Tabel 12 Item-item Kuesioner yang Tergolong dalam Kategori Rendah
No Aspek
Indikator Pernyataan
1. Memberikan
kesempatan kepada lawan
bicara untuk mengutarakan
perasaannya. Bersedia untuk bereaksi
secara jujur terhadap stimulus yang datang
Saya cenderung menunjukkan wajah yang
biasa saja walaupun sebenarnya saya sedang
tidak suka dengan perilaku teman lain.
2. “Kepemilikan”
perasaan dan pikiran.
Mampu mengakui dan mempertanggungjawab
kan perasaan yang diungkapkan baik secara
verbalnonverbal. Terkadang apa yang saya
ucapkan dan apa yang saya pikirkan  tidak sejalan.
3. “Kepemilikan”
perasaan dan pikiran.
Mampu mengakui dan mempertanggungjawab
kan perasaan yang diungkapkan baik secara
verbalnonverbal Saya khawatir menyakiti
atau menyinggung teman ketika saya
mengungkapkan apa yang saya rasakan.
4. Bersedia meng-
ungkapkan informasi yang
biasanya disembunyikan.
Komunikasi yang dilakukan sesuai dengan
lingkungan konteks. Ketika saya kecewa dengan
sikap teman saya akan langsung menegur,
bagaimanapun situasi saat itu.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Deskripsi  Tingkat  Keterbukaan  diri  dalam  Komunikasi  antar
Teman Sebaya  Siswa Kelas  XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 20162017
Berdasarkan  paparan  hasil  penelitian,  dapat  disimpulkan bahwa sebagian besar siswa  kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun
ajaran  20162017  memiliki  tingkat  keterbukaan  diri  dalam  komunikasi antar teman sebaya yang baik. Hal ini menunjukkan siswa  kelas XI SMA
Pangudi  Luhur  Sedayu  tahun  ajaran  20162017  sudah  memiliki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keterbukaan  diri  dalam  komunikasi  antar  teman  sebaya,  namun  belum berkembang  secara  optimal.  Beberapa  faktor  yang  mempengaruhi  siswa
kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu belum optimal dalam keterbukaan diri  antar  teman  sebaya  yaitu  karena  rasa  takut  akan  resiko  yang  terjadi
ketika  terbuka  dengan  teman,  merasa  belum  memiliki  rasa  aman  dan percaya  diri  untuk  mengungkapkan  sesuatu  pada  teman,  dan  faktor
lingkungan  yang  kurang  mendorong  atau  membiasakan  siswa  untuk mampu terbuka secara tepat.
Hal  tersebut  diatas  di  dukung  oleh  Johnson  dalam Supratiknya,  1995  yang  berpendapat  bahwa  pembukaan  diri  memiliki
dua  sisi  yaitu  bersikap  terbuka  kepada  yang  lain  dan  bersikap  terbuka bagi yang lain. Gambaran dari karakteristik keterbukaan diri dari dua sisi
ialah:  1  Terbuka  kepada  orang  lain  yaitu  jujur  dalam  menerima  semua kekurangan  dan  kemampuan  yang  dimiliki  serta  tentu  saja  menerima
kekurangan  yang  dimiliki  dengan  bersikap  jujur,  autentik,  dan  tulus dalam  pembukaan  diri;  2  Terbuka  bagi  yang  lain,  yaitu  mau
mendengarkan  dan  memperhatikan  apa  yang  disampaikan  orang  lain. Seseorang  menerima  orang  lain  dengan  cara  menyadari  aneka  kekuatan
dan  kemampuan  serta  kekurangan  yang  dimiliki  orang  lain  sehingga orang  lain  percaya  pada  dirinya  karena  orang  lain  merasa  bahwa  ada
yang mau menerima dan mendukungnya. Kemampuan  untuk  terbuka  dalam  komunikasi  antar  teman
