30
3.5. Operasional Variabel
Dalam  pengujian  hipotesis,  maka  perlu  diteliti  variabel-variabel  dengan penentuan  indikator-indikator  yang  digunakan.  Adapun  variabel-variabel
penelitian  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  terdiri  dari  dua  variabel independen dan satu variabel dependen.
1.
Variabel  dependen,  yaitu  variabel  tidak  bebas  keberadaannya  yang dipengaruhi  oleh  besarnya  variabel  independen.  Variabel  dependen  yang
digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham.
2.
Variabel  independen,  yaitu  variabel  bebas  yang  keberadaannya  dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan
positif dan negatif bagi variabel dependen lainnya. Operasioanalisasi  variabel  penelitian  ini  dapat  dilihat  secara  lebih  rinci
pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Operasional Variabel
Variabel Konsep Variabel
Indikator Skala
Earning Per Share EPS
X
1
Ukuran kemampuan
perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan  per  lembar
saham pemilik. Laba bersih
EPS = Jumlah saham beredar
Rasio
Dividend Per Share DPS
X
2
Ukuran kemampuan
perusahaan dalam
menghasilkan  kepastian dari
modal yang
ditanamkannya, yaitu
berupa dividen. Dividen
DPS = Jumlah saham beredar
Rasio
Harga saham Y
Nilai dari
selembar saham.
Harga saham pada saat closing price
Rupiah
Universitas sumatera utara
31
3.6. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan menggunakan metode  analisis  statistik  dan  menggunakan  software  SPSS  18.0.  Pengujian
statistik  dalam  penelitian  ini  terdiri  dari  pengujian  asumsi  klasik  dan  pengujian hipotesis.
1.
Pengujian Asumsi Klasik
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik.  Uji  asumsi  klasik  yang  dilakukan  adalah  uji  normalitas,  uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
a.
Uji Normalitas
Tujuan  uji  normalitas  adalah  untuk  mengetahui  apakah  dalam  model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji ini
berguna  untuk  tahap  awal  dalam  metode  pemilihan  analisis  data.  Jika  data normal, maka digunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal maka
digunakan  statistik  nonparametrik  atau  lakukan  treatment  agar  data  normal. Data  yang  baik  adalah  data  yang  mempunyai  pola  seperti  distribusi  normal.
Untuk melihat normalitas dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran
data  titik  pada  sumbu  diagonal  dari  grafik  atau  dengan  melihat  histogram dari nilai residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1
jika  data  menyebar  di  sekitar  garis  diagonal  dan  mengikuti  arah  garis diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
Universitas sumatera utara
32
2
jika  data  menyebar  jauh  dari  diagonal  dan  tidak  mengikuti  arah  garis diagonal  atau  grafik  histogram  tidak  menunjukkan  data  berdistribusi
normal,  maka  model  regresi  tidak  memenuhi  asumsi  normalitas.  Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov K-S untuk
menguji normalitas data. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis: H0 : data residual berdistribusi normal,
Ha : data residual tidak berdistribusi normal.
b.
Uji Multikolinieritas
Menurut  Ghozali  2005,  “uji  ini  bertujuan  untuk  menguji  apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.” Model
regresi  yang  baik  seharusnya  tidak  terjadi  korelasi  diantara  variabel independen. Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel- variabel
independen  antara  yang  satu  dengan  yang  lainnya.  Jika  terjadi  korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah:
1. koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir,
2. nilai  standar  error  setiap  koefisien  regresi  menjadi  tak  terhingga.  Ada
tidaknya  multikolinieritas  dapat  dideteksi  dengan  melihat  nilai  tolerance dan  variance  inflation  factor  VIF,  serta  dengan  menganalisis  matriks
korelasi  variabel-variabel  independen.  Nilai  cut  off  yang  umum  dipakai untuk  menunjukkan  adanya  multikolinearitas  adalah  jika  nilai  VIF  tidak
lebih  dari  sepuluh  dan  nilai  tolerance  tidak  kurang  dari  0,1  maka  model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas.
