8
2 Karakteristik
pemungkin pendukung Penggunaan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada sangat tergantung pada kemampuan konsumen untuk membayar.
3 Karakteristik kebutuhan
Penggunaan fasilitas
pelayanan kesehatan akan dilaksanakan bila telah
dirasakan sebagai
kebutuhan atau
keinginan pasien untuk berobat subject assessment dan evaluasi atau setelah
pasien mendapat pemeriksaan dokter clinical diagnotis. Dengan kata lain
kebutuhan merupakan dasar stimulus untuk menggunakan fasilitas kesehatan.
Menurut Jacobalis 1989, menyebutan bahwa
baik buruknya
suatu mutu
berdasarkan pengalaman dan persepsi subjektif yang akan mengacu pada salah
satu aspek yang paling berkesan baginya. Aspek
tersebut adalah
penampilan keprofesian atau aspek kelinis, terkait
dengan pengetahuan, sikap, prilaku serta pengalaman dan pengamalan ilmu dari
tenaga profesi
seperti: dokter,
perawatbidan dan tenaga profesi lainnya. Efisien dan efektifitas yaitu pemanfaatan
sumber daya rumah sakit secara berdaya guna dan berhasil guna, keselamatan
pasien terkait dengan factor resiko pada fasilitas,
obat-obatan, dokter,
perawatbidan, serta kepuasan pasien meliputi kepuasan fisik, mental dan social
pasien terhadap lingkungan, suhu udara, kebersihan , kenyamanan, kecepatan
pelayanan, keramahan, perhatian, privacy, makanan, tarif dan sebagainya.
c. Standar dan mutu pelayanan
kesehatan
Untuk dapat
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu maka
upaya yang dilakukan secara terarah dan terpadu yang dikenal dengan program
menjaga mutu total quality management. Secara sederhana program menjaga mutu
dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan,
sistematis, objektif, dan terpadu dalam menetapkan
masalah dan
penyebab masalah mutu pelayanan berdasarkan
srtandar yang
telah ditetapkan,
menetapkan dan
melaksanakan cara
penyelesaian masalah
sesuai dengan
kemampuan yang tersedia, serta menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran
tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan.
Standar adalah rumusan tentang tingkat ideal tercapai yang diinginkan. lazimnya
ukuran tingkat ideal tercapai tersebut tidaklah disusun terlalu kaku, melainkan
dalam bentuk minimal dan maksimal. Penyimpangan yang terjadi tetapi masih
dalam batas-batas yang dibenarkan disebut dengan nama toleransi Azwar, 2010.
Suatu standar yang baik memiliki beberapa syarat antara lain : bersifat jelas,
masuk akal, mudah dimengerti, dapat dicapai, abash, meyakinkan, mantap,
9
spesifik serta eksplisit tidak terpengaruh oleh perubahan waktu, bersifat khas dan
gambling.
d. Penerapan
Jaminan Mutu
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan yang salah satu
misinya adalah
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang merata dan
terjangkau oleh masyarakat, harus pula menyelenggarakan kegiatan jaminan mutu
seiring dengan
upaya meningkatkan
jangkauan pelayanannya. Tujuan program jaminan mutu pelayanan kesehatan di
puskesmas Djamal, 2000 mencakup dua hal pokok, yaitu :
1 Tujuan antara yang ingin dicapai
adalah diketahuinya mutu pelayanan di puskesmas.
2 Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah
makin meningkatnya mutu pelayanan kesehatan di puskesmas.
Setelah melaksanakan
kegiatan ujicobarintisan jaminan mutu dibeberapa
puskesmas, maka jaminan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan evolusi. Pendekatan
evolusi adalah
cara pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan secara bertahap, dimulai dari menyadari pentingnya mutu pelayanan
kesehatan, mengenal dan memecahkan penyebab masalah mutu, mengapresiasi
perlunya datainformasi
selanjutnya mengenal dan memecahkan masalah mutu
pelayanan kompleks. Indikator
yang digunakan
untuk menilai kemajuan pelaksanaan jaminan
mutu di puskesmas meliputi tiga kelompok variable yang dimonitor, yaitu :
1 Quality of care
a Tingkat kepatuhan compliance rate
b Tingkat kepuasan satisfaction
2 Rate of adoption of quality assurance
procces a
Kompetensi klinik clinical competensi b
Pengetahuan petugas tentang standar pelayanan
c Jumlah QI tollsteknik yang telah
ditetapkan d
Jumlah pelayanan kesehatan yang sudah dilaukan pengukuran dengan
menggunakan daftar tilik e
Frekuensi pertemuan jaminan mutu 3
Utilization a
Visit rate : perbandingan antara jumlah kunjungan puskesmas dengan jumlah
penduduk di wilayah kerja puskesmas. b
Kunjungan penduduk
muskin: perbandingan antara jumlah kunjungan
penduduk miskin
dengan jumlah
penduduk miskin di wilayah kerja puskesmas.
c Kunjungan asuransi: perbandingan
jumlah kunjungan peserta asuransi dengan
jumlah peserta
asuransi terdaftar di puskesmas.
5. Kepuasan Pasien