Analisis dan Pengujian Hipotesis

76 Pada tahun 2005 Bank Muamalat memiliki nilai ROA tertinggi yaitu sebesar 2,53 dan diikuti oleh Bank Syariah Mandiri sebesar 1,83 serta ROA terendah dimiliki Bank Mega Syariah dengan Rasio ROA 0,69. ROA tertinggi tahun 2006 dimiliki oleh Bank Mega Syariah sebesar 3,98 diikuti oleh Bank Muamalat sebesar 2,1 sedangkan terendah dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri yaitu sebesar 1,1. Tahun 2007, ROA tertinggi dimiliki oleh Bank Mega Syariah sebesar 5,36 dengan tertinggi kemudian diikuti Bank Muamalat sebesar 2,27 sedangkan ROA terendah dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri yaitu sebesar 1,53. Bank Muamalat di tahun 2008 memiliki ROA tertinggi sebesar 2,6 jika dibandingkan Bank Syariah Mandiri dengan ROA sebesar 1,83 dan terendah pada Bank Mega Syariah sebesar 0,98.

4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis

4.3.1. Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui pola distribusi dari data 3 bank umum syariah sampel dari tahun 2005 – 2008, apakah variabel terikat dan bebas keduanya mengikuti pola distribusi normal atau lainnya. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal. Dari pengolahan data dengan SPSS 17.00 dengan kolmogrov smirnov dalam tabel berikut ini : 77 Tabel 4.6 : Test Normalitas Variabel Probabilitas Keterangan Capital Adequancy Ratio X 1 0,971 Normal Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan X 2 0,924 Normal Net Operating Margin X 3 0,484 Normal Loan Deposit Ratio X 4 0,232 Normal Return On Asset Y 0,585 Normal Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan hasil pengolahan data dengan pengujian Kolmogrov Smirnov seperti terlihat dalam tabel diatas, dapat diketahui bahwa semua variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , dan X 4 dan variabel terikat Y mempunyai nilai probabilitas yang lebih besar dari 0,05 yang berarti untuk variabel- variabel tersebut mengikuti distribusi normal. Menurut Ghozali 2006 : 149, pada prinsipnya normalitas juga dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik normalitas. Dasar pengambilan keputusan : a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi normal, model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 78 Gambar 1.1 : Grafik Normalitas Sumber : Lampiran 3 Dari grafik normalitas diatas, data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan bahwa pola distribusi penelitian ini adalah normal, maka model regresi linier berganda ini memenuhi asumsi normalitas.

4.3.2. Uji Asumsi Klasik Regresi

1. Autokorelasi Tujuan uji autokorelasi ini adalah untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi pengganggu pada tahun ini dengan periode tahun sebelumnya untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi atau tidak, dapat dilihat dari tabel Durbin Watson. 79 Tabel Durbin Watson menunjukkan hasil dibawah ini : Tabel 4.7 : Uji Regresi Durbin Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .964 a .930 .890 .43655 1.850 a. Predictors: Constant, LDR, CAR, NOM, APYD b. Dependent Variable: ROA Sumber : Lampiran 3 Menurut Santoso 2000:219 apabila nilai DW diantara -2 sampai +2 yang berarti tidak ada autokorelasi. Dilihat dari tabel Durbin Watson dengan jumlah variabel bebas 4 k = 4 dan jumlah data adalah 12 n = 12, diketahui sedangkan nilai Uji Durbin Watson diatas adalah 1,850 maka berada diantara -2 sampai +2 sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini tidak ada gejala Autokorelasi. 2. Multikolinieritas Tujuan uji multikolinieritas adalah menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas, Karena dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Oleh sebab itu perlu diadakan pembuktian atau identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinieritas yang dapat dilakukan dengan cara menghitung Variance Inflation Factor VIF. 80 VIF yang menyatakan terjadi multikolonieritas pada persamaan regresi dimana VIF sebesar sekitar angka 1 dan tolerance mendekati nilai 1. Hasil dari pengujian dengan analisis regresi didapat hasil sebagai berikut: Tabel 4.8 : Tabel Pengujian Multikolinier Variabel VIF Tolerance Keterangan Capital Adequancy Ratio X 1 1,214 0,824 Non Multikolinier Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan X 2 1,776 0,563 Non Multikolinier Net Operating Margin X 3 1,712 0,584 Non Multikolinier Loan Deposit Ratio X 4 1,986 0,504 Non Multikolinier Sumber : Lampiran 3 Berdasarkan tabel diatas setelah dilakukan pengujian analisis regresi linier berganda diketahui nilai VIF dari keempat variabel bebas masih sekitar nilai 1, dengan diperoleh hasil untuk X 1 sebesar 1,214, X 2 sebesar 1,776, X 3 sebesar 1,712, dan X 4 sebesar 1,986 serta tolerance dari semua variabel bebas mendekati nilai 1 yaitu X 1 sebesar 0,824, X 2 sebesar 0,563, X 3 sebesar 0,584, dan X 4 sebesar 0,504 artinya variabel-variabel tersebut tidak terjadi multikolinieritas. 3. Heterokedasitas Suatu model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Pendeteksian heterokedastisitas dalam penelitian adalah dengan menggunakan pengujian Rank Spearman atau Spearman Rho antara residual dengan seluruh variabel bebas. Adapun hasil perhitungan dengan SPSS adalah sebagai berikut : 81 Tabel 4.9 : Korelasi antara variabel bebas dengan Residual Variabel Probabilitas Keterangan Capital Adequancy Ratio X 1 0,404 Non Heteroskedastisitas Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan X 2 0,966 Non Heteroskedastisitas Net Operating Margin X 3 0,729 Non Heteroskedastisitas Loan Deposit Ratio X 4 0,746 Non Heteroskedastisitas Return On Asset Y 0,365 Non Heteroskedastisitas Sumber : Lampiran 5 Kriteria pengujian hipotesis : 1. Probabilitas  0,05, jika terjadi heteroskedastisitas 2. Probabilitas  0,05, jika terjadi homokedastisitas non heterokedastisitas Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa regresi bebas dari heterokedastisitas, yang berarti variance dari variabel pengganggunya adalah tetap atau sama.

