62
Fase Integrasi
a. Memuat aktivitas siswa untuk menyimpulkan materi bangun datar persegi dan persegi panjang dari
keseluruhan kegiatan. √
b. Memuat soal evaluasi tentang materi bangun datar persegi dan persegi panjang.
√ c. Memuat aktivitas siswa untuk menginegrasikan materi
bangun datar persegi dan persegi panjang dalam bentuk refleksi yang imajinatif.
√ 5.
Model pembelajaran van Hiele memberi inspirasi dalam mengajarkan materi bangun datar persegi dan persegi
panjang secara : a. Konteksual
√ b. Bahasa yang disampaikan kepada siswa sesuai dengan
pemahaman siswa. √
c. Bahasa yang disampaikan kepada siswa berkaitan dengan materi bangun datar persegi dan persegi panjang
memudahkan siswa
untuk megimajinasikanmembayangkan benda tersebut.
√
d. Kelima fase van Hiele memudahkan guru untuk mengajarkan konsep persegi dan persegi panjang
kepada siswa. √
6. RPP dengan model van Hiele tersebut layak untuk dilatihkan
kepada guru-guru. √
Total Skor 76
Penghitungan rata-rata skor validasi : Rata-rata skor validasi =
=
= 3,8 Berdasarkan hasil validasi guru kelas dapat diperoleh nilai rata-rata 3,8.
Menurut Widoyoko nilai tersebut menunjukkan interval tingkat pencapaiandengan kualifikasi sangat baik. Hal tersebut membuktikan bahwa perangkat pembelajaran
yang dihasilkan sangat baik dan layak diujicobakan.
5. Revisi desain
Revisi desain dilakukan peneliti berdasarkan saran dan komentar yang dituliskan dosen ahli dan guru kelas dari hasil validasi. Peneliti tidak melakukan
63
revisi desain terlalu banyak. Peneliti melakukan revisi desain hanya pada penulisan kata dan kalimat yang salah.
6. Uji coba produk
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah uji coba produk yang sudah dihasilkan pada sempel terbatas dengan tujuan untuk mengetahui
keefektifan dan kelayakan produk yang sudah dihasilkan. Implementasi produk dilakukan di SD N Ambarukmo kelas 3. Peneliti bertindak sebagai guru yang
secara langsung mengajar sesuai dengan produk yang sudah dihasilkan. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan alokasi waktu 4x35 menit 4JP. Perangkat
pembelajaran yang diujicobakan hanya 1 pembelajaran yaitu pembelajaran pertama tentang persegi dan persegi panjang. Peneliti tidak bisa mengujikan
semua pembelajaran dikarenakan keterbatasan waktu. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan lima fase pembelajaran pada model van Hiele. Adapun hasil
uji coba pembelajaran 1 tampak pada foto-foto yang diambil saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
4.1.2 Diskripsi Kualitas Perangkat Pembelajaran dapat Membantu Siswa Kelas III Memahami Konsep Bangun Datar.
Peneliti melakukan ujicoba produk pada materi bangun datar persegi dan persegi panjang dengan menerapkan lima fase van Hiele dengan tujuan agar siswa
dapat memahami konsep bangun datar persegi dan persegi panjang. a.
Fase informasi Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru mempersiapkan media dan
keperluan, serta mendesain kelas berkelompok. Kegiatan dalam fase ini adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
guru mempersiapkan keadaan siswa untuk siap menerima pembelajaran. Guru mengajak siswa untuk berdoa terlebih dahulu. Kegiatan pembelajaran dimulai
dengan bernyanyi tentang materi “bangun datar”. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberi semangat siswa sebelum menerima materi yang disampaikan. Kemudian
guru menunjukkan benda buku kepada siswa, lalu siswa diminta mengamati ternit yang ada diruang kelas. Guru dan siswa melakukan tanya jawab dengan benda
tersebut. Kemudian guru membimbing siswa untuk mengamati benda-benda yang ada diruang kelas siswa diminta untuk menuliskan benda-benda yang ditemukan
di dalam kelas. Setelah kegiatan tersebut, guru menampilkan gambar persegi dan persegi panjang. Guru dan siswa bertanya jawab tentang gambar yang ditampilkan
oleh guru. Setelah itu siswa diminta menuliskan benda yang ditemukan di dalam kelas yang bentuknya menyerupai gambar yang ditampilkan oleh guru. Fase
informasi dalam pembelajaran ditunjukkan melalui foto berikut ini:
Gambar 4.1 fase informasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Foto di atas menunjukkan bahwa siswa sudah melakukan kegiatan yang termasuk dalam fase informasi yaitu melakukan pengamatan, memahami isi lagu
dan kegiatan bertanya jawab dengan guru. Kegiatan ini dapat membantu siswa untuk memperoleh informasi awal.
