Judul : ”Program 100 Hari Kabinet Dikritik” Frame : Kasus Bank Century membuat tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap kinerja pemerintahan merosot. Perangkat Pembingkai
Perangkat Penalaran 1. Metaphors
Ada erosi komitmen pemberantasan korupsi dalam banyak hal.
1. Roots Saat ini, kasus bank Century justru
membuat tingkat
kepercayaan
masyarakat merosot. 2. Catchphrases
Kampus bukan arena berpolitik praktis. 2. Appeals to principle
Salah satu anggota Kabinet Indonesia Bersatu II, menteri Pembangunan
daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini, mengklaim
program 100
hari kementriannya sudah mencapai 100 .
Program 100 hari yang dilakukannya antara lain koordinasi, sinkronisasi dan
operasionalisasi kebijakan
dengan
sektor terkait. 3. Exemplaar
Kami melihat program 100 hari pemerintahan SBY malah lebih baik
pada 2004. Saat itu tingkat kepercayaan masyarakat mencapai 60-70 setelah
100 hari. Saat ini, kasus Bank Century justru membuat tingkat kepercayaan
masyarakat merosot. 3. Consequences
Adanya ketidak puasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan SBY
sehingga memicu adanya unjuk rasa.
4. Depiction Selama
100 hari
pemerintahan Yudhoyono-Boediono, pemberantasan
korupsi hanya
dijadikan aksesori
semata.
4.3.2.2 Berita 28 Januari 2010
Dalam berita 28 Januari 2010 ini, Kompas menyajikan salah satu beritanya mengenai seratus hari kinerja presiden SBY-Boediono yang berjudul “Masyarakat
Jangan Dirugikan”. Adapun rincian mengenai berita tersebut dengan menggunakan elemen framing dari Gamson dan Modigliani adalah sebagai berikut :
A. Perangkat Pembingkai A.1 Metaphors
Kompas menyajikan methapors dalam berita ini, kalimat yang menunjukkan metaphors
adalah : ”Bersamaan dengan aksi massa, Kamis ini, Presiden dijadwalkan
tak berada di Jakarta”. Makna kata aksi massa adalah unjuk rasa atau demonstrasi yang
dilakukan masyarakat, kata tersebut termasuk ke dalam metaphors karena kata tersebut berupa bentuk kiasan.
Kompas menyebut dengan kata aksi massa karena ini merupakan sebuah unjuk rasa atau demo yang dihadiri oleh banyak massa dari berbagai kalangan masyarakat.
Selain itu istilah aksi massa juga mengesankan bahwa penggunaan kata tersebut cukup sopan.
A.2 Catchphrases
Dapat kita lihat pada headline Kompas yaitu berupa jargon atau slogan yang berisi kata-kata yang singkat dan mudah diingat masyarakat. Kalimat tersebut adalah :
”Masyarakat Jangan Dirugikan”. Kompas menuliskan headline dengan huruf yang dipertebal adalah gunanya untuk
menarik perhatian pembaca dan menciptakan rasa ingin tahu yang tinggi kepada pembaca. Maksudnya, masyarakat mana lagi yang dirugikan? pasti semua pembaca
bertanya-tanya dan akan membaca berita tersebut sampai habis. Kalimat pada headline tersebut sangat berpengaruh pada pembaca, karena terdapat kata
”masyarakat”, seperti kita ketahui bahwa selama seratus hari pemerintahan SBY- Boediono ini banyak masyarakat yang kecewa dan tidak puas atas kinerja
pemerintahan.
A.3 Exemplaar
Merupakan pernyataan yang disertai bukti nyata berupa foto, grafik, tabel dan lain-lain. Exemplaar pada berita yang dimuat oleh Kompas ini adalah :
”Menghadapi unjuk rasa di Jakarta, Polda Metro Jaya menyiapkan 10.000 polisi. Adapun pemerintah provinsi DKI Jakarta
menyiagakan 4.000 anggota Satuan Polisi Pamong Praja untuk mengamankan aksi itu”.
Polda Metro Jaya siap sedia menhadapi unjuk rasa, pernyataan tersebut diperkuat oleh adanya nominal angka 10.000 yang menunjukkan berapa banyak polisi yang
akan disiapkan untuk unjuk rasa. Begitu pula dengan Satuan Polisi Pamong Praja atau Satpol PP yang juga siap mengamankan aksi tersebut denan menyebutkan nominal
4.000 anggotanya.
A.3 Visual Image
Pada berita Kompas yang jatuh pada 28 Januari 2010 ini adalah berupa foto peta lokasi penutupan jalan dan pengalihan arus lalu lintas di Jakarta. Foto tersebut
memperkuat adanya pemberitaan unjuk rasa yang disajikan oleh Kompas, yaitu dengan menunjukkan daerah-daerah mana saja yang mengalami pengalihan arus lalu
lintas. Karena beberapa daerah di Jakarta akan dijadikan titik dimana aksi massa tersebut berlangsung.
