1. Prosedur Penilaian
No Aspek yang dinilai
Teknik Penilaian Waktu Penilaian
1. Sikap
a. Terlibat aktif dalam
pembelajaran sudut antara garis dengan
bidang dan sudut antara dua bidang
b. Bekerjasama dalam
kegiatan kelompok. c.
Toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif.
Pengamatan Selama pembelajaran
dan saat diskusi
2. Pengetahuan
Menjelaskan kembali pengertian sudut antara
garis dengan bidang dan sudut antara dua bidang
serta masalah nyata yang berkaitan dengan sudut
antara garis dengan bidang dan sudut antara
dua bidang.
Tes Penyelesaian tugas
individu dan kelompok
3. Keterampilan
Terampil menerapkan konsep sudut antara garis
dengan bidang dan sudut antara dua bidangserta
masalah nyata yang berkaitan dengansudut
antara garis dengan bidang dan sudut antara
dua bidang Pengamatan
Penyelesaian tugas baik individu maupun
kelompok dan saat diskusi
2. Instrumen Penilaian
Tes tertulis 1. Pada limas segiempat beraturan T.ABCD, jika AT =3a
2
dan AB = 3a maka besar sudut antara TA dan TC adalah ….
A. 30
O
B. 45
O
C. 60
O
D. 90
O
E. 120
O
2. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 8 cm. Sudut antara
BE
dengan BDHF adalah…
A. 75
o
B. 60
o
C. 45
o
D. 30
o
E. 15
o
3. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 8 cm. Sinus sudut antara bidang BDG dan ABCD adalah....
A.
3
4 1
B.
3
3 1
C.
6
3 1
D.
6
4 1
E.
6
5 2
TUGAS MANDIRI
1.Sebuah kubus ABCD EFGH dengan panjang rusuk p cm. tentukanlah sudut antara bidang ACH dengan bidang ACH
2. Sebuah balok ABCD EFGH memiliki panjang rusuk rusuk AB = 6 cm, AD = 8 cm, BD = 10 cm, dan DH = 24 cm. Hitunglah
a. Panjang HB b. Besar sudut BDC
c. Besar sudut antara HB dan bidang CDHG d. Besar sudut antara HB dengan bidang ABCD
Lampiran 2. Validitas Expert Judgment Soal Uji Coba Oleh Dosen Pembimbing
SOAL 1
1. Balok ABCD.EFGH dengan panjang rusuk AB = 10cm, BC = 8cm, dan
AE = 6cm. P adalah titik tengah CD. a
Gambarlah sudut yang dibentuk oleh PF dan alas ABCD b
Tentukan sinus sudut yang dibentuk oleh PF dan alas ABCD 2.
Kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 8 cm. a
Gambarlah sudut yang dibentuk oleh BF dan bidang EBG b
Berapakah cosinus sudut yang dibentuk oleh BF dan bidang EBG 3.
Limas segiempat beraturan T.ABCD , rusuk alas 8 cm dan panjang rusuk tegak 10 cm. P adalah titik tengah TC.
a Gambarlah sudut yang dibentuk oleh AP dan alas ABCD
b Tentukan tangen sudut yang dibentuk oleh AP dan alas ABCD
PENYELESAIAN 1.
a
b PB = √
PF = √
= √
= √
= √ = √ = √ = 5√
Sehingga
√ √
√ √
√ B
F
P P
10cm 8cm
6cm 5cm
A B
C D
E F
G H
2. a.
b. BF = 8cm PF = 4
√ cm BP =
√ =
√ √
= √ = √ = 4√
Sehingga
√ √
√ √
√
√
3. a.
b. TO = √
= √ = √ = 2√
PR = ½ TO = ½ x 2 √ = √
AR = ¾ AC = ¾ .8 √ = 6√
Sehingga
√ √
√ √
√ √
√ A
B C
D E
F G
H P
A T
B C
P
R D
O B
P F
P
A R
8 10
Hasil Konsultasi : DP : “Ini judulnya kan sudut antara garis dan bidang. Menentukan sudut kan?
Kenapa tidak ada soal untuk menentukan sudutnya?” P : “Ini Pak, bilangannya sulit-sulit Pak. Saya sudah utak atik biar bilangannya
mudah tapi ga ketemu.” DP : “Ya kan anak bisa mengerjakannya menggunakan tabel atau kalkulator.”
P : “Lha memang boleh ya Pak?” DP : “Ya hanya untuk tes ini saja”
P : “Ya nanti saya konsultasikan dengan guru mata pelajarannya Pak.” DP : “Iya, pokoknya kan ini judulnya menentukan sudut masa malah ga ada soal
yang menunjukkan menentukan sudutnya.” P : “Oya, Pak.”
