Tabel 5 : Return Saham Perusahaan Otomotif di BEI
Sumber: Lampiran 1 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tahun 2006 untuk Return
Saham PT. Goodyear Indonesia Tbk mencatat nilai tertinggi yaitu sebesar 0,175.Pada tahun 2007 nilai tertinggi dicapai oleh PT. Goodyear Indonesia Tbk
yaitu sebesar 0,969.Pada tahun 2008 nilai tertinggi dicapai oleh PT. Astra Otoparts yaitu sebesar 0,053.Dan PT. Hexindo Adiperkasa mencatat nilai tertinggi
sebesar 3,565.
4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis
4.3.1 Uji Normalitas
Sebuah model regresi yang variable Dependen dan Independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.Deteksi Normalitas dengan menggunakan
ujiKolmogorov-Smirnov dengan menggunakan uji ini diperoleh hasil analisis bahwa semua variable yang diteliti memiliki distribusi yang normal, dimana nilai
Asymp. Sig signifikansi lebih besar dari 0,10, sehingga dapat disimpulkan data
Periode tahun
No Nama Perusahaan
2006 2007
2008 2009
1 PT.
Astra International Tbk 0.539
0.739 0.614
2.289 2
PT. United Tractors Tbk
0.782 0.664
0.578 2.523
3 PT.
Tunas Ridean Tbk 0.029
0.746 0.395
1.32 4
PT. Multistrada Arah Sarana Tbk 0.344
0.208 0.349
0.464 5
PT. Intraco penta Tbk
0.172 0.146
0.575 1.949
6 PT.
Hexindo Adiperkasa Tbk 0.063
0.178 0.068
3.565 7
PT. Gajah Tunggal Tbk
0.036 0.155
0.591 1.125
8 PT.
Goodyear Indonesia Tbk 0.175
0.969 0.615
0.92 9
PT. Astra Otoparts Tbk
0.045 0.137
0.053 0.643
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tersebut memenuhi asumsi berdistribusi normal. Seperti pada tabel normalitas data berikut:
Tabel 6 :Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
RETURN SAHAM
ROE ROA
EPS DER
N 55
55 55
55 55
Mean 2341.51
18.6062 8.1298
76.18 1.4035
Normal Parameters
a
Std. Deviation
4723.344 1.12559E
1 5.49285
108.39 8
.86327 Absolute
.326 .082
.129 .291
.132 Positive
.326 .082
.129 .291
.132 Most Extreme
Differences
Negative -.314
-.059 -.078
-.224 -.099
Kolmogorov-Smirnov Z 2.416
.607 .957
2.159 .980
Asymp. Sig. 2-tailed .270
.854 .319
.113 .292
Sumber :Lampiran 1
4.3.2 Uji Outlier
Evaluasi terhadap multivariate outliers perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat
univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outlier bila sudah dikombinasikan. Multivariate outliers diuji menggunakan uji Mahalanobis
Distance pada tingkat p 0,001. Jarak Mahalanobis Distance itu dievaluasi dengan menggunakan X
2
pada derajat bebas sebesar jumlah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
indicator yang digunakan dalam setiap variable hair, 1995 dalam Ferdinand 2002;102-103.Berikut ini hasil Uji Outlier
Tabel 7 : Uji Outlier Residuals Statistics
a
Minimum Maximum Mean
Std. Deviation N
Predicted Value -.77
35.34 18.50
7.487 36
Std. Predicted Value -2.573
2.249 .000
1.000 36
Standard Error of Predicted Value
1.591 6.158
3.016 1.277
36 Adjusted Predicted Value
-12.25 36.73
17.74 9.009
36 Residual
-13.857 18.339
.000 7.412
36 Std. Residual
-1.731 2.291
.000 .926
36 Stud. Residual
-1.787 3.264
.039 1.046
36 Deleted Residual
-14.779 37.245
.757 9.837
36 Stud. Deleted Residual
-1.859 3.997
.056 1.125
36 Mahal. Distance
.410 19.731
4.861 5.085
36 Cooks Distance
.000 1.831
.068 .303
36 Centered Leverage Value
.012 .564
.139 .145
36
a. Dependent Variable: DATAKE Sumber : Lampiran 1
Terdapat outlier apabila Mahal. Distance Maximum Prob. Jumlah variabel [=CHIINV0,001;5 : dicari melalui Excel] =20,515
-Tidak terdapat nilai Mahal. Distance Maximum 19,731 yang lebih KECIL dari 20,515
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Berarti tidak terdapat outlier pada data tersebut, oleh karena itu data ini mempunyai kualitas yang baik dan dapat dilanjutkan untuk diolah
lebih lanjut.
