18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental murni dengan menggunakan rancangan eksperimental murni sederhana, yaitu melihat pengaruh
sifat fisik dan stabilitas fisik yang dihasilkan dari pembuatan sediaan gel ekstrak daun mengkudu dengan perbedaan konsentrasi CMC-Na.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a. Variabel bebas dalam penelitan ini adalah variasi jumlah konsentrasi CMC-
Na sebagai gelling agent yang dinyatakan dalam satuan persen. b.
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisik gel daya sebar dan viskositas dan stabilitas gel perubahan viskositas dan daya sebar
setelah 28 hari penyimpanan. c.
Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah daun mengkudu yang digunakan, konsentrasi dari ekstrak daun mengkudu, lama
penyimpanan gel, lama pencampuran sediaan gel daun mengkudu, alat-alat percobaan, umur tikus, jenis kelamin tikus, galur tikus, berat badan tikus,
kedalaman pembuatan luka terbuka insisi pada tikus, pakan dan kandang tikus.
d. Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu ruangan,
kelembapan ruangan, kondisi penyimpanan gel selama uji stabilitas fisik, jumlah kontaminan yang masuk dalam gel, kecepatan perputaran batang
viscometer, keadaan patofisiologi tikus, dan pergerakan tikus selama uji aktivitas.
2. Definisi operasional
a.
Gel penyembuh luka ekstrak daun mengkudu adalah sediaan semisolid
berbentuk gel yang mengandung ekstrak daun mengkudu dengan konsentrasi 5, menggunakan CMC-Na sebagai gelling agent dan propilen
glikol sebagai humektan, yang dibuat dengan formula yang telah ditentukan
dalam penelitian ini untuk pengobatan luka terbuka insisi.
b. Simplisia daun mengkudu adalah daun mengkudu yang telah dikeringkan
selama beberapa hari dan dihaluskan menjadi serbuk.
c.
Ekstrak daun mengkudu adalah ekstrak kental berwarna coklat tua
kehitaman dan bau khas daun mengkudu yang diperoleh dengan mengekstraksi simplisia daun mengkudu yang melewati proses maserasi
selama 3 hari dan remaserasi selama 3 hari menggunakan pelarut etanol 70, yang kemudian pelarutnya diuapkan dengan rotary evaporator selama
3 jam pada suhu 60
o
C dan diuapkan lagi pada penangas air dengan suhu 65
o
C selama 7 jam.
d.
Gelling agent adalah basis pembentuk sediaan gel yang dapat
mempengaruhi sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan, pada penelitian ini
menggunakan CMC-Na yang dibuat dalam empat variasi konsentrasi.
e. Sifat fisik adalah parameter untuk mengetahui kualitas sediaan gel
penyembuh luka terbuka insisi dari ekstrak daun mengkudu, dengan mengukur besarnya viskositas dan daya sebar sediaan pada hari ke-2 dalam
suhu kamar.
f. Stabilitas fisik adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui tingkat
kestabilan sediaan gel secara fisik, dengan mengukur besarnya perubahan viskositas dan daya sebar sediaan yang diamati pada penyimpanan gel hari
ke-7, 14, 21, dan 28 pada suhu kamar.
g. Kondisi uji stabilitas fisik adalah kondisi sediaan gel ektrak mengkudu
dalam wadah di dalam ruangan tertutup dengan suhu kamar 27
o
-30
o
C dan kelembapan ruang yang tidak terkendali serta tidak terkena sinar matahari
langsung.
h. Viskositas merupakan ukuran kekentalan suatu sediaan gel ekstrak daun
mengkudu untuk melihat kemudahan sediaan dikeluarkan dari wadahnya dan kemudahan pengaplikasiannya dengan satuan dPa.s. Kriteria
penerimaan nilai viskositas untuk sediaan semi solid sebesar 150-250 dPa.s
Garg, et al., 2002.
i. Daya sebar adalah ukuran penyebaran suatu sediaan gel ekstrak daun
mengkudu yang diukur dengan alat uji horizontal double plate yang diberi beban 125 g selama 1 menit untuk melihat kemampuan penyebaran sediaan
gel ekstrak daun mengkudu pada permukaan kulit, ditulis dalam satuan cm
2
. Kriteria penerimaan nilai daya sebar yang baik untuk sediaan semi solid
sebesar 5-7 cm Garg, et al., 2002 atau 19,625 – 38,465 cm
2
.
j. Perubahan viskositas adalah selisih nilai viskositas sediaan gel setelah
penyimpanan 28 hari dengan nilai viskositas sediaan pada hari ke-2 dibagi viskositas pada hari ke-2 dan kemudian dikali 100, ditulis dalam satuan
, kriteria penerimaannya 10.
k. Perubahan daya sebar adalah selisih nilai daya sebar sediaan gel setelah
penyimpanan 28 hari dengan nilai daya sebar sediaan pada hari ke-2 dibagi daya sebar pada hari ke-2 dan kemudian dikali 100, ditulis dalam satuan
, kriteria penerimaannya 10.
l. Uji aktivitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui efek
penyembuhan luka terbuka insisi yang ditimbulkan setelah pengaplikasian
sediaan gel ekstrak mengkudu.
m. Luka terbuka insisi adalah luka sayat yang dibuat sepanjang 5 cm secara
horizontal menggunakan silet pada punggung tikus yang bulunya telah
dicukur dengan kedalaman luka 2 mm.
n. Pengurangan panjang luka adalah selisih ukuran panjang luka pada hari
ketujuh dengan panjang luka awal dibagi panjang luka awal dikali 100,
ditulis dalam satuan .
C. Alat Penelitian