Penelitian Terdahulu Model Konseptual Hipotesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Halim dan Hidayat 2000 meneliti tentang pengaruh volume perdagangan dan return terhadap bid ask spread saham industri rokok di Bursa Efek Jakarta dengan model korelasi kesalahan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara bersama-sama return saham, volume perdagangan saham dan varian return saham mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap bid ask speard saham. Variabel return saham dan varian return saham secara parsial mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap bid ask spread saham perusahaan. Sedangkan varibel volume perdagangan saham secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap bid ask spread saham perusahaan. Sedangkan Ambarwati 2008 meneliti tentang pengaruh volume perdagangan sahamdan varian return saham terhadap bid ask spread saham pada perusahaan manufaktur yang tergabung dalan indeks LQ 45 periode tahun 2003- 2005. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara bersama-sama return saham, volume perdagangan saham dan variance return mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap bid ask spread. Penelitian yang dilakukan A. Abhyankar, D. Ghosh, E. Levin dan R. J. Limmack meneliti tentang ”Bid Ask Spread, Trading Volume and Volatility: Intra Day Evidence From The London Stck Exchenge”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rata-rata bid ask spread menunjukkan bahwa setiap saat spread sangat tinggi di pasar terbuka, yagn relatif konstan sepanjang hari dan semakin luas pada saat penutupan. Pola serupa terjadi diseluruh sahan dipartisi berdasarkan likuiditas. 7 8

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pasar Modal Efisien

Efficient Market atau pasar yang efisien merupakan suatu pasar bursa dimana efek yang diperdagangkan merefleksikan semua informasi yang mungkin terjadi dengan cepat dan akurat Robbet Ang, 1997:17. Konsep Efficient Market ini menyatakan bahwa pemodal selalu memasukkan faktor informasi yang tersedia dalam keputusan mereka sehingga terefleksi pada harga yang mereka transaksikan. Jadi harga yang berlaku di pasar sudah tergantung faktor informasi yang bersifat historis. Merefleksikan kejadian yang telah diumumkan tetapi belum dilaksanakan seperti saham bonus, tetapi pembagian saham bonus belum dibagikan, dan merefleksikan prediksi atas informasi masa yang akan datang. Menurut Jogiyanto 1998, bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau tidak hanya dari segi ketersediaan informasinya saja, tetapi juga dapat dilihat dari kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis dan informasi yang tersedia. Pasar efisien yang ditinjau dari sudut informasi saja disebu efisiensi pasar secara informasi informationally efficient market. Sedangkan pasar efisien yang ditinjau dari sudut kecanggihan para pelaku pasar dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia disebut dengan efisiensi pasar secara keputusan atau disicionally efficient market. Kunci utama untuk mengukur pasar modal yang efisien adalah hubungan antara harga sekuritas dengan informasi, dimana informasi yang dapat digunakan untuk meninai pasar yang efisien adalah informasi yang lama. Informasi yang 9 sedang dipublikasikan atau semua informasi termasuk informasi private. Fama dalam Jogiyanto 1998, menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk informasi, yaitu: 2.2.1.1.Effisiensi Pasar Bentuk Lemah Weak Form Pasar dikatakan efisien dalan bentuk lemah, jika harga-harga dari sekutitas tercermin secara penuh fully reflect informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak random walk theory yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Jika pasar efisien secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa untuk pasar yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapt menggunakan informasi masa lalau untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal Ambarwati, 2008:29 2.2.1.2.Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Semistrong Form Pasar dikatakan efisien setengah kuat, jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan fully reflect semua informasi yang dipublikasikan all publicly available information termasuk informasi yang berada di laporan- laporan keuangan perushaan emiten. Semua informasi yang dipublikasikan akan tersebar dan diterima oleh pemodal pada waktu yang hampir bersamaan, sehingga harga secaralangsung dan cepat melakukan penyesuaian dan investor tidak mendaptkan keuntungan yang normal. Informasi yang dipublikasikan antar lain Ambarwati, 2008:29 10 1. Informasi yang mempengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut. Informasi yang dipublikasikan ini merupakan informasi dalan bentuk pengumuman oleh perusahaan emiten. Informasi ini umumnya berhubungan dengan peristiwa yang terjadi di perusahaan emiten. Misalnya seperti pengumuman laba, pengumuman pembagian deviden, pengumuman pengembangan produk baru, pengumuman merger dan akuisisi dan lain sebagainya. 2. Informasi yang mempengaruhi harga-harga sekutitas sejumlah perusahaan. Informasi yang dipublikasikan ini dapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan dari regularor yang hanya berdampak pada harga sekuritas perusahaan-perusahaan yang terkena regulasi tersebut. Misalnya seperti regulasi untuk meningkatkan kebutuhan cadangan yang harus dipenuhi oleh semua bank. Inforamsi ini akan mempengaruhi secara langsung harga sekuritas tidak sebuah bank saja, tetapi mungkin semua emiten di dalam industri perbankan. 3. Informasi yang mempengaruhi harga sekuritas semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham. Informasi ini dapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang berdampak ke semua perusahaan emiten. Contoh regulasi adalah peraturan akuntansi untuk mencantumkan laporan arus kas yang dilakukan oleh semua perusahaan. Regulasi ini akan mempunyai dampak pada harga sekuritas, tidak hanya untuk sebuah perusahaan saja atau perusahaan-perusahaan di suatu industri, tetapi mungkin berdampak langsung pada semua perusahaan. 11 2.2.1.3.Efisiensi Pasar Bentuk Kuat Strong Form Pasar dikatakan efisien dalan bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan fully reflect semua inforamasi yang tersedia termasuk informasi private. Jika pasar efisien dalan bentuk ini berhubungan satu dengan yang lain, maka tidak ada individual investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal abnormal return karena mempunyai informasi private Ambarwati, 2008:29. Salah satu jenis inforasi private adalah jenis informasi yang berasal dari orang dalam insider information yang mempunyai akses atas informasi berharga mengenai keputusan penting yang telah direncanakan oleh perusahaan. Sehingga dengan odal informasi tersebut mereka melakukan analisa dan mengambil posisi transaksi yang sesuai. Pada saat pengumuman perseroan tersebut dikeluarkan, maka informasi tersebut menjadi tersedia bagi masyarakat dan akan mendongkrak harga saham tersebut. Informasi private yang demikian mampu memberikan keuntugnan abnormal yang konsisten bagi para pemodal yang memiliki informasi tersebut Ambarwati, 2008:29

