F. Tata Cara Penelitian
1. Pembuatan ekstrak daun mengkudu
Simplisia daun mengkudu yang berbentuk serbuk didapat dari laboratorium Biologi Farmasi UGM. Serbuk daun mengkudu ditimbang dan
dilarutkan dalam pelarut etanol 70 dengan perbandingan 1 : 3. Prosedur tersebut mengacu pada penelitian Nayak et al. 2009.
Setelah itu, dilakukan maserasi pada campuran tersebut selama 3 hari dan remaserasi selama 3 hari
menggunakan orbital shaker dengan penambahan pelarut sama dengan saat maserasi. Maserasi dilakukan pada suhu kamar. Hasil ekstraksi disaring dengan
kertas saring Whatman dengan bantuan corong Buchner yang dihubungkan dengan pompa vakum. Filtrat yang didapat dari hasil penyaringan diambil dan
diuapkan menggunakan rotary evaporator yang diatur pada suhu 60
o
C dengan kecepatan pemutaran pada skala 4 sehingga etanol dapat teruapkan.
Selanjutnya ekstrak hasil penguapan diuapkan lagi pada penangas air selama sekitar 7 jam pada suhu 65
o
C. Ekstrak kental yang didapat dilanjutkan pada tahap formulasi dan diuji aktivitasnya dengan mengaplikasikan ekstrak tersebut
pada tikus jantan galur Wistar.
2. Karakterisasi, uji kualitatif, dan uji kuantitatif senyawa aktif pada
ekstrak daun mengkudu
Karakterisasi ekstrak yang dilakukan pada penelitian ini ialah penetapan kadar air, kadar sari, dan kadar abu total pada ekstrak mengkudu. Ekstrak
kental daun mengkudu yang didapat dari proses sebelumnya, diambil secuplik untuk diuji kandungan senyawa aktifnya yaitu senyawa flavonoid, senyawa
triterpenoid, dan senyawa alkaloid. Uji kandungan senyawa tersebut dilakukan secara kualitatif triterpenoid dan alkaloid dan kuantitatif flavonoid dan
alkaloid. Pengujian ekstrak dilakukan di LPPT UGM Unit I Yogyakarta.
3. Formulasi sediaan gel
a. Formula
Formula yang digunakan dalam percobaan ialah sebagai berikut Tabel I :
Tabel I. Formula gel hasil orientasi
Bahan Formula
F I F II
F III F IV
Ekstrak daun mengkudu g 5
5 5
5
CMC-Na 2,5
3 3,5
4
Propilen glikol g Metil paraben g
12,5 0,1
12,5 0,1
12,5 0,1
12,5 0,1
Aquadest mL 78,4
78,4 78,4
78,4 Keterangan :
F I = Formula gel dengan konsentrasi CMC-Na 2,5 bb
F II = Formula gel dengan konsentrasi CMC-Na 3 bb
F III = Formula gel dengan konsentrasi CMC-Na 3,5 bb
F IV = Formula gel dengan konsentrasi CMC-Na 4 bb
Penentuan bahan-bahan pada tabel di atas tabel I merupakan bahan umum yang biasa digunakan pada formulasi gel. Penentuan jumlah
konsentrasi berdasarkan hasil orientasi didapatkan dari literatur Rowe et al. 2009 yaitu CMC-Na sebagai gelling agent 3-6, propilen glikol
sebagai humektan ≤ 15, dan metil paraben sebagai pengawet 0,02- 0,3. Konsentrasi ekstrak daun mengkudu didapat dari jurnal penelitian
Yuslianti et al. 2013 yang menyebutkan bahwa ekstrak daun mengkudu pada konsentrasi 10 mgmL efektif menyembuhkan luka. Dari penelitian
tersebut konsentrasi ekstrak sebesar 10 mgmL = 1 g100 mL atau 1 bb, ditingkatkan 5 kalinya menjadi 5 bb untuk formulasi sediaan gel.
b. Formulasi sediaan gel
Peralatan gelas kaca yang digunakan pada formulasi gel disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit, sedangkan peralatan tidak terbuat dari kaca dicuci disemprot dengan etanol. CMC-Na dan
metil paraben disterilisasi menggunakan oven dengan suhu 160
o
C selama 1 jam. Propilen glikol dan aquadest disterilisasi dengan autoklaf juga.
CMC-Na dikembangkan dengan cara ditaburkan di atas aquadest yang sudah disterilkan dengan autoklaf campuran A, setelah itu didiamkan
selama 24 jam. Metil paraben dicampur dalam propilen glikol yang telah steril hingga terbentuk campuran yang homogen campuran B. Campuran
B dimasukkan dalam campuran A lalu dicampurkan hingga homogen menggunakan mixer selama 3 menit campuran C. Ekstrak daun
mengkudu kemudian dimasukkan ke dalam campuran C, campuran tersebut dihomogenkan hingga menit ke-5 campuran D. Terakhir
aquadest dimasukkan dalam campuran D sedikit demi sedikit sambil dilakukan pencampuran hingga homogen dengan mixer hingga menit ke-
10. Seluruh proses pencampuran pada formulasi dilakukan secara aseptis
di dalam Laminar Air Flow. Sediaan gel dikemas dalam suatu wadah tertutup rapat dan disimpan pada suhu kamar. Prosedur formulasi gel yang
dilakukan mengacu pada penelitian Sanjaya 2013 tentang pembuatan gel antiinflamasi dengan ekstrak daun petai cina.
Pada sediaan gel ekstrak daun mengkudu tidak dilakukan uji sterilitas karena berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu
penelitian Patel el al. 2011, Patil et al 2012, dan Sanjaya 2013, tidak dilakukan uji sterilitas pada sediaan penyembuh luka yang dibuat.
4. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik gel