22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif korelasional yang bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana hubungan variasi antar variabel.
Menurut Azwar 2012, penelitian kuantitatif merupakan pendekatan analisis dengan menggunakan data-data numerik yang diolah menggunakan metode
statistik. Penelitian korelasional adalah penelitian yang digunakan untuk mencari suatu informasi mengenai taraf hubungan antar variabel Azwar,
2012. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara body image dan kecenderungan impulse buying pada wanita dewasa awal yang bekerja.
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel Bebas X
: Body image
2. Variabel Tergantung Y : Kecenderungan impulse buying pada
wanita bekerja.
C. DEFINISI OPERASIONAL
1. Body image
Body image adalah gambaran dan penilaian positif dan negatif individu terhadap penampilan tubuh atau fisik secara keseluruhan. Body
image terdiri dari 10 dimensi yaitu evaluasi penampilan appearance
evaluation, orientasi penampilan appearance orietation, evaluasi kebugaran fisik fitness evaluation, orientasi kebugaran fisik fitness
orientation, evaluasi kesehatan health evaluation, orientasi kesehatan health orientation, orientasi tentang penyakit illness orientation,
kepuasan area tubuh body area satisfaction scale, kecemasan menjadi gemuk overweight preoccupation, persepsi terhadap ukuran tubuh self
classification weight. Body image diukur dengan menggunakan skala Multidimensional Body Self-Relations Questionnaire MBSRQ yang
dibuat oleh Cash 2000. Semakin tinggi skor total MBSRQ maka menunjukkan penilaian body image yang semakin positif. Sebaliknya
semakin rendah skor total MBSRQ maka menunjukkan penilaian body
image yang semakin negatif.
2. Kecenderungan Impulse buying
Kecenderungan impulse buying adalah kecenderungan pembelian yang tidak rasional. Impulse buying terdiri dari dua aspek yaitu aspek
kognitif dan afektif. Kecenderungan impulse buying diukur dengan menggunakan skala Impulse Buying Tendency Scale IBT Scale yang
dibuat oleh Verplanken dan Herabadi 2001. Dalam pengukuran skala tersebut, semakin tinggi skor IBT Scale maka semakin tinggi tingkat
kecenderungan impulse buying. Sebaliknya semakin rendah skor total IBT Scale maka semakin rendah tingkat kecenderungan impulse buying.
D. SUBJEK PENELITIAN
Sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Sedangkan pengambilan sampel sampling adalah suatu proses memilih
sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian dan pemahaman mengenai karakteristik terhadap sampel membuat peneliti mampu
menggeneralisasikan karakteristik tersebut pada elemen populasi Noor, 2012. Teknik pengambilaan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik purposive sampling, yaitu suatu teknik pengambilan sampel penelitian dengan cara sengaja memilih atau menunjuk diantara anggota populasi yang
memenuhi syarat untuk menjadi sampel Suryabrata, 2004. Karakteristik subjek yang digunakan yaitu : wanita bekerja dalam
tahap perkembangan dengan awal yang berusia 22-39 tahun. Menurut data dari The Institute of Science and Technology Journal’s menunjukkan bahwa wanita
di Indonesia rata-rata mulai bekerja pada usia 22 tahun Siregar, 2007. Gaille
2014 menjelaskan pada usia muda yang telah memiliki pendapatan akan lebih
melakukan pembelian secara impulsif. Selain itu, pemberian batasan usia dan jenis kelamin subjek didasarkan pada penelitian Wood 1998 menjelaskan usia
18-39 tahun impulse buying yang dilakukan oleh individu akan meningkat dan akan menurun setelah usia tersebut. Usia tersebut masuk dalam ketegori tahap
perkembangan pada masa dewasa awal karena masa dewasa awal berkisar pada usia 20-40 tahun Papalia, Olds Feldman, 2009. Serta penelitian Giraud
2001, dalam Suganya Beena, 2017 mengatakan jenis kelamin mempunyai
pengaruh spesifik pada impulse buying seperti wanita cenderung lebih impulsif daripada pria.
E. INSTRUMEN PENELITIAN