2.2.2. Gambaran Umum Saham

2.2.2.1.Pengertian Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang atau badan dalam suatu perushaan atu perseroan terbatas. Wujud saham adalah, selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yagn menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan 12 ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut Darmaji Fakrudin, 2001:5. 2.2.2.2.Jenis-Jenis Saham Sedangkan menurut jenisnya saham dibedakan menjadi 2, Badan pengawasan pasar modal, 2003:9 yaitu: a. Saham biasa, merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh emiten untuk memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis yang paling populer di pasar modal. Jenis ini memiliki karakteristik seperti: 1 Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan dilikuidasi. 2 Hak suara proporsional pada pemilihan fireksi serta keputusan lain yang ditetapkan pada rapat umum pemegang saham. 3 Deviden, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di dalan rapat umum pemegang saham. 4 Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut ditawarkan kepada masyarakat. b. Saham preferen, memiliki karakteristik sebagai berikut: 1 Pembayaran deviden dalam jumlah yang tetap. 2 Hak klaim lebih dahulu dibanding saham biasa jika perusahaan dilikuidasi. 3 Dapat dikonversikan menjadi saham biasa. 13 2.2.2.3.Mekanisme Perdagangan Saham A. Pasar Perdana dan Pasar Sekunder Menurut Badan pengawas pasar modal, 2002:30, Pasar modal di Indonesia terdiri dari pasar perdana dana sekunder: Pasar perdana Samsul, 2006:46 adalah tempat atau sarana bagi perusahaan untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi kepada masyarakat umum. Sebelum menawarkan saham di pasar perdana Tandelilin, 2006:14, perusahaan emiten sebelumnya akan mengeluarkan inforamsi mengenai perusahaan secara detail disebut juga prospektus. Pasar Sekunder Badan Pengawas Pasar Modal, 2003:31 adalah pasar dimana efek-efek yang telah dicatatkan di Bursa Efek diperjualbelikan. Pasar sekunder memberikan kesempatan kepada para investor untuk membeli atau menjual efek-efek yang tercatat di Bursa Efek setelah terlaksananya penwaran perdana. Di pasar ini efek-efek diperdagangkan dari satu inbestor kepada investor lainnya. Pasar sekunder Tandelilin, 2006:16 dimanfaatkan untuk perdagangan saham biasa, saham preferen, obligasi, warna maupun sekuritas derivatif opsi dan future. B. Pasar Perdana 1 Proses Perdagangan pada Pasar Perdana Pada umumnya proses perdagangan saham dan obligasi pada pasar perdana dapat digambarkan sebagai berikut: 14 Gambar 2.1 Proses Perdagangan Pasar Perdana Sumber: Badan pengawas pasar modal 2003:31 2 Prosedur Penawaran dan Pemasaran Efek di Pasar Perdana a Penawaran perdana suatu saham atau obligasi suatu perusahaan kepada investor publik melalui penjaminan emisi dan agen penjualan. Tata cara pemesanan saham atau obligasi seperti “harga penawaran”, “jumlah saham yang ditawarkan”, “masa penawaran”, dan informasi lain yang penting yang harus dipublikasikan di surat kabar berskala nasional, dn jug dibagikan ke publik dalam bentuk prospektus. b Investor yang juga berminat dapat memesan saham atau obligasi dengan cara menghubungai penjaminan emisi atau agen penjual, dan kemudian mengikut prosedur yang telah ditetapkan. c Investor kemudian melakukan pemesanan saham atau obligasi tersebut dengan disertai pembayaran. d Penjamin emisi dan agen penjualan kemudian mengumumkan hasil penawaran umum tersebut kepada investor yang telah melakukan pemesanan. e Proses penjatahan saham atau obligasi biasa disebut dengan “olotment” kepada investor yang telah memesan dilakukan oleh 15 penjamin emisi dan emiten yang mengeluarkan saham atau obligasi sehubungan denganproses penjatahan, ada beberapa istilah yang harus diperhatikan: 1 “Undersubscribed” adalah kondisi dimana total saham atau obligasi yang dipesan investor kurang dari total saham atau obligasi yang ditawarkan. Dalam kondisi seperti ini, semua investor pasti akan mendapatkan saham atau obligasi sesuai dengan jumlah yang dipesan. 2 “Undersubscribed” adalah kondisi dimana total saham atau obligasi yang dipesan investor kurang dari total saham atau obligasi yang ditawarkan. Dalam kondisi seperti ini, semua investor pasti akan mendapatkan saham atau obligasi sesuai dengan jumlah yang dipesan, atau bahkanmungkin tidak mendapatkan sama sekali. f Apabila jumlah saham atau obligasi yang didapat oleh investor kurang dari jumlah yang dipesan atau telah terjadi “oversubscribed”, maka kelebihan dana investor akan dikembalikan proses ini sering disebut “refund”. g Saham atau obligasi tersebut didisttibusikan melalui penjamin emisi dan agaen penjualan. 16 Gambar 2.2 Proses penawaran dan pemasaran efek di pasar perdana dan pemasaran Sumber: Badan pengawas pasar modal 2003:33 Periode Penawaran ≥ 3 hari kerja Penjatahan ≤ 3 hari kerja Refund dan Distribusi ≤ 2 hari kerja - Penjualan emisi - Perantara perdagangan efek - Penjamin emisi - Emiten - Biro administrasi efek - Penjamin emisi - KPEI - KSEI Pencatatan di Bursa Efek C. Pasar Sekunder 1 Proses Perdagangan pada Pasar Sekunder Proses perdagangan saham dan obligasi pada pasar sekunder dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.3 Proses Perdagangan Pada Pasar Sekunder Sumber: Badan pengawas pasar modal 2003:33 Broker jual Investor jual Investor beli Broker beli BURSA Dana Efek 2 Bursa Efek Perusahaan-perusahaan efek yagn telah mendapat izin sebagai perantara pedagnagn efek di Bursa Efek Indonesia BEI, dapat melakukan 17 aktiva jual beli efek di bursa efek. Perusahaan efek membeli dan atau menjual efek berdasarkan perintah jual dan atau perintah jual beli dari investor. Setiap perusahaan mempunyai karywan yang disebut sebagai ”wakil perantara pedagang efek” yang mempunyai wewenang untuk memasukkan semua perintah jual ataupun perintah beli ke dalam sistem perdagangan yang terdapat di bursa efek. Sejak tahun 1995, proses perdagangan efek di BEJ telah dilakukan dengan sistem yang terkomputerisasi yang disebut dengan JATS atau Jakarta Automated Trading System. Sistem ini beroperasi berdasarkan ”sistem tawar menawar auction” dan secara terus menerus selama periode perdagangan. Sementara itu di BES sudah mempunyai sistem perdagangan secara jarak jauh remote system sejak tahun 1996 yang disebut SMART Surabaya Market Information Automatic Remote Trading. Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakart sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif menjadi BEI Bursa Efek Indonesia pada 1 Desember 2007. Periode perdagangan di kedua bursa efek dibagi menjadi dua sesi setiap harinya, yang dimulai dari pukul 9.30 pagi dan berakhir pukul 16.00. Bagaimana perintah order beli dan perintah order jual dari semakin banyak investor bisa cocok matched. Mekanisme “matching” cocok adalah berdasarkan kriteria prioritas harga dan perioritas waktu. 