16 15 hari sesudah t+15 tanggal pengumuman ex-dividend date. Sedangkan
event date adalah to, yaitu: pada saat tanggal ex-dividend date diumumkan.
2.1.2. Earning Per Share 1. Pengertian Earning Per Share
Ukuran kemampuan peusahaan dalam menghasilkan laba akan membuat investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan,
karena hal itu mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memberikan keuntungan kepada pemegang sahamnya yang dapat dilihat dari Earning Per
Share EPS. Earning per share menunjukkan pendapatan untuk tiap lembar saham biasa. Pada saat saham preferen terdapat dalam struktur modal, laba
bersih harus dikurangi dengan dividen saham preferen untuk menentukan jumlah yang akan dibagikan kepada pemegang saham biasa. Apabila tidak
terdapat dividen saham preferen pada struktur modal perusahaan, maka earning per share dihitung dengan membagi laba bersih setelah dikurangi
pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar. Earning per share adalah indikator yang baik untuk menilai kinerja operasi perusahaan. Makin tinggi
nilai earning per share perusahaan, menunjukkan bahwa saham perusahaan mempunyai keuntungan yang besar untuk tiap lembar sahamnya.
EPS Earning per Share secara umum merupakan perhitungan laba yang diperoleh perusahaan yang mengarah ke masa depan mencoba
memberikan informasi mengenai laba per saham yang mungkin akan diperoleh di masa datang. EPS Earning per Share merupakan laba yang
Universitas sumatera utara
17 diperoleh perusahaan per lembar saham. Laba per saham merupakan alat ukur
yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai entitas usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba suatu entitas dari waktu ke waktu
jika terjadi perubahan dalam struktur modal.
Menurut Lukman Syamsuddin 2007: 66 bahwa : “Pada umumnya
manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan Earning per Share EPS, karena hal ini menggambarkan
jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa ”. Salah satu
alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan deviden, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan untuk
membagikan deviden. Dapat dikatakan investor akan lebih meminati saham yang memiliki earnings per share tinggi dibandingkan saham yang memiliki earnings
per share rendah. Earnings per share yang rendah cenderung membuat harga saham turun.
Perhitungan laba per saham yang mengarah ke masa depan mancoba memberikan informasi mengenai laba per saham yang mungkin akan
diperoleh di masa datang Rumus EPS menurut Haryono Jusuf 2006: 247 adalah sebagai berikut:
Laba Bersih Laba Per Lembar Saham EPS =
Jumlah Saham Biasa yang Beredar Pada rumus di atas, dapat dikemukakan bahwa perhitungan
menggunakan bagian laba khusus untuk pemegang saham biasa. Apabila tidak terjadi perubahan jumlah saham beredar maka sebagai penyebut dalam
persamaan tersebut adalah jumlah lembar saham biasa pada akhir tahun.
Universitas sumatera utara
18 Namun, apabila terdapat penerbitan saham baru, pemecahan saham atau
obligasi konvertibel, maka jumlah saham biasa sebagai penyebut adalah rata- rata tertimbang jumlah saham beredar.
Arti earning per share bagi perusahaan sangat penting bagi perusahaan karena menyangkut laba yang diperoleh oleh tiap pemegang saham dalam
perusahaan tersebut. Kebanyakan perusahaan menampilkan earning per share pada halaman depan laporan keuangannya untuk menarik perhatian
calon investor dan juga agar investor yang telah terlebih dahulu menanamkan modalnya di perusahaan tersebut tidak berpindah ke perusahaan lain.
Disamping kemudahan untuk menghitung dan mengolah data EPS, EPS juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu :
a. EPS sering dikritik karena tidak mencerminkan ukuran profitabilitas
perusahaan karena EPS tidak memperhitungkan asset perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan EPS tersebut. Misalnya, ada dua perusahaan
yang mempunyai EPS yang sama, tetapi total assetnya berbeda, profitabilitas antara keduanya akan berbeda.
b. Jumlah lembar saham yang dipakai sebagai pembagi laba operasional.
Jumlah lembar saham bukan merupakan ukuran penggunaan modal yang representative. Misalnya, ada dua perusahaan yang mempunyai total nilai
saham yang sama yaitu sama-sama 10 juta, tetapi harga per lembarnya berbeda, 20 perlembar dan 10 per lembar. Maka jumlah saham yang beredar
keduanya juga berbeda yaitu 500.000 dan 1.000.000 lembar. Jika keduanya mempunyai laba yang sama dan nilai total saham yang sama, akan tetapi
Universitas sumatera utara
19 keduanya akan menghasilkan EPS yang berlainan karena pembagi keduanya
berbeda. Dengan demikian EPS tidak bisa dibandingkan antar perusahaan atau antar industri.
c. EPS dinilai tidak konsisten untuk pengukuran profitabilitas karena
memakai laba perusahaan pada numerator yang dibagi tetapi memakai jumlah saham-saham pada pembagi denominator yang merupakan hasil
keputusan pendanaan. Perusahaan yang mengalami penurunan laba dapat mempertahankan EPS yang tinggi dengan mengurangi jumlah saham yang
beredar.
2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Earning Per Share