sebaya.  pada  siswa    kelas  XI  SMA  Pangudi  Luhur  Sedayu  tahun  ajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20162017  dapat  dilihat  dari  tiga  aspek  yang  dipaparkan  oleh  DeVito
2011.  Pertama,  siswa  memiliki  kemauan  dan  kemampuan  untuk mengungkapkan  informasi  yang  biasanya  disembunyikan  sesuai  dengan
lingkungan  konteks  dan  hubungan  antar  pembicara  dan  pendengar. Misalnya,  siswa  mampu  memilih  situasi  atau  keadaan  dimana  ia  akan
mengungkapkan  informasi  kepada  teman,  siswa  mampu  menentukan dengan  siapa  ia  mampu  membuka  diri  dengan  mempertimbangkan
hubungan  yang  sudah  terjalin.  Akan  tetapi  beberapa  siswa  kurang mampu  mengekspresikan  perasaan  secara  tepat  ketika  menghadapi
perilaku  teman  yang  tidak  sesuai  dengan  apa  yang  sedang  dirasakan. Faktor  yang  dapat  melatar  belakangi  perilaku  tersebut  adalah  faktor
resiko  yang  akan  diterima  di  kemudian  hari,  yaitu  rasa  takut  untuk menyinggung  perasaan  orang  lain  sehingga  mengganggu  hubungan
interpersonal yang sudah dibangun sebelumnya. Kedua,  siswa  memiliki  kesediaan  untuk  bereaksi  secara  jujur
terhadap  stimulus  yang  datang  yaitu  mampu  memberikan  umpan  balik terhadap  apa  yang  diungkapkan  teman  sebayanya  dan  memberikan
kesempatan  kepada  teman  sebayanya  untuk  mengutarakan  perasaan  dan pikirannya.  Misalnya  mendengarkan  teman,  mengungkapkan  kesetujuan
maupun  ketidak  setujuan  dengan  apa  yang  diungkapkan  teman  secara jujur, menjawab pertanyaan dari teman, serta berinisiatif untuk  bertanya
terlebih dahulu pada teman. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ketiga,  m enyangkut  “kepemilikan”  perasaan  dan  pikiran
Bochner  Kelly, 1974 dalam DeVito, 2011. Terbuka dalam pengertian ini  yaitu  siswa  mampu  dan  mau  mengakui  perasaan  serta  pikiran  yang
diungkapkan  yaitu  memang  benar-benar  dirasakan  dan  bisa  di pertanggungjawabkan.  Beberapa siswa kelas XI  di SMA Pangudi Luhur
Sedayu  tahun  ajaran  20162017,  kurang  mampu  mengungkapkan  secara verbal  apa  yang  sedang  dipikirkan,  takut  menyakiti  teman  jika
mengungkapkan  apa  yang  sedang  dirasakan  dan  takut  untuk  menegur perilaku  teman  yang  negatif.  Faktor  yang  dapat  melatar  belakangi
perilaku  tersebut  adalah  kemampuan  siswa  untuk  tersebut  untuk memahami  betul  apa  yang  diinformasikan,  baik  positif  maupun  negatif.
Hal  ini  terjadi  karena  dukungan  dari  lingkungan,  untuk  mampu mengungkapkan secara terbuka dalam komunikasi dengan teman sebaya.
Manfaat  keterbukaan  diri  dalam  komunikasinya  dengan  teman sebaya  yang  memiliki  siswa,  menurut  DeVito  2011  adalah  sebagai
berikut: a.
Menambah pengetahuan diri. Siswa  yang  membuka  diri  dalam  komunikasi  kepada  teman
sebayanya  maka  ia  mampu  memiliki  perpektif  baru  tentang  diri sendiri dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai perilaku diri
sendiri.  Ketika  siswa  mau  berbicara  dengan  teman  sebayanya,  akan menambah kesadaran mengenai  aspek perilaku  atau hubungan  yang
selama ini tidak diketahui. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Lebih mampu mengatasi kesulitan.
