a. Kelelahan Emosional
Perasaan lelah karena terkurasnya energi yang disebabkan oleh tuntutan psikologis dan emosional yang berlebihan, beban kerja yang
berlebih akibat dari banyaknya tuntutan kerja. b.
Depersonalisasi Sikap tidak berperasaan dan sinisme serta berkurangnya kepedulian
terhadap orang lain. Depersonalisasi ditandai dengan menjauhnya individu dari lingkungan sosial, dan tidak peduli terhadap lingkungan
dan orang-orang disekitarnya. c.
Rendahnya pencapaian prestasi diri Berkurangnya rasa prestasi pribadi dan perasaan tidak berharga akan
tindakan yang dilakukan. Dalam rangka mendapatkan skor total burnout, peneliti
menjumlahkan skor yang didapat dari skor emotional exhaustion, depersonalization, dan lack of personal accomplishment. Hal ini
dikarenakan burnout dipahami sebagai konstruk kesatuan yang terdiri dari 3
dimensi dan
saling berhubungan
dengan suatu
pekerjaan Brenninkmeijer VanYperen, 2003.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan berjenis kelamin laki- laki maupun perempuan yang bekerja minimal 1 Tahun baik di organisasi
profit maupun di organisasi non profit dengan asumsi mereka telah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memiliki pengalaman kerja dan telah mengenal lingkungan kerjanya. Metode pengambilan sampling dengan teknik non-probability sampling,
yaitu dengan convenience sampling. Teknik pengambilan sampel yang didasari pada pertimbangan kemudahan pengambilan data. Seseorang
diambil sebagai sampel secara kebetulan, bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan untuk
dijadikan sampel Noor, 2011.
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini, adalah dengan penyebaran alat ukur skala. Diawal sebelum pengisian skala, subyek
terlebih dahulu mengisi data demografi, yang terdiri dari usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, lama bekerja, jabatan, dan status relasi.
Selanjutnya, skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala tingkat burnout yang akan diisi oleh subyek dan semua pernyataan
adalah favorable. Jenis skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
Likert. Skala ini terdiri dari jawaban yang menunjukan frekuensi seberapa sering sikap responden terhadap pernyataan yang disajikan. Pilihan
respon yang diberikan dalam skala ini disusun dengan enam tingkat respon, artinya tidak memberi kesempatan kepada subjek memberikan
jawaban netral Anderson dalam Supratiknya, 2014. Selain itu, penggunaan opsi jawaban dalam jumlah banyak 5, untuk meningkatkan
konsistensi internal skala Anderson dalam Supratiknya, 2014. Adapun pilihan jawaban, yaitu :
SE : Selalu
SS : Sangat Sering
S : Sering
J : Jarang
SJ : Sangat Jarang
TP : Tidak Pernah
Penentuan skor terhadap setiap item burnout dimulai dari skor 1 untuk tidak pernah sampai skor 6 untuk selalu. Jika skor kelelahan
emosional, depersonalisasi, dan rendahnya pencapaian prestasi diri tinggi, maka dapat dikatakan bahwa burnout tinggi. Kesatuan dari tiga dimensi
tersebut akan mengindikasikan tingkat burnout yang tinggi atau rendah. Untuk memudahkan dalam melakukan intepretasi skor, pemberian skor
terhadap setiap item ditentukan sebagai berikut:
Tabel 1. Skor untuk setiap respon item burnout
Pilihan Respon Skor Respon
SE Selalu 6
SS Sangat Sering 5
S Sering 4
J Jarang 3
SJ Sangat Jarang 2
TP Tidak Pernah 1
Dalam penyajian skala ini, item disusun secara acak dengan pertimbangan agar subyek menjawab pertanyaan secara spontan tanpa ada
pengaruh dari item yang lain yang mungkin disebabkan adanya pengelompokan.
Tabel 2. Distribusi Sebaran Item Skala burnout
No Dimensi
Nomor Item Jumlah
1 Kelelahan Emosional 2, 4, 6, 10,
11, 12, 16, 18, 19, 30
10 33,33
2 Depersonalisasi
3, 9, 13, 15, 17, 21, 23,
24, 26, 28 10
33,33
3 Rendahnya
pencapaian prestasi
diri 1, 5, 7, 8, 14,
20, 22, 25, 27, 29
10 33,33
Total item 30
100
F. Validitas dan Reliabilitas