Hakikat Teman Sebaya Keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya : studi deskriptif pada Siswa-siswi kelas XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 dan implikasinya terhadap topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

ketidakacuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan. Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain. c. Menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran Bochner Kelly, 1974 dalam DeVito, 2011. Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui perasaan dan pikiran yang di lontarkan yaitu memang benar-benar dirasakan dan bisa di pertanggungjawabkan. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang menggunkan kata saya kata ganti orang pertama tunggal.

B. Hakikat Teman Sebaya

1. Pengertian Teman Sebaya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Alwi, 2003, teman sebaya diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang sama-sama bekerja atau berbuat. Santrock 2007 mengatakan bahwa kawan-kawan sebaya adalah anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teman sebaya adalah hubungan individu dengan tingkat usia yang sama serta melibatkan keakraban yang relatif besar dalam kelompoknya.

2. Fungsi Kelompok Teman Sebaya

Remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diterima kawan sebaya atau kelompok. Sebagai akibatnya, mereka akan merasa senang apabila diterima dan sebaliknya akan merasa sangat tertekan dan cemas apabila dikeluarkan dan diremehkan oleh kawan-kawan sebayanya. Bagi remaja, pandangan kawan-kawan terhadap dirinya merupakan hal yang paling penting. Santrock 2007 mengemukakan bahwa salah satu fungsi terpenting dari kelompok teman sebaya adalah: a Sebagai sumber informasi mengenai dunia di luar keluarga. b Memperoleh umpan balik mengenai kemampuannya dari kelompok teman sebaya. c Memberikan informasi mengenai batasan perilaku yang mereka lakukan. Mempelajari hal-hal tersebut di rumah tidaklah mudah dilakukan karena saudara kandung biasanya lebih tua atau lebih muda. Maka dari itu, sebagian besar interaksi dengan teman-teman sebaya berlangsung di luar rumah meskipun dekat rumah, lebih banyak berlangsung di tempat- tempat yang memiliki privasi dibandingkan di tempat umum, dan lebih banyak berlangsung di antara anak-anak dengan jenis kelamin sama dibandingkan dengan jenis kelamin berbeda. Santrock 2007 mengemukakan bahwa, relasi yang baik diantara teman-teman sebaya dibutuhkan bagi perkembangan sosial yang normal di m asa remaja. Isolasi sosial, atau ketidakmampuan untuk “terjun” dalam sebuah jaringan sosial, berkaitan dengan berbagai bentuk masalah dan gangguan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Piaget dan Sullivan dalam Santrock, 2007 menekankan bahwa melalui interaksi dengan teman-teman sebaya, anak-anak dan remaja mempelajari modus relasi yang timbal balik secara simetris. Anak-anak mengeksplorasi prinsip-prinsip kesetaraan dan keadilan melalui pengalaman mereka ketika menghadapi perbedaan pendapat dengan teman-teman sebaya. Sebaliknya, terdapat sejumlah ahli teori yang menekankan pengaruh negatif dari teman-teman sebaya bagi perkembangan anak dan remaja. Bagi beberapa remaja, pengalaman ditolak atau diabaikan dapat membuat mereka merasa kesepian dan bersikap bermusuhan. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diketahui bahwa teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja mempunyai peranan yang cukup penting bagi perkembangan kepribadiannya. Teman sebaya memberikan tempat bagi para remaja melakukan sosialisasi dalam suasana yang mereka ciptakan sendiri. Teman sebaya adalah kelompok baru yang memiliki ciri, norma dan kebiasaan yang jauh berbeda dengan apa yang ada di lingkungan keluarganya, dan merupakan lingkungan sosial yang pertama bagi anak untuk bisa belajar hidup bersama dengan orang lain yang bukan anggota keluarganya. Disinilah anak dituntut untuk memiliki kemampuan baru dalam menyesuaikan diri dan dapat dijadikan dasar dalam interaksi sosial yang lebih besar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Komunikasi Antar Teman Teman Sebaya

Komunikasi yang dilakukan dengan teman sebaya berkaitan dengan minat, keluarga dan relasi dengan orang lain. Dengan memiliki keterbukaan dalam komunikasi antar teman sebaya maka dapat memperoleh informasi dan pengetahuan yang tidak hanya didapat dalam keluarga. memberikan masukan koreksi terhadap kekurangan yang dimilikinya, tentu saja akan membawa dampak positif bagi remaja yang bersangkutan. Komunikasi yang terjadi pada teman sebaya diharapkan sampai pada tingkat dimana individu mampu untuk saling mengungkapkan perasaan sehingga dapat menjalin hubungan yang lebih baik, memahami perasaan diri sendiri maupun orang lain, dan mampu menanggapi perasaan orang lain. Menurut Santrock 2007 peranan penting kelompok sebaya terhadap individu berkaitan dengan sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku remaja seringkali meniru bahwa memakai model pakaian yang sama dengan anggota kelompok yang popular maka kesempatan bagi dirinya untuk diterima oleh kelompok sebaya menjadi besar. Remaja memiliki kecenderungan bahwa teman sebaya adalah tempat untuk belajar bebas dari orang dewasa, belajar menyesuaikan diri dengan standar kelompok, belajar berbagi rasa, bersikap sportif, belajar, menerima dan melaksanakan tanggung jawab. Belajar berperilaku sosial yang baik dan belajar bekerjasama .

4. Keterbukaan Diri dalam Komunikasi antar Teman Sebaya

Keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya merupakan pengungkapan reaksi atau tanggapan seseorang terhadap situasi yang sedang hadapi serta memberikan informasi terhadap masa lalu yang relevan. Pengungkapan reaksi atau tanggapan terhadap situasi tersebut dilakukan baik secara verbal maupun nonverbal yang melibatkan paling sedikit dua orang serta adanya umpan balik dan pengaruh. Komunikasi tersebut dilakukan oleh teman yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama. Keterbukaan diri pada teman sebaya hendaknya mengacu pada tiga aspek dari komunikasi antar pribadi. Pertama komunikator memiliki kesediaan diri untuk terbuka kepada teman sebaya, sesuai dengan lingkungan dan hubungan yang terjalin. Kedua komunikator memberikan stimulus ketika berkomunikasi dengan teman sebaya. Ketiga komunikator menyadari perasaan dan pikiran yang diungkapkan.

C. Hakekat Bimbingan Pribadi Sosial

Dokumen yang terkait

Identifikasi kesalahan konsep fisika tentang suhu dan kalor (Studi deskriptif pada siswa kelas I5 cawu III SMU Negeri Rambipuji Jember tahun ajaran 2000/2001

0 6 55

Pengaruh Komitmen organisasi dan motivasi terhadap kepuasan kerja dan implikasinya terhadap kinerja individual : studi empiris pada akuntan pendidik di perguruan tinggi islam

1 12 22

Ketidakadilan gender pada perempuan dalam novel entrok karya okky madasari dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra di SMA

6 48 127

Hubungan bentuk konformitas teman sebaya terhadap tipe perilaku merokok pada remaja laki-laki usia pertengahan di sman 97 Jakarta

2 14 119

Citra perempuan dalam tiga cerpen Martin Aleida dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra di SMA

3 62 110

Kamampuan mahasiswa tarjamah dalam menerjemahkan nama diri : studi kasus mahasiswa tarjamah semester VI angkatan tahun 2005-2006

0 9 119

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 28

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 25

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29