Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik

54 investor terutama yang mengharapkan memperoleh capital gain, karena hal ini dipandang sebagai salah satu komponen biaya dalam perdagangan saham.

4.3. Analisis Data

4.3.1. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal yang dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah uji regresi OLS Ordinary least Square. Berikut hasil uji normalitas: Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 15 ,0000000 ,41438907 ,204 ,204 -,124 ,788 ,563 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed Unstandardiz ed Residual Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b. Sumber: lampiran 6 Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa nilai statistik Kolmogorov-Smirnov yang diperoleh mempunyai taraf signifikan yang lebih dari dari 0,05 yaitu sebesar 0,563, dimana nilai tersebut telah sesuai dengan kriteria bahwa sebaran data disebut berdistribusi normal apabila memiliki taraf signifikan 0,05. 55

4.3.2. Uji Asumsi Klasik

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi yang diperoleh dari model kuadrat terkecil biasa ordinary least squares merupakan model regresi yang menghasilkan estimasi linier tidak bias yang terbaik Best linear Unbias Estimator BLUE. Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi klasik yaitu :

1. Pengujian Autokolerasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya Imam Ghozali, 2006 : 95. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan diperoleh nilai Durbin Watson sebagai berikut: Gambar 4.1. Kurva Durbin Watson Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada autokorelasi negatif DW=1.534 daerah keragu raguan korelasi negatif ada auto daerah keragu raguan korelasi positif ada auto 4 dL=0,946 4 – dU =2,457 4 – dL =3,054 dU=1,543 Sumber : Gujarati, 1999, 216, Ekonometrika Dasar 56 Berdasarkan gambar kurva Durbin Watson tersebut nilai yang diperoleh terletak di daerah keragu-raguan, sehingga dapat dianggap bahwa tidak terjadi autokorelasi pada persamaan regresi dapat dipenuhi.

2. Pengujian Multikolinier

Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinier dapat dilakukan dengan menghitung Variance Inflation Factor VIF. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh hasil bahwa nilai VIF untuk masing- masing variabel adalah sebagai berikut: Tabel 4.5. Hasil Pengujian Multikolinier No Variabel Tolerance VIF Keterangan 1 2 Volume Perdagangan X 1 Varians Return X 2 0,952 0,952 1,051 1,051 Non Multikolinier Non Multikolinier Sumber : Lampiran 7 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai VIF untuk variabel volume perdagangan dan varians return mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10, yang berarti bahwa pengujian multikolinieritas dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan multikolinier.

3. Pengujian Heteroskedastisitas

Hasil uji heteroskedastisitas diperoleh dari hasil pengujian dengan menggunakan bantuan program SPSS 13.0 dengan menggunakan uji Gletser dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel bebas Ghozali, 2001:72.. Hasil pengujian Uji Gletser dapat dilihat pada tabel berikut ini: 57 Tabel 4.6. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas No Variabel Taraf Signifikansi Keterangan 1 2 Volume Perdagangan X 1 Varians Return X 2 0,082 0,537 Non Heteroskedastisitas Non Heteroskedastisitas Sumber : Lampiran 8 Hasil Uji Heteroskedastisitas pada taraf signifikan diperoleh hasil yang menunjukkan nilai signifikansi semua variabel 0,05; berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan demikian asumsi tidak terjadi heteroskedastisitas dapat dipenuhi.

4.3.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia

1 89 160

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

5 22 132

PENDAHULUAN PENGARUHRETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN VARIAN RETURN SAHAM TERHADAP BID-ASK SPREAD SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2006-2010).

0 3 13

PENGARUH RETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DANVARIAN RETURN SAHAM TERHADAP BID-ASK SPREAD SAHAM PENGARUHRETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN VARIAN RETURN SAHAM TERHADAP BID-ASK SPREAD SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2006-2010).

0 3 11

TINJAUAN PUSTAKA PENGARUHRETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN VARIAN RETURN SAHAM TERHADAP BID-ASK SPREAD SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2006-2010).

0 3 14

KESIMPULAN DAN SARAN PENGARUHRETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN VARIAN RETURN SAHAM TERHADAP BID-ASK SPREAD SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2006-2010).

1 4 64

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

PENGARUH RETURN SAHAM, HARGA SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN, DAN VARIAN RETURN SAHAM TERHADAP BID ASK SPREAD SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 14

ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN VARIAN RETURN SAHAM TERHADAP BID-ASK SPREAD PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 17