DP : “Jangan lupa juga waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakannya.” P : “Iya, Pak.”
Mengetahui, Dosen Pembimbing
Drs. A. Sardjana, M.Pd.
SOAL 2 Waktu : 60 menit
1. Balok ABCD.EFGH dengan panjang rusuk AB = 8cm, BC = 6cm, dan AE
= 5cm. P adalah titik tengah diagonal-diagonal alas ABCD. a
Gambarlah sudut yang dibentuk oleh EP dan alas ABCD
Kemudian beri nama sudutnya α b
Tentukan nilai cosinus α c
Tentukan besar sudut α 2.
Kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 8 cm. a
Gambarlah sudut yang dibentuk oleh BG dan bidang ABFE Kemudian beri nama sudutnya
b Berapakah nilai sinus ?
c Tentukan besar sudut
3. Limas segiempat beraturan T.ABCD , rusuk alas 6 cm dan tinggi limas √
cm. P adalah titik tengah antara BC. a
Gambarlah sudut yang dibentuk oleh TP dan alas ABCD
Kemudian beri nama sudutnya b
Tentukan nilai tangen c
Tentukan besar sudut
Hasil Konsultasi : P : “Bagaimana Pak?”
DP : “Ya, ini sudah lebih baik.” P : “Berarti bisa langsung diujicobakan ya Pak?”
DP : “Ya bisa, jangan lupa juga konsultasikan pada guru mata pelajaran.” P : “ Iya Pak.”
Mengetahui, Dosen Pembimbing
Drs. A. Sardjana, M.Pd.
Lampiran 3. Validitas Expert Judgment Soal Uji Coba Oleh Guru Mata Pelajaran
SOAL 1
4. Balok ABCD.EFGH dengan panjang rusuk AB = 10cm, BC = 8cm, dan
AE = 6cm. P adalah titik tengah CD. c
Gambarlah sudut yang dibentuk oleh PF dan alas ABCD d
Tentukan sinus sudut yang dibentuk oleh PF dan alas ABCD 5.
Kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 8 cm. c
Gambarlah sudut yang dibentuk oleh BF dan bidang EBG d
Berapakah cosinus sudut yang dibentuk oleh BF dan bidang EBG 6.
Limas segiempat beraturan T.ABCD , rusuk alas 8 cm dan panjang rusuk tegak 10 cm. P adalah titik tengah TC.
c Gambarlah sudut yang dibentuk oleh AP dan alas ABCD
d Tentukan tangen sudut yang dibentuk oleh AP dan alas ABCD
PENYELESAIAN 4.
c
d PB = √
PF = √
= √
= √
= √ = √ = √ = 5√
Sehingga
√ √
√ √
√ B
F
P P
10cm 8cm
6cm 5cm
A B
C D
E F
G H
5. a.
b. BF = 8cm PF = 4
√ cm BP =
√ = √
√ =
√ = √ = 4√ Sehingga
√ √
√ √
√
√
6. a.
b. TO = √
= √ = √ = 2√
PR = ½ TO = ½ x 2 √ = √
AR = ¾ AC = ¾ .8 √ = 6√
Sehingga
√ √
√ √
√ √
√ A
B C
D E
F G
H P
A T
B C
P
R D
O B
P F
P
A R
8 10
Hasil Konsultasi : P : “Pak, ini nanti kan soalnya ditambah dengan menentukan besar sudutnya,
tetapi menggunakan kalkulator apa diperbolehkan?” GMP : “Kalau soalnya seperti ini siswanya akan kesulitan mba. Kalau misalnya
memang soalnya mau yang ini begini saja, saya ajarkan terlebih dahulu soalnya hanya akan saya ganti bilangan-bilangannya tapi bentuknya persis
seperti ini.” P : “Oh gitu ya Pak. Soalnya kalau seperti ini terlalu sulit ya Pak.”
GMP : “Iya mba. Lagipula kalau misal nanti suruh pakai kalkulator juga ga banyak mba yang punya kalkulator nanti. Mending buat yang lebih mudah
aja mba, yang biasa aja belum tentu pada bisa semua.” P : “Yasudah Pak, nanti saya ganti saja yang lebih mudah dan nilai
trigonometrinya yang mudah.”
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Fx. Sujarwoko, S.Pd.
SOAL 2
Waktu : 60 menit
1. Balok ABCD.EFGH dengan panjang rusuk AB = 8cm, BC = 6cm, dan AE
= 5cm. P adalah titik tengah diagonal-diagonal alas ABCD. a
Gambarlah sudut yang dibentuk oleh EP dan alas ABCD
Kemudian beri nama sudutnya α b
Tentukan nilai cosinus α c
Tentukan besar sudut α 2.
Kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 8 cm. a
Gambarlah sudut yang dibentuk oleh BG dan bidang ABFE Kemudian beri nama sudutnya
b Berapakah nilai sinus ?
c Tentukan besar sudut
3. Limas segiempat beraturan T.ABCD , rusuk alas 6 cm dan tinggi limas √
cm. P adalah titik tengah antara BC. a
Gambarlah sudut yang dibentuk oleh TP dan alas ABCD
Kemudian beri nama sudutnya b
Tentukan nilai tangen c
Tentukan besar sudut
Hasil Konsultasi : P
: “Ini sudah saya perbaiki Pak?” GM
P : “Ya, kalau ini setidaknya siswa juga sudah mengenal.” P
: “Berarti bisa langsung diujicobakan ya Pak?” GM
P : “Ya bisa, mau diteskan kapan?” P
: “Saya mengikuti waktu mengajar Bapak tidak apa-apa?” GMP : “Oh yasudah nanti ambil waktu ulangan saya saja.”
P : “Iya Pak, kalau soal seperti ini waktunya 60 menit cukup ga Pak?”
GMP : “Ya kira-kira cukup.”
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Fx. Sujarwoko, S.Pd.
LAMPIRAN 4. Soal Tes Uji Coba
SOAL Waktu : 60 menit
1. Balok ABCD.EFGH dengan panjang rusuk AB = 8cm, BC = 6cm, dan AE =
5cm. P adalah titik tengah diagonal-diagonal alas ABCD. a.
Gambarlah sudut yang dibentuk oleh EP dan alas ABCD b.
Tentukan cosinus sudut yang dibentuk oleh EP dan alas ABCD c.
Misalkan sudut yang dibentuk oleh EP dan alas ABCD disebut α, tentukan besar sudut α
2. Kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 8 cm.
a Gambarlah sudut yang dibentuk oleh BG dan bidang ABFE
b Berapakah sinus sudut yang dibentuk oleh BG dan bidang ABFE?
c Misalkan sudut yang dibentuk oleh BG dan bidang ABFE
disebut , tentukan besar sudut
3. Limas segiempat beraturan T.ABCD , rusuk alas 6 cm dan tinggi limas √ cm.
P adalah titik tengah BC. a
Gambarlah sudut yang dibentuk oleh TP dan alas ABCD b
Tentukan tangen sudut yang dibentuk oleh TP dan alas ABCD c
Misalkan sudut yang dibentuk oleh TP dan alas ABCD disebut , tentukan besar sudut
LAMPIRAN 5. Kunci Jawaban Soal Tes Uji Coba dan Tabel Penilaian
1. a
b AP
= ½ AC = ½ x
√ = ½ x
√ = ½ x
√ = ½ x √ = 5 EP
= √
= √
= √ = 5√
Sehingga
√ √
√ √
√ c
cos α = ½√ → α = 45º
2. a.
b. BG = 8 √ cm
GF = 8cm Sehingga
√
√ 6cm
8cm 5cm
A B
C E
F G
H
P D
P A
E
α
A B
C D
E F
G H
β
F G
B
a. sin = ½√ → = 45º
3. a.
b. TO = √
OP = ½ AB = ½ x 6 = 3 Sehingga
√
√ c.