18 a Prioritas Harga Artinya, siapapun yang memasukkan order permintaan dengan harga beli bid price yang paling tinggi, akan mendapatkan prioritas utama untuk dapat “bertemu” dengan siapapun yang memasukkan order penawaran dengan harga jual offer price atu ask price yang paling rendah. b Prioritas Waktu Artinya, siapapun yang memasukkan order beli atau jual beli dahulu, akan mendapatkan prioritas pertama untuk dicocokkan matched oleh sistem. c Indeks Harga Saham Indeks harga saham adalah indicator harga dari seluruh saham yang tercatat di bursa efek. Indeks ini biasanya merefleksikan kondisi pasar modal dan kondisi perekonomian setahun negara secara umum. Saat ini terdapat 6 enam jenis indeks harga saham di BEI: Tabel 2.1. Indeks Harga Saham di BEI Indeks Harga Saham Penjelasan 1. Indeks Individual Indeks harga masing-masing saham terdapat harga dasarnya atau indeks masing-masing saham yang tercatat di BEI 2. Indeks Harga Saham Sektoral Semua saham yang termasuk dalan masing- masing sektor, misalnya sektor keuangan, pertambangan, dan lain-lain. Di BEI indeks sektoral terbagi atas sembilan sektor yaitu: pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri, konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, dan manufaktur. 3. Indeks harga saham gabungan atau IHSG Composite Stock Price Index Semua saham yang tercatat sebagai komponen penghitungan indeks. 19 4. Indeks LQ 45 Indeks yang tertinggi 45 saham pilihan dengan mengacu kepada 2 variabel yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar. Setiap 6 bulan terdapat saham-saham baru yang termasuk ke dalam LQ 45 tersebut. 5. Indeks Syariah atau JII Jakarta Islamic Index JII merupakan indeks yang terdiri 30 saham mengakumulasi syariat investasi dalam islam atau indeks yang berdasarkan syariah islam. dengan kata lain, dalam indeks ini dirumuskan saham- saham yang memenuhi kriteria investasi dalam syariat islam. 6. Indeks papan utama dan papan pengembangan Indeks harga saham yang secara khusus didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu kelompok papan utama dan papan pengembangan Sumber: www.idx.com a. Aturan Perdagangan, Biaya dan Pajak Saham bursa efek menggolongkan perdagangan saham dalam 3 pasar: 1 Pasar Reguler 2 Pasar Negosiasi 3 Pasar Tunai Perdagangan saham diatas dapat dijelaskan sebagi berikut: 1 Pasar Reguler Saham-saham pada pasar reguler diperdagangan dalam satuan ”lot” dan berdasarkan mekanisme tawar menawar yang berlangsung secara terus menerus selam periode perdagangan. Harga-harga yang terjadi di pasar ini akan digunakan sebagai dasar perhitungan di BEI. Persyaratan dan kondisi yang berlaku saat ini untuk transaksi di pasar: 20 a Saham diperdagangan dalam standar satuan perdagangan lot, dimana 1 lot sama dengan 500 lembar saham. b Pergerakan harga saham: 1 Untuk harga saham dibawah Rp. 500 per lembar, fraksi harga ditentukan sebagian kelipatan Rp. 5 per lembar dan maksimum pergerakan harga adalah Rp. 50 2 Untuk harga saham yang harganya antara Rp. 500 dan Rp. 5000 per lembar, fraksi harga ditentukan sebagai kelipatan Rp. 25 per lembar dan maksimum pergerakan harga adalah Rp. 250 per lembar. 3 Untuk harga saham di atas Rp. 5000 per lembar, fraksi harga ditentukan sebgai kelipatan Rp. 50 per lembar dan maksimum pergerakan harga adalah Rp. 500 per lembar. 4 Mekanisme terjadinya transaksi matching diselesaikan berdasarkan prinsip prioritas waktu dan priritas harga 2 Pasar Negosiasi Pasar negosiasi delaksanakan berdasarkan tawar menawar individu antar anggota bursa beli dan bangsa jual dengan berpedoman pada kurs terakhir di pasar reguler. 3 Pasar Tunai Pasar tunai terdedia untuk menyelesaikan kegagalan anggota bursa dalam memenuhi kewajibannya di pasar reguler dan pasar negosiasi. pasar tunai 21 dilaksanakan dengan prinsip pembayaran dan penyerahan seketika cash carry. b. Penyelesaian Settlement Waktu penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi ditetapkan berdasarkan kesepakatan antar AB jual dan AB beli dan diselesaikan secara pertransaksi tidak netting. Bila tidak ditetapkan, maka penyelesaian transaksi bursa dilakukan selambat-lambatnya pada hari bursa ketiga setelah terjadinya transasi T+3 atau hari bursa yang sama dengan terjadinya transaksi T+0 khusus untuk hari bursa terakhir perdagangan hak memesan efek terlebih dahulu. Penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi dilakukan dengan pemindahan secara langsung oleh anggota bursa jual dan anggota bursa beli dan tidak dijamin KPEI. c. Biaya-Biaya Transaksi Untuk setiap transaksi seorang investor harus membayar komisi ke perusahaan efek berdasarkan perjanjian antara kedua belah pihak. Komisi tidak boleh melebihi 1 satu persen dari total nilai pembelian atau penjualan. Komisi atau biaya transaksi transaksi berbeda antara perusahaan efek satu dengan yang lainnya, pada dasarnya hal taersebut didasarkan pada prosentase tertentu dari nilai total transaksi jualbeli atau a x jumlah saham x harga saham. Komisi atau biaya tersebut tidak termasuk pajak pertambahan nilai PPN sebesar 10 dari nilai komisi. 22 d. Pajak Pajak pendapatan sebesar 0,1 juga akan dibebankan pada transaksi penjualan atau 0,1 x jumlah saham yang dijual x harga saham. e. Bagaimana Mendapatkan Deviden Untuk berhak mendapatkan deviden, investor harus membeli saham paling lambat pada ”Cum Dividend Date ”. Dalam kasus saham tanpa warkat, investor harus sudah tercatat namanya sebagai pemegang saham dicatat emiten tugas ini dilakukan KSEI dan Biro Administrasi Efek, paling lambat pada tanggal pencatatan. 2.2.2.4.Analisis Saham A. Harga Saham Menurut Husnan 1998:285, upaya untuk merumuskan bagaimana menentukan harga saham yang seharusnya, telah dilakukan setiap analisis keuangan dengan tujuan untuk bisa memperoleh tingkat keuntungan yang menarik. Dalam penilain saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: nilai buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik saham Tandelilin, 2003:183. Analisis saham Husnan, 1998:285, bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik intrinsic value suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini current market price saham tersebut. Nilai intrinsik NI menunjukkan preset value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut. Pedoman yang dipergunakan adalah sebagai berikut: 23 a. Apabila NI harga pasar saat ini, maka saham tersebtut dinilai undervalued harganya terlalu rendah, dan karenanya seharusnya dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki. b. Apabila NI harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai overvalued harganya terlalu mahal, dan karenya seharusnya dijual. c. Apabila NI = harga pasar saat inik maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan. d. Model evaluasi penilaian saham. model penilain merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan atau yang diamati menjadi pikiran tentang harga saham.

