Pengertian Mutu Mutu layanan yang berorientasi

6 tersebut tidak menimbulkan ketergantungan. 4 Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat. 5 Bekerjasama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program puskesmas Effendy, 1998:162.

4. Mutu Pelayanan kesehatan

a. Pengertian Mutu

Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasan. American Society for Quality Control dalam Tjiptono,2001. Menurut J.M. Juran dikutip Fandy Tjiptono 2001, mutu adalah Fitness for Use atau kemapuan kecocokan penggunaan. Sementara itu, menurut B. Crosby 1979, mutu adalah kesesuaian terhadap permintaan persyaratan. Sedangkan menurut Donabedian 1980, mutu adalah sifat yang dimiliki oleh suatu program. Penilaian terhadap mutu pelayanan kesehatan tidaklah mudah karena pelayanan kesehatan bersipat multidimensional. Tiap orang memiliki persepsi yang berbeda tergantung dari latar belakang dan kepentingan masing-masing. Penelitian yang dilakukan oleh Roberts dan Provost, 1987 menyatakan bahwa ada beberapa perbedaan dimensi dalam penilaian mutu pelayanan kesehatan yaitu : 1 Bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan pasien, kalau cara komunikasi petugas dengan pasien keprihatinan serta keramah tamahan petugas dalam melayani pasien dan atau kesembuhan penyakit yang sedang diderita pasien. 2 Bagi penyelenggara pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan terkait pada dimensi kesesuaian pelayanan yang diselenggarakan dengan perkembangan ilmu dan teknologi mutakhir dan atau otonomi profesi dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan pasien. 3 Bagi penyandang dana pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan lebih terkait dengan dimensi efisiensi pemakaian sumber dana, kewajaran pembiayaan kesehatan dan atau kemampuan pelayanan kesehatan mengurangi beban anggaran penyandang dana pelayanan kesehatan.

b. Mutu layanan yang berorientasi

kepada kebutuhan manusia Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu maka upaya dilakukan secara terarah dan terpadu yang dikenal dengan program menjaga mutu total quality management. Secara 7 sederhana program menjaga mutu dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu dalam menentukan masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan berdasarkan standar yang telah ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai kemampuan yang tersedia, serta menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran tindak lanjut untuk meningkatkan mutu layanan. Menurut Azwar 2010, mutu pelayanan kesehatan merupakan kebutuhan dan tuntutan para pemakai jasa pelayanan kesehatan health needs and demands yang apabila berhasil dipenuhi akan menimbulkan perasaan puas terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Mutu pelayanan kesehatan menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Menurut Mangold 1991 dikutip Rosyid 1997, memberikan penilaian terhadap mutu pelayanan kesehatan dari berbagai aspek yaitu: 1 Aspek berdasarkan pada kualitas teknis yang mengacu pada ketetapan diagnose dan pemberian pengobatan yang terbaikd an mampu memenuhi harapan pasien untuk sembuh dari penyakitnya. 2 Aspek berdasarkan kualitas fungsi yang mengacu pada keadaan lingkungan dan proses pemberian pelayanan. Oleh kualitas teknis sulit dimulai, maka persepsi pasien lebih banyak menilai pada aspek fungsi dari proses pelayanan. 3 Aspek image atau pandangan pasien terhadap rumah sakit secara keseluruhan. Hal ini terbentuk dari pengalaman pasien terhadap rumah sakit, baik oleh pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain yang disampaikan dari mulut ke mulut. Menurut Anderson 1979 ada tiga kategori utama dalam pelayanan kesehatan yaitu : 1 Karakteristik predisposisi Dimana setiap individu mempunyai kecendrungan yang berbeda-beda dalam menggunakan pelayanan kesehatan dikarenakan ada cirri-ciri demogratif seperti jenis kelamin, umur; ciri-ciri struktur social seperti : tingkat pendidikan, pekerjaan, kesukuan dan lain-lain; manfaat-manfaat kesehatan seperti: keyakinan, bahwa pelayanan kesehatan dapat menolong proses kesembuhan penyakit. 8 2 Karakteristik pemungkin pendukung Penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada sangat tergantung pada kemampuan konsumen untuk membayar. 3 Karakteristik kebutuhan Penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan akan dilaksanakan bila telah dirasakan sebagai kebutuhan atau keinginan pasien untuk berobat subject assessment dan evaluasi atau setelah pasien mendapat pemeriksaan dokter clinical diagnotis. Dengan kata lain kebutuhan merupakan dasar stimulus untuk menggunakan fasilitas kesehatan. Menurut Jacobalis 1989, menyebutan bahwa baik buruknya suatu mutu berdasarkan pengalaman dan persepsi subjektif yang akan mengacu pada salah satu aspek yang paling berkesan baginya. Aspek tersebut adalah penampilan keprofesian atau aspek kelinis, terkait dengan pengetahuan, sikap, prilaku serta pengalaman dan pengamalan ilmu dari tenaga profesi seperti: dokter, perawatbidan dan tenaga profesi lainnya. Efisien dan efektifitas yaitu pemanfaatan sumber daya rumah sakit secara berdaya guna dan berhasil guna, keselamatan pasien terkait dengan factor resiko pada fasilitas, obat-obatan, dokter, perawatbidan, serta kepuasan pasien meliputi kepuasan fisik, mental dan social pasien terhadap lingkungan, suhu udara, kebersihan , kenyamanan, kecepatan pelayanan, keramahan, perhatian, privacy, makanan, tarif dan sebagainya.

c. Standar dan mutu pelayanan