4.3.3. Analisis Regresi Linear Berganda

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan sesuai dengan variabel yang digunakan dalam membahas pengaruh Capital, Asset quality, Earning, dan Liquidity terhadap Kinerja Profitabilitas ROA pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2005 – 2008 maka digunakan model analisis regresi linier berganda. 82 Analisis ini berguna untuk mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh diantara variabel bebas dan variabel terikat. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan alat bantu komputer dengan menggunakan program SPSS Statistical Program for Social Science 17. Dari hasil perhitungan tersebut diatas, diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 1,396 – 0,112 X 1 – 0,152 X 2 + 0,937 X 3 + 0,008 X 4 Dari persamaan regresi linier berganda diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut : a : Konstanta = 1,396 Menunjukkan bahwa apabila variabel bebas CAR X 1 , APYDX 2 , NOM X 3 , dan LDR X 4 konstan maka variabel kinerja profitabilitas ROA Y akan mempunyai nilai sebesar 1,396 satuan.  1 : Koefisien regresi untuk X 1 = - 0,112 Menunjukkan bahwa apabila besarnya pengaruh variabel CAR terhadap ROA mengalami perubahan peningkatan sebesar 1 kali, maka akan menyebabkan variabel ROA menurun 0,112 kali dengan asumsi variabel X 2, X 3, X 4 adalah konstan.  2 : Koefisien regresi untuk X 2 = - 0,152 Menunjukkan bahwa apabila besarnya pengaruh variabel APYD terhadap ROA mengalami perubahan peningkatan sebesar 1 kali, maka akan menyebabkan variabel ROA menurun 0,152 kali dengan asumsi variabel X 1, X 3, X 4 adalah konstan. 83  3 : Koefisien regresi untuk X 3 = 0,937 Menunjukkan bahwa apabila besarnya pengaruh variabel NOM terhadap ROA mengalami perubahan peningkatan sebesar 1 kali, maka akan menyebabkan variabel ROA meningkat 0,937 kali dengan asumsi variabel X 1, X 2, X 4 adalah konstan.  4 : Koefisien regresi untuk X 4 = 0,008 Menunjukkan bahwa apabila besarnya pengaruh variabel LDR terhadap ROA mengalami perubahan peningkatan sebesar 1 kali, maka akan menyebabkan variabel ROA meningkat 0,008 kali dengan asumsi variabel X 1, X 2, X 3 adalah konstan.

4.3.4. Koefisien Determinasi R

2 Besarnya pengaruh Capital Adequancy Ratio X 1 , Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan X 2 , Net Operating Margin X 3 , dan Loan to Deposit Ratio X 4 terhadap Return On Asset Y pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2005 – 2008 dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi R 2 yang dihasilkan. Berikut adalah nilai R-square R 2 yang diperoleh dari hasil analisis : 84 Tabel 4.10 : Pengaruh Regresi Antar Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat S S Sumber : Lampiran 3 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .964 a .930 .890 .43655 1.850 a. Predictors: Constant, LDR, CAR, NOM, APYD b. Dependent Variable: ROA Dari tabel diatas diketahui nilai R-square R 2 sebesar 0,930, hal ini berarti bahwa kinerja profitabilitas yang dihitung dengan menggunakan Return On Asset pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2004 – 2008 dapat dijelaskan oleh Capital Adequancy Ratio, Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan, Net Operating Margin, dan Loan to Deposit Ratio sebesar 93, sedangkan sisanya sebesar 7 dijelaskan oleh faktor-faktor lain.