4.3.3 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik ini perlu dilakukan untuk mngetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan betul – betul terbebas dari
adanya gejala multikolinearitas, gejala auto korelasi dan gejala heterokedastisitas. Hasil pengujian disajikan sebagai berikut :
1. Uji Autokorelasi
Adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu periode t-1 sebelumnya.Jika data di atas 15
Catatan: Autokorelasi pada sebagian besar data time series. Deteksi Autokorelasi:
a. Besarnya Angka Durbin Watson
Patokan : Angka D-W di bawah –2 ada autokorelasi positif
Angka D-W di atas +2 ada autokorelasi negatif Angka Berada diantara –2 sampai +2 Tidak ada
Autokorelasi atau Membandingkan dengan Tabel Durbin Watson
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva di bawah ini.
Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada
autokorelasi negatif
dL dU
4 - dU 4 - dL
4 ada
a ut
o kore
la si
pos it
if daerah
keragu raguan
ada a
ut o
kore la
si ne
ga ti
f daerah
keragu raguan
a. Koefisien determinasi berganda R square tinggi
b. Koefisien korelasi sederhananya tinggi.
c. Nilai F hitung tinggi signifikan
d. Tapi tak satupun atau sedikit sekali diantara variabel bebas yang
signifikan.
Tabel 8: Uji Autokorelasi
Sumber : lampiran 4
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .459
a
.211 .109
.926188 .692
a. Predictors: Constant, PBV, PER, BVS, ROE b. Dependent Variable: RETURN SAHAM
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Untuk asumsi klasik yang mendeteksi adanya autokorelasi di sini dilihat dari hasil analisis yang menunjukkan hasil bahwa nilai Durbin
Watson sebesar 0,620 hal ini menunjukkan adanya gejala autokorelasi.positif,
Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda yang diperoleh pada penelitian ini telah memenuhi asumsi klasiknya yaitu tidak
memenuhi autokorelasi
2. Uji Multikolinieritas
Adanya korelasi variabel independen dalam regresi berganda. Deteksi adanya Multikolinier :
a. Besarnya VIF Variance Inflation Factor dan Tolerance
- Jika VIF melebihi angka 10, maka variabel tersebut
mengindikasikan adanya multikolinieritas. Gujarati b.
Nilai Eigenvalue mendekati 0 Singgih Santoso c.
Condition Index melebihi angka 15 Singgih Santoso
Dalam pengujian asumsi klasik terhadap analisis regresi linier berganda ini menyatakan bahwa hasil analisis penelitian ini menunjukkan
tidak adanya gejala multikolinieritas pada semua variabel bebas dimana nilai VIF pada semua variabel lebih kecil dari 10. Syarat terjadi
multikolinieritas jika nilai VIF Variance Inflation Factor 10
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Cryer,1994 : 681.
Tabel 9 : Uji Multikolinieritas
Sumber : Lampiran 2
3. Uji Heterokedastisitas
Varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain mempunyai varian yang berbeda. Jika sama namanya Homoskedastisitas.
Model regresi yang baik tidak mempunyai Heteroskedastisitas. Deteksi Adanya Heteroskedastisitas :
a. Dari Scatter Plot Residual: jika ada pola tertentu seperti titik-titik
point-point yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, menyebar kemudian menyempit
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
Model B
Std. Error Beta
t Sig.
