Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan Data

h. Pekerja yang kurang profesional Pekerja yang kurang professional adalah jenis pemborosan sumber daya manusia SDM yang terjadi karena tidak menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan karyawan secara optimal. i. Kecacatan Kecacatan merupakan kesalahan yang terlalu sering dalam kertas kerja, kualitas produk yang buruk, atau performansi pengiriman yang buruk, ketidaksempurnaan produk, kurangnya tenaga kerja pada saat proses berjalan, adanya alokasi tenaga kerja untuk proses pengerjaan ulang dan tenaga kerja menangani pekerjaan claim dari pelanggan. 6. Uraian Proses Produksi Data aktivitas dan waktu aktivitas yang ada dalam proses produksi

3.2.2 Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang besarnya tergantung dari variabel bebas yang diukur untuk menentukan adatidaknya pengaruh dari variabel bebas, dalam hal ini variabel terikatnya adalah mengurangi pemborosan di lantai produksi.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk bahan penelitian ini adalah menggunakan dua macam metode, yaitu: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Studi kepustakaan atau literature Metode ini dilakukan dengan jalan mempelajari ilmu dan literatur – literatur yang berhubungan dengan permasalahan. 2. Penelitian lapangan atau survey perusahaan Metode pengambilan data yang digunakan pada penelitian ini adalah: • Data pemborosan dari perusahaan • Data aliran bahan • Data aliran informasi • Data waktu produksi • Kuisioner untuk penilaian waste • Uraian proses produksi

3.4 Metode Pengolahan Data

Pada penelitian ini tahap pengolahan data menggunakan pengolahan data sebagai berikut : 1. Big Picture Mapping BPM, yang berupa data aliran bahan dari barang datang dari supplier, PPIC, mixing, produksi, printing, warehouse gudang. Big Picture Mapping BPM juga memuat lead time masing – masing stasiun kerja dan menambahkan aliran informasi pada proses yang ditinjau. 2. Kuisioner, untuk mendapatkan data mengenai jenis waste pemborosan apa saja yang sering terjadi di setiap stasiun kerja dengan memberikan kuisioner pada Kabag. warehouse gudang, Kabag. PPIC, Kabag. mixing, Kabag. produksi, Kabag. printing, Kabag. QA quality assurance, Kabag. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. maintenance . Pilihan jawaban responden disusun berdasarkan rangking dengan skor sebagai berikut : a. Pemborosan yang terjadi adalah kecacatan; menunggu; produksi berlebih; proses yang tidak perlu; pekerja yang kurang professional; transportasi; lingkungan, keselamatan dan kesehatan; persediaan yang tidak perlu; gerakan yang tidak perlu. b. Skor untuk jenis pemborosan kecacatan, produksi berlebih dan persediaan yang tidak perlu adalah: • 0 – menyatakan bahwa tidak ada pemborosan yang terjadi • 1 – menyatakan bahwa pemborosan terjadi sebesar 0 - 1 • 2 – menyatakan bahwa pemborosan terjadi sebesar 1 - 2 • 3 – menyatakan bahwa pemborosan terjadi sebesar 2 - 3 • 4 – menyatakan bahwa pemborosan terjadi sebesar 4 - 5 • 5 – menyatakan bahwa pemborosan terjadi sebesar 5 keatas Sedangkan untuk jenis pemborosan menunggu, pekerja yang tidak professional, transportasi, keselamatan kerja, gerakan yang tidak perlu, proses yang tidak sesuai skornya adalah sebagai berikut: 0 - Sama sekali tidak pernah terjadi 1 - Hampir kadang terjadi 6 bulan sekali 2 - Kadang terjadi 1 minggu sekali 3 - Hampir sering terjadi 1 hari sekali 4 - Sering terjadi 1 shift sekali 5 - Sering sekali terjadi 1 jam sekali Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 3. Value Stream Analysis Tools VALSAT, tools yang digunakan untuk pembobotan waste untuk diketahui mana bobot waste yang sering terjadi di perusahaan. Rumus untuk Value Stream Analysis Tools VALSAT, yaitu: Skor Value Stream Analysis Tools VALSAT = Skor waste dari hasil kuisioner X correlation H, M , L Dengan keterangan sebagai berikut : Notes : H: high correlation and usefulness M : medium correlation and usefulness L : low correlation and usefulness Keterangan : H high correlation : faktor pengali = 9 M medium correlation : faktor pengali = 3 L low correlation : faktor pengali = 1 4. Fish Bone Chart, tools yang digunakan untuk mengindentifikasi akar penyebab dari setiap waste yang ada berdasarkan faktor manusia, mesin, lingkungan kerja metode kerja dan material 5. Failure Mode Effect and Analysis FMEA, tools yang digunakan untuk memberikan usulan perbaikan dari waste yang telah terindentifikasi untuk mereduksi waste tersebut. Rumus untuk Failure Mode Effect and Analysis FMEA adalah : RPN = Severity X Occurance X Detection Keterangan : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a. Severity digunakan untuk menentukan tingkat keparahan dari suatu kegagalan severity. Tingkat severity dimulai dari angka 1 tingkat kejadian rendah hingga 10 tingkat kejadian sering. b. Occurrence menyatakan frekuensi atau jumlah kegagalan yang terjadi karena suatu penyebab. Tingkat occurrence dimulai dari angka 1 tingkat kejadian rendah hingga 10 tingkat kejadian sering. Rating occurrence dapat ditentukan menurut Ford, 1992 c. Detection menyatakan tingkat ketelitian suatu metode deteksi untuk mendeteksi kegagalan. Tingkat deteksi mulai dari angka 1 sampai 10. Semakin kecil tingkat deteksi, maka semakin tinggi kemampuan metode deteksi untuk mendeteksi kegagalan. d.

3.5 Langkah-langkah Pemecahan Masalah