tan = √ → = γ0º
A T
B C
P O
6 D
√ P
O T
Tabel Penilaian
Nomor Soal Interval nilai
1a ½ - 5
1b ½ - 3
1c ½ - 2
Total Skor ½ - 10
2a ½ - 5
2b ½ - 3
2c ½ - 2
Total Skor ½ - 10
3a ½ - 5
3b ½ - 3
3c ½ - 2
Total Skor ½ - 10
LAMPIRAN 6. Validitas Item Butir Soal Tes Uji Coba
Validitas item butir soal hasil tes uji coba dianalisis menggunakan rumus Korelasi Product Moment Pearson sebagai berikut :
∑ ∑ ∑ √ ∑
∑ ∑
∑
LAMPIRAN 7. Tabel Tingkat Kualifikasi Validitas Item
No Koefisiensi Korelasi
Kualifikasi 1
0,00 – 0,199
Sangat Rendah 2
0,20 – 0,399
Rendah 3
0,4 – 0,599
Sedang 4
0,6 – 0,799
Kuat 5
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Sugiyono, 2008 : 231
LAMPIRAN 8. Tabel Validitas dan Perhitungan Soal Tabel Validitas dan Perhitungan Soal No. 1
1 No.Urut
Siswa 2
X 3
X
2
4 Y
5 Y
2
6 XY
1 10
100 15
225 150
2 10
100 17
289 170
3 10
100 17
289 170
4 10
100 15
225 150
5 8
64 10,5
110,25 84
6 8
64 10,5
110,25 84
7 10
100 17
289 170
8 10
100 11
121 110
9 10
100 16
256 160
10 10
100 17
289 170
11 9
81 15
225 135
12 10
100 18
324 180
13 10
100 11
121 110
14 9
81 13
169 117
15 5
25 12,5
156,25 62,5
16 10
100 13
169 130
17 5
25 7
49 35
18 7
49 10
100 70
1 2
3 4
5 6
19 5
25 8
64 40
20 5
25 12
144 60
21 9
81 11,5
132,25 103,5 22
8 64
10,5 110,25
84 23
10 100
16 256
160 24
8 64
12 144
96 25
10 100
14 196
140 26
8 64
12 144
96 27
9 81
12 144
108 28
5 25
11 121
55 29
9 81
12 144
108 30
9 81
18 324
162 31
10 100
23,5 552,25
235 32
8 64
12 144
96 Jumlah
274 2444
430 6136,5
3801
Perhitungan Validitas soal no 1 ∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑
∑ ∑
√
Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan r pada tabel. Pada taraf signifikan 5 dengan n = 32, diperoleh r pada tabel = 0,349.
, maka dapat disimpulkan bahwa soal no 1 valid dengan tingkat kualifikasi rendah.
Tabel Validitas dan Perhitungan Soal No 2
1 No.Urut
Siswa 2
X 3
X
2
4 Y
5 Y
2
6 XY
1 2
4 15
225 30
2 2
4 17
289 34
3 2
4 17
289 34
4 2
4 15
225 30
5 2
4 10,5
110,25 21
6 2
4 10,5
110,25 21
7 3
9 17
289 51
8 0,5
0,25 11
121 5,5
9 2
4 16
256 32
10 2
4 17
289 34
11 4
16 15
225 60
12 2
4 18
324 36
13 0,5
0,25 11
121 5,5
14 2
4 13
169 26
15 2
4 12,5
156,25 25
1 2
3 4
5 6
16 2
4 13
169 26
17 2
4 7
49 14
18 2
4 10
100 20
19 2
4 8
64 16
20 2
4 12
144 24
21 2
4 11,5
132,25 23
22 2
4 10,5
110,25 21
23 2
4 16
256 32
24 2
4 12
144 24
25 2
4 14
196 28
26 2
4 12
144 24
27 2
4 12
144 24
28 2
4 11
121 22
29 2
4 12
144 24
30 2
4 18
324 36
31 5
25 23,5
552,25 117,5 32
2 4
12 144
24 Jumlah
67 158,5
430 6136,5 944,5
Perhitungan Validitas soal no 2 ∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑
∑ ∑
√
Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan r pada tabel. Pada taraf signifikan 5 dengan n = 32, diperoleh r pada tabel = 0,349.
, maka dapat disimpulkan bahwa soal no 2 valid dengan tingkat kualifikasi sedang.
Tabel Validitas dan Perhitungan Soal No 3
1 No.Urut
Siswa 2
X 3
X
2
4 Y
5 Y
2
6 XY
1 3
9 15
225 45
2 5
25 17
289 85
3 5
25 17
289 85
4 3
9 15
225 45
5 0,5
0,25 10,5
110,25 5,25
6 0,5
0,25 10,5
110,25 5,25
7 4
16 17
289 68
8 0,5
0,25 11
121 5,5
9 4
16 16
256 64
10 5
25 17
289 85
11 2
4 15
225 30
12 6
36 18
324 108
13 0,5
0,25 11
121 5,5
1 2
3 4
5 6
14 2
4 13
169 26
15 5,5
30,25 12,5
156,25 68,75
16 1
1 13
169 13
17 7
49 18
1 1
10 100
10 19
1 1
8 64
8 20
5 25
12 144
60 21
0,5 0,25
11,5 132,25
5,75 22
0,5 0,25
10,5 110,25
5,25 23
4 16
16 256
64 24
2 4
12 144
24 25
2 4
14 196
28 26
2 4
12 144
24 27
1 1
12 144
12 28
4 16
11 121
44 29
1 1
12 144
12 30
7 49
18 324
126 31
8,5 72,25
23,5 552,25 199,75
32 2
4 12
144 24
Jumlah 89
400 430
6136,5 1391
Perhitungan Validitas soal no 3 ∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑
∑ ∑
√
Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan r pada tabel. Pada taraf signifikan 5 dengan n = 32, diperoleh r pada tabel = 0,349
, maka dapat disimpulkan bahwa soal no 3 valid dengan tingkat kualifikasi sangat kuat.
