37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada hari Kamis, 16 Maret 2017 dan berakhir pada Kamis, 23 Maret 2017 pada wanita bekerja di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Peneliti membagikan skala kepada subjek dengan kriteria wanita usia 20-39 tahun yang bekerja. Setelah melakukan penyebaran skala kepada
subjek berjumlah 220 eksemplar, subjek yang mengembalikan skala kepada peneliti berjumlah 218 eksemplar. Terdapat beberapa skala yang tidak diisi
secara lengkap, maka terdapat 6 skala yang gugur. Sehingga dalam penelitian ini total skala yang dapat digunakan dan diolah sebanyak 212 eksemplar.
B. Deskripsi Penelitian
1. Deskripsi subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah wanita yang bekerja berusia 23- 39 tahun. Setelah melalui proses penyaringan data diperoleh total data
sebanyak 212 subjek. Deskripsi data subjek yang didapatkan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Deskripsi Usia Subjek
Usia Jumlah
Presentase 22
40 18,9
23 37
17,5 24
18 8,5
25 17
8,0
26 11
5,2 27
11 5,2
28 16
7,5 29
9 4,2
30 14
6,6 31
3 1,4
32 6
2,8 33
6 2,8
34 5
2,4 35
6 2,8
36 5
2,4 37
2 0,9
38 3
1,4 39
3 1,4
Total 212
100
Tabel 4.1 Deskripsi Penghasilan Subjek
Kategori Pengahasilan Jumlah
Presentase Rp. 1.000.000 Kurang dari Rp. 1.000.000
26 12,3
Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000 Lebih dari Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000
89 42,0
Rp. 2.000.000 - Rp. 3.000.000 Lebih dari Rp. 2.000.000 - Rp. 3.000.000
40 18,9
Rp. 3.000.000 - Rp. 4.000.000 Lebih dari Rp. 3.000.000 - Rp. 4.000.000
22 10,4
Rp. 4.000.000 - Rp. 5.000.000 Lebih dari Rp. 4.000.000 - Rp. 5.000.000
9 4,2
Rp. 5.000.000 Lebih dari Rp. 5.000.000 26
12,3 Total
212 100
2. Deskripsi data penelitian
Berdasarkan skala penelitian yang digunakan, maka didapatkan hasil perhitungan mean teoritik body image dan kecenderungan impulse buying
sebagai berikut:
2.1 Perhitungan mean teoritik body image Jumlah item
: 65 Nilai minimum
: 65 x 1 = 65 Nilai maximum
: 65 x 5 = 325 Mean teoritik
: min+max2 = 65+3252 = 195
2.2 Mean teoritik kecenderungan impulse buying: Jumlah item
: 20 Nilai minimum
: 20 x 1 = 20 Nilai maksimum
: 20 x 4 = 80 Mean teoritik
: min+max2 = 20+802 = 50 Tabel 4.3
Hasil Pengukuran Deskripsi Variabel Body image dan Kecenderungan impulse buying
Variabel N
Teoritik Empiris
Mean Teoritik
Mean Empiris
Min Max
Min Max
Body image
212 65
325 171
314 195
223,75 Kecender
ungan impulse
buying 212
20 80
39 63
50 50,06
Data yang telah diperoleh peneliti akan dideskripsikan agar lebih mudah untuk dipahami. Peneliti mendeskripsikan data penelitian dengan
membandingkan mean teoritik dan mean empiris dari data yang diperoleh dengan menggunakan SPSS versi 24.0, sebagai berikut:
Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Mean Teoritik dan Mean Body Image
One-Sample Test Test Value = 42
T df
Sig. 2- tailed
Mean Differen
ce 95 Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
Body Image
20,899 211 ,000
28,755 26,04
31,47
Berdasarkan tabel 4.4 hasil uji data dari one sample t test variabel body image menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hasil data
tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean empiris variabel body image. Hasil data
berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa mean teoritik dari variabel body image memiliki mean empiris sebesar 223,75 yang lebih besar
dibandingkan dengan mean teoritisnya yaitu sebesar 195. Data tersebut menunjukkan bahwa mean empiris lebih besar dibandingkan dengan mean
teoritik, maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki body image yang tergolong tinggi.
Tabel 4.5 Hasil Uji Beda Mean Teoritik dan Mean Kecenderungan Impulse buying
One-Sample Test Test Value = 42
T Df
Sig. 2- tailed
Mean Differenc
e 95 Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
Kecenderung an
Impulse buying
,178 211 ,859
,057 -,57
,68
Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji data dari one sample t test variabel kecenderungan impulse buying menunjukkan nilai signifikansi sebesar
0,859. Hasil data berdasarkan tabel 4.3 tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean empiris
variabel kecenderungan impulse buying. Hasil data menunjukkan bahwa mean teoritik dari variabel kecenderungan impulse buying memiliki mean
empiris sebesar 50,60 yang lebih besar dibandingkan dengan mean teoritisnya yaitu sebesar 50. Data tersebut menunjukkan bahwa mean
empiris lebih besar dibandingkan dengan mean teoritik namun tidak signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian tidak dapat
digolongkan memiliki kecenderungan impulse buying tinggi atau rendah.
