Faktor Eksternal Faktor Internal

b. Aspek Afektif Aspek afektif dalam impulse buying berkaitan dengan perasaan senang, emosi, dan adanya dorongan untuk segera memiliki sesuatu yang disukai atau diingini tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu serta kurangnya kontrol sehingga menyebabkan munculnya penyesalan setelah melakukan pembelian Verplanken Herabadi, 2001; Sharma, et al, 2012. Berdasarkan penjelasan kedua aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat dua aspek dari impulsve buying yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif adalah tidak adanya perencanaan dan pertimbangan dari konsumen dalam melakukan pembelian sehingga konsumen tidak mempertimbangkan tujuan dan resiko dari pembelian yang dilakukan. Sedangkan aspek afektif adalah kecenderungan konsumen dalam melakukan impulse buying karena munculnya perasaan senang, ketakutan dan kepuasan saat melakukan pembelian.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Impulse buying

a. Faktor Eksternal

Impulse buying dapat terjadi dikarenakan adanya stimulasi eksternal. Alagoz dan Ekici 2011 menyebutkan bahwa kemasan dan gambar suatu produk dapat menyebabkan individu melakukan impulse buying. Hal tersebut juga didukung dengan pendapat Jones et al dalam Niu Wang, 2009 bahwa desain dan gambar kemasan produk serta penempatan produk didekat kasir dapat menyebabkan munculnya impulse buying. Menurut Muruganantham dan Bhakat 2013, beberapa teknik promosi yang digunakan antara lain pengaturan posisi rak, kupon dan demonstrasi suatu produk dalam toko. Teknik yang digunakan dalam promosi bertujuan untuk meningkatkan impulse buying. Selain itu ditemukan faktor eksternal lain yaitu kondisi lingkungan toko juga dapat menyebabkan terjadinya impulse buying. Hal tersebut dikarenakan kondisi lingkungan toko dapat mempengaruhi kondisi emosional individu Xu, 2007. Pemberian merchandise ritel secara langsug juga dapat memunculkan motivasi bagi konsumen untuk membeli. Kegiatan pemberian merchandise dapat sebagai tindakkan salesmen yang diam di sebuah ritel outlet Muruganantham Kaliyamoorthy, 2005. Selain itu, kematangan ekonomi juga dapat menjadi salah satu faktor eksternal yang dapat menimbulkan impulse buying. Menurut Mai et al. 2003 menyatakan bahwa individu yang memiliki penghasilan lebih tinggi terbukti lebih impulsif dibandingkan dengan individu yang memiliki penghasilan rendah. Berdasarkan pemaparan tersebut, terdapat faktor-faktor eksternal yang dapat menyebabkan impulse buying antara lain: strategi atau teknik promosi, kemasan produk, pemberian merchandise, penataan lingkungan toko, dan kematangan ekonomi.

b. Faktor Internal

Penelitian yang dilakukan oleh Lin dan Chuang 2005 menyebutkan bahwa emotional intelligence memiliki pengaruh terdapat impulse buying. Hal tersebut menjelaskan bahwa individu yang memiliki emotional intelligence yang tinggi akan memiliki tingkat impulse buying yang rendah, sebaliknya individu yang memiliki tingkat emotional intelligence rendah akan memiliki tingkat impulse buying yang tinggi. Menurut Youn dan Faber dalam Alagoz Ekici, 2011 suasana hati menjadi faktor penyebab impulse buying. Contohnya saat individu sedang merasa stress atau depresi maka individu akan melakukan impulse buying untuk mengatasi ketegangan dalam dirinya Youn Faber, dalam Alagoz Ekici, 2011. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi impulse buying adalah konsep diri Loudon Bitta, 1993; Dittmar et.al., 1995. Hal itu menunjukkan bahwa individu yang memiliki konsep diri yang positif akan memiliki tingkat impulse buying yang rendah, sebaliknya individu yang memiliki konsep diri negatif akan memiliki tingkat impulse buying yang tinggi. Menurut Struart dan Sundeen 1991, 1995 konsep diri teridiri dari lima komponen yaitu: gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas diri. Hal tersebut menjelaskan bahwa salah satu komponen dari konsep diri adalah gambaran diri body image.

B. BODY IMAGE