Universitas sumatera utara
33
c.
Uji Heteroskedastisitas
Uji  heteroskedastisitas  bertujuan  untuk  melihat  apakah  didalam  model regresi  terjadi  ketidaksamaan  variabel  pengganggu  dari  satu  pengamatan
dengan  pengamatan  yang  lain.  Model  regresi  yang  baik  seharusnya  tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Nugroho 2005:62 cara memprediksi ada
tidaknya  heteroskedastisitas  pada  suatu  model  dapat  dilihat  dari  pola  gambar Scatterplot  model  tersebut.  Analisis  pada  gambar  Scatterplot  yang
menyatakan model regresi berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:
1
titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka nol,
2
titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah saja,
3
penyebaran  titik-titik  data  tidak  boleh  membentuk  pola  bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali,
4
penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
d.
Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
periode  t-1.  Jika  terjadi  autokorelasi,  maka  terdapat  problem  autokorelasi. Autokorelasi  muncul  karena  observasi  yang  berurutan  sepanjang  tahun  yang
berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Pada  data  cross  section,  masalah  autokorelasi  relatif  tidak  terjadi.  Uji  yang
digunakan  dalam  penelitian  untuk  mendeteksi  ada  tidaknya  autokorelasi adalah  dengan  menggunakan  uji  Durbin-Watson  DW.  Kriteria  untuk
penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:
Universitas sumatera utara
34
1
nilai D-W lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif,
2
nilai D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
3
nilai D-W lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi negatif.
2.  Analisis Regresi Berganda
Metode  analisis  data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah metode Analisis Regresi Berganda dengan menggunakan rumus :
Y = a +b
1
X
1
+ b
2
X
2
Keterangan : Y
=  Harga Saham X
1
= Earning Per Share X
2
= Devident Per Share a
= Konstanta b
1,2
= Koefisien Regresi e
= Epsilon atau variabel pengganggu Pengujian  model  regresi  berganda  ini  digunakan  untuk  mengetahui
pengaruh  positif  atau  negatif  dari  masing-masing  variabel  bebas  X
1
dan  X
2
terhadap variabel terikat Y.
3.  Pengujian Hipotesis
a. Secara Parsial dengan menggunakan Uji T Pengujian  ini  dilakukan  untuk  menguji  setiap  variabel  bebas  X  apakah
mempunyai  pengaruh  yang  signifikan  terhadap  variabel  terikat  Y,  bentuk
Universitas sumatera utara
35 pengujian :
H0 : X
1
, X
2
= 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas X
1
dan X
2
terhadap variabel terikat Y. H1 : X
1
, X
2
≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas X
1
dan X
2
terhadap variabel terikat Y. Adapun rumus dari uji t adalah sebagai berikut :
r √  n  – 2
t   = √  1 – r
2
Keterangan : t    =  Nilai t.
n   =  Jumlah sampel r    =   Nilai koefisien korelasi
Selanjutnya dilakukan uji signifikan dengan membandingkan tingkat signifikansi alpha 5 dengan derajat kebebasan df = n-k dari t
hitung
yang diperoleh dengan kriteria sebagai berikut :
Jika t
hitung
≥ t
tabel
, maka H ditolak
Jika t
hitung
≤ t
tabel
, maka H diterima
Kriteria pengujian : a.
H diterima apabila -t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel,
pada α = 5, df = n-k b.
