
mengevaluasi dan merancang kebijakan operasional dalam
pelayanan medis di poli rawat jalan.
g. Kepala Seksi Personalia
Mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan penerimaan
karyawan dan peraturan personalia.
h. Kepala Seksi Umum dan Rumah Tangga
Memiliki tugas pokok memimpin, mengendalikan, mengevaluasi,
dan merancang kegiatan pelaksanaan operasional di bagian
rumah tangga yang menunjang pelayanan kesehatan rumah sakit
mencakup dapur dan tehnik pemeliharaan sesuai dengan
(64)
5. Penanggung Jawab Unit
a. Karu Maria, Fransiskus, Yohanes
Mempunyai tugas mengawasi pelaksanaan kegiatan di kamar
ruang Maria, Fransiskus danYohanes.
b. Karu Anna, Theresa
Mempunyai tugas mengawasi pelaksanaan kegiatan di kamar
ruang Anna dan Theresa.
c. Unit Laboratorium
Laboratorium adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan pelayanan pemeriksaan hematologi, urine,
darah dan mikrobiologi.
d. Unit Radiologi
Mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan radiologi.
e. Unit Kamar Bedah
Mempunyai tugas melaksanakan pelayanan bedah yang meliputi
diagnosa, pengobatan pembedahan, perawatan, anestesi,
perawatan pemulihan dan pencatatan medis terhadap pasien
secara efektif dan efisien.
f. Unit Farmasi
Unit farmasi adalah tempat yang digunakan untuk pelayanan
pasien dan penyediaan obat bermutu.
g. Unit Fisioterapi
(65)
h. Unit Gizi
Berfungsi untuk melayani kebutuhan gizi.
i. Unit Gawat Darurat
Mempunyai tugas melaksanakan pelayanan gawat darurat bagi
pasien secara efektif dan efisien sesuai dengan visi, misi yang
telah ditetapkan.
j. Unit Rawat Jalan
Mempunyai tugas melaksanakan pelayanan rawat jalan bagi
pasien secara ektif dan efisien sesuai dengan tanggung jawab
profesi.
k. Unit Rekam Medik
Mempuyai tugas melaksanakan kegiatan di rekam medis yang
menjamin tersedianya rekam medis yang lengkap serta membuat
data statistik maupun laporan medis yang sesuai dengan
prosedur.
6. Sekretariat
Mempunyai tugas menyediakan fasilitas perangkat lunak dan
perangkat keras untuk menunjang kecepatan pelayanan dengan selalu
memperbaharui sistem pelayanan.
7. Rawat Inap
Mempunyai tugas mengkoordinir seluruh kegiatan pada bagian
keperawatan rawat inap, mengawasi ruangan agar pelaksanaan
(66)
ruangan meliputi kebersihan, kenyamanan, ketertiban, dan
keamanan.
Dalam pelaksanaannya, Rumah Sakit memiliki tugas pokok yaitu
melaksanakan pelayanan medis dalam upaya penyembuhan dan pemulihan
kesehatan masyarakat secara berdaya guna dan berhasil guna, serta
(67)
(68)
51
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Sebagaimana telah dikemukakan dalam Bab III bahwa teknik analisis data
yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam skripsi ini adalah
teknik analisis komparatif. Teknik analisis komparatif adalah teknik analisis yang
digunakan untuk membandingkan antara hasil temuan penelitian berupa data yang
diperoleh dari rumah sakit dengan data hasil kajian teori yang ada.
A. Penentuan Tarif Kamar Rawat Inap Rumah Sakit Santo Yusup Boro
Rumah sakit sebagai suatu lembaga dalam sistem kesehatan mengemban tugas
memberikan pelayanan kesehatan untuk seluruh masyarakat. Demikian pula
dengan Rumah Sakit Santo Yusup Boro, sebagai salah satu perusahaan jasa
bergerak di bidang pelayanan kesehatan mempunyai tugas pokok/fungsional
menyelenggarakan jasa kesehatan kepada masyarakat. Rumah Sakit Santo
Yusup Boro dengan memperhatikan keadaan masyarakat setempat,
memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat kalangan menengah ke
bawah tapi tidak menutup kemungkinan bagi masyarakat kalangan atas untuk
menjalani pengobatan di Rumah Sakit Santo Yusup Boro. Sebagai salah satu
rumah sakit swasta yang sedang berkembang, Rumah Sakit Santo Yusup Boro
senantiasa memberikan mutu pelayanan yang terbaik kepada pasiennya
dengan harapan mereka puas atas pelayanan yang diberikan dan mau berobat
kembali di Rumah Sakit Santo Yusup Boro.
Seperti halnya perusahaan, meskipun Rumah Sakit Santo Yusup Boro
(69)
memberikan pelayanan kepada pasiennya Rumah Sakit Santo Yusup Boro
menetapkan suatu tarif, salah satunya adalah dengan menentukan tarif jasa
kamar rawat inap.
Dalam menentukan tarif jasa kamar rawat inap di Rumah Sakit Santo
Yusup Boro, ada beberapa pertimbangan dari pihak yayasan dan manajemen
rumah sakit, yaitu:
1. Faktor Biaya
Sebelum menetapkan tarif, rumah sakit terlebih dahulu mengetahui
biaya yang telah dikeluarkan rumah sakit. Dengan data
biaya-biaya tersebut rumah sakit dapat mengetahui gambaran mengenai
biaya yang akan dikeluarkan untuk kegiatan selanjutnya. Hal ini juga
memberikan gambaran berapa besarnya tarif yang akan ditetapkan oleh
Rumah Sakit Santo Yusup Boro.