Tolerance VIF
Constant -.181
.309 -.587
.561 ROE
.005 .010
.102 .535
.597 .703
1.423 PER
-.002 .003
-.125 -.741
.464 .895
1.117 BVS
9.105E-6 .000
.027 .159
.875 .867
1.154 1
PBV .278
.140 .354
1.985 .056
.798 1.253
a. Dependent Variable: RETURN SAHAM
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
c. Pada regresi linier nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan
variabel X. Hal ini bisa diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Rumus
rank Spearman adalah :
r
s
= 1 – 6
1 N
N d
2 2
i
Keterangan : d
i
= perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas ke-i N = banyaknya data
Pengujian Heteroskedastisitas di sini menggunakankorelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dengan hasil analisis sbb:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 10 : Uji Heterokedastisitas
Correlations
ROE PER
BVS PBV
Unstandardized Residual
Correlation Coefficient 1.000
-.347 .494
.538 -.094
Sig. 2-tailed .
.038 .002
.001 .585
ROE
N 36
36 36
36 36
Correlation Coefficient -.347
1.000 -.076
.290 .023
Sig. 2-tailed .038
. .661
.086 .893
PER
N 36
36 36
36 36
Correlation Coefficient .494
-.076 1.000
.343 -.004
Sig. 2-tailed .002
.661 .
.041 .982
BVS
N 36
36 36
36 36
Correlation Coefficient .538
.290 .343
1.000 -.111
Sig. 2-tailed .001
.086 .041
. .520
PBV
N 36
36 36
36 36
Correlation Coefficient -.094
.023 -.004
-.111 1.000
Sig. 2-tailed .585
.893 .982
.520 .
Spearmans rho
Unstanda rdized
Residual N
36 36
36 36
36 . Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed. Sumber:Lampiran 2
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pada variabel X1, X2, X3 dan X4, TIDAK mempunyai korelasi yang signifikan antara residual dengan
variabel bebasnya,nilai Sig lebih besar dari 0,05 maka hasil analisis ini dapat disimpulkan seluruh variabel penelitian tidak terjadi
Heteroskedastisitas.
4.3.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda ini dilakukan untuk menghitung besarnya pengaruh antara variable bebas yang terdiri dari ROE, PER, BVS, dan
PBV terhadap variable terikat yaitu Return Saham. Dari hasil analisis perhitungan computer menggunakan program SPSS, diperoleh hasil
sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 11 : Uji Regresi Linier Berganda
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
Model B
Std. Error Beta
t Sig.
Tolerance VIF
Constant -.181
.309 -.587
.561 ROE
.005 .010
.102 .535
.597 .703
1.423 PER
-.002 .003
-.125 -.741
.464 .895
1.117 BVS
9.105E-6 .000
.027 .159
.875 .867
1.154 1
PBV .278
.140 .354
1.985 .056
.798 1.253
a. Dependent Variable: R.SAHAM
Sumber : Lampiran 5 Berdasarkan pada tabel tersebut, dapat diketahui persamaan regresi linier
berganda sebagai berikutnya : Y =
βo + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4
+ e Y = -0,181 + 0,005 X
1
- 0,002 X
2
+ 9,105E-6 X
3
+ 0,278 X
4
Dari persamaan regresi linier berganda di atas dapat diuraikan sebagai berikut : a.
Konstanta Artinya tanpa pengaruh dari variable bebas ROE X
1
, PER X
2
, BVS X
3
, dan PBV X
4
, maka nilai Return Saham Y adalah sebesar 0.181 satu satuan rupiah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b. Koefisien regresi Return on Equity
β
1
= 0,005 Artinya jika Return on Equity X
1
mengalami kenaikan 1 maka Return saham akan mengalami kenaikan sebesar 0,005 satu satuan rupiah dengan
asumsi variable Return on Equity X
1
, Price Earning Ratio X
2
, BookValue Per Share X
3
, serta Price to Book Value X
4
tetap. c.
Koefisien regresi Price Earning Ratio β
2
= 0,002 Artinya Price Earning Ratio X
2
mengalami penurunan 1 maka Return saham akan mengalami penurunan sebesar 0,002 satu satuan rupiah
dengan asumsi variabel Return on Equity X
1
, Price Earning Ratio X
2
, BookValue Per Share X
3
, serta Price to Book Value X
4
tetap. d.