H
a
diterima apabila t
hitung
t
tabel
atau –t
hitung
t
tabel
b. Secara Simultan dengan menggunakan Uji F
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh earning per
share  dan  devident  earning  per  share  perusahaan  secara  bersama-sama terhadap  harga  saham  pada  perusahaan  perbankan  yang  ada  di  Bursa  Efek
Universitas sumatera utara
36 Indonesia, bentuk pengujian :
H0  :  X
1
, X
2
=  0,  tidak  terdapat  pengaruh  earning  per  share  dan  devident earning  per  share  perusahaan  secara  bersama-sama  terhadap  harga  saham
pada perusahaan perbankan yang ada di Bursa Efek Indonesia. H1 : X
1
, X
2
≠ 0, terdapat pengaruh earning per share dan devident earning per  share  perusahaan  secara  bersama-sama  terhadap  harga  saham  pada
perusahaan perbankan yang ada di Bursa Efek Indonesia. Nilai  F
hitung
nantinya  akan  dibandingkan  dengan  nilai  F
tabel
dengan  tingkat signifikansi alpha 5 dengan derajat kebebasan df = n-k dari F
hitung
yang diperoleh dengan kriteria sebagai berikut :
Jika F
hitung
F
tabel
, maka H ditolak
Jika F
hitung
F
tabel
, maka H diterima
4.  Pengujian Koefisien Determinasi R
2
Koefisien  Determinasi  R
2
menunjukkan  besarnya  presentase pengaruh  semua  variabel  bebas  terhadap  variabel  terikat.  Pengaruh  semua
variabel bebas secara simultan didalam model regresi terhadap nilai variabel terikat  dapat  diketahui  dengan  analisis  varians.  Alat  statisyik  yang  dapat
digunakan adalah Analysis of Variance ANOVA. Hasil perhitungan R
2
yaitu diantara  nol  dan  satu  dengan  ketentuan.  Nilai  R
2
yang  semakin  kecil mendekati nol berarti semakin kecil pengaruh semua variabel bebas terhadap
nilai  variabel  terikat  atau  semakin  kecil  kemampuan  model  dalam menjelaskan  perubahan  nilai  variabel  terikat.  Sebaliknya,  nilai  R
2
yang semakin  besar  mendekati  satu  berarti  semakin  besar  pengaruh  semua
variabel  bebas terhadap  nilai  variabel  terikat  atau semakin besar kemampuan
Universitas sumatera utara
37 model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel terikat.
Uji  Determinasi,  untuk  melihat  besarnya  kontribusi  pengaruh variabel bebas dan variabel terikat dapat dihitung dengan rumus :
D = r
2
x  100 .
Universitas sumatera utara
38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.  Hasil Penelitian 4.1.1.  Deskriptif Data
Sumber  data  dalam  penelitian  ini  adalah  perusahaan  yang  bergerak dalam  bidang  perbankan  yang  terdaftar  di  Bursa  Efek  Indonesia.  Diketahui
bahwa  bidang  perbankan  sangat  pesat  perkembangannya  dan  sangat dikembangkan
di seluruh
Indonesia. Dengan
semakin maraknya
perkembangan  bidang  perbankan  ini  memberikan  dampak  pesatnya peningkatan  perekonomian  masyarakat  dan  sekaligus  meningkatkan
persaingan  bagi  sesama  perusahaan  yang  bergerak  dibidang  perbankan tersebut.
Adapun perusahaan yang bergerak di bidang perbankan yang terdaftar di  Bursa  Efek  Indonesia  untuk  tahun  2010  sampai  dengan  tahun  2012  yang
memenuhi  kriteria  dan  menjadi  sampel  dalam  penelitian  ini  ada  30 perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh earning per
share  dan  dividend  per  share  terhadap  harga  saham  pada  perusahaan perbankan  yang  terdaftar  di  Bursa  Efek  Indonesia  yang  dilakukan  pengujian
secara empiris. Adapun data earning per share, dividend per share dan harga saham  ke  30  perusahaan  perbankan  yang  menjadi  objek  penelitian  akan
disajikan pada lampiran 1.
Universitas sumatera utara
39
4.1.2.  Analisis Data 1.  Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat apakah data penelitian dapat dianalisis  dengan  menggunakan  persamaan  regresi  linear  berganda.  Uji  asumsi
klasik  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  uji  normalitas,  uji multikolinearitas,  uji  heterokedastisitas  dan  uji  autokorelasi.  Model  regresi  yang
baik adalah model yang lolos dari uji asumsi klasik. Ghozali, 2002:. 55.
a.  Uji Normalitas