Berita-berita mengenai Seratus Hari Kinerja Presiden SBY-Boediono yang dimuat oleh surat kabar harian Jawa Pos dan Kompas pada tanggal 27-29 Januari
2010 sebagai gagasan utama, kemudian dianalisis berdasarkan perangkat framing dari Gamson dan Modigliani dengan melalui langkah-langkah analisis framing.
3.7 Langkah-langkah Analisis Framing
Dengan menggunakan perangkat framing pada model Gamson dan Modigliani, peneliti hendak menguraikan langkah-langkah yang digunakan untuk
penelitian ini. Berita-berita dalam surat kabar harian Jawa Pos dan Kompas yang memuat berita Seratus Hari Kinerja SBY-Boediono ini akan dianalisis dengan
mengikuti langkah-langkah dari perangkat framing Gamson dan Modigliani yang diuraikan sebagai berikut :
Pertama, menentukan frame dari gagasan utama core frame, isu yang
diajukan sebagai sentral penelitian, yaitu berita yang memaparkan tentang Seratus Hari Kinerja Presiden SBY-Boediono dari masing-masing media yang diteliti, yaitu
surat kabar harian Jawa Pos dan Kompas.
Kedua, yaitu dengan melihat simbol-simbol yang ditampilkan oleh kedua
media, mengenai ide sentral yang terbentuk. Kemudian simbol-simbol tersebut diidentifikasikan menggunakan perangkat framing dari Gamson dan Modigliani, yang
terdiri dari : framing devices yaitu dengan melihat methapors, catchprases, exemplars, depictions dan visual images, juga diperkuat dengan perangkat penalaran
reasoning devices yang meliputi roots, appeals to principle dan consequences.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1 Profil Jawa Pos
Surat kabar Jawa Pos pertama kali diterbitkan pada 1 juli 1949 oleh suatu perusahaan yang bernama PT Jawa Pos Ltd yang bertempat di jalan Kembang
Jepun 166-169. Perusahaan ini didirikan oleh WNI keturunan kelahiran Bangka yang bernama The Cung Sen alias Soesno Tedjo pada tanggal 1 juli 1949. Soesno
Tedjo merupakan perintis berdirinya Jawa Pos ini. Pada awalnya Soesno Tedjo ini bekerja di kantor film Surabaya. Pada mulanya dia bertugas menghubungi surat
kabar agar pemuatan iklan filmnya lancar. Awal inilah soesono Tedjo mengetahui banyak tentang seluk beluk surat kabar. Dari pengalaman inilah ia kemudian
mendirikan surat kabar bernama Java Post pada tanggal 1 juli 1949. Harian Java Post saat itu dikenal sebagai harian melayu tionghoa, perusahaan penerbitnya
waktu itu PT. Java Post Concern Ltd yang bertempat di jalan Kembang Jepun. Pemimpin redaksinya adalah Thio Oen Sik. Keduanya dikenal sebagai orang-
orang republik yang tak pernah goyah. Pada saat The Cung Sen dikenal sebagai Raja Koran karena memiliki tiga
buah surat kabar yang diterbitkan dalam tiga bahasa yang berbeda. Surat kabar yang pertama berbahasa indonesia bernama Java Post, yang kedua berbahasa
Tiong hoa bernama Huang Chiau Wan, sedangkan yang ketiga berbahasa Belanda adalah De Vrije Pers.
40