Pengertian Pasar Modal Tipe – Tipe Investasi Keuangan Sikap Investor Terhadap Resiko

15 tahun 1999. Rasio harga laba berada dibawah rasio industry farmasi. 2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pasar Modal

2.2.1.1. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas. Dengan demikian pasar modal dapat juga diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Tandelilin, 2001:13 Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrument keuangan sekuritas jangka panjang yang biasa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta Suad Husnan, 1993:1 Pasar modal adalah pasar bagi instrument financial jangka panjang. Agus Subardi,1994:129

2.2.1.2. Pelaku Pasar Modal

Menurut Agus Sabardi 1994:130, Pelaku pasar modal adalah : 1. Emiten adalah perusahaan yang memperoleh dana melalui pasar modal dengan menerbitkan saham atau obligasi dan menjualnya secara umum kepada masyarakat. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 16 2. Pemodal investor ditinjau dari tujuan mereka, pemodal dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu : a. Kelompok bertujuan memperoleh modal. b. Kelompok bertujuan berdagang. c. Kelompok bertujuan memiliki perusahaan. d. Kelompok spekulan.

2.2.2. Investasi

Menurut Jogiyanto 2005:5, investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu. Investai adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang. E. Tandelilin, 2001:3 Menurut Sunariyah 2004:4, investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Dalam penelitian ini, pembahasan investasi berkaitan dengan pengelolaan asset financial khususnya sekuritas yang bisa diperdagangkan. Aset financial adalah klaim berbentuk surat berharga atas sejumlah asset – asset pihak penerbit surat berharga tersebut. Sedangkan sekuritas yang mudah diperdagangkan adalah asset – asset financial yang bisa Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 17 diperdagangkan dengan mudah dan dengan biaya transaksi yang murah pada pasar yang terorganisir. Investasi juga mempelajari bagaimana mengelola kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam konteks investasi berarti kesejahteraan yang sifatnya moneter bukannya kesejahteraan rohaniah. Kesejahteraan moneter bisa ditunjukkan oleh penjumlahan pendapatan yang dimiliki saat ini dan pendapatan yang akan datang.

2.2.2.1 Tipe – Tipe Investasi Keuangan

Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung Jogiyanto, 2003:7. Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang lain. Sebaliknya investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva – aktiva keuangan dari perusahaan – perusahaan lain.

2.2.2.2 Tujuan Investasi

Menurut E. Tandelilin 2001:5, tujuan investasi : 1. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak dimasa yang akan datang, seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya darai waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang sekarang agar tidak berkurang dimasa yang akan datang. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 18 2. Mengurangi tekanan inflasi, dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. 3. Dorongan untuk menghemat pajak, beberapa Negara didunia banyak melakukan kewajiban yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi dimasyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang – bidang usaha tertentu.

2.2.3. Resiko

Investasi resiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan expected return dengan tingkat pengembalian yang dicapai secara nyata actual return. Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat resikonya. Abdul Halim,2002:38 Resiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return actual yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaan, berarti semakin besar resiko investasi. Tandelilin, 2001:48 Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa resiko adalah ketidak tentuan atas investasi yang akan diperoleh terhadap imbal hasil yang diharapkan, dalam hal ini yaitu terjadinya penyimpangan antara actual Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 19 return dari yang telah diperkirakan sebelumnya yaitu imbal hasil yang diharapkan expected return.

2.2.3.1. Sikap Investor Terhadap Resiko

Menurut Halim 2002:38, sikap investor terhadap resiko dibedakan menjadi tiga yaitu : 1. Investor yang suka terhadap resiko risk seeker Adalah investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan resiko yang beda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan resiko yang lebih besar. 2. Investor yang netral terhadap resiko risk neutrality Investor yang akan meminta kenaikan tingkat pengembalian untuk setiap tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan resiko. 3. Investor yang tidak suka dengan resiko risk averter Investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan resiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan resiko yang kecil.

2.2.3.2 Jenis Resiko

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2009-2013.

0 3 16

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2009-2013.

0 3 14

ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI Periode 2009-2013.

0 2 15

ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI Periode 2009-2013.

0 4 12

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO - PUBLIC DI INDONESIA.

0 1 8

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO-PUBLIC DI INDONESIA ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO-PUBLIC DI INDONESIA.

0 0 14

PENDAHULUAN ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO-PUBLIC DI INDONESIA.

0 0 7

ANALISIS RASIO MODAL SAHAM TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 87

KATA PENGANTAR - ANALISIS RASIO MODAL SAHAM TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 15

ANALISIS RASIO MODAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIC DI INDONESIA SKRIPSI

0 0 21