Siswa yang mau mengungkapkan perasaan kepada teman sebayanya mampu  menanggulangi  masalah  dan  kesulitannya,  khususnya
perasaan  bersalah.  Salah  satu  perasaan  takut  yang  besar  yang  ada pada  diri  siswa  adalah  bahwa  mereka  tidak  diterima  lingkungan
karena rahasia tertentu, karena sesuatu yang pernah mereka lakukan, perasaan  atau  sikap  tertentu  yang  mereka  miliki.  Ketakutan  untuk
ditolak membangun rasa bersalah. Dengan mengungkapkan perasaan seperti itu dan menerima dukungan, bukan penolakan, siswa menjadi
lebih  siap  untuk  mengatasi,  mengurangi  maupun  menghilangkan perasaan bersalah. Keterbukaan diri menumbuhkan penerimaan diri.
c. Komunikasi yang dilakukan lebih efisien.
Siswa  mampu  memahami  apa  yang  dikatakan  temannya  jika  telah mengenal  baik  teman  tersebut.  Keterbukaan  diri  dalam  komunikasi
antar  teman  sebaya  adalah  kondisi  yang  penting  untuk  mengenal teman lain. Seseorang dapat saja meneliti perilaku atau bahkan hidup
bersama orang lain selama bertahun-tahun, tetapi jika orang tersebut tidak pernah mengungkapkan dirinya maka ia tidak akan memahami
orang itu sebagai pribadi yang utuh. d.
Hubungan lebih dalam Keterbukaan  diri  dalam  komunikasi  antar  teman  sebaya  diperlukan
untuk  membina hubungan  yang lebih bermakna  diantara dua orang. Tanpa keterbukaan diri dalam komunikasi hubungan yang bermakna
dan  mendalam  tidak  akan  terjadi.  Mengungkapkan  diri  dalam komunikasi  kepada  teman  lain  bisa  memberitahu  bahwa  seseorang
mempercayai,  menghargai,  dan  cukup  peduli  kepada  teman  lain untuk  mengungkapkan  diri  kita  kepada  mereka.  Terbuka  kepada
teman  lain  mendorong  seseorang  terbuka  terhadap  diri  sendiri sehingga  membentuk  hubungan  yang  bermakna,  yaitu  hubungan
yang jujur dan terbuka bukan sekedar hubungan yang seadanya.
2. Analisis  Capaian  Skor  Item-item  Keterbukaan  Diri    Siswa  dalam
Komunikasi antar Teman Sebaya
Berdasarkan  analisa  capaian  skor  item-item    keterbukaan  diri siswa  dalam  komunikasi  antar  teman  sebaya  terdapat  empat  item  yang
termasuk  dalam  kategori  rendah.  Item  pertama  yaitu  “Saya  cenderung menunjukkan  wajah  yang  biasa  saja  walaupun  sebenarnya  saya  sedang
tidak  suka  dengan  perilaku  teman  lain ”.  Rendahnya  item  ini  dapat
diindikasikan  bahwa  siswa  kelas  XI  SMA  Pangudi  Luhur  Sedayu  tahun ajaran  20162017  belum  bersedia  untuk  bereaksi  secara  jujur  terhadap
teman  sebayanya.  Faktor  yang  dapat  melatar  belakangi  keterbukaan  diri siswa dalam komunikasi  antar teman sebaya  menurut  Papu 2002  yaitu
belum  adanya  rasa  aman  untuk  mengungkapkan  perasaan  pada  teman sebaya.  Rasa  aman  tercipta  dari  rasa  percaya  pada  teman    sebaya.  Rasa
aman  terbentuk  dari  keakraban  terhadap  teman  yang  diajak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berkomunikasi  sehingga  mampu  mengungkapkan  apa  yang  sedang dirasakan secara jujur.
Item  kedua, “Terkadang  apa  yang  saya  ucapkan  dan  apa  yang
saya  pikirkan    tidak  sejalan ”.  Rendahnya  item  ini  dapat  diindikasikan
bahwa  siswa  kelas  XI  SMA  Pangudi  Luhur  Sedayu  tahun  ajaran 20162017  belum  mampu  mengakui  dan  mempertanggungjawabkan
perasaan  yang  diungkapkan  baik  itu  secara  verbal  maupun  nonverbal. Artinya  siswa  belum  mampu  mengungkapkan  perasaan  maupun  pikiran
yang  dimiliki.  Adapun  faktor  yang  dapat  melatar  belakangi  hal  tersebut yaitu kurangnya dukungan dari lingkungan untuk mampu terbuka dalam
komunikasi.  Kemampuan  untuk  terbuka  dalam  berkomunikasi  dapat timbul  ketika  individu  memiliki  semangat  keterbukaan  dan  kebiasaan
untuk  berbagi  informasi  sehingga  mampu  terbuka  secara  tepat  Papu, 2002.
