20 2.
Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.
3. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar
naik. 4.
Persentase penurunan laba bersih lebih besar dari pada persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
5. Persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar
lebih besar dari pada persentase kenaikan laba bersih.
Jadi bagi suatu badan usaha nilai laba per saham akan meningkat apabila persentase kenaikan laba bersihnya lebih besar dari pada persentase kenaikan
jumlah lembar saham biasa yang beredar.
2.1.3. Dividend Per Share
Menurut Warren 1999:122, “dividend per share merupakan ukuran
untuk menunjukkan sejauh mana laba dibagikan kepada pemegang saham.” Sedangkan menurut Riyanto 1995:269,
“dividend per share digunakan untuk mengukur berapa jumlah rupiah yang akan diberikan kepada pemilik
saham dari keuntungan tiap lembar saham.” Dividend Per Share merupakan bagian dari rasio keuangan yang sering dilihat para calon investor maupun
investor untuk menilai keuangan suatu perusahaan. Dividend per share merupakan rasio yang mengukur seberapa besar
dividen yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar pada tahun tertentu. Rasio ini memberikan gambaran mengenai seberapa
besar laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham untuk tiap lembar saham. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah dividen
yang
Universitas sumatera utara
21 dibayarkan dengan jumlah saham yang beredar. Dividend per share
DPS dapat dirumuskan sebagai berikut: Deviden
Dividend per share DPS = Jumlah Saham Biasa yang Beredar
Perusahaan yang dividend per share-nya lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan sejenis akan lebih diminati oleh investor,
karena investor akan memperoleh kepastian modal yang ditanamkannya, yakni hasil berupa dividen. Namun perlu diingat bahwa perusahaan juga pelu
memperhatikan kebutuhan investasinya, sehingga perusahaan perlu menetapkan kebijakan dividennya yang berkaitan dengan penentuan
pembagian pendapatan earning antara penggunaan untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam
perusahaan yang akan diperlukan untuk investasi perusahaan.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berkaitan dengan harga saham bukanlah yang pertama kali dilakukan. Berikut penelitian terdahulu yang berkaitan dengan harga saham.
Universitas sumatera utara
22
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama Judul Penelitian
Variabel Bebas
Uraian
Nurmala 2006
Raymond 2007
Denny 2008
Pengaruh Kebijakan
Dividen terhadap Harga Saham
Perusahaan- perusahaan
Otomotif di Bursa Efek Jakarta
Analisis Pengaruh Dividend
Per Share
dan Eearning
Per Share
terhadap Harga Saham pada
PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk. Periode 2002-
2006
Pengaruh dividend per share dan
return on equity terhadap Harga
Saham pada lima perusahaan
pertambangan. Earning per share
dan dividend per share.
Dividend per share dan earning
per share. Dividend per
share dan return on equity
Penelitian dilakukan pada perusahaan otomotif yang
terdaftar di
Bursa Efek
Jakarta selama lima tahun berturut-turut tahun 1996-
2000. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan
menggunakan
analisis korelasi Rank Spearman dan
pengujian hipotesis
dapat diketahui bahwa kebijakan
dividen earning per share dan dividend per share yang
diterapkan
oleh ketiga
perusahaan otomotif tidak mempengaruhi harga saham
perusahaan. Raymond
menganalisis pengaruh dividend per share
dan earning
per share
terhadap harga saham pada PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk. periode 2002-
2006. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan
analisis regresi dan korelasi dapat
disimpulkan bahwa
kedua variabel independen tersebut
mempunyai hubungan yang kuat terhadap
harga saham
PT. Telekomunikasi Tbk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dividend per share
dan
return on
equity berpengaruh
signifikan terhadap harga saham baik
secara parsial maupun secara simultan
Universitas sumatera utara
23 Sambungan Tabel 2.1
Liestyana 2008
Pengaruh Return On Equity ROE
dan Earning Per Share
EPS terhadap
Harga Saham
pada Industri
Barang Konsumsi
Earning per
share dan return on equity.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa return on equity secara parsial tidak
berpengaruh signifikan
terhadap harga
saham, sedangkan earning per share
secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap
harga
saham. Sedangkan
secara simultan
kedua variabel tersebut, return on
equity dan dividend per share berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham.
Silvana 2009
Pengaruh Dividend per share terhadap
Harga Saham pada Perusahaan Barang
Konsumsi yang Go Public
Dividend per share.