LAMPIRAN 9. Tabel Data Koefisien Validitas Masing-Masing Soal
Koefisien validitas dibatasi hingga 3 angka di belakang koma, sehingga diperoleh tingkat validitas untuk masing-masing soal :
No Keterangan
Kualifikasi 1
0,636 Valid
Cukup 2
0,547 Valid
Cukup 3
0,834 Valid
Tinggi
LAMPIRAN 10. Tabel Reliabilitas Dan Perhitungan Reliabilitas Uji Coba
Reliabilitas soal hasil tes uji coba dianalisis menggunakan rumus Alpha sebagai berikut :
∑
1 No
2 Kode
Siswa 3
Nomor Soal 4
Skor 5
Y
2
1 2
3 10
10 10
1 S01
10 2
3 15
225 2
S02 10
2 5
17 289
3 S03
10 2
5 17
289 4
S04 10
2 3
15 225
5 S05
8 2
0,5 10,5
110,25 6
S06 8
2 0,5
10,5 110,25
7 S07
10 3
4 17
289 8
S08 10
0,5 0,5
11 121
9 S09
10 2
4 16
256 10
S10 10
2 5
17 289
11 S11
9 4
2 15
225 12
S12 10
2 6
18 324
13 S13
10 0,5
0,5 11
121 14
S14 9
2 2
13 169
15 S15
5 2
5,5 12,5
156,25 16
S16 10
2 1
13 169
1 2
3 4
5 17
S17 5
2 7
49 18
S18 7
2 1
10 100
19 S19
5 2
1 8
64 20
S20 5
2 5
12 144
21 S21
9 2
0,5 11,5
132,25 22
S22 8
2 0,5
10,5 110,25
23 S23
10 2
4 16
256 24
S24 8
2 2
12 144
25 S25
10 2
2 14
196 26
S26 8
2 2
12 144
27 S27
9 2
1 12
144 28
S28 5
2 4
11 121
29 S29
9 2
1 12
144 30
S30 9
2 7
18 324
31 S31
10 5
8,5 23,5
552,25 32
S32 8
2 2
12 144
Jumlah 274
67 89
430 6136,5
Jumlah kuadrat 2444
158,5 400
Rumus Varian : ∑
∑
Perhitungan Varian no 1 ∑
∑
Perhitungan Varian no 2 ∑
∑
Perhitungan Varian no 3 ∑
∑
Nilai varians dibatasi hingga 3 angka di belakang koma, sehingga diperoleh jumlah varian seluruh soal :
∑ =
+ +
= -7527,11 + -445,944 + -746,778 = - 8719,83 Variansi total :
∑ ∑
Substitusikan ke rumus Alpha : ∑
Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan
, dengan kaidah keputusan : Jika
berarti reliabel Jika
berarti tidak reliabel Nilai tabel r Product Moment dengan dK = N
– 1 = 32 – 1 = 31, signifikansi 5 adalah :
= 0,355.
Kesimpulan : Karena , yaitu 0,7929 0,355 maka data tersebut
reliabel.
LAMPIRAN 11. Tabel Interpretasi Reliabilitas
Kemudian hasil perhitungan dibandingkan dengan harga r pada tabel :
No Interpretasi
Reliabilitas 1
0,80 r
11
≤ 1,00 Sangat tinggi
2 0,60 r
11
≤ 0,80 Tinggi
3 0,40 r
11
≤ 0,60 Sedang
4 0,20 r
11
≤ 0,40 Rendah
5 0,0
0 ≤ r
11
≤ 0,β0 Sangat rendah
Melalui perhitungan, diperoleh = 0,793, maka dapat disimpulkan bahwa soal
berada pada interpretasi ke-2, yaitu 0,60 r
11
≤ 0,80. Soal tersebut reliabel dengan relibilitas yang tinggi.
LAMPIRAN 12 Lembar Jawaban Siswa 1
Lembar Jawaban Siswa 2
Lembar Jawaban Siswa 3
Lembar Jawaban Siswa 4
Lembar Jawaban Siswa 5
Lembar Jawaban Siswa 6
LAMPIRAN 13. Transkrip Wawancara Siswa A.
Siswa 1
Hari pertama P : “Coba baca nomor 1 soalnya dan dipahami.”
D : “Iya.” membaca soal dan memahami P : “Coba ditulis apa yang diketahui dan boleh langsung digambar.”