B. Analisis Fundamental

Analisis fundamental Susanto dan Subardi, 2002:2 menyatakan suatu metode peramalan pergerakaninstrumen dinansial di waktu mendatang berdasarkan pada perekonomian, politik, linkgungan dan faktor-faktor relevan lainnya serta statistik yang me mpunyai permintaan dana penawarn instrumen finansial tersebut. Sedangkan menurut Halim 2003:17 dalam analisis ini dinyatakan bahwa, saham memiliki nilai intrinsik tertentu nilai yang seharusnya. Analisis ini akan membandingkan nilai intrinsik suatu saham dengan harga pasarnya gunak menentukan apakah harga pasar tersebut mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum. Nilai intrinsik suatu saham ditentukan oleh faktor- faktor fundamental yang mempengaruhinya. 24 Ide dasar pendekatan ini adalah, bahwa harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan itu sendiri dipengaruhi oleh industri dan perekonomian secara makro. Menurut Halim 2002:21 ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan dalam analisis ini, adalah sebagai berikut: a. Pendekatan Deviden Deviden merupakan sebagian dari laba yang dibagikan kepada pemegang saham. Bagi investor jumlah rupiah yang diterima dari pembayaran deviden resikonya lebih kecil dari capital gain dan deviden dapat diperkirakan sebelumnya. Pengaruh penurunan besarnya deviden yang dibayar dapat menjadi informasi yang kurang baik bagi perusahaan, karena deviden sebagai tanda tersedianya pendapatan perusahaan dan besarnya deviden yang dibayar sebagai informasi tingkat pertumbuhan pendapatan perusahaan saat ini dan masa mendatang. b. Pendekatan Price Earning Ratio PER Rasio ini sering digunakna oleh analisis saham untuk menilai harga saham. Pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. Oleh karena itu, rasio ini menggambarkan kesediaan investor embayar suatu jumlah tertentu untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan. 25

