30
memperoleh keuntungan sendiri. Market maker tersebut memperoleh kompensasi karena aktivitas membeli dilakukan pada saat harga beli bid price lebih rendah
daripada true price dan menjual saham pada saat harga jual ask price lebih tinggi daripada true price. Perbedaan harga ini disebut bid ask spread, Stoll,
1989. Menurut Hamilaton dalam Esther, 1999 menyatakan ada dua model
spread yaitu dealer spread dan market spread. Dealer spread merupakan selisih harga bid dan harga ask yang menyebarkan dealer ingin memperdagangkan
sekuritas dengan aktivitas sendiri, sedangkan market spread adalah selisih highest bid dan lower ask yang terjadi pada saat tertentu. Oleh karena itu, kedua spread
itu tidak dapat saling menggantikan. Spread yang diketahui ada di Bursa Efek Jakarta BEJ adalah market spread. Hal ini disebabkan aktivitas BEJ lebih
bersifat competitives order matching market atau dikenal dengan order driven market system dimana investor hanya dapat diperbolehkan menyerahakan order
jual beli dan melakukan transaksi melalui broker. Investor tidak bisa langsung bertransaksi di lantai bursa.
2.2.5. Gambaran Umum Bid-Ask Spread Saham
Abdul dan Nasuhi 2000 mendefinisikan bid ask spread sebagi selisih harga beli tertinggi yang dealer bersedia membeli saham dengan harga jual
terendah yang dealer bersedia menjual. Bid ask spread adalah selisih antara bid price dengan ask price disebt bid-
ask spread Ambarwati, 2008. Selisih ini merupakan biaya yang ditanggung dan juga merupakan return yang diharapkan oleh dealer. Dealer adalah pihak
31
yang menghubungkan pembeli dan penjual yang akan melakukan pembelian dan penawaran sekuritas pada harga yang telah ditetapkan Mishkin dan Eakin, 2000
kurs beli dan kurs jual merupakan harga-harga dimana dealer bersedia membeli dan menjual akan me nyesuaikan harga naik atau turun untuk membawa
jumlah yang dibeli dan dijual ke arah yang diinginkan. Dealer akan memperoleh keuntungan dari perbedaan harga jual dan harga beli tersebut. Spread adalah
perbedaan antara harga juala dan harga beli. Spread dibuat oleh dealer tentunya sesuai dengan mekanisme pasar dan Stoll 1989 menyatakan bahwa bid ask
spread terbentuk oleh tiga komponen biaya yaitu investor holding cost, order processing cost dan adverse information cost.
Forjan dan McCorry 1995 meneliti dan menemukan bahwa berkurangnya asimetri informasi karena pengumuman stock split mengakibatkan
bid ask spread mengecil. Sementara itu, Chan dan Seow 1995 melakukan studi kasus terhadap perubahan bid ask spread saham perusahaan Telfonos de Mexico
yang disebabkan oleh adanya biaya pemilikan dan asimetri informasi. Mereka menggunakan risiko sekuritas, harga sekuritas, volume perdagangan dan jumlah
market makers sebagai proksi biaya pemilikan. Erwind an Miller 1998 mendapatkan bukti bahwa harga saham, volume perdagangan, dan varians return
saham signifikan berpengaruh tarhadap bid ask spread saham, baik secara univariat maupun mutivariat, sebelum dan sesudah saham tersebut dimasukkan
ke indeks SP 500. Pengamatan terhadap perilaku musiman bid ask spread telah dilakukan oleh Draper dan Paudyal 1997. Mereka menemukan bahwa terdapat
32
asosiasi perilaku musiman antara bid ask spread dengan volume perdagangan, jumlah traders, dan ukuran order flow rata-rata.
2.2.6. Analisa Variabel-variabel yang mempengaruhi bid-ask spread saham