D : menggambar dan menulis semua yang diketahui dari soal nomor 1 P : “Terus yang ditanyakan apa dari yang a.”
D : “Gambar sudut EP pada bidang alas.” P : “Ya coba berarti yang mana?”
D : “EP. Pertama diproyeksikan.” P : “Garis EP yang mana si?”
D : “Yang ini.” menunjuk garis EP
E diproyeksikannya ke B. P :
“Kenapa ke B?” D : “Karena E tegak lurusnya ke B.”
P : “Iyakah? Untuk memproyeksikan itu diproyeksikan ke mana si?” D : “Pada bidang alas.”
P : “Iya pada bidang alas. Lha proyeksi dari sebuah titik itu yang jaraknya ...” D : “Terdekat.Terdekatnya A.”
P : “Iya A. Nah berarti proyeksinya E?” D : “Ke A. P nya tetap.”
P : “Berarti sudutnya yang mana?” D : “EPA.”
P : “Iya, coba digambar. Oya, kenapa tadi milih B?” D : “Karena ingat yang dulu diajarkan pak guru kalau E diproyeksikannya ke
B, kalo ini dimisalkanny a dibalik lho letak titiknya.”
P : “Dibalik bagaimana?” D : “Jadi kalau E nya di sini.” menunjuk titik F
P : “Owh jadi hapalan ya?” D : “Iya.”
P : “Sekarang sudah tahu kan?” D : “Sudah.” sambil mengangguk
P : “Berarti α nya yang mana?” D : “α nya yang ini.” menunjuk sudut P
P : “Terus, nilai cosinus α nya berarti?”
D : sambil menulis menjelaskan “Cosinus α berarti sampingmiring. Dari sini AP, AP setengah dari AC.
Kalau panjang AC 10, berarti kan panjang AP 5. Jadi 55.”
P : “Hmmmm??? Cosinus itu apa?” D : “Cosinus, sampingmiring. berpikir sejenak
Berarti kan mencari ininya dulu EP. EP sama dengan 5 √ . Berarti kan
sampingmiring berarti 55 √ . Jadi ½√ .
P : “Coba dilihat lagi jawaban yang b. Kamu menuliskan cos α = 5
√ .Kenapa ga ditulis dulu aturan mencari nilai cosinusnya?” D : “Yang gimana mba?”
P : “Ini lho, mencari nilai cosinus gimana ya aturannya?” D : “Cos = sampingmiring.”
P : “Lha ini kamu yang samping mana yang miring mana?” D : “Yang samping BP yang miring BE.”
P : “Nah nanti kalau menjawab lagi ditulis dulu ya aturannya seperti itu.” D : “Iya mba. Kebiasaan langsung.”
P : “Berarti besar sudut α?” D : “45º.”
P : “Berarti yang kemarin itu karena hapalan dan salah paham itu ya?” D : “Iya.”
Hari kedua P : “Coba dibaca jawabanmu nomor β. Kenapa memilih BGE?”
D : “B nya tetap, G nya tegak lurusnya ke E.” P : “Iyakah? Coba panjangnya dilihat. BG itu berapa?”
D : “BG panjangnya...” P : “Dilihat dari segitigamu wes. Panjang BG berapa?”
D : “BG 8√ .” P : “Terus GE panjangnya?”
D : “8√ ” P :
“Terus EB?” D : “8√ .”
P : “Panjang sisinya sama semua? Jadi namanya segitiga apa ya?” D : “Segitiga sama sisi.”
P : “Ada yang siku-siku ga?” D : “Ga ada.”
P : “Kenapa kamu bisa berpikir kalo BGE tegak lurus?” D : “Waktu itu udah bingung, ga tau.”
P : “Sekarang masih bingung ga?” D : “Ya lumayan.”
P : “Berarti jarak terdekatnya G dari ABFE yang mana?” D : “Yang F.”
P : “Di situ kamu memilihnya sudut yang dimaksud yang mana?” D : “Yang G.”
P : “Kenapa memilih yang G?” D : “Karena kan B nya tetap, G nya proyeksinya ke E. Jadi, sudutnya yang
G.” P : “Oh, jadi menurutmu yang mempunyai proyeksi beda itu yang menjadi
sudutnya?” D : “Iya.”
P : “Nilai sinus itu apa?” D : “Depansamping.”
P : “Depan dan sampingnya dari segitiga yang itu yang mana?” D : “Yang ini dan ini.” menunjuk EB dan EG
P : “Ya sekarang lihat nomor γ. Kenapa memilih sudutnya sudut T?”
