3.2 Kerangka Konseptual
3.2.1 Makna Iklan Clear
Makna iklan shampoo Clear soft and shiny versi “Sandra ddewi” dalam penelitian ini merupakan pemberian makna dari gambarvisual dari iklan shampoo
Clear yang ada di beberapa majalah life-style Iklan iklan Clear ini ini di dominasi dengan gambar Sandra dewi, dengan posisi Sandra dewi telentang, mengurai
rambutnya dan menggunakan busana berwarna hitam Visualisasi dari iklan ini dibuat begitu artistik, dengan gambar yang
sedemikian rupa. Iklan ini memiliki konsep yang sederhana tapi kuat, dalam arti karakteristik yang dibuat sangat melekat dalam benak orang yang melihatnya. Dilihat
dari gambar iklan Clear versi “Sandra dewi” ini, tentunya akan membuat banyak persepsi atau pemaknaan yang berbeda-beda pada setiap individu, namun hal ini
tergantung dari latar belakang dan bagaimana individu tersebut memaknainya.
3.2.2. Definisi Operasional Konsep 3.2.2.1. Representasi Citra Perempuan
Representasi berasal dari kata dasar dalam bahasa Inggris represent yang bermakna stand far, artinya berarti, atau juga act as delegate for yang berarti
bertindak sebagai perlambang atas sesuatu. Representasi juga, dapat diartikan sebagai proses dan hasil yang memberi makna khusus pada tanda. Oleh karena itu,
yang dimaksud dengan representasi citra Perempuan dalam iklan Clear Soft and Shiny versi “Sandra Dewi” berarti bahwa di dalam iklan ini terdapat sistem tanda
pada tokoh wanita yang memiliki makna tentang eksistensi dan seksisme perempuan.
Citra alam konteks iklan ini merupakan suatu gambaran yang cenderung mempengaruhi cara manusia mengorganisasikan citranya tentang lingkungan dan
citra inilah yang mempengaruhi cara manusia berperilaku tanpa citra manusia akan selalu berada dalam suasana yang tidak pasti. Alasannya karena pencitraan tersebut
merupakan suatu gambaran tentang realitas dan tidak harus selalu sesuai dengan realitas. Atau dengan kata lain pencitraan adalah dunia menurut petsepsi yang
sengaja dibangun oleh pihak pengiklan dan media itu sendiri. Seksisme adalah adalah cara pikir, sikap, tingkah laku dan tindakan lainnya
yang mengekspresikan penilaian bahwa perempuan lebih kurang, lebih lemah, dan lebih rendah inferior daripada laki-laki. Akibatnya, muncul istilah perempuan
sebagai objeknya atau yang dikenal dengan istilah seksisme perempuan dalam iklan.
3.3 Corpus dan Unit Analisis