Kerangka Berpikir Hipotesis Jurnal Volume 1 nomor 9 Desember 2011
14
untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.
5 Emphaty empati yaitu, merupakan
syarat untuk peduli, memberikan perhatian pribadi pada pelanggan
Pada hakikatnya pengukuran kualitas suatu
jasa hampir
sama dengan
pengukuran kepuasan pelanggan yaitu ditentukan oleh kinerja yang dirasakan
atau perceived performance. Parasuraman, et al dikutip Tony Wijaya 2011:156
merumuskan model
kualitas yang
memyoroti persyaratan
utama untuk
memberikan kualitas yang diharapkan. Model ini memidifikasi lima kesenjaan
yang menyebabkan kegagalan penyediaan jasa, kelima gap tersebut adalah:
1 Gap antara harapan klien dan persepsi
manajemen dimana manajemen tidak selalu dapat merasakan apa yang
diinginkan pelanggan secara tepat. 2
Gap antara persepsi manajemen dan spesifikasi
kualitas jasa
dimaba manajemen
mungkin mampu
merasakan secara tepat apa yang diinginkan klien, tetapi manajemen
tidak menyusun suatu standar kinerja tertentu.
3 Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan
penyampaian jasa,
dimana penyampaian jasa kurang dilatih atau
bekerja melampaui batas sehingga tidak dapat atau tidak mau memenuhi
standar kinerja yang telah ditetapkan. 4
Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal, dimana harapan
klien dipenuhi
oleh pernyataan-
pernyataan yang dibuat oleh orang yang mewakili representatives serta
iklan penyaji jasa. 5
Gap antara jasa yang dirasakan dengan jasa yang diharapkan. Gap ini terjadi
bila klien mengukur kinerja pemberi jasa dengan cara berlainan dan salah
satu dalam memoersepsikan kualitas jasa tersebut.
Kelima gap tersebut dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan dan
evaluasi kepuasan
pelanggan.