D : “Ya kan kemarin beranggapan kalau sudut yang dimaksud itu kalau titik proyeksinya lain.”
P : “Owh, kalau sekarang sudah tahu?” D : “Berarti yang P.”
P : “Nilai tangen bagaimana?” D : “Tangen, depansamping. Ini depan, ini samping.” menunjuk OP dan
OT
B. Siswa 2
P : “Coba dibaca jawabanmu nomor 1.” Pr : “Kemarin kan mencari nilai cos α. Cos kan sampingmiring, sampingnya
5 miringnya 5 √ . 5√ itu dari E ke P.”
P : “AP kamu panjangnya berapa si?”
Pr : “AP itu 4√ .” P : “Kamu dapet 4√ dari mana?”
Pr : “Ini kan A ke B 8, terus AP itu kan setengah AC jadi 4√ .” P : “4√ nya dari mana?”
Pr : menghitung ulang mencari AC
P : “Coba digambar segitiga ABC.” Pr : menggambar segitiga ABC
P : “Panjang AB dan BCnya?” Pr : “AB nya 8, BC 6.”
P : “Berarti panjang AC?” Pr : “8 + 6 ya, eh bukan.”
P : “Itu segitiga siku-siku bukan?” Pr : “Iya.”
P : “Berarti mencari panjang AC bagaimana?” Pr : “Depanmiring, eh.”
P : “Tau phytagoras kan?”
Pr : “Phytagoras berarti AB
2
+ BC
2
= AC
2
.” menghitung tetapi terhenti pada √
P : “8
2
berapa ya?” Pr : “64.”
P : “10
2
?” Pr : “100.”
P : “Berarti √ berapa ya?” Pr : “Berarti 10
2
.” P : “Heh? √ berapa ya?”
Pr : “8.”P : “Berarti √ ?” Pr : “√ = 50.”
P : “Eh? Ini lho.” Pr : “10
2
.” P : “Kenapa pakai pangkat β?”
Pr : “Kenapa ya?” P : “√ berapa ya?”
Pr : “β.” P : “Pakai pangkat β ga?”
Pr : “Ga.” P : “Kenapa yang ini pakai pangkat β?”
Pr : “Oiya salah.” P : “Berarti panjang AP?”
Pr : “Panjang AP 5.” P : “Kenapa kamu kemarin menulis 4√ ?”
Pr : “Hehehe, ini dikira ini 8 jadi panjang AC 8√ .” P : “Terus kenapa di sini panjangnya 5, terus ini 4√ kenapa sisi miringnya
5 √ ?”
Pr : “Ini kan dari sini sisi miringnya, kan kalo sisi miring kan a√ .” P : “Oh, jadi menurutmu apa saja yang sisi miring jadi a√ ?”
Pr : “Iya.”
P : “Terus nilai cosinusnya bagaimana itu? Itu sudutnya yang P ya?” Pr : “Iya P. Cosinusnya kan sampingmiring.”
P : “Sampingnya yang mana si?” Pr : “Yang ini menunjuk AE, eh harusnya yang ini apa ya menunjuk AP?”
P : “Sampingmiring ya. Kenapa kamu memilihnya AEAP?” Pr : “Hmm, taunya itu sampingnya ini miringnya ini.” menunjuk AE dan
AP P : “Kemudian kenapa di sini kamu menuliskan panjang AP menjadi 5√ ?
Pr : “Kan taunya cos itu kan sampingmiring jadi ya langsung nulis miringnya
kan ini 5 √ ?”
P : “Nah itu tau miringnya 5√ ko di depannya menulisnya miringnya AP?” Pr : “Hmmm, bingung mba.”
P : “Terus nomor β. Sudutnya F ya?” Pr : “Iya.”
P : “Kenapa memilih sudut F?” Pr : berpikir “Anu seharusnya nya di sini.”menunjuk B
P : “Kenapa waktu itu memilih sudutnya yang F?” Pr : “Ini taunya sudut nya di sini.”
P : “Kamu tahu ga cara mendapatkan segitiga BFG yang mencari
proyeksinya itu?” Pr : “Lupa.”
P : “Terus itu mencari nilai sinusnya kan kamu menulis FGGB. Mencari
nilai sinus itu apa?” Pr : “Sinus itu depanmiring.”
P : “Depannya yang mana?” Pr : “Yang ini.” menunjuk FB
P : “Kenapa kamu menulisnya FG?” Pr : “FB, oya harusnya FB.”
P : “Kalo sudutnya, sudutnya yang mana si kamu?” Pr : “Harusnya kan ini sudut B, tapi kemarin malah milihnya ini sudut F.”
