di dalam Laminar Air Flow. Sediaan gel dikemas dalam suatu wadah tertutup rapat dan disimpan pada suhu kamar. Prosedur formulasi gel yang
dilakukan mengacu pada penelitian Sanjaya 2013 tentang pembuatan gel antiinflamasi dengan ekstrak daun petai cina.
Pada sediaan gel ekstrak daun mengkudu tidak dilakukan uji sterilitas karena berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu
penelitian Patel el al. 2011, Patil et al 2012, dan Sanjaya 2013, tidak dilakukan uji sterilitas pada sediaan penyembuh luka yang dibuat.
4. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik gel
a. Uji organoleptis
Sediaan gel yang sudah jadi diamati warna, bau, dan konsistensinya pada hari ke-2 dan 28. Hasil yang didapat dibandingkan
dengan hasil sediaan gel pada hari ke-2. b.
Uji pH Sediaan gel diukur pHnya pada hari ke- 2 dan 28 dengan pH
stick indikator universal. Hasil yang didapat dibandingkan dengan hasil sebelumnya untuk melihat apakah terjadi perubahan pH selama
penyimpanan 28 hari. c.
Uji viskositas dan perubahan viskositas Uji viskositas dilakukan tiga kali yaitu pada hari ke- 2, 7, 14,
21, dan 28. Masing-masing formula gel ditentukan viskositasnya menggunakan alat Viscotester Rion seri VT 04F dengan ukuran rotor
berskala 2. Perubahan viskositas diperoleh dengan mengetahui selisih
nilai viskositas pada hari ke-2 dengan nilai viskositas pada hari-hari selanjutnya hari ke- 7, 14, 21, dan 28, kemudian dibagi dengan nilai
viskositas gel pada hari ke-2 dan dikali 100. d.
Uji daya sebar dan perubahan daya sebar Sebanyak 1 gram gel ditimbang, diletakkan pada suatu
lempeng kaca bulat berskala. Pada pengukuran daya sebar, di atas lempeng tersebut ditangkupkan lempeng kaca lain berukuran sama
horizontal double plate. Kemudian lempeng tersebut ditindihi dengan beban 125 gram selama 1 menit dan diukur rata-rata diameter
sebarnya. Diameter yang diperoleh dihitung nilai daya sebarnya dengan perhitungan sebagai berikut :
Keterangan : S = nilai daya sebar cm
2
d = rata-rata diameter sebar cm π = 3,14
Uji ini dilakukan pada hari ke- 2, 7, 14, 21, dan 28. Perubahan daya sebar diperoleh dengan mengetahui selisih nilai daya sebar gel pada
hari ke-2 dengan nilai daya sebar pada hari-hari selanjutnya hari ke- 7, 14, 21, dan 28, kemudian dibagi dengan nilai daya sebar gel pada hari
ke-2 dan dikali 100.
5. Uji aktivitas penyembuh luka
Hewan uji tikus jantan galur Wistar dibius dengan menggunakan ketamin hidroklorida secara intravena. Selanjutnya, bulu
bagian dorsal dibasahi dengan air dan dibuat tanda area lalu bulu dorsal
tikus dicukur dengan pisau cukur steril. Area bulu yang telah dicukur lalu ditandai dengan spidol untuk mengetahui panjang luka yang diinginkan.
Luka dibuat secara horizontal dengan cara menyayat bagian yang telah ditandai sepanjang 5 cm dengan kedalaman luka 2 mm.
Hewan uji dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu kelompok kontrol tanpa perlakuan, kelompok ekstrak, kelompok kontrol positif
salep Betadine
®
, kelompok kontrol negatif sediaan gel tanpa ekstrak daun mengkudu basis gel, dan kelompok gel ekstrak daun mengkudu.
Masing-masing kelompok sebanyak tiga hewan uji. Uji aktivitas kemampuan penyembuhan luka terlebih dahulu dilakukan pada kelompok
ekstrak dan kelompok kontrol tanpa perlakuan karena digunakan sebagai uji orientasi untuk mengetahui kemampuan ekstrak daun mengkudu dalam
menyembuhkan luka. Pengujian pada kelompok ekstrak dilakukan dengan mengoleskan ekstrak di sepanjang area luka selama 7 hari berturut-turut.
Sedangkan pada kelompok tanpa ekstrak, tikus yang sudah dilukai tidak diberikan perlakuan apapun, hanya dilihat pengurangan panjang lukanya
dari awal pembuatan luka hingga hari ke-7. Hewan uji pada kelompok kontrol negatif dan positif yang sudah dilukai, diolesi dengan sediaan
yang sudah ditentukan sebanyak 1 gram, sediaan diaplikasikan secara merata di sepanjang luka yang dibuat. Pada kelompok kontrol negatif
diaplikasikan gel tanpa ekstrak daun mengkudu sedangkan pada kelompok kontrol positif diaplikasikan sediaan penyembuh luka semi solid yang ada
di pasaran salep Betadine
®
. Pengaplikasian sediaan tersebut dilakukan
setiap hari dari awal tikus dilukai hari ke-0 hingga hari ke-7. Hewan uji pada kelompok perlakuan yang sudah dilukai, diolesi dengan sediaan gel
ekstrak daun mengkudu secara merata sebanyak 1 gram di sepanjang luka yang dibuat selama 7 hari. Tingkat penutupan luka diukur dan dicatat
setiap hari hingga hari ke- 7. Hasil pengukuran tersebut kemudian dibuat grafik. Data yang didapatkan dari hasil pengujian dianalisis menggunakan
uji Anova. Perhitungan terkait pengurangan panjang luka diacu dari penelitian Patel et al. 2011 terkait dengan perhitungan aktivitas luka
eksisi.
G. Analisis Data