Hasil penelitian
menunjukkan variabel
independen yaitu dividend per
share mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
yaitu harga saham pada perusahaan barang konsumsi
yang go public.
2.3. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah
diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel
independen dan variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel independen adalah Earning Per Share EPS dan Dividend Per Share DPS. Sedangkan
variabel dependen adalah harga saham. Earning Per Share EPS menunjukkan pendapatan untuk tiap lembar
Universitas sumatera utara
24 saham biasa. Earning per share merupakan laba bersih setelah dikurangi pajak
Earning After Tax dan dikurangi saham preferen dibagi dengan jumlah saham beredar. Earning per share adalah indikator yang baik untuk menilai kinerja
operasi perusahaan. Makin tinggi nilai earning per share perusahaan, menunjukkan bahwa saham perusahaan mempunyai keuntungan yang besar
untuk tiap lembar sahamnya. Dividen merupakan bagian keuntungan bersih setelah pajak dibagi dengan
jumlah saham yang beredar, karena dividen merupakan salah satu keuntungan investasi melalui saham, maka pihak manajemen perusahaan perlu
memperhatikan kebijakan dividen yang akan ditetapkan dalam rangka meningkatkan minat investor untuk menanamkan modalnya dalam bentuk
kepemilikan saham. Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4. Hipotesis Penelitian
Menurut Erlina, 2007:41 “hipotesis adalah posisi yang dirumuskan Earning Per Share EPS
Variabel X
1
Dividend Per Share DPS Variabel X
2
Harga Saham Variabel Y
H
1
H
2
H
3
Universitas sumatera utara
25 dengan maks
ud untuk diuji secara empiris.” Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
H
1
: Earning per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H
2
: Dividend per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H
3
: Earning per share dan dividend per share berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Universitas sumatera utara
26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan desain asosiatif kausal. Menurut Umar, 2001:63 “Penelitian ini menggunakan desain kausal yang
berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.”
Peneliti menganalisis pengaruh earning per share dan dividend per share terhadap harga saham, dimana earning per share dan dividend per share merupakan
variabel yang mempengaruhi, sedangkan harga saham merupakan variabel yang dipengaruhi.
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Erlina 2008:75 “populasi adalah sekelompok orang, kejadian, segala seseuatu yang mempunyai karakteristik tertentu”. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2010-
2012. Masih menurut Erlina 2008:75, “Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi.” Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Adapun kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
Universitas sumatera utara
27
1.
Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama periode 2010-2012,
2.
Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan lengkap selama periode 2010-2012,
3.
Perusahaan yang menghasilkan laba earning selama periode 2010-2012,
4.
Perusahaan yang tidak mengalami delisting selama periode 2010-2012. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 41 perusahaan dengan
periode penelitian selama tiga tahun. Berdasarkan kriteria yang dikemukakan di atas, Peneliti mengambil 29 perusahaan perbankan sebagai sampel. Perusahaan-
perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Nama Sampel Perusahaan
No Kode
Nama Perusahaan
1 AGRO
Bank Agroniaga 2
BABP Bank ICB Bumi Putera Tbk
3 BACA
Bank Capital Indonesia Tbk 4
BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk
5 BBCA
Bank Central Asia Tbk 6
BBKP Bank Bukopin Tbk
7 BBNI
Bank Negara Indonesia 8
BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk
9 BBRI
Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk 10
BBTN Bank Tabungan Negara PerseroTbk
11 BCIC
Bank Mutiara Tbk 12
BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk
13 BKSW
Bank QNB Kesawan Tbk 14
BMRI Bank Mandiri Persero Tbk
15 BNBA
Bank Bumi Arta Tbk 16
BNGA Bank CIMB Niaga Tbk
17 BNII
Bank Internasional Indonesia Tbk 18
BNLI Bank Permata Tbk
Universitas sumatera utara
28 Sambungan Tabel 3.1
19 BSWD
Bank of India Indonesia Tbk 20
BTPN Bank Tabungan Pensiunan Tbk
21 BVIC
Bank Victoria Internasional Tbk 22
INPC Bank Arta Graha Internasional Tbk
23 MAYA
Bank Mayapada internasional Tbk 24
MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk
25 MEGA
Bank Mega Tbk 26
NISP Bank OCBC NISP Tbk
27 PNBN
Bank Pan Indonesia Tbk 28
SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
29 BSWD
Bank of India Indonesia Tbk Sumber : www.idx.co.id, 2013
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam angka-angka yang menunjukkan
nilai terhadap besaran atau variabel yang diwakilinya. Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Data sekunder menurut Umar, 2003:60
“merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika
digunakan oleh pihak lain.” Data dalam penelitian ini adalah data polled, yaitu kombinasi antara data
time series dan data cross section. Data time series disebut juga data deret waktu, merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam
beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan interval waktu dalam penelitian ini mulai dari tahun 2010 sampai tahun
2012. Sedangkan data cross section merupakan data yang dikumpulkan dengan
Universitas sumatera utara
29 mengamati banyak subjek seperti individu, perusahaan atau negarawilayah pada
titik waktu yang sama, atau tanpa memperhatikan perbedaan waktu subjek yang diteliti adalah laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
Peneliti mengumpulkan data penelitian dengan cara mengunduh laporan keuangan
perusahaan sampel melalui situs Bursa Efek Indonesia, yaitu www.idx.co.id dan
menggunakan softcopy Indonesian Capital Market Directory ICMD. Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:
1.