Koefisien regresi BookValue Per Share β
3
= 9,105E-6 Artinya BookValue Per Share X
3
mengalami kenaikan 1 maka Return saham akan mengalami kenaikan 9,105E-6 satu satuan rupiah dengan
asumsi variable Return on Equity X
1
, Price Earning Ratio X
2
, BookValue Per Share X
3
, serta Price to Book Value X
4
tetap. e.
Koefisien regresi Price to Book Value β
4
= 0,278 Artinya Price to Book Value X
4
mengalami kenaikan 1 maka Return saham akan mengalami kenaikan 0,278 satu satuan rupiah dengan asumsi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
variable Return on Equity X
1
, Price Earning Ratio X
2
, BookValue Per Share X
3
, serta Price to Book Value X
4
tetap.
4.3.5 Koefisien Determinasi R
2
Koefisien korelasi berganda R = 0,459 yang menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independent X1 , X2, X3 dan X4
dengan Y adalah lemah. Koefisien determinasi R
2
= 0,211 berarti variable Y dipengaruhi oleh variabel independent X1 , X2, X3 dan
X4 sebesar 21,10 persen sedang sisanya sebesar 78,90 persen dipengaruhi oleh variabel lain selain ketiga variabel independen dalam
model tersebut.
Tabel 12 : Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Mode l
R R
Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .459
a
.211 .109
.926188 .692
a. Predictors: Constant, PBV, PER, BVS, ROE b.Dependent Variable: R.SAHAM
Sumber : Lampiran 4
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.3.6 Uji F
Tabel 13 : Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Regression 7.093
4 1.773
2.067 .109
a
Residual 26.593
31 .858
1
Total 33.685
35
a. Predictors: Constant, PBV, PER, BVS, ROE b. Dependent Variable:
R.SAHAM Sumber :Lampiran 4
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Berdasarkan hasil pengujai dengan F test, menunjukkan bahwa nilai signifikansi Sig = 0,109 lebih besar dari 0,10, hal ini dapat disimpulkan
jika penggunaan model regresi dalam penelitian ini adalah kurang tepat.
4.3.7 Uji t
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial masing – masing variabel bebas Return on Equity, Price Earning Ratio, Book
Value PerShare, Price to Book Value terhadap variabel terikat Return Saham. Pengujian ini dilakukan dengan uji dua arah dan menggunakan
tingkat signifikan 0,10 10 ; df : 16 dengan nilai t
tabel
adalah sebesar = 2,120
Tabel 14 : Uji t
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
Model B
Std. Error Beta
t Sig.
Tolerance VIF
Constant -.181
.309 -.587
.561 ROE
.005 .010
.102 .535
.597 .703
1.423 PER
-.002 .003
-.125 -.741
.464 .895
1.117 BVS
9.105E-6 .000
.027 .159
.875 .867
1.154 1
PBV .278
.140 .354
1.985 .056
.798 1.253
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
Model B
Std. Error Beta
t Sig.
Tolerance VIF
Constant -.181
.309 -.587
.561 ROE
.005 .010
.102 .535
.597 .703
1.423 PER
-.002 .003
-.125 -.741
.464 .895
1.117 BVS
9.105E-6 .000
.027 .159
.875 .867
1.154 1
PBV .278
.140 .354
1.985 .056
.798 1.253
a. Dependent Variable: R.saham
Sumber : Lampiran 5 Adapun hasil pengujian hipotesis berdasarkan hasil pada tabel 12 di atas
Adalah sebagai berikut : 1.
ROE X1 berpengaruh terhadap Return Saham Y, tidak dapat diterima dengan tingkat [Sig. ,0,597 0,10 :Non signifikan [positif].
2. PER X2 berpengaruh terhadap Return Saham Y, tidak dapat diterima
dengan tingkat [Sig. 0,464 0,10 :Non signifikan [negatif]. 3.
BVS X3 berpengaruh terhadap Return Saham Y, tidak dapat diterima dengan tingkat [Sig. 0,8750,10 : Non signifikan [positif].
4. PBV X4 berpengaruh terhadap Return Saham Y, dapat diterima dengan
tingkat [Sig. 0,056 0,10 : signifikan [positif].
4.4 Pembahasan