4.3.5. Uji Hipotesis

4.3.5.1.Uji Hipotesis dengan Uji F Uji F dapat digunakan untuk mengetahui apakah model yang digunakan adalah cocok atau sesuai untuk mengetahui pengaruh variabel- variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Dengan uji F ini maka diduga variabel Capital Adequancy Ratio X 1 , Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan X 2 , Net Operating Margin X 3 , dan Loan to deposit 85 ratio X 4 berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap kinerja profitabilitas return on asset Y. Dengan menggunakan tingkat signifikan 0,05, maka kriteria pengujiannya: - Jika nilai signifikan nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5 maka H ditolak dan H a diterima. - Jika nilai signifikan nilai probabilitasnya lebih besar dari 5 maka H diterima dan H a ditolak. Tabel 4.11 : Hasil Uji F Jumlah Kuadrat df Kuadrat Tengah F hitung Sig R 2 Regresi 17,792 4 4,448 23,339 0,000 0,930 Residual 1,334 7 0,191 Total 19,126 11 Sumber : Lampiran 3 Berdasarkan perhitungan secara simultan diatas maka diperoleh nilai F hitung sebesar 23,339 dan tingkat signifikan sebesar 0,000 kurang dari 5 sig 0,05 yang artinya model regresi linier berganda yang digunakan adalah cocok atau sesuai untuk mengetahui pengaruh secara simultan atau bersama-sama variabel Capital Adequancy Ratio, Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan, Net Operating Margin, dan Loan to Deposit Ratio berpengaruh terhadap Kinerja Pofitabilitas Return On Asset. Maka H ditolak dan H a di terima yang berarti secara simultan bahwa Capital Adequancy Ratio, Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan, Net Operating Margin, dan Loan to Deposit Ratio berpengaruh terhadap Kinerja 86 Pofitabilitas Return On Asset sebagai variabel terikat pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2005 – 2008. Besarnya pengaruh variabel Capital Adequancy Ratio X 1 , Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan X 1 , Net Operating Margin X 3 , dan Loan to Deposit Ratio X 4 berpengaruh terhadap Kinerja Pofitabilitas Return On Asset Y dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi R square atau R 2 . Nilai koefisien determinasi R square atau R 2 yang dihasilkan sebesar 0,930, hal ini menunjukkan bahwa variabel Capital Adequancy Ratio X 1 , Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan X 1 , Net Operating Margin X 3 , dan Loan to Deposit Ratio X 4 berpengaruh terhadap Kinerja Pofitabilitas Return On Asset Y sebesar 93 sedangkan sisanya sebesar 7 dijelaskan oleh variabel lain. 4.3.5.2.Uji Hipotesis dengan Uji t Untuk mengetahui adanya pengaruh secara sendiri-sendiri parsial antar variabel bebas capital adequancy ratio, aktiva produktif yang diklasifikasikan, net operating margin, dan loan deposit ratio terhadap variabel terikat return on asset maka digunakanlah uji hipotesis dengan uji t. Nilai tingkat signifikan dalam penelitian ini 0,05 5. Berikut ini hasil uji t masing-masing variabel bebas : 87 Tabel 4.12 : Hasil Uji t Variabel Bebas t hitung Sig Capital Adequancy Ratio CAR -1,575 0,159 Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan APYD -1,562 0,162 Net Operating Margin NOM 6,560 0,000 Loan Deposit Ratio LDR 0,844 0,427 Sumber : Lampiran 3 Berdasarkan tabel di atas dapat menunjukkan bahwa : 1. Nilai t hitung pada variabel Capital Adequancy Ratio X 1 sebesar - 1,575 dan tingkat Signifikan sebesar 0,159 diatas 0,05 sig 5, maka H diterima dan H a ditolak yang berarti variabel Capital Adequancy Ratio X 1 secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja profitabilitas Return On Asset Y. 2. Nilai t hitung pada variabel Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan X 2 sebesar -1,562 dan tingkat Signifikan sebesar 0,162 diatas 0,05 sig 5, maka H diterima dan H a ditolak yang berarti variabel Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan X 2 secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja profitabilitas Return On Asset Y. 3. Nilai t hitung pada variabel Net Operating Margin X 3 sebesar 6,560 dengan tingkat Signifikan sebesar 0,000 dibawah 0,05 sig 5, maka H ditolak dan H a diterima yang berarti variabel Net Operating Margin X 3 secara parsial berpengaruh terhadap kinerja profitabilitas Return On Asset Y. 88 4. Nilai t hitung pada variabel Loan to Deposit Ratio X 4 sebesar 0,844 dengan tingkat Signifikan sebesar 0,427 diatas 0,05 sig 5, maka H diterima dan H a ditolak yang berarti variabel Loan to Deposit Ratio X 4 secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja profitabilitas Return On Asset Y. Berdasarkan dari uji t diatas menyimpulkan bahwa variabel Capital Adequancy Ratio X 1 , Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan X 2 , dan Loan to Deposit Ratio X 4 secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel kinerja profitabilitas Return On Asset Y. Sedangkan, hasil uji t untuk variabel Net Operating Margin X 3 secara parsial berpengaruh terhadap kinerja profitabilitas Return On Asset Y.

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian