1
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk dan, definisi
operasional.
1. 1 Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan tempat siswa dan guru bertemu untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Hal yang dipelajari siswa di sekolah, salah satunya adalah
belajar tentang matematika. Matematika adalah ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran Depdiknas, 2001: 7. Matematika diajarkan dari kelas
I sampai dengan kelas VI dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Salah satu materi matematika yang ada di SD adalah geometri. Sesuai dengan Kompetensi
Dasar, siswa kelas III harus menguasai tentang sifat dan unsur bangun datar sederhana. Bangun datar sederhana yang dipelajari meliputi persegi, persegi
panjang dan segitiga. Materi tersebut sudah diajarkan sebelumnya ketika di kelas I dan II, akan tetapi semakin tinggi jenjang kelas tingkat kesulitannya juga semakin
tinggi. Dilihat dari segi materi yang dibahaspun semakin banyak. Materi bangun datar tersebut berkesinambungan, dari kelas I sampai kelas VI memiliki
keterkaitan, sehingga jika siswa tidak memahami sejak tingkat awal maka akan sulit memahami pula di tingkat selanjutnya. Materi tersebut sangat penting untuk
dipelajari, sebab dengan mempelajari materi tersebut siswa dapat memahami konsep tentang bangun datar. Apabila siswa memahami dengan baik konsep
2
bangun datar tersebut, siswa dapat terbantu dalam kecerdasan matematis-logis dan ruang-visual.
Pada saat melakukan kegiatan Program Pengakraban Lingkungan Probaling di SDN Sendangadi 2, peneliti memiliki kesempatan melakukan
pengamatan di kelas III untuk melihat proses pembelajaran matematika tentang bangun datar yang berlangsung. Berdasarkan pengamatan, peneliti mengamati
kecenderungan guru dalam mengajarkan geometri masih menggunakan metode ceramah. Sehingga beberapa siswa terlihat masih mengalami kesulitan saat
mempelajari sifat-sifat bangun datar dan sudut-sudut yang ada pada bangun datar. Kesulitan
–kesulitan yang terjadi antara lain: bingung membedakan sifat bangun datar persegi dengan persegi panjang, segitiga sama sisi dengan sama kaki, dan
menentukan sudut yang ada pada bangun datar segitiga. Kesulitan tersebut dapat menimbulkan miskonsepsi pada pemahaman siswa tentang sifat-sifat bangun datar
dan sudut pada bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga. Bangun datar merupakan salah satu bagian dari kajian geometri. Bangun
datar merupakan bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung Soenarjo, 2007. Geometri merupakan materi yang sangat penting
untuk dipelajari siswa. Budiarto 2000: 439 menyebutkan bahwa salah satu tujuan mempelajari geometri yaitu untuk mengembangkan kemampuan berfikir
logis, mengembangkan intuisi keruangan, menanamkan pengetahuan untuk materi yang lain, dan dapat membaca serta menginterpretasikan argumen-argumen
matematik. Materi geometri juga berpengaruh terhadap materi lain. Apabila siswa tidak memahami materi geometri maka materi lainpun akan sulit dipahaminya.
Berdasarkan buku pelajaran matematika kelas III, siswa kelas III harus memahami PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
tentang sifat-sifat bangun datar antara lain: persegi, persegi panjang dan segitiga. Selain tentang sifat-sifat bangun datar dalam buku tersebut juga dipaparkan
tentang sudut-sudut yang ada pada bangun datar tersebut yang juga perlu dipahami siswa. Berdasarkan gagasan di atas, peneliti ingin mengetahui tentang
metode, model, dan media yang digunakan guru dalam mengajar bangun datar serta mengetahui pemahaman siswa terhadap sifat-sifat maupun terhadap sudut-
sudut yang ada pada bangun datar. Oleh karena itu peneliti menyusun daftar pertanyaan yang berkaitan dengan dua hal tersebut.
Peneliti bersama teman-teman kolaboratif menyebarkan angket kepada 12 guru kelas I-V untuk mengetahui metode, model serta media yang digunakan guru
dalam mengajarkan materi geometri. Sekaligus menanyakan kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari materi geometri. Berdasarkan hasil angket guru,
peneliti mengaris bawahi pernyataan guru kelas III yang mengatakan jika siswa mengalami kesulitan dalam membedakan persegi dengan persegi panjang serta
membedakan segitiga sama sisi dengan segitiga sama kaki. Selain menyebarkan angket peniliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas III. Untuk
memperkuat data tersebut, peneliti menyebarkan angket kepada siswa kelas IV yang sudah mendapatkan materi tentang persegi, persegi panjang dan segitiga.
Data yang peneliti peroleh sebagai berikut: sebanyak 82 dari 28 siswa tidak bisa menjawab soal tentang sifat segitiga sama sisi dengan segitiga sama
kaki serta sebanyak 50 dari jumlah siswa kesulitan membedakan antara persegi dengan persegi panjang. Berdasarkan hasil angket siswa, siswa paling banyak
mengalami kesulitan dalam membedakan persegi dan persegi panjang serta segitiga sama sisi dengan segitiga sama kaki. Hal tersebut juga dibenarkan oleh
4
guru dari hasil angket yang menyebutkan bahwa kesulitan siswa adalah membedakan persegi dan persegi panjang serta segitiga sama sisi dengan segitiga
sama kaki. Berdasarkan data tersebut, peneliti terdorong untuk membantu mengatasi
masalah tersebut dengan mengembangkan produk berupa perangkat pembelajaran menggunakan teori van Hiele. Van Hiele adalah seorang ahli matematika yang
khusus mempelajari tentang geometri yang didasarkan dengan tingkat berpikir dan menerapkan lima fase dalam pembelajaran.
Perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan terdiri dari 3 bagian, yaitu: bagian 1: model pembelajaran van Hiele, bagian 2: perangkat model
pembelajaran van Hiele dan, bagian 3: lembar kerja siswa model pembelajaran van Hiele. Perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan sesuai dengan
kesulitan yang dialami siswa yaitu tentang bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga. Dengan demikian siswa terbantu untuk memiliki konsep yang benar
tentang sifat-sifat dan sudut-sudut yang ada pada bangun datar. Hal tersebut terbukti dari salah satu penelitian yang dilakukan oleh Peraka, Putri EL. 2014
tentang Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Van Hiele Terhadap Kemampuan Memahami Pada Konsep Geometri Bangun Datar Dalam
Pembelajaran Matematika Kelas V SD. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa penggunakan model pembelajaran van Hiele berpengaruh terhadap
kemampuan memahami. Oleh karena itu, penelitian ini mengambil judul “Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Bangun
Datar Sederhana Berdasarkan Teori Van Hiele Matematika Untuk Siswa Kelas III Sekolah Dasar
5
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar persegi, persegi panjang, segitiga
berdasarkan teori van Hiele pada siswa kelas III Sekolah Dasar? 1.2.2 Bagaimana kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri dengan
menggunakan teori van Hiele dapat membantu siswa kelas III Sekolah Dasar memahami konsep bangun datar persegi, persegi panjang,
segitiga?
1. 3 Tujuan Penelitian