C. Analisis Teknikal

Analisis teknikal Susanto dan Subardi, 2002:2 menyatakan suatu metode meramalkan pergerakan harga saham dan meramalkan kecenderungan pasar di masa mendataqng dengan cara memperlajari grafik harga saham, volume perdagangan dan indeks harga saham gabungan. Sedangkan menurut Halim 2002:25 analisis ini dimulai dengan cara memperhatikan perubahan saham itu sendiri dari waktu ke waktu. Analisis ini beranggapan bahwa harga suatu saham akan ditentukan oleh supply dan dimand terhadap saham tersebut, Sehingga asumsi dasar yang berlaku dalam analisis ini adalah: a. Harga pasar saham ditentukan oleh interaksi supply dan demand. b. Supply dan demand itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang rasional maupun irasional. c. Perubahan harga saham cenderung bergerak mengikuti trend tertentu. d. Trend tersebut dapat berubah karena bergesernya supply dan demand. e. Pergeseran supply dan demand dapat dideteksi dengan mempelajari diagram dari perilaku pasar. f. Pola-pola tertentu yang terjadi pada masa lalu akan terulang kembali dimasa mendatang. Menurut Halim 2005:29 ada lima pendekatan yang bisa digunakan untuk analisis ini adalah sebagai berikut: 26 a. Teori Dow Teori ini beruapya untuk menyelidiki bagaimana trend yang terjadi di pasar saham, baik saham individual maupun secara keseluruhan. pergeseran tersebut meliputi primary movement, secondary movement dan tertiary movement. b. Bar Chat Dalam pendekatan ini digunakan tiga tipe dasar diagram, yaitu: diagram garis, diagram batang dan diagram titik. Ketiganya menggunakan grafik batang bar chat yang menunjukkan volume saham yang diperdagangkan pada masing-masing perubahan harga. c. Breadth of Market Analysis Analisis keluasan pasar breadth of market dilakukan dengan cara membandingkan jumlah saham yang mengalami kenaikan harga dengan jumlah saham yang mengalami penurunan harga, selanjutnya diakumulasikan. d. Relative Strength Analysis Analisis kekuatan relatif ini berupaya mengidentifikasikan saham yang memiliki kekuatan relatif terhadap saham lain. Harga saham yang memiliki kekuatan relatif akan meningkat lebih cepat dari harga saham lain pada saat bull market dibandingkan dengan saham lain. Dengan memilih investasi pada saham seperti itulah seoranginvestor akan mendapat return tertinggi, karena kekuatan relatif tersebut cenderung tidak akan berubah dari waktu ke waktu. 27 e. Moving Average Analysis Analisis ini memfokuskan pada harga dan atau moving average dengan cara mengamati berbagi perubahan harga yang terjadi pada beberapa hari terakhir pada saat penutupan harga. Investor dianjurkan untuk membeli saham pada saat: 1 Moving average line merata dan harga saham melampaui garis tersebut. 2 Harga berada dibawah moving average line yang sedang naik. 3 Harga berada di atas moving average line yang turun, namun kembali naik sebelum mencapai garis tersebut.

2.2.3. Gambaran Umum dan Pengertian Spread Harga Saham

Bid price adalah harga dimana dealer bersedia untuk membeli Saphiro dan Balbier, 2000, pengertian yang sama tentang bid price juga disampaikan oleh Mishkin dan Eakins 2000 yaitu harga dimana dealer berkeinginan untuk membayar saham untuk investasi. Masih menurut Saphiro dan Balbier 2000 bid price adalah harga dimana seseorang dapat membeli suatu sekuritas atau currency. Pembelian ini dilakukan oleh dealer. Dealer adalah seorang yang mempermudah kegiatan transaksi di pasar yaitu meliputi pembelian danpenjualan sekuritas, sebagaimana investor yang tidak memiliki sekuritas dealer menggunakan uangnya membeli lebih rendah dan menjual dengan harga lebih tinggi suatu sekuritas. Dealer melakukan pembelian sekuritas dengan menggunakan kurs beli, dan kurs beli ini hanya mempunyai arti jika dealer bersedia untuk membelinya sehingga harga beli sekuritas ditentukan oleh dealer. 28 Pengertian ask price juga banyak dikemukan oleh beberapa penulis, antara lain oleh Miskin dan Eakin 2000 bahwa ask price adalah harga dimana dealer berkeinginan untuk menjual saham. Sedangkan menurut Saphiro dan Balbier 2000 adalah harga dimana seorang dapat menjual sekuritas atau currency. Seperti halnya pada ask price bahwa penawarn itu dilakukan oleh dealer. Dealer melakuakn treansaksi penjualan sekuritas dengan menetapkan kurs jualnya, dan kurs ini mempunyai arti jika dealer bersedia menjualnya dengan harga tersebut, sehingga harga jual ditentukan oleh dealer. Spread adalah perbedaan harga saat investor memiliki suatu sekuritas dan harga saat mereka menjual kembali ke publik Saphiro dan Balbier, 2000. Selisih ini merupakan biaya yang ditanggung dan jug merupakan biaya yang ditanggung dan juga merupakan return yang diharapkan oleh dealer. Dealer adalah pihak yang menghubungkan pembeli dan penjual yang akan melakukan pembelian dan penawaran sekuritas pada harga yang telah ditetapkan Mishkin dan Eakin, 2000 kurs beli dan kurs jual merupakan harga-harga dimana dealer bersedia membeli dan menjual dan akan menyesuaikan harga naik atau turun untuk membawa jumlah yang dibeli dan dijual kearah yang diinginkan. Dealer akan memperoleh keuntungan dari perbedaan harga jual dan harga beli tersebut. Dealer adalah market maker yang siap akan membeli financial asset atau menjualnya. Dealer akan membeli sekuritas pada harga bid price yang lebih kecil dibandingkan saat dia akan menjual sekuritas yang sama ask price Favbozzi dan Modigliani, 1996. Dealer sering disebut sebagai penghidup pasar 29 karena mereka mengarahkan tujuan mereka sendiri dan menanggung resiko mereka sendiri.

