menjelaskan jalinan tanda atau ilmu tentang tanda, secara sistematik menjelaskan esensi, ciri-ciri, dan bentuk suatu tanda, serta proses signifikasi yang menyertainya.
2.1.12 Model Semiotik Charles S. Peirce
Peirce menjelaskan istilah teori segitiga makna triangle meaning yang terdiri atas tanda sign, obyek object dan interpretan interpretant.
Menurut Peirce salah satu bentuk tanda adalah kata atau sesuatu yang berbentuk fisik yang ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu
yang merujuk mempresentasikan hal lain diluar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari simbol tanda yang muncul dari kesepakatan, ikon tanda yang
muncul dari perwakilan fisik dan indeks tanda yang muncul dari hubungan sebab akibat. Sedangkan acuan tanda ini disebut objek. Objek atau acuan adalah konteks
sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretan atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang
menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang obyek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga
elemen makna berinteraksi dalam benak seseorang, maka munculah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. Yang dikupas teori segitiga makna adalah
persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi.
Hubungan segitiga makna triangle meaning Peirce digambarkan sebagai berikut :
SIGN KODE
INTERPRETAN OBJECT
Gambar 2. Model Triangle Meaning Peirce Sumber : John Fiske dalam Sobur, 2006 : 115
Garis-garis berpanah tersebut hanya bisa dimengerti dalam hubungan antara satu elemen dengan elemen lainnya. Tanda merujuk pada sesuatu diluar tanda itu
sendiri, yaitu obyek yang dipahami oleh seseorang. Charles S. Peirce membagi antara tanda dan acuan tersebut menjadi tiga,
pertama yaitu ikon, dimana hubungan antara tanda dan acuannya dapat berupa hubungan kemiripan, misalnya potret, peta geografis, patung. Kedua, indeks, dimana
hubungan tanda acuannya muncul karena adanya kedekatan eksistensi, yang sifatnya kasual. Misalnya halilintar menandakan adanya petir. Ketiga, simbol, yaitu hubungan
yang terbentuk secara konvensional, misalnya makna warna bendera Noviani, 2002 : 77
Dengan mengacu pada model Peirce, makna dalam suatu teks tidak terjadi dengan sendiri, melainkan diproduksi dalam hubungan antara teks dan pengguna
tanda. Hal ini merupakan tindakan dinamis, kedua elemen saling memberi sesuatu yang sejajar. Bila suatu teks dan tanda berasal dari budaya yang relatif sama,
interaksi keduanya lebih mudah terjadi, konotasi dan mitos dalam teks telah menjadi referensi pengguna tanda yang bersangkutan Fiske dalam Imaniar, 2002 : 23.
2.2 Kerangka Berpikir