Foto di atas juga menunjukkan bahwa siswa bisa mengikuti dan memahami dengan baik fase informasi. Hal tersebut terbukti pada lembar kerja
siswa yang dapat menyebutkan benda-benda yang terdapat didalam kelas.Siswa dikatakan “tercapai” pada kegiatan fase informasi.
a. Fase orientasi langsung
Fase selanjutnya adalah fase orientasi langsung. Kegiatan dalam fase ini adalah siswa mengerjakan tugas sederhana seperti mencatat benda-benda yang ada
di dalam kelas selain itu siswa juga mengeksplorasi media pembelajaran yang sudah diberikan oleh guru. Media berupa bangun datar persegi dan persegi
panjang yang dibuat dari karton warna untuk menarik perhatian siswa. Siswa diminta untuk menemukan sifat-sifat dari masing-masing bangun. Guru
membimbing siswa dalam mengeksplorasi media. Berikut foto kegiatan dalam fase orientasi langsung
. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Gambar 4.2 Fase Orientasi Langsung Foto di atas menunjukkan bahwa siswa sedang melakukan kegiatan fase
orientasi langsung. Siswa mengeksplorasi media dengan mengukur panjang media yang diberikan, mengukur lebar dan menghitung kemudian siswa menuliskan
dalam lembar kerja siswa yang sudah dibagikan oleh guru. Guru memberikan pengarahan dan masukan saat siswa sedang mengeksplorasi media.
Siswa dapat melakukan dengan baik kegiatan yang ada dalam fase ini, hal tersebut terbukti dari siswa bisa melakukan pengukuran pada bangun datar yang
disampaikan, menentukan sudut, menghitung jumlah sisi dan lain sebagainya dengan baik. Dalam fase i
ni siswa dikatakan “tercapai”dapat terlihat dari hasil diskusi siswa yang dapat menemukan dan menuliskan sifat-sifat bangun datar
persegi dan persegi panjang. b.
Fase penjelasan Kegiatan pada fase ini merupakan kelanjutan dari fase orientasi langsung,
setelah siswa mengeksplorasi media dan menuliskan sifat-sifat yang ditemukan kemudian siswa menyampaikan hasilnya di depan kelas. Masing-masing
kelompok menyampaikan ke depan kelas hasil diskusi dengan mewakilkan 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
temannya untuk membacakan dan membawa media diamati. Siswa diberi kebebasan menyampaikan segala sesuatu yang sudah dituliskan. Berikut ini foto
saat kegiatan fase penjelasan berlangsung.
Gambar 4.3 Fase Penjelasan Foto di atas menunjukkan kegiatan siswa pada fase penjelasan. Masing-
masing kelompok mewakilkan 2 temannya untuk menyampaikan hasil diskusi dan menunjukkan media yang diamati. Siswa menyampaikan satu-persatu kalimat
yang sudah disampaikan. Sedangkan kelompok lain bertugas untuk mendengarkan dan mengajukan pertanyaan jika kurang jelas dalam penyampaian. Pada fase ini
siswa dikatakan “tercapai” karena siswa dapat menyampaikan dengan baik hasil diskusi di depan kelas.
c. Fase orientasi bebas
Kegiatan dalam fase orientasi bebas adalah siswa mengekspresikan materi yang diperoleh dalam bentuk gambar dan penyusunan puzzle. Kegiatan ini untuk
mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang sudah dipelajari. Siswa diminta menyusun puzzle berbentuk persegi dan persegi panjang dari korek api
yang sudah disediakan oleh guru. Kegiatan ini bertujuan untuk pengecekan konsep bangun datar persegi dan persegi panjang yang sudah dipelajari. Setelah
68
melakukan kegiatan menyusun puzzle kemudian siswa diminta untuk berkreasi menggambar benda maupun alam sekitar yang memiliki unsur bangun
datar persegi dan persegi panjang. Berikut hasil dokumentasi kegiatan pada fase orientasi bebas.