P : “FB itu depannya sudut mana si?”
Pr : “Sudut G.” P : “Berarti maksud kamu sudut yang kamu maksud sudut G karena yang
kamu maksud depan sudut itu FB?”
P : “Kan misalnya sudut yang kamu maksud sudut B berarti kan depannya FG, tapi yang kamu maksud FB berarti sudut yang kamu maksud sudut
G?” Pr : “Owh berarti B.”
P : “Berarti depannya?” Pr : “FG.”
P : “Berarti yang kamu maksud di sini dalam mencari nilai sin itu sudut B
tetapi di gambar yang kamu maksud sudut F?” Pr : “Iya.”
P : “Yaudah sekarang nomor γ. Kenapa memilih sudutnya sudut T?” Pr : berpikir lama “Itu apa ya? Apa ya?”
P : “Tau ga kamu alasannya memilih sudut T?” Pr : “Ga tau.”
P : “Asal memilih sudut T?” Pr : “Iya.”
P : “Mencari nilai tangen itu apa ya?” Pr : “Tangen = depanmiring.”
P : “Depanmiring tadi kan untuk mencari nilai sinus.” Pr :”Oiya, depansamping.”
P : “Depannya yang mana?” Pr : “Depannya yang OP.”
P : “Panjangnya?”
Pr : “γ.” P : “Kok kamu menulisnya √ . Terus sampingnya yang mana?”
Pr : “Sini TO.” P : “Kamu kok menulisnya γ?”
Pr : “Hehehe, kebalik.”
P : “Kenapa kamu bisa kebalik seperti itu? Atau koreksi dengan punya teman?”
Pr : “Iya apa ya. Anu kemarin kan ngerjainnya tadinya 3√ , tapi ga ketemu jadi diganti. “
C. Siswa 3
Hari pertama P : “Coba dibaca soal nomor 1 dan dipahami.”
Y : “Iya mba.” P : “Apa yang diketahui dari soal itu?”
Y : “Panjang rusuk AB,BC, dan AE.” P : “Ya coba digambar dan ditulis apa yang diketahui itu.”
Y : menggambar dan menulis apa saja yang diketahui P : “Terus yang diketahui lain itu apa?”
Y : “P titik tengah diagonal alas.” P : “Berarti di mana?”
Y : menulis titik P P : “Yang ditanyakan apa si?”
Y : “Yang ditanyakan sudut yang dibentuk EP dengan bidang alas.” P : “Iya, gimana?”
Y : “Ni EP diproyeksikan dengan bidang alas.” P : “Sudut yang dimaksud yang mana?”
Y : “Sudut EAP.” P : “EAP?”
Y : “Iya. E ke A dan P nya tetap.” P : “Berarti sudutnya yang..?”
Y : “Yang A.” P : “Kenapa yang A?”
Y : “Ya karena hasil proyeksi titik E dengan bidang alas titik A.” P : “Tetapi kan rusuk yang diproyeksikan dengan alas kan EP.”
Y : “Iya tapi kan P nya tetap di sini lho, kan yang diproyeksikan cuma titik E ke alas jadi ya ini sudutnya.” menunjuk titik sudut A
P : “Berarti gambar segitiganya bagaimana coba?” Y : menggambar segitiga siku-siku
P : “α nya yang mana? Sudutnya tadi?” Y : “Di sini.” menunjuk titik sudut A
P : “Oh gitu, terus kalau menjawab soal b bagaimana?” Y : “Cosinus α, cos, cos kan... Cos α berarti sampingmiring.” sambil
menuliskan hasilnya di kertas P : “Jadi nilai cos α nya?”
Y : “½√ .” P : “Kemudian besar sudutnya berapa jadinya?”
Y : “Cos 1½...” P : “Cos 1½? Arces cos dek.”
Y : “Arces cos 1½...” P : “1 ½?”
Y : “½ ,½√ .”
P : “Itu berapa dek arces cos ½√ ?” Y : “60º. Eh ga tau lupa.”
P : “Lupa ya, yaudah. Tapi pas tes kemarin hapal?” Y : “Iya mba ngapalin.”
P : menunjukkan hasil tes kemarin “Oya ini kemarin hasil pekerjaanmu. Sudut yang dimaksud sama ya?”
Y : “ Iya.”
P : “Terus, kok panjang sisi miringnya sama dengan panjang β sisi yang lainnya?”
Y : “Oiya ya?” P : “Bagaimana kamu mendapatkannya?”
Y : “Ga tau lupa” P : “Kemudian cara mencari nilai cosinusnya bagaimana?”
Y : “Sampingmiring, jadi 55.”