2.2.4. Teori Spread

Teori mengenai spread tidak terlepas oleh adanya aktivitas yang dilakukan oleh anggota buras yang dapat mempengaruhi besarnya transaksi sekutitas di pasar modal. Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 dan Peraturan Pemerintah RI No. 45 tahun 1995, perusahaan efek adalah pihak yang melaksanakan kegiatan adalah penjamin emisi efek PPE, Perantara pedagang efek PPE dan Manajer investasi MI. Dengan demikian maka penelitian tentang spread lebih dihubungkan secara erat dengan PPE dealer dari pada dengan perantara investasi broker. Dealer adalah pihak yang dalam pelaksanaan transaksi jual beli sekutitas atau saham, mempunyai andil yang besar dalam pasar modal. Banyak hal yang telah dealer lakukan agar proses transaksi dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dalam perdagangan sekuritas investor yang berkeinginan untuk membeli dan atau menjual sesuai dengan harga dan jumlah yang diinginkan tidaklah selalu memperoleh harapan tersebut secara simultan. Keinginan investor tersebut terealisir dalam waktu cukup lama pada harga pasar yang sebenarnya. Oleh karena market maker baik dealer atau broker mengenai adanya ketidaksamaan waktu tersebut terhadap order yang dihadapi investor. Dealer dan broker dapat dikatakan sebagai perantara perdangan sekuritas yang dilakukan individu secara tidak langsung. Broker akan melakukan transaksi atas nama investor untuk mendapatkan komisi. Sedangkan dealer akan melaksanakan transaksi untuk 30 memperoleh keuntungan sendiri. Market maker tersebut memperoleh kompensasi karena aktivitas membeli dilakukan pada saat harga beli bid price lebih rendah daripada true price dan menjual saham pada saat harga jual ask price lebih tinggi daripada true price. Perbedaan harga ini disebut bid ask spread, Stoll, 1989. Menurut Hamilaton dalam Esther, 1999 menyatakan ada dua model spread yaitu dealer spread dan market spread. Dealer spread merupakan selisih harga bid dan harga ask yang menyebarkan dealer ingin memperdagangkan sekuritas dengan aktivitas sendiri, sedangkan market spread adalah selisih highest bid dan lower ask yang terjadi pada saat tertentu. Oleh karena itu, kedua spread itu tidak dapat saling menggantikan. Spread yang diketahui ada di Bursa Efek Jakarta BEJ adalah market spread. Hal ini disebabkan aktivitas BEJ lebih bersifat competitives order matching market atau dikenal dengan order driven market system dimana investor hanya dapat diperbolehkan menyerahakan order jual beli dan melakukan transaksi melalui broker. Investor tidak bisa langsung bertransaksi di lantai bursa.

2.2.5. Gambaran Umum Bid-Ask Spread Saham

Abdul dan Nasuhi 2000 mendefinisikan bid ask spread sebagi selisih harga beli tertinggi yang dealer bersedia membeli saham dengan harga jual terendah yang dealer bersedia menjual. Bid ask spread adalah selisih antara bid price dengan ask price disebt bid- ask spread Ambarwati, 2008. Selisih ini merupakan biaya yang ditanggung dan juga merupakan return yang diharapkan oleh dealer. Dealer adalah pihak 31 yang menghubungkan pembeli dan penjual yang akan melakukan pembelian dan penawaran sekuritas pada harga yang telah ditetapkan Mishkin dan Eakin, 2000 kurs beli dan kurs jual merupakan harga-harga dimana dealer bersedia membeli dan menjual akan me nyesuaikan harga naik atau turun untuk membawa jumlah yang dibeli dan dijual ke arah yang diinginkan. Dealer akan memperoleh keuntungan dari perbedaan harga jual dan harga beli tersebut. Spread adalah perbedaan antara harga juala dan harga beli. Spread dibuat oleh dealer tentunya sesuai dengan mekanisme pasar dan Stoll 1989 menyatakan bahwa bid ask spread terbentuk oleh tiga komponen biaya yaitu investor holding cost, order processing cost dan adverse information cost. Forjan dan McCorry 1995 meneliti dan menemukan bahwa berkurangnya asimetri informasi karena pengumuman stock split mengakibatkan bid ask spread mengecil. Sementara itu, Chan dan Seow 1995 melakukan studi kasus terhadap perubahan bid ask spread saham perusahaan Telfonos de Mexico yang disebabkan oleh adanya biaya pemilikan dan asimetri informasi. Mereka menggunakan risiko sekuritas, harga sekuritas, volume perdagangan dan jumlah market makers sebagai proksi biaya pemilikan. Erwind an Miller 1998 mendapatkan bukti bahwa harga saham, volume perdagangan, dan varians return saham signifikan berpengaruh tarhadap bid ask spread saham, baik secara univariat maupun mutivariat, sebelum dan sesudah saham tersebut dimasukkan ke indeks SP 500. Pengamatan terhadap perilaku musiman bid ask spread telah dilakukan oleh Draper dan Paudyal 1997. Mereka menemukan bahwa terdapat 32 asosiasi perilaku musiman antara bid ask spread dengan volume perdagangan, jumlah traders, dan ukuran order flow rata-rata.