Informasi mengenai earning yang dihasilkan perusahaan,
2.
Informasi mengenai dividen yang dibagikan atas laba perusahaan periode 2010-2012,
3.
Informasi mengenai harga saham penutupan closing price perusahaan pada akhir tahun periode 2010-2012, dan
4.
Informasi keuangan lainnya yang berhubungan dengan variabel penelitian.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui dua tahap. Pada tahap pertama Peneliti melakukan studi pustaka, yaitu dengan mencari literatur yang
berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada tahap kedua Peneliti mengumpulkan data melalui media internet dengan cara mengunduh dari situs
Bursa Efek Indonesia, yaitu www.idx.co.id ,
untuk memperoleh laporan keuangan perusahaan yang menjadi populasi atau sampel penelitian.
Universitas sumatera utara
30
3.5. Operasional Variabel
Dalam pengujian hipotesis, maka perlu diteliti variabel-variabel dengan penentuan indikator-indikator yang digunakan. Adapun variabel-variabel
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel independen dan satu variabel dependen.
1.
Variabel dependen, yaitu variabel tidak bebas keberadaannya yang dipengaruhi oleh besarnya variabel independen. Variabel dependen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham.
2.
Variabel independen, yaitu variabel bebas yang keberadaannya dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan
positif dan negatif bagi variabel dependen lainnya. Operasioanalisasi variabel penelitian ini dapat dilihat secara lebih rinci
pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Operasional Variabel
Variabel Konsep Variabel
Indikator Skala
Earning Per Share EPS
X
1
Ukuran kemampuan
perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan per lembar
saham pemilik. Laba bersih
EPS = Jumlah saham beredar
Rasio
Dividend Per Share DPS
X
2
Ukuran kemampuan
perusahaan dalam
menghasilkan kepastian dari
modal yang
ditanamkannya, yaitu
berupa dividen. Dividen
DPS = Jumlah saham beredar
Rasio
Harga saham Y
Nilai dari
selembar saham.
Harga saham pada saat closing price
Rupiah
Universitas sumatera utara
31
3.6. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis statistik dan menggunakan software SPSS 18.0. Pengujian
statistik dalam penelitian ini terdiri dari pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis.
1.
Pengujian Asumsi Klasik
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
a.
Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji ini
berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, maka digunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal maka
digunakan statistik nonparametrik atau lakukan treatment agar data normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal.
Untuk melihat normalitas dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran
data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1
jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
Universitas sumatera utara
32
2
jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov K-S untuk
menguji normalitas data. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis: H0 : data residual berdistribusi normal,
Ha : data residual tidak berdistribusi normal.
b.
Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali 2005, “uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.” Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel- variabel
independen antara yang satu dengan yang lainnya. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah:
1. koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir,
2. nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Ada
tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor VIF, serta dengan menganalisis matriks
korelasi variabel-variabel independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah jika nilai VIF tidak
lebih dari sepuluh dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas.
Universitas sumatera utara
33
c.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan
dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Nugroho 2005:62 cara memprediksi ada
tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang
menyatakan model regresi berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:
1
titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka nol,
2
titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah saja,
3
penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali,
4
penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
d.
Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
periode t-1. Jika terjadi autokorelasi, maka terdapat problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang
berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Pada data cross section, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi. Uji yang
digunakan dalam penelitian untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson DW. Kriteria untuk
penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:
Universitas sumatera utara
34
1
nilai D-W lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif,
2
nilai D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
3
nilai D-W lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi negatif.
2. Analisis Regresi Berganda