50
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Subyek Penelitian
Ungaran Barat adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Semarang dengan luas arena 35,96 ha,
ketinggian 318 meter dari permukaan laut dan berbatas dengan wilayah sebelah Utara Kota Semarang,
sebelah Selatan Kecamatan Bergas, sebelah Timur Kecamatan Ungaran Timur serta sebelah Barat
Kabupaten Kendal. Kecamatan Ungaran Barat terdiri dari 4 kelurahan yaitu kelurahan Bandarjo, Genuk,
Langensari dan Ungaran, serta 7 desa yaitu Branjang, Candirejo, Gogik, Kalisidi, Keji, Gogik dan Nyatnyono.
Dalam hal pendidikan, di Kecamatan Ungaran Barat terdapat 49 SDMI yang terdiri 34 SD Negeri 7
SD Swasta dan 8 MI Swasta. Pembinaan ke 49 SDMI tersebut dilakukan oleh UPTD Pendidikan Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Bagi Madrasah Ibtidaiyah, disamping pembinaan dan koordinasi yang
telah dilakukan oleh UPTD Pendidikan Kecamatan Ungaran Barat, juga dilakukan pembinaan dan
pengelolaan oleh Kementerian Agama Kabupaten Semarang di bawah tanggung jawab Kepala Seksi
Pendidikan Madrasah. Dan karena semua MI di kecamatan Ungaran Barat merupakan madrasah
swasta maka pengelolaan kelembagaannya dilakukan oleh yayasan yaitu Lembaga Pendidikan Ma’arif NU
Kabupaten Semarang.
51
Subyek pada penelitian ini adalah para guru pada 8 MI di Kecamatan Ungaran Barat yang berjumlah
70 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Data Guru MI Kecamatan Ungaran Barat
No Nama MI
Data Guru Jumlah S1
Serti fikasi
PNS Masa
Kerja Gaji Guru
WBperbulan dlm ribuan
1 Branjang
8 5
1 1
3-19 365
– 570 2
Kalisidi 01 8
6 2
5-23 285
– 500 3
Kalisidi 02 8
5 1
1 2-11
225 – 325
4 Keji
11 10
3 2
1-16 300
– 651 5
Lerep 9
9 2
1 2-15
375 – 575
6 Nyatnyono 01
9 5
2 1-26
300 – 700
7 Nyatnyono 02
8 8
3 2
1-14 125
– 525 8
Gogik 9
4 2
1 3-19
250 – 500
70 52
14 10
Sumber KKMI Kecamatan Ungaran Barat
Dari data diatas dapat diketahui bahwa dari jumlah guru sebanyak 70 orang, masih terdapat 26
guru belum memiliki ijazah S1 dan saat ini sedang dalam tahap menyelesaikan kuliah S1 baik mandiri
maupun beasiswa dari Kementerian Agama, 80 belum tersertifikasi, dan 86 yang berstatus sebagai
guru wiyata bhakti dengan masa kerja berkisar antara 1-23 tahun dengan penghasilan rata-rata yang masih
jauh dibawah standar yaitu berkisar antara Rp. 125.000
– 700.000bulan, ditambah dengan tunjangan sertifikasi bagi guru yang sudah tersertifikasi sebesar
52
Rp. 1.500.000 perbulan yang diterimakan setiap 6 bulan, tunjangan fungsional guru wiyata bhakti dari
Kementerian Agama Republik Indonesia sebesar Rp. 250.000 perbulan yang diterimakan setiap 6 bulan dan
tunjangan insentif guru wiyata bhakti non sertifikasi dari Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang dan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bagi guru yang memenuhi persyaratan sebesar Rp. 200.000 perbulan
diterimakan setiap 6 bulan.
B. Pelaksanaan Penelitian