2. Faktor Keadaan Sosial Masyarakat
Rumah Sakit Santo Yusup Boro juga mempertimbangkan situasi dan
kondisi masyarakat setempat terutama dengan melihat keadaan
ekonomi masyarakatnya. Keadaan sekitar rumah sakit yang
kebanyakan adalah kalangan menengah ke bawah menyebabkan tarif
yang ditetapkan oleh rumah sakit tidak terlalu tinggi sehingga dapat
dijangkau oleh masyarakat.
3. Faktor Fasilitas
Masing – masing kelas memiliki fasilitas yang berbeda – beda disesuaikan dengan tingkatannya, misalnya untuk kelas VIP fasilitas
(1)
80
Daftar Pustaka
Carter, William K. dan Usry, Milton F. 2006. Cost Accounting. (Penerjemah: Krista). Jakarta: Salemba Empat.
Hansen, Don R. dan Maryanne Mowen. 1997.Management Accounting. (Penerjemah: Ancella A. Hermawan). Jakarta: Erlangga.
Hansen, Don R. dan Maryanne Mowen. 2001.Management Accounting. (Penerjemah: Deny Arnos Kwary). Jakarta: Erlangga.
Hilton, Ronald W. 1991. Managerial Accounting. United States of America: McGraw-Hill.
Hongren, Charles T., Srikant, M. Datar, dan George Foster. 2000. Cost
Accounting. (Penerjemah: P.A. Lestari). Jakarta: Salemba Empat.
Iskandar, dr. H, Dalmy. 1998. Rumah Sakit, Tenaga Kesehatan, Dan Pasien. Jakarta: Sinar Grafik.
Lumenta, Benyamin. 1989. Hospital : Citra, Peran Dan Fungsi. Yogyakarta: Kanisius.
Mahsun, Moh., Firma Sulistyowati, dan Heribertus Andre Purwanugraha. 2012. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Surat Keputusan No. 266/U/2013 tentang Pola Tarif Badan Layanan Umum Rumah Sakit Di
Lingkungan Kementerian Kesehatan.
Mulyadi. 1993. Akuntansi Manajemen: Konsep. Manfaat, dan Rekayasa. Edisi kedua. Yogyakarta: STIE YKPN.
Thabrany, Hasbullah. 1998. Penetapan dan Simulasi Tarif Rumah Sakit.
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/hasbullah/material/penetapantarirs. pdf. Diakses tanggal 20 Mei 2014
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.
Widilestariningtyas, Ony., Sri Dewi Anggadini,. dan Dony Waluya Firdaus. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
(2)
(3)
DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN
A. Sejarah Rumah Sakit Santo Yusup Boro1. Apa nama dan dimana letak rumah sakit ?
2. Kapan rumah sakit berdiri dan siapa pendirinya ?
3. Dimana alamat lengkap rumah sakit ?
4. Kapan rumah sakit mulai beroperasi ?
5. Apa tujuan didirikannya rumah sakit ini ?
6. Berapa luas rumah sakit ?
B. Struktur Organisasi
1. Bagaimana struktur organisasi perusahaan ?
2. Apa fungsi dan tujuan dari masing – masing bagian yang ada dalam struktur organisasi tersebut ?
3. Apa tanggung jawab dan wewenang masing – masing bagian dalam perusahaan ?
C. Keuangan
1. Biaya apa yang terkandung dalam penentuan tarif kamar ?
2. Fasilitas apa yang diberikan rumah sakit ?
3. Fasilitas apa yang membedakan level tiap kamar rawatinap ?
4. Berapa jumlah kamar rawat inap rumah sakit ?
5. Berapa tarif kamar rawat inap di rumah sakit ?
6. Bagaimana cara penentuan tarif kamar yang dilakuan rumah sakit ?
(4)
D. Personalia
1. Berapa jumlah karyawan rumah sakit secara keseluruhan ?
2. Berapa jumlaha jam kerja karyawan tiap hari ?
3. Apakah ada jam lembur bagi karyawan ?
4. Fasilitas dan jaminan apa yang diberikan oleh rumah sakit kepada
karyawan diluar gaji yang diterima ?
(5)
Tarif Kamar Rawat Inap Rumah Sakit Santo Yusup Boro
Tahun 2013 No. Kelas Tarif (Rp)
1 VIP 240.000,00
2 I 145.000,00
Biaya – biaya yang dikeluarkan Rumah Sakit Santo Yusup Boro Tahun 2013
No. Keterangan Jumlah Biaya (Rp)
1 Biaya gaji 82.325.589,00
2 Biaya listrik dan air 26.783.100,00
3 Biaya kebersihan 1.347.126,00
4 Biaya depresiasi
a. Bangunan 2.937.500,00
b. Inventaris 2.189.480,00
5 Biaya laundry 1.360.500,00
6 Biaya konsumsi 16.194.550,00
7 Biaya administrasi 3.398.075,00
(6)
Jumlah Hari Hunian Rumah Sakit Santo Yusup Boro
Tahun 2013
Bulan VIP Kelas I Total Januari 3 15 18 Februari 7 14 21 Maret 9 12 21 April - 9 9
Mei 3 6 10
Juni 3 9 12 Juli 6 9 15 Agustus 14 29 43 September 5 12 18 Oktober 9 15 24 November 3 12 15 Desember 3 12 16 Total 70 152 222