B. Perangkat Penalaran B.1 Roots
Analisis hubungan kausal atau sebab akibat, Kompas mengemas roots tersebut ke dalam kalimat sebagai berikut :
”Pemimpin nasional juga sering berperilaku berbeda dengan apa yang diucapkannya. Kondisi itu yang membuat masyarakat
semakin tidak percaya kepada pemerintah”.
Dari kutipan tersebut dapat diketahui sebab dan akibat yang ditimbulkan oleh sebuah permasalahan, yaitu yang menjadi sebab adalah pemimpin nasional yang
sering berperilaku berbeda dengan apa yang diucapkannya. Sedangkan yang menjadi akibat dari perbuatan tersebut adalah Kondisi tersebut yang membuat masyarakat
semakin tidak percaya kepada pemerintah. Selain itu ada hal lain yang dapat memperkuat pernyataan tersebut, yaitu sebuah pernyataan dari Syafii yang
mengatakan bahwa : ”Selain memperhatikan demonstrasi, pemerintah perlu lebih
memperhatikan persoalan hukum. Penegakkan hukum belum
dilakukan karena kepemimpinan nasional cenderung mengambang dan tidak jelas mau membawa negara dan bangsa kemana”.
Dari kutipan di atas dapat diartikan bahwa persoalan hukum juga tidak boleh
dilupakan, bahkan pemerintahan cenderung menganggap ringan soal hukum. Sehingga hukum di negara ini menjadi tidak tegas.
B.2 Appeals to principle
Adalah sebuah klaim-klaim moral yang muncul dari suatu pemberitaan yang dianggap merugikan pihak tertentu. Klaim-klaim moral tersebut dibuat untuk
berusaha membenarkan atau mengembalikan citra pihak tertentu, seperti yang dapat
kita pada kutipan berita di Kompas di bawah ini:
”Terkait unjuk rasa di sekitar Istana Wapres, Yopie mengatakan bahwa, Wapes tetap masuk ke kantor seperti biasa. Demo seperti
itu wajar. Bagian dari ekspresi dan dinamika politik yang berkembang. Asalkan tertib, tidak anarki dan menjaga kesantunan,
kata Yopie”.
Klaim-klaim moral tersebut diungkapkan oleh Yopie Hidayat karena ia adalah Juru Bicara Wapres, yang juga Staf Khusus Wapres di bidang Media Massa. Sebagai
orang yang berada di pihak Wapres tentunya ia taidak akan memberikan pernyataan yang merugikan bagi pimpinannya. Kompas menujukkan adanya appeals to principle
yang dikutip dari pendapat Yopie Hidayat. Ini menujukkan bahwa Kompas selain meyajikan hal-hal yang bersifat kontra terhadap pemeberitaan yang ditulisnya tetapi
Kompas juga bersifat pro pada pemeberitaan yang disajikannya kepada pembaca.
B.3 Consequences
Adalah konsekuensi dari sebuah berita yang diturunkan oleh Kompas. Dari pemberitaan tersebut konsekuensi yang dapat diambil adalah unjuk rasa berlangsung
damai walaupun presiden pergi ke Banten untuk meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Banten I dan wapres Boediono tetap berada di Jakarta untuk memimpin
rapat. Banyak pihak yang sebelumnya memberikan pesan kepada kalangan masyarakat yang akan melakukan demonstrasi bahwa demonstrasi sebaiknya
dilakukan secara tertib, menjaga norma-norma kesopanan, tidak merusak, dan tidak anarki. Hal tersebut dilakukan agar mencerminkan kedewasaan berdemokrasi di
Indonesia seperti aksi demo yang dilakukan di negara lain, demo tersebut malah dianggap sebagai pawai budaya yang menjadi tempat masyarakat menyuarakan
pendapatnya secara langsung.
C. Bingkai Inti Kompas 28 Januari 2010
Setelah menganalisis berita tersebut di atas, maka diperoleh bingkai inti dari berita tersebut, sebagai berikut : pada 28 Januari 2010 bertepatan dengan seratus hari
kinerja pemerintahan SBY berlangsung unjuk rasa damai oleh sejumlah elemen masyarakat. Namun sayang, bertepatan pada hari itu presiden SBY justru tidak
sedang berada di Jakarta, beliau pergi ke Banten untuk menghadiri peresmian PLTU Banten I. Berikut frame yang diperoleh dari analisis di atas :
Judul : ”Masyarakat Jangan Dirugikan” Frame : Saat unjuk rasa berlangsung 28 Januari 2010, presiden tidak berada
di Jakarta. Perangkat Pembingkai
Perangkat Penalaran 1. Metaphors
Bersamaan dengan aksi massa, Kamis ini, Presiden dijadwalkan tak berada di
Jakarta. 1. Roots
Pemimpin nasional
juga sering
berperilaku berbeda dengan apa yang diucapkannya.
Kondisi itu
yang membuat masyarakat semakin tidak
percaya kepada pemerintah. 2. Catchphrases
Masyarakat Jangan Dirugikan. 2. Appeals to principle
Demo seperti itu wajar. Bagian dari ekspresi dan dinamika politik yang
berkembang. Asalkan tertib, tidak anarki dan menjaga kesantunan.
3. Exemplaar Menghadapi unjuk rasa di Jakarta,