F. Bagan Alir flowchart
Menurut Romney 2015: 67, “Bagan alir flowchart adalah teknik analitis
bergambar yang digunakan untuk menjelaskan beberapa aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis.”
Tentang simbol bagan alir flowchart, Romney 2015: 67 membaginya menjadi empat:
1. Simbol input output: simbol ini menunjukkan input ke atau output dari sistem.
2. Simbol pemrosesan: simbol ini menunjukkan pengolahan data, baik secara
elektronik atau manual dengan tangan. 3.
Simbol penyimpanan: simbol ini menunjukkan tempat data disimpan. 4.
Simbol arus dan lain-lain: simbol ini menunjukkan arus data, menunjukkan dimana bagan alir dimulai dan berakhir, menunjukkan keputusan dibuat, dan
menunjukkan cara menambah catatan penjelas untuk bagan alir. Sedangkan tentang jenis bagan alir flowchart, Romney 2015: 68
membaginya menjadi tiga: 1.
Bagan alir dokumen document flowchart Bagan alir yang mengilustrasikan arus data dan dokumen di antara area-area
pertanggungjawaban dalam organisasi. 2.
Bagan alir pengendalian internal internal control flowchart Bagan alir yang digunakan untuk menjelaskan, menganalisis, dan
mengevaluasi pengendalian internal, termasuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan ketidakefisienan sistem.
3. Bagan alir sistem system flowchart
Bagan alir yang menggambarkan gubungan antar-input, pemrosesan, penyimpanan, dan output sistem.
G. Pengujian Kepatuhan dengan Attribute Sampling
1. Pengertian Pengujian Kepatuhan dengan Attribute Sampling
Pengujian kepatuhan dengan Attribute Sampling digunakan untuk menguji efektifitas suatu pengendalian internal Mulyadi, 2012. Tentang
pengujian kepatuhan dengan attribute sampling, menurut Jusup 2001: 401 menyatakan sebagai berikut:
Berdasarkan pemahaman tentang struktur pengendalian internal, auditor harus bisa mengidentifikasi atribut-atribut yang berkaitan dengan efektivitas
pengendalian yang diuji. Atribut adalah karakteristik dalam populasi yang akan diuji. Atribut harus diidentifikasi untuk setiap pengendalian yang diperlukan
guna mengurangi risiko pengendalian atas suatu asersi. Auditor harus cermat dalam menentukan atribut, karena atribut akan menjadi dasar untuk penentuan
berikutnya yaitu jumlah deviasi dari pengendalian yang telah ditetapkan.
2. Tiga Model Attribute Sampling menurut Mulyadi 2002
a. Fixed-Sampling-Size Attribute Sampling
Model Attribute Sampling ini ditujukan untuk memperkirakan presentasi terjadinya mutu tertentu dalam populasi. Model ini dilakukan jika auditor
melakukan pengujian pengendalian terhadap suatu unsur struktur pengendalian internal, dan auditor tersebut memperkirakan akan
menjumpai beberapa
penyimpangan atau
kesalahan. Prosedur
pengambilan sampel adalah sebagai berikut: 1
Penentuan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektivitas pengendalian internal.
2 Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya.
3 Penentuan besarnya sampel.
4 Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi.
5 Pemeriksaan terhadap atribut yang menunjukkan efektivitas
pengendalian internal. 6
Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap atribut sampel.
Menurut Mulyadi 2001: 105, model pengambilan sampel ini adalah model yang paling banyak digunakan dalam pemeriksaan akuntan.
Pengambilan sampel dengan model ini ditunjukan untuk memperkirakan presentase terjadinya mutu tertentu dalam suatu populasi. Misalnya,
dengan model ini akuntan dapat mempertimbangkan beberapa persen bukti kas keluar voucher yang terdapat dalam populasi tidak dilampiri
dengan bukti pendukung yang lengkap. Model ini terutama digunakan jika akuntan melakukan pengujian kepatuhan terhadap suatu elemen
pegawasan internal, dan akuntan tersebut memperkirakan akan menjumpai beberapa penyimpangan atau kesalahan.
b. Stop-Or-Go Sampling
Model ini dapat mencegah peneliti mengambil sampel terlalu banyak yaitu dengan cara menghentikan pengujian secara dini. Model ini digunakan jika
auditor yakin bahwa kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat kecil.
Prosedur yang harus ditempuh dalam metode ini setelah menentukan attribute dan populasi adalah sebagai berikut:
1 Menetukan Desire Upper Precision Limit DUPL dan tingkat
keandalan Pada tahap ini akuntan menentukan tingkat keandalan reliability
level yang akan dipilih dan tingkat kesalahan maksimum yang dapat diterima. Tabel yang tersedia dalam stop-or-go sampling ini
menyarankan akuntan untuk memilih tingkat kepercayaan 90, 95, atau 97,5. Jika kepercayaan terhadap pengawasan internal cukup
besar, umumnya disarankan untuk tidak menggunakan reliability level kurang dari 95 dan tidak menggunakan acceptable precision limit
lebih besar dari 5. 2
Menggunakan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian pengendalian guna menetapkan sampel pertama yang harus diambil.
Setelah tingkat keandalan dan DUPL ditentukan, langkah selanjutnya menentukan besarnya sampel minimum yang harus diambil dengan
menggunakan bantuan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian pengendalian.
3 Membuat tabel Stop-Or-Go Decision
Dalam tebel Stop-Or-Go Decision auditor akan mengambil sampel sebanyak 4 kali. Namun jika dalam langkah 1 auditor melakukan
pemeriksaan terhadap sampel minimum yang telah ditentukan dan tidak ditemukan kesalahan, maka auditor menghentikan pengambilan
sampel dan dapat dikatakan pengendalian internal yang diperiksa adalah efektif.
4 Jika AUPL Achived Upper Precision Limit = DUPL Desire Upper
Precission Limit, maka pengendalian internal dikatakan efektif. Jika pengambilan sampel sampai dengan 4 kali dan hasilnya AUPL
DUPL maka pengendalian internal dikatakan tidak efektif. Dalam keadaan seperti ini, peneliti dapat menggunakan model Fixed-Sample-
Size Attribute Sampling sebagai alternatif untuk melanjutkan pemeriksaan.
c. Discovery Sampling
Digunakan untuk mencari kecurangan-kecurangan. Model pengambilan sampel ini sangat cocok digunakan jika tingkat kesalahan yang
diperkirakan dalam populasi sangat kecil mendekati nol dan atribut yang diuji cukup penting.
Prosedur pengambilan sampel dalam model ini: 1
Tentukan atribut yang akan diperiksa. 2
Tentukan populasi dan besar populasi yang akan diambil sampelnya. 3
Tentukan tingkat keandalan. 4
Tentukan Desire Upper Precision Limit DUPL. 5
Tentukan besarnya sampel. 6
Periksa atribut sampel. 7
Evaluasi hasil pekerjaan terhadap karakteristik sampel. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III METODE PENELITIAN