2.2.6. Analisa Variabel-variabel yang mempengaruhi bid-ask spread saham

2.2.6.1.Volume Perdagangan Informasi yang lengkap merupakan kunci pokok dan sangat mempengaruhi dalam memutuskan tindakan dalam seluruh aktivitas dibidang jual-beli saham di bursa efek. Informasi misalnya profil perusahaan, informasi keuangan perusahaan dan sebagainya sangat mempengaruhi jumlah transaksi saham dan sensitive terhadap terjadinya fluktuasi membuat para investor mampu mengantisipasi keadaan. Kegiatan perdagangan saham tidak berbeda dengan perdagangan pada umumnya yang melibatkan penjual dan pembeli. Dari adanya perdagangan saham yang terjadi maka akan menghasilkan volume perdagangan saham. Hal ini menyebabkan jumlah transaksi saham atau volume saham yang diperjual belikan dapat berubah-ubah setiap hari. Tinggi rendahnya volume perdagangan saham adalah penilaian yang dipengaruhi oleh banyak factor. Seperti kinerja perusahaan, kebijakan direksi dalam investasi lain, kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, tingkat pendapatan, laju inflasi, penawaran dan permintaan dan kemampuan analisa efek harga saham itu sendiri juga merupakan sebagian hal-hal yang berpengaruh terhadap volume perdagangan saham dan masih banyak lagi factor yang mempengaruhinya Fitra, 2007:22. Volume perdagangan saham merupakan aktivitas perdagangan saham pasar sekunder dalam periode waktu tertentu dengan satuan lembar saham. Teori 33 analisis teknis menyatakan bahwa volume perdagangan saham ditentukan semata- mata oleh adanya interaksi kekuatan permintaan dan penawaran. Jumlah saham yang ditransaksikan di pasar sekunder ini dalam periode bulanan dengan tingkat harga yang terbentuk melalui mekanisme pasar. Volume saham yang diperdagangkan merupakan petunjuk lain mengenai kekuatan dan kelemahan teknis. Volume perdagangan diartikan sebagai jumlah lembar saham yang diper- dagangkan pada hari tertentu Abdul dan Nasuhi, 2000. Perdagangan suatu saham yang aktif, yaitu dengan volume per-dagangan yang besar, menunjukkan bahwa saham tersebut digemari oleh para investor yang berarti saham tersebut cepat diper-dagangkan. Ada kemungkinkan dealer akan mengubah posisi kepemilikan sahamnya pada saat perdagangan saham semakin tinggi atau dealer tidak perlu memegang saham dalam jumlah terlalu lama. Volume perdagangan akan menurunkan kos pemilikan saham sehingga menurunkan spread. Dengan demikian semakin aktif perdagangan suatu saham atau semakin besar volume perdagangan suatu saham, maka semakin rendah biaya pemilikan saham tersebut yang berarti akan mem-persempit bid-ask spread saham tersebut. Halim dan Hidayat 2000 berpendapat bahwa perdagangan suatu saham yang aktif, yaitu dengan volume perdagangan yang besar, menunjukkan bahwa saham tersebut digemari investor. Dan artinya saham tersebut cepat diperdagangkan. Kondisi dengan memungkinkan trader untuk tidak perlu memegang saham dalam waktu yang terlalu lama sehingga menurunkan inventory holding costnya berarti mempersempit Spread. 34 2.2.6.2.Varians Return 1. Return Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi atau return ekpektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang Jogiyanto, 2003:109. Return realisasi realized return merupakan return yang telah terjadi. Retrun realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi expected return dan risiko di masa datang. Return ekspektasi expected return adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

2. Saham

Saham ialah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas Gitosudarno, 2002:265. a. Saham biasa. Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa. b. Saham bonus. Saham bonus, diciptakan dari pos cadangan perseroan, yang terbentuk dari uang kontan yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham. 35

3. Return Saham

Dari pengertian mengenai return maupun saham yang telah dijelaskan dan dijabarkan di atas maka penulis menyimpulkan bahwa return saham adalah pengembalian dari modal atau investasi yang telah di investasikan oleh investor ke pada suatu perusahaan tertentu. Jadi apabila saham yang ditanamkan oleh investor itu bernilai besar maka return saham yang diperoleh pada akhirnya nanti juga besar, begitu juga dengan sebaliknya apabila saham yang di investasikan oleh investor itu dalam jumlah yang kecil maka hasil yang didapatkan pada akhirnya nanti juga tidak begitu besar. Saham juga mempunyai beberapa macam jenisnya seperti yang telah di jelaskan diatas yaitu saham biasa, saham bonus Gitosudarmo, 2002:265.

