10
a. Pengertian Kepuasan Pasien
Menurut Richard Oliver dikutip Jmaes G. Bernes 2003, kepuasan adalah
tanggapan pelanggan atas terpenuhinya kebutuhannya.
Sementara itu, menurut Philip Kotler dikutip Tony Wijaya 2011:153, kepuasan
pelanggan adalah
tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan kinerja hasil yang ia rasakan dibandingkan
dengan harapannya. Berdasarkan uraian para ahli tersebut
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kedua
definisi tersebut
memiliki kesamaan, yaitu menyangkut komponen
kepuasan pelanggan harapan atau kinerja hasil yang dirasakan.
b. Mengukur Kepuasan Pasien
Untuk mengukur kepuasan pasien menurut Kotler dikutip Tony Wijaya
2011:154 adalah sebagai berikut: 1.
Sistem, keluhan dan saran Organisasi yang berorientasi kepada
pelanggan mempermudah pelanggannya memberikan saran dan keluhan, diantarnya
dengan menggunakan
kotak saran,
memberikan kartu komentar pada psien yang pulang atau menempatkan staf untuk
menangani keluhan pelanggan. 2.
Ghost Shopping Dengan mengutus orang berpura-pura
menjadi pelanggan dan melaporkan titik- titik kekuatan dan kelemahan organisasi
tersebut. 3.
Analisis Pelanggan yang Beralih loss custumer analysis
Organisasi menghubungi pelanggan yang telah berhenti menggunakan jasa
yang diberikan dan mencari tahu alasan yang terjadi.
4. Survei Kepuasan Pelanggan
Organisasi yang
responsif akan
melakukan survei kepuasan pelanggan secara berkala. Cara pengukuran survei
antara lain: pengukuran secara langsung dimana pelanggan diberi pertanyaan dan
dibuat skala untuk menjawabnya; derived satisfaction dimana pelanggan diberi
pertanyaan mengenai seberapa besar mereka mengharapkan suatu pelayanan
tertentu dan seberapa besar yang mereka rasakan; problem analysis dengan meminta
pelanggan menuliskan masalah yang mereka hadapi dan perbaikan yang mereka
sarankan; importance performance rating dengan meminta pelanggan membuat
peringkat dari berbagai elemen pelayanan didasari oleh kepentingan elemen dimata
pelanggan serta seberapa jauh rumah sakit memenuhi elemen tersebut.
Sementara itu,
menurut Fredy
Rangkuti 2002:21
kualitas jasa
dipengaruhi dua variabel, kedua variabel tersebut
yaitu jasa
yang dirasakan
perceived service
dan jasa
yang diharapkan expected service. Pengukuran
kualitas jasa lebih sulit dibandingkan dengan mengukur kualitas produk nyata,
11
sebab atribut yang melekat pada jasa tidak mudah untuk diidentifikasi.
Menurut Tjiptono 2000: 97 langkah- langkah yang harus diambil dalam
mengukur kualitas jasa adalah: 5.
Spesifikasi determinan kualitas jasa. Langkah ini menyangkut variabel yang
digunakan untuk mengukur kualitas jasa
6. Perangkat standar kualitas jasa yang
bisa diukur. Kualitas jasa yang dimaksud adalah menyangkut tentang
standar atau instrument kualitas jasa yang bisa digunakan untuk mengukur
variabel. Penelitian
mengenai custumer
perceived quality pada industri jasa yang dilakukan oleh Leonard L Berry, A
Parasuraman dan Valerie A Zeithaml 1985,
1988 Rangkuti,
2002: 22
mengidentifikasi lima kesenjangan gap yang
menyebabkan kegagalan
penyampaian jasa, yaitu: 1.
Kesenjangan tingkat
harapan konsumen dan persepsi manajemen.
Pada kenyataannya pihak manajemen suatu perusahaan tidak selalu dapat
merasakan atau memahami secara tepat apa
yang diinginkan
oleh para
pelanggannya. Akibatnya manajemen tidak mengetahui bagaimana produk-
produk jasa didesain dan jasa-jasa pendukung sekunder apa saja yang
diinginkan oleh konsumen. 2.
Kesenjangan antara
persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas
jasa. Kadang kala manajemen mampu memahami secara tepat apa yang
diinginkan oleh pelanggan, tetapi mereka tidak menyusun standar kinerja
yang jelas. Hal ini dapat terjadi karena tiga
faktor, yaitu
tidak adanya
komitmen total manajemen terhadap kualitas jasa, kurangnya sumber daya,
atau karena
adanya kelebihan
permintaan. 3.
Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa. Ada
beberapa penyebab
terjadinya kesenjangan ini, misalnya karyawan
kuarang terlatih, beban kerja yang melampaui batas, ketidak mampuan
memenuhi standar kerja, atau bahkan ketidakmauan
memenuhi standar
kinerja yang ditetapkan. 4.
Kesenjangan antara penyampaian jasa komunikasi
eksternal. Seringkali
tingkat kepentingan
pelanggan dipengaruhi oleh iklan dan pernyataan
atau janji yang dibuat oleh perusahaan. Resiko yang dihadapi oleh perusahaan
apabila janji tidak dipenuhi akan menyebabkan persepsi negatif terhadap
kualitas jasa perusahaan. 5.
Kesenjangan antara
jasa yang
dirasakan dan jasa yang diharapkan. Kesenjangan
ini terjadi
apabila pelanggan mengukur kinerja atau
12
persepsi perusahaan dengan cara yang berbeda, atau bila pelanggan keliru
mempersepsikan kualitas jasa tersebut.
a. Kepuasan Pasien Sebagai Salah Satu Indikator Mutu Pelayanan