Gambar 4.4 Fase Orientasi Bebas Foto di atas menunjukkan bahwa siswa sedang melakukan kegiatan dalam
fase orientasi bebas. Siswa menyusun puzzle dan berkreasi mengambar benda yang menyerupai bangun datar. Berdasarkan foto di atas dapat terlihat bahwa
siswa sudah paham dengan materi bangun datar persegi dan persegi panjang yang disampaikan. Siswa mampu menyusun puzzle persegi dan persegi panjang
menggunakan korek serta siswa dapat menggambar benda sekitar yang menyerupai bangun datar persegi dan persegi panjang. Pada fase ini siswa
dikatakan “tercapai” karena siswa dapat menyusun puzzle korek api dalam bentuk persegi dan persegi panjang dengan baik dan rapi, serta dapat menggambar benda-
benda menyerupai bangun datar yang ada di dalam kelas seperti: papan tulis, almari, gedung sekolah, dan lain sebagainya.
69
d. Fase integrasi
Fase ini merupakan fase terakhir dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model van Hiele. Pada fase ini siswa melakukan kegiatan
menyimpulkan pembelajaran, mengerjakan evaluasi dan melakukan refleksi. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.
Gambar 4.5 Fase Integrasi Pada fase ini siswa menuliskan kesimpulan dan refleksi pada lembar kerja
siswa yang sudah dibagikan oleh guru. Foto di atas menunjukkan hasil tulisan siswa tentang kesimpulan materi yang dipelajari, siswa juga mampu menuliskan
refleksi pembelajaran yang sudah dilakukan. Selain itu siswa juga mengerjakan soal evaluasi. Berdasarkan hasil penilaian dari soal evaluasi siswa diperoleh nilai
sebagai berikut: 20 5 siswa mendapat nilai 10; 24 6 siswa mendapat nilai 9,3; 36 9 siswa mendapat nilai 8,6; 16 4 siswa mendapat nilai 8 dan 4 1
siswa mendapat nilai 7,3. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 8,9. Siswa juga dapat menuliskan hubungan bangun datar dengan benda dalam kehidupan sehari-
hari serta mampu memahami manfaat mempelajari bangun datar untuk kehidupan sehari-
hari. Berdasarkan hal tersebut siswa dikatakan “tercapai” dalam fase ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Berdasarkan fase integrasi nampak bahwa siswa sudah memahami tentang sifat-sifat bangun datar persegi dan persegi panjang. Hal tersebut nampak dari
rubrik berikut ini: Tabel 4.7 persentase nilai siswa per indikator
No Indikator
Skor 10
15 20
25 1
Mengidentifikasi sifat dan unsur bangun datar persegi.
- -
20 80
2 Mengidentifikasi sifat dan unsur
bangun datar persegi panjang. -
- 40
60 3
Mempresentasikan sifat
dan unsur bangun datar persegi dan
persegi panjang dengan percaya diri.