C. Analisis Data Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan sebelum peneliti melakukan uji hipotesis. Apabila taraf signifikansi p lebih besar dari 0,05 p0,05
maka disimpulkan data tersebut memiliki sebaran normal. Sedangkan data yang menunjukan taraf signifikansi p lebih kecil dari 0,05
p0,05 maka disimpulkan data tersebut memiliki sebaran tidak normal Santoso, 2015. Uji normalitas dilakukan menggunakan metode statistik
Kolmogrov-Smirnov. Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Data Penelitian
Skala Kolmogorov Smirnov
Keterangan Statistik
Df Sig.
Body Image ,040
212 ,200
Data Normal Kecenderungan
Impulse buying ,060
212 ,065
Data Normal
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa variabel kecenderungan impulse buying dan body image memiliki data yang
terdistribusi secara normal. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi
yang diperoleh
masing-masing variabel
yaitu kecenderungan impulse buying sebesar 0.065 dan body image sebesar
0.200.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui hubungan antarvariabel linear atau tidak. Apabila nilai signifikansi linearity
kurang dari 0,05 p0,05 maka hubungan variabel bersifat linear. Sebaliknya hubungan variabel tidak linear apabila nilai signifikansi
linearity lebih dari 0,05 p0,05 Santosa, 2014. Tabel 4.7
Hasil Uji Linearitas Data Penelitian
F Sig.
Body Image Kecenderungan
Impulse buying Combined
40,306 ,000
Linearity 10,914
,000 Deviation from
Linearity 10,506
,000
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signififansi sebesar 0.000. Hal tersebut menunjukkan nilai
signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 p0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa hubungan antar variabel memiliki sifat yang
linear.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan teknik analisis data dengan SPSS yaitu uji korelasi Pearson Product Moment. Perhitungan yang
digunakan adalah dengan menggunakan program SPSS versi 24.00 for windows. Koefisien korelasi bergerak dari 0 dan
±1. Apabila hasil koefisien bergerak dari 0 sampai 1 maka korelasi tersebut positif.
Sebaliknya apabila hasil koefisien korelasi bergerak dari 0 sampai -1 maka korelasi tersebut negatif.
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Data Penelitian
Body Image
Kecenderungan Pembelian
Impulsif
Pearson Product
Moment Body
Image Correlation
Coefficient 1
-,208
Sig. 1-tailed ,001
N 212
212 Kecenderu
ngan Impulse
Buying Correlation
Coefficient -,208
1
Sig. 1-tailed ,001
N 212
212 Berdasarkan hasil dari tabel di atas dapat terlihat bahwa koefisien
korelasi sebesar -0.208 dengan nilai signifikansi 0,001 p0,05. Hal tersebut dapat diartikan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan
antara variabel kecenderungan impulse buying dengan body image. Hubungan negatif ini menunjukkan bahwa semakin individu memiliki
kecenderungan impulse buying yang tinggi, maka semakin rendah body image pada individu tersebut. Sebaliknya, semakin individu memiliki
kecenderungan impulse buying yang rendah, maka semakin tinggi body image pada individu tersebut.
D. Analisis Tambahan
Pada penelitian ini peneliti melakukan analisis tambahan dengan melakukan uji perbedaan terhadap penghasilan perbulan yang dimiliki
oleh wanita bekerja. Uji perbedaan dilakukan pada penghasilan perbulan wanita bekerja dengan besaran Rp. 1.000.000 Kurang dari Rp.
1.000.000, Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000 Lebih dari Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000, Rp. 2.000.000 - Rp. 3.000.000 Lebih dari Rp.
2.000.000 - Rp. 3.000.000, Rp. 3.000.000 - Rp. 4.000.000 Lebih dari Rp. 3.000.000 - Rp. 4.000.000, Rp. 4.000.000 - Rp. 5.000.000 Lebih
dari Rp. 4.000.000 - Rp. 5.000.000, Rp. 5.000.0000 Lebih dari Rp. 5.000.000. Analisis menggunakan One Way Anova untuk mengetahui
perbedaan mean rata-rata data lebih dari dua kelompok. One Way Anova diperoleh dengan bantuan program SPSS versi 24.00 for windows.
Tabel 4.9 Hasil Uji Mean Kategori Penghasilan Perbulan
Kategori Penghasilan Perbulan N
Mean Rp. 1.000.000 Kurang dari Rp. 1.000.000
26 51,31
Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000 Lebih dari Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000
89 48,73
Rp. 2.000.000 - Rp. 3.000.000 Lebih dari Rp. 2.000.000 - Rp. 3.000.000
40 49,55
Rp. 3.000.000 - Rp. 4.000.000 Lebih dari Rp. 3.000.000 - Rp. 4.000.000
Rp. 4.000.000 - Rp. 5.000.000 Lebih dari Rp. 4.000.000 - Rp. 5.000.000
Rp. 5.000.0000 Lebih dari Rp. 5.000.000 22
9 2
6
50,73
50,67 53,35
Total 212
50,06
Tabel 4.10 Hasil Uji One Way Anova
Sum Of
Squares df
Mean Square
F Sig.
Between Groups
502,106 5
100,421 5,144
0,000
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signififansi sebesar 0.000. Hal tersebut menunjukkan nilai signifikansi yang diperoleh
lebih kecil dari 0,05 p0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan signifikan kecenderungan impulse buying antara masing-masing
kategori penghasilan perbulan.
E. Pembahasan