Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga dimensi Burnout, yaitu : dimensi kelelahan
emosional emotional
exhaustion, dimensi
depersonalisasi depersonalization, dan dimensi rendahnya pencapaian prestasi diri
lack of personal accomplishment.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Burnout
Menurut Maslach dalam Maslach, Schaufeli, Leiter, 2001, faktor yang mempengaruhi munculnya burnout dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu : a.
Faktor Situasional Faktor situsasional terjadinya burnout berasal dari
karakteristik pekerjaan dan karakteristik organisasi. Karakteristik pekerjaan meliputi tuntutan kerja, termasuk ambiguitas peran dan
konflik peran, dan beban kerja yang berlebih Dewe O’Driscoll, 2001. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya informasi
yang memadai untuk melakukan pekerjaan dengan baik serta tuntutan yang saling bertentangan dengan pekerjaan. Selain itu,
juga komunikasi interpersonal dengan klien seperti pada pekerjaan helping profession memiliki hubungan yang kuat
terhadap munculnya burnout Dewe O’Driscoll, 2001.
Karakteristik organisasi dalam pengembangan burnout juga telah memiliki
banyak perhatian. O’Driscoll dan Schubert dalam Dewe O’Driscoll, 2001 mengemukakan bahwa kurangnya
komunikasi antara tingkat organisasi dan proses organisasi antara manajer dan karyawan sangat terkait dengan burnout di kalangan
pekerja sosial, sedangkan jika karyawan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dikaitkan dengan menurunnya tingkat
burnout. Selain itu juga, sekarang karyawan dituntut oleh suatu organisasi untuk lebih memberikan banyak waktu, tenaga, serta
keterampilan untuk melaksanakan pekerjaannya, sehingga kesejahteraan mereka akan terkikis dan menghasilkan burnout
Maslach, dkk, 2001. b.
Faktor Individu Faktor individu terjadinya burnout berasal dari faktor
demografis dan faktor kepribadian. Faktor demografis meliputi usia, jenis kelamin, dan status perkawinan. Maslach menyatakan
bahwa usia merupakan salah satu penyebab yang konsisten berhubungan dengan burnout, khususnya pada individu yang
lebih muda dalam karir pekerjaannya. Maslach dalam Maslach, dkk., 2001 mengemukakan
bahwa faktor kepribadian dapat digunakan sebagai prediktor terjadinya burnout. Misalnya individu yang memiliki lokus
kontrol external akan lebih tinggi mengalami burnout dari pada yang memiliki lokus kontrol internal.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi burnout dapat dikategorikan menjadi faktor
situasional dan faktor individu. Pada faktor situasional dipengaruhi oleh karakteristik pekerjaan dan karakteristik organisasi. Sedangkan
faktor individu dipengaruhi oleh faktor demografis dan faktor kepribadian.
B. ORGANISASI