Item ketiga, “Saya khawatir menyakiti atau menyinggung teman ketika saya mengungkapkan apa yang saya rasakan
”.  Rendahnya item ini dapat  diindikasikan  bahwa  siswa  kelas  XI  SMA  Pangudi  Luhur  Sedayu
tahun ajaran
20162017 belum
mampu mengakui
dan mempertanggungjawabkan  perasaan  yang  diungkapkan  baik  itu  secara
verbal maupun nonverbal. Artinya siswa belum mampu mengungkapkan
parasaan  maupun  pikiran  yang  dimiliki.  Menurut  Papu  2002  faktor yang  dapat  mempengaruhi  hal  tersebut  adalah  faktor  resiko  yang  yang
akan  diterima  di  kemudian  hari  yaitu  rasa  takut  jika  menyinggung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perasaan  teman  sehingga  mampu  menganggu  hubungan  interpersonal yang telah terbangun sebelumnya.
Item  keempat,  “Ketika  saya  kecewa  dengan  sikap  teman  saya akan  langsung menegur, bagaimanapun situasi saat itu
”. Rendahnya item ini  dapat  diindikasikan  bahwa  siswa  kelas  XI  SMA  Pangudi  Luhur
Sedayu  tahun  ajaran  20162017  belum  mampu  mengakui  dan mempertanggungjawabkan  perasaan  yang  diungkapkan  baik  itu  secara
verbal  maupun  nonverbal.  Faktor  yang  bisa  mempengaruhi  hal  tersebut yaitu
resiko  yang  akan  diterima  di  kemudian  hari.  Artinya  siswa  belum mampu mengungkapkan perasaan maupun pikiran yang dimiliki. Adapun
faktor  yang  dapat  mempengaruhi  hal  tersebut  menurut  Papu  2002 adalah faktor resiko yang yang akan diterima di kemudian hari yaitu rasa
takut  jika  menyinggung  perasaan  teman  sehingga  mampu  menganggu hubungan interpersonal yang telah terbangun sebelumnya. selain itu juga
dipengaruhi oleh tingkat keakraban antar teman sebaya. Faktor  yang  menghambat  keterbukaan  diri  dalam  komunikasi
antar  teman  sebaya  selain  yang  telah  disebutkan  diatas  adalah kepribadian.  Derlega  1993  mengatakan  bahwa  self  disclosure,  dapat
dipengaruhi  oleh  kepribadian  personality.  Individu  yang  introvert  dan susah  untuk  bersosialisasi  cenderung  lebih  sedikit  membuka  diri.
Supratiknya  1995  mengatakan  bahwa,  mereka  yang  merasa  khawatir, gugup  dalam  berbicara  secara  umum  juga  lebih  sedikit  membuka  diri
dibandingkan  mereka  yang  merasa  tenang  dan  nyaman  dalam berkomunikasi.
Berdasarkan  hasil  penelitian,  item-item  yang  tergolong  rendah mengindikasikan  bahwa  siswa  kelas  XI  SMA  Pangudi  Luhur  Sedayu
tahun  ajaran  20162017  perlu  ditingkatkan  dan  dikembangkan  kembali dalam  hal:  mengungkapkan  perasaan,  merespon  secara  asertif,  memberi
dan  menerima  umpan  balik.  Oleh  karena  itu  siswa  kelas  XI  SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 20162017 membutuhkan bimbingan
dan  pendampingan  dari  guru  Bimbingan  dan  Konseling  tentang keterbukaan dalam komunikasi antar teman sebaya.
C.  Usulan  Topik-topik  Bimbingan  Keterbukaan  Diri  dalam  Komunikasi Antar Teman Sebaya