Faktor-faktor yang Menentukan Kualitas Jasa

13 Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan pelanggan. Dalam mengevaluasi kepuasan pelanggan terhadap pelayanan suatu perusahaan, faktor-faktor penentu yang digunakan bisa berupa kombinasi dari faktor penentu kepuasan terhadap produk dan jasa. Umumnya yang sering digunakan perushaaan untuk mengetahui kepuasan pelanggan adalah aspek pelayanan dan kualitas barang atau jasa yang dibeli.

c. Faktor-faktor yang Menentukan Kualitas Jasa

Sebuah perusahaan jasa sebisa mungkin dapat memberikan jasa yang berkualitas tinggi secara konsisten dan kontinyu dibandingkan dengan pesaing, dalam rangka memenuhi harapan pelanggan. Usaha jasa terbilang cukup rumit dan sangat kompleks dari pada barang yang mempunyai wujud konkrit, sehingga menyulitkan seseorang untuk mengidentifikasinya dalam waktu yang singkat. Akan tetapi beberapa pakar di bidang pemasaran mencoba melakukan studi atau mencari pendekatan tentang dimensi atau faktor utama yang menentukan kualitas jasa. Menurut Parasuraman, Zeithamal Bery Rangkuti, 2002: 29, bahwa untuk dapat menentukan standar kualitas jasa dapat dilihat dari dimensi atau kriteria berikut: 1 Reliability keandalan 2 Responsiveness ketanggapan 3 Competence kemampuan 4 Acces mudah diperoleh 5 Courtesy keramahan 6 Comunication komunikasi 7 Credibility dapat dipercaya 8 Security keamanan 9 Understanding knowing the costumer memahami pelanggan 10 Tangibles bukti nyata yang kasat mata Kesepuluh dimensi tersebut di atas dapat dikonversi ke dalam lima dimensi, Parasuraman, Zeithamal Bery Rangkuti, 2002: 29 mengkonversi dari kesepuluh dimensi kualitas jasa sebagai berikut: 1 Tangibles berwujud yaitu, penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel dan media komunikasi 2 Reliability keandalan yaitu, kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya. 3 Responsiveness ketanggapan yaitu, kemampuan untuk membantu pelanggan dalam memberikan jasa dengan cepat dan tanggap. 4 Assurance keyakinan atau jaminan yaitu, pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka 14 untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan. 5 Emphaty empati yaitu, merupakan syarat untuk peduli, memberikan perhatian pribadi pada pelanggan Pada hakikatnya pengukuran kualitas suatu jasa hampir sama dengan pengukuran kepuasan pelanggan yaitu ditentukan oleh kinerja yang dirasakan atau perceived performance. Parasuraman, et al dikutip Tony Wijaya 2011:156 merumuskan model kualitas yang memyoroti persyaratan utama untuk memberikan kualitas yang diharapkan. Model ini memidifikasi lima kesenjaan yang menyebabkan kegagalan penyediaan jasa, kelima gap tersebut adalah: 1 Gap antara harapan klien dan persepsi manajemen dimana manajemen tidak selalu dapat merasakan apa yang diinginkan pelanggan secara tepat. 2 Gap antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa dimaba manajemen mungkin mampu merasakan secara tepat apa yang diinginkan klien, tetapi manajemen tidak menyusun suatu standar kinerja tertentu. 3 Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa, dimana penyampaian jasa kurang dilatih atau bekerja melampaui batas sehingga tidak dapat atau tidak mau memenuhi standar kinerja yang telah ditetapkan. 4 Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal, dimana harapan klien dipenuhi oleh pernyataan- pernyataan yang dibuat oleh orang yang mewakili representatives serta iklan penyaji jasa. 5 Gap antara jasa yang dirasakan dengan jasa yang diharapkan. Gap ini terjadi bila klien mengukur kinerja pemberi jasa dengan cara berlainan dan salah satu dalam memoersepsikan kualitas jasa tersebut. Kelima gap tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan evaluasi kepuasan pelanggan.

B. Kerangka Berpikir

Penelitian mutu suatu pelayanan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, salah satunya adalah dari segi pengguna jasa pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan sendiri pada hakekatnya diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntunan para pemakai jasa pelayanan kesehatan agar kesehatan mereka senantiasa dapat tetap terpelihara. Dengan demikian mutu pelayanan ditunjukkan oleh tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dan tuntunan setiap pasien serta kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diterima. Masalah kepuasan merupakan masalah yang bersifat subjektif pada tiap orang,