F. VALIDITAS DAN RELIABLITAS
1. Validitas Skala
Validitas dilakukan untuk memastikan alat tes yang digunakan memiliki kesesuaian dengan variabel psikologis yang diukur, perlu
dilakukan uji validitas Supraktinya, 2014. Validitas adalah proses pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah suatu skala dapat
menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan pengukurannya Azwar, 2015. Peneliti menggunakan validitas isi content validity dalam
penelitian ini. Validitas isi dilakukan oleh seseorang yang memiliki pengetahuan terhadap aspek yang hendak diukur professional judgement
Azwar, 2015. Peneliti meminta bantuan Dosen Pembimbing Skripsi sebagai professional judgement yang melakukan validasi skala penelitian.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala adaptasi, maka peneliti juga melakukan proses translation yang dibantu oleh
Lembaga Pendidikan Bahasa Inggris ELTI, Dosen Pembimbing Skripsi dan beberapa orang lulusan Sastra Inggris Universitas Sanata Dharma untuk
menyesuaikan tata bahasa dan budaya yang ada di Indonesia.
2. Daya Diskriminasi Item
Penyusunan suatu alat ukur atau skala sebagai alat pengumpulan data, biasanya selalu terdapat kesalahan error yang dapat berasal dari
berbagai faktor. Salah satu cara untuk dapat mencegah terjadinya kesalahan error adalah dengan melakukan try out terhadap skala yang
akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan try out terhadap kedua skala penelitian yang akan digunakan dalam
penelitian ini. Try out ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut reliabel atau tidak melalui nilai reliabilitas yang dimiliki. Try out
dilakukan pada hari Jumat, 24 Februari 2017 hingga hari Jumat 3 Maret 2017. Subjek try out berjumlah 148 orang yang merupakan wanita bekerja
di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada skala Impulse Buying Tendency Scale IBT Scale dan
Multidimensional Body Self-Relations Questionnaire MBSRQ, peneliti menggunakan nilai koefisien korelasi item total r
ix
untuk melakukan seleksi item. Besarnya r
ix
bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 dengan tanda positif atau negatif. Item yang baik dan memuaskan adalah item
yang memilik r
ix
0,30. Koefisien yang kecil mendekati 0 atau yang memiliki tanda negatif mengindikasikan bahwa item yang bersangkutan
tidak memiliki daya diskriminasi Azwar, 2015. Namun apabila item masih belum mencukupi maka dapat dipertimbangkan sedikit menurunkan
batasan r
ix
menjadi 0.25 Azwar, 2012. Peneliti menggunakan batasan nilai r
ix
≥ 0.25 untuk melakukan seleksi item. Pada skala kecenderungan impulse buying memiliki skor r
ix
yang bergerak dari 0.26 sampai dengan 0.56 sehingga keseluruhan item
memiliki koefisien korelasi item total yang baik dan tidak ada item yang digugurkan. Pada skala body image memiliki skor r
ix
yang bergerak dari 0.131 sampai dengan 0.674 dan dilakukan pengguguran pada item nomor
15 r
ix
=0.206, item nomor 39 r
ix
=0.221, item nomor 45 r
ix
=0.131 dan item nomor 47 r
ix
=0.221 karena memiliki koefisien korelasi item total yang kurang baik 0,30 untuk dijadikan sebagai alat ukur. Hal tersebut
menunjukkan bahwa skala kecenderungan impulse buying yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 item dan skala body image yang
digunakan sebanyak 65 item.
3. Reliabilitas Alat Ukur