4. Varian Return

Halim dan Hidayat 2000 mengatakan bahwa variabel lain yang mewakili inventory holding costs dan pengaruhnya terhadap Spread harga saham adalah resiko saham yang ditunjukkan oleh variance return. Resiko diperoleh dari pengurangan expected return dengan retrun dan kemungkinannya return kurang expected return Fabozzi dan Modigliani, 1996. Variance Return menunjukkan variabilitas return di seputar return normal. Semakin tinggi variance return menunjukkan semakin bervariasi nya return harian yang diperoleh investor. Hal ini mencerminkan ketidakpastian pasar yang tinggi. Variance Return berkorelasi positif dengan resiko Ambarwati:2008. Variance Return yang tinggi berarti resiko yang dihadapi juga cukup tinggi, karena itu dealer akan memberikan Spread yang relatif besar untuk mengantisipasi besarnya resiko tersebut. Dengan 36 alasan ini, maka variance return di hipotesakan berhubungan positif dengan bid- ask Spread. VARTOTRAHDT = n TARAHDT RA RETHi a t i 2    Keterangan : RATARAHDT = Rata-rata aritmatika return harian dalam tahun a = awal periode, yaitu mulai 1 januari tahun XXXX t = Tanggal hari efektif tahun XXXX n = Jumlah hari

2.2.7. Pengaruh Volume Perdagangan Terhadap Bid Ask Spread Harga

Saham Menurut Brennan dan Copeland 1988 dalam Fatmawati dan Asri, 1999: 106, melakukan pengembangan model yang berbasis pada argumentasi bahwa adanya hubungan yang negatif antar biaya saham dan biaya transaksi akan memberikan sinyal yang kurang menguntungkan bagi investor mengenai prospek perusahaan yang semakin menguntungkan. Dengan demikian sinyal positif akan mengakibatkan semakin besar jumlah pemegang saham baik institusional maupun individual dan berimplikasi pada semakin besarnya volume perdagangan di pasar saham. Saham yang aktif diperdagangkan berarti banyak diminati investor sehingga volume perdagangannya tinggi. Akan tetapi dalam proses transaksinya volume perdagangan yang tinggi, tidak diiringi dengan semakin tingginya biaya pemesanan nya order pressing cost-nya sehingga mempersempit Spread. Hubungan negatif antara volume perdagangan dengan bid ask spread konsisten 37 dengan bukti empiris studi Chan dan Seow 1995 dalam Erwin dan Miller

1998. 2.2.8.

Pengaruh Varians Return Saham Terhadap Bid Ask Spread Harga Saham Varians return dalam hal ini mewakili risiko saham yang disinyalir dapat mempengaruhi besar kecilnya bid ask spread saham. Varian return saham mewakili risiko saham yang dihadapi oleh dealer. Risiko saham yang semakin tinggi menyebabkan dealer berusaha menutupnya dengan spread yang lebih besar. Argumen ini didukung oleh hasil penelititan Branch dan Freed maupun Stoll 1978 dalam Nany dan Aris 2004 yang menunjukkan bahwa varian return saham berhubungan positif dengan bid ask spread. Ambarwati 2008 menyatakan bahwa variance return berkorelasi positif dengan bid ask spread. Variance return yang tinggi berarti resikonya juga tinggi sehingga dealer mempersempit spread untuk mengantisipasi besarnya resiko. Secara simultan harga volume perdagangan saham dan variance return saham mempunyai pengaruh terhadap bid ask spread Yulianto, 2001. Secara parsial volume perdagangan tidak mempunyai pengaruh terhadap bid ask spread. Sedangkan varian return saham mempunyai pengaruh terhadap bid ask spread.

2.3. Model Konseptual

Volume Perdagangan Saham Bid-Ask Spread Harga Saham Varian Return Saham 38

2.4. Hipotesis

1. Diduga volume perdagangan berpengaruh negatif terhadap bid ask spread harga saham. 2. Diduga varian return saham berpengaruh positif terhadap bid ask spread harga saham.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Variabel terikat Dependent Variabel yaitu spread harga saham dan dinotasikan dengan simbol Y. Variabel bebas Independent Variabel. Variabel bebas yang diduga berpengaruh terhadap variabel Y ada dua dan disimbolkan dengan X1 dan X2 yang masing-masing adalah: a. Volume perdagangan X1 adalah aktivitas perdagangan saham di pasar saham tepatnya sekunder dalam periode tertentu dalam penelitian ini adalah periode harian dengan satuan. b. Variance return X2 merupakan tingkat penyimpangan dari sebuah saham dalam mengahasilkan return, sehingga varian return sering diproksikan sebagai resiko saham ,baik secara individual maupun secara bersama-sama portofolio

3.1.2. Pengaruh Variabel

Pengaruh dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel dependent adalah spread harga saham yang dilaporkan periode ini yaitu spread pada penutupan hari perdagangan dengan skala rasio. 100 2 1 100 1 1 1 1 x HB HA x HB HA RBA t t t t t        .................................... Ambarwati, 2008 39

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia

1 89 160

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

5 22 132

PENDAHULUAN PENGARUHRETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN VARIAN RETURN SAHAM TERHADAP BID-ASK SPREAD SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2006-2010).

0 3 13

PENGARUH RETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DANVARIAN RETURN SAHAM TERHADAP BID-ASK SPREAD SAHAM PENGARUHRETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN VARIAN RETURN SAHAM TERHADAP BID-ASK SPREAD SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2006-2010).

0 3 11

TINJAUAN PUSTAKA PENGARUHRETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN VARIAN RETURN SAHAM TERHADAP BID-ASK SPREAD SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2006-2010).

0 3 14

KESIMPULAN DAN SARAN PENGARUHRETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN VARIAN RETURN SAHAM TERHADAP BID-ASK SPREAD SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2006-2010).

1 4 64

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

PENGARUH RETURN SAHAM, HARGA SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN, DAN VARIAN RETURN SAHAM TERHADAP BID ASK SPREAD SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 14

ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN VARIAN RETURN SAHAM TERHADAP BID-ASK SPREAD PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 17