Tabel 4.10 Hasil Uji One Way Anova
Sum Of
Squares df
Mean Square
F Sig.
Between Groups
502,106 5
100,421 5,144
0,000
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signififansi sebesar 0.000. Hal tersebut menunjukkan nilai signifikansi yang diperoleh
lebih kecil dari 0,05 p0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan signifikan kecenderungan impulse buying antara masing-masing
kategori penghasilan perbulan.
E. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara body image dengan kecenderungan impulse buying pada wanita bekerja dewasa
awal. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara body image dengan kecenderungan
impulse buying pada wanita bekerja dewasa awal. Hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat negatif dan signifikan r=-,208, p=,001. Hasil
perolehan angka tersebut menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima, yaitu bahwa terdapat hubungan negatif antara body image
dengan kecenderungan impulse buying pada wanita bekerja. Dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi body image yang dimiliki,
maka semakin rendah kecenderungan impulse buying yang dilakukan wanita bekerja. Sebaliknya semakin rendah body image yang dimiliki,
maka semakin tinggi kecenderungan kecenderungan impulse buying yang dilakukan wanita bekerja.
Hubungan negatif dan signifikan tersebut sesuai dengan penelitian Murtiyanto 2016 yang menjelaskan bahwa terdapat hubungan negatif
body image dan kecenderungan impulse buying. Menurut Tiggemann dalam Cash Smolak, 2011 body image negatif lebih banyak dialami
oleh sebagian besar wanita yaitu banyak yang tidak puas dengan tubuh mereka, terutama dengan ukuran tubuh dan berat badan. Individu yang
memiliki body image yang negatif akan merasa memiliki penampilan yang kurang menarik dan kurang percaya diri Bell Rushfort, 2008. Menurut
Shannon dalam Setiawan Thantawi, 2010 88 dari wanita dan pria yang berusia 18 tahun ke atas berusaha mempercantik atau merawat diri
dengan menggunakan kosmetik dan mereka merasa bahwa kosmetik tersebut akan membuat mereka lebih menarik dan tampil percaya diri.
Selain itu, wanita juga melakukan operasi plastik, perawatan tubuh agar memiliki penampilan yang menarik Astuti, 2009. Wanita yang memiliki
body image yang negatif memiliki kecenderungan untuk berusaha memperbaiki penampilan fisik menjadi ideal. Hal tersebut menyebabkan
wanita termotivasi untuk membeli produk maupun jasa yang dianggap dapat memperbaiki dan menunjang penampilan fisik Solomon, 2009.
Berdasarkan perbandingan mean empirik dan teoritik dengan melakukan uji t,
body image subjek relatif tinggi atau positif 223,75
195 dengan signifikan sebesar 0 .000 p0.05 dan
kecenderungan
Kecenderungan impulse buying subjek rendah atau negatif 50.6050 dengan signifikan sebesar 0
.859 p0.05. Hal ini menunjukkan bahwa
subjek yang memiliki body image tinggi atau positif dan kecenderungan impulse buying yang rendah atau negatif. Body image yang positif
menunjukkan bahwa individu memiliki rasa puas terhadap tubuh, memiliki penampilan fisik yang menarik dan percaya diri, namun individu yang
memiliki body image yang negatif akan cenderung melakukan kecenderungan impulse buying karena individu tidak memiliki rasa puas
terhadap tubuh, tidak memiliki penampilan fisik yang menarik dan tidak percaya diri
Hasil nilai koefisien determinasi �
2
yang diperoleh sebesar 0.043 menunjukkan bahwa sumbangan efektif oleh variabel body image terhadap
kecenderungan impulse buying sebesar 4,3. Sumbangan lainnya sebesar 95.7 berasal dari faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
kecenderungan impulse buying pada wanita dewasa awal. Dengan demikian, dalam penelitian ini body image bukan merupakan faktor utama
yang dapat menimbulkan kecenderungan impulse buying pada wanita bekerja. Beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi kecenderungan
impulse buying yaitu, Emotional Intelligence Lin Chuang, 2005 dan
Suasana Hati Youn Faber dalam Alagoz Ekici, 2011. Perbedaan dari subjek penelitian mempengaruhi hasil nilai koefisien korelasi
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya Murtiyanto, 2016. Nilai koefisien korelasi dalam penelitian ini lebih rendah dari nilai koefisien
korelasi penelitian sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan body image pada kecenderungan impulse buying di tahap dewasa awal
lebih kecil daripada di tahap remaja. Pada tahap usia dewasa awal, individu mampu berpikir untuk mengevaluasi sebuah informasi yang
didapat, memiliki keyakinan berdasarkan sebuah pemikiran yang matang serta memiliki kontrol diri Papalia, Olds Feldman, 2009.
50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, body image dan kecenderungan impulse buying pada wanita bekerja memiliki
hubungan yang negatif serta signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi body image wanita bekerja maka kecenderungan impulse
buying akan semakin rendah. Sebaliknya semakin rendah body image wanita bekerja maka kecenderungan impulse buying akan semakin tinggi.
Sumbangan efektif oleh variabel body image terhadap kecenderungan impulse buying sebesar 4,3.
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti sangat menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan serta keterbatasan. Salah satu
keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu keterbatasan dari peneliti yang tidak menjelaskan lebih lanjut terkait hubungan kecenderungan impulse buying
dengan 10 dimensi dalam body image. Penelitian ini hanya melihat hubungan kecenderungan impulse buying dengan body image secara
keseluruhan. Selain itu, peneliti tidak melakukan back translation dalam melakukan adaptasi sehingga terdapat beberapa item yang gugur.