- 20
20 60
4 Membuat
gambar yang
menyerupai bangun
datar persegi dan persegi panjang di
lingkungan sekitar. -
- 40
60
Berdasarkan hasil rubrik penilaian indikator tenyata prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar berdasarkan teori van Hiele dapat
membantu siswa kelas III Sekolah Dasar dalam memahami sifat-sifat persegi dan persegi panjang. Hal tersebut dikarenakan penyusunan prototipe disesuaikan
dengan level 1 tingkat berpikir van Hiele yaitu analisis. Hal tersebut terbukti dari: 1 80 20 siswa dapat mengidentifikasi sifat bangun datar persegi. Dengan
demikian sebagian besar siswa telah dapat mencapai nilai maksimal dalam mengidentifikasi sifat bangun datar persegi, 2 sebanyak 60 15 siswa dapat
mengidentifikasi sifat bangun datar persegi. Hal tersebut berarti bahwa sebagian besar siswa telah dapat mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar persegi panjang,
3 60 15 siswa dapat mempresentasikan hasil diskusi dengan percaya diri. Dengan demikian sebagian besar siswa dapat menunjukkan sikap percaya diri saat
menyampaikan hasil diskusi tentang materi bangun datar persegi dan persegi panjag, dan 60 15 siswa dapat membuat gambar dilingkungan sekitar yang
71
menyerupai bangun datar. Hal tersebut berarti bahwa sebagian besar siswa dapat mengidentifikasi benda sekitar yang menyerupai bangun datar persegi dan persegi
panjang yang kemudian diekspresikan dalam bentuk gambaran.
4.2 Pembahasan
Hasil validasi produk oleh dosen ahli dan guru kelas termasuk dalam kategori sangat baik. Dari hasil validasi tersebut produk layak diujicobakan.
Setelah peneliti melakukan uji coba, peneliti memperoleh hasil bahwa siswa kelas 3 dapat melakukan setiap fase pembelajaran van Hiele dengan baik dan lancar.
Setiap kegiatan dalam fase pembelajaran dapat diikuti siswa dengan antusis dan percaya diri. Siswa juga dapat memahami materi yang dipelajari, hal tersebut
dapat terlihat pada hasil evaluasi yang dikerjakan oleh siswa pada setiap fase pembelajaran.
Dengan demikian, model pembelajaran van Hiele ini dapat membantu siswa dalam memahami sifat-sifat bangun datar persegi, persegi
panjang, dan segitiga. Hal tersebut dapat terjadi karena dalam pengembangan prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana
berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas III sekolah dasar, peneliti memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Prototipe disesuaikan dengan tahap berpikir siswa.
Prototipe perangkat pembelajaran geometri untuk siswa kelas III tersebut disesuaikan berdasarkan tahapan berpikir geometri menurut van Hiele yaitu level
analisis. Prototipe ini dapat membantu siswa dalam memahami sifat-sifat persegi dan persegi panjang.
72
Berdasarkan data penilaian pada indikator ke 3 terdapat 20 siswa belum terbantu dalam mempresentasikan dengan percaya diri sifat bangun datar, hal
tersebut dikarenakan siswa belum memenuhi kriteria penilaian percaya diri seperti suara lantang dan masih menunduk saat menyampaikan diskusi di depan kelas.
Dengan demikian guru perlu melatih dan membiasakan anak untuk tampil di depan kelas supaya bisa lebih percaya diri.
2. Perangkat pembelajaran dengan teori van Hiele dapat mengasah
kecerdasan ruang visual.
Kecerdasan ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat, termasuk didalamnya adalah kemampuan untuk
mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan suatu benda dalam pemikirannya dan mengenali perubahan itu, menggambarkan suatu
halbenda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata, serta mengungkapkan data dalam suatu grafik. Perangkat pembelajaran dengan teori
van Hiele dapat mengasah kecerdasan ruang-visual siswa. Hal tersebut terbukti dari: 1 80 20 siswa dapat mengidentifikasi sifat bangun datar persegi, 2
sebanyak 60 15 siswa dapat mengidentifikasi sifat bangun datar persegi panjang, 3 60 15 siswa dapat mempresentasikan hasil diskusi dengan percaya
diri, dan 60 15 siswa dapat membuat gambar dilingkungan sekitar yang menyerupai bangun datar.
Berdasarkan data tersebut masih terdapat beberapa indikator yang belum mencapai persentase optimal. Data indikator 2, 3 dan 4 persentase siswa baru
mencapai 60, oleh sebab itu pembelajaran menggunakan teori van Hiele terus diupayakan dengan disertai media dan kegiatan belajar yang lebih menarik.
73
3. Perangkat pembelajaran dengan teori van Hiele dapat mengasah