119
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis dan pembahasan tentang “Hubungan Praktik Industri dengan minat berwirausaha siswa kelas
XI Program Keahlian Jasa Boga di SMK Negeri 6 Yogyakarta”, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Praktik Industri siswa kelas XI Program Keahlian Jasa Boga di SMK Negeri 6 Yogyakarta dengan jumlah responden sebanyak 81 siswa
memiliki kecenderungan tinggi yang ditunjukan dengan besarnya frekuensi sebesar 30,86. Faktor dominan pembentuk variabel Praktik
Industri adalah indikator manfaat Praktik Industri yang ditunjukan dengan besarnya kategorisasi sedang sebesar 79 64 siswa.
2. Minat berwirausaha siswa kelas XI Program Keahlian Jasa Boga di SMK Negeri 6 Yogyakarta dengan jumlah responden sebanyak 81 siswa
memiliki kecenderungan tinggi. Frekuensi variabel minat berwirausaha untuk kategori tinggi adalah 83 atau sebanyak 67 siswa. Faktor dominan
pembentuk variabel minat berwirausaha adalah indikator faktor ekstrinsik yang ditunjukan dengan besarnya kategorisasi sedang sebesar 64 52
siswa lebih besar dibanding faktor intrinsik dengan kategori rendah sebesar 100 81 siswa.
120
3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel pelaksanaan Praktik Industri dengan variabel minat berwirausaha siswa kelas XI
Program Keahlian Jasa Boga di SMK Negeri 6 Yogyakarta. Hal ini ditunjukan dengan harga koefisien korelasi r
xy
sebesar 0,883 yang bernilai positif, maka terdapat pengaruh yang positif antara Praktik
Industri dengan minat berwirausaha. Dari uji signifikansi dengan menggunakan uji t diperoleh nilai signifikansi pada variabel Praktik
Industri sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 dan nilai
thitung
sebesar 16,745 lebih besar dari
ttabel
sebesar 2,000 yang berarti bahwa hubungan Praktik Industri dengan minat berwirausaha adalah signifikan.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan di atas maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Siswa Agar minat berwirausaha siswa semakin tinggi maka faktor intrinsik
dari masing-masing siswa perlu dikembangkan lagi. Pelaksanaan Praktik Industri juga perlu ditingkatkan kembali agar siswanya memiliki
pengalaman maupun keterampilan yang dapat digunakan setelah lulus dari sekolah. Dengan didapatnya pengalaman dari kegiatan pelaksanaan Praktik
Industri ini maka siswa memiliki bekal untuk melakukan sebuah usaha sehingga semakin banyak orang yang berwirausaha maka semakin rendah
pula tingkat pengaguran karena terserapnya tenaga kerja dalam suatu bidang usaha.
121
2. Bagi Sekolah Hendaknya pihak sekolah atau guru memberikan motivasi kepada
siswanya untuk melaksanakan kegiatan Praktik industri secara optimal. Selain itu juga adanya gambaran atau contoh yang diberikan kepada siswa
mengenai dunia kewirausahaan dapat memberikan motivasi untuk berwirausaha setelah mereka lulus. Jadi tidak ada kata pengangguran untuk
siswa SMK yang telah lulus karena dari bekal pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka dapat di sekolah selama tiga tahun dan
segala kegiatan yang diperoleh seperti pelaksanaan Praktik Industri, pengelolaan usaha boga atau yang lainnya dapat mereka manfaatkan untuk
membangun sebuah usaha. Selain itu guru hendaknya memberikan semangat dan motivasi kepada siswa sehingga dengan itu siswa dapat lebih
percaya diri dalam menghadapi dunia kerja. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti lebih mendalam tentang minat berwirausaha dengan menambahkan faktor-faktor
selain Praktik Industri, misalnya: pendidikan, keterampilan, sikap kerja, tingkat penghasilan, lingkungan dan iklim kerja, sehingga dapat
menyempurnakan penelitian ini. Penelitian selanjutnya juga disarankan agar menggunakan metode lain dalam meneliti minat berwirausaha,
misalnya melalui wawancara terhadap siswa dan guru, sehingga informasi yang diperoleh dapat lebih mendalam.
122
DAFTAR PUSTAKA
Abror Rachman. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : PT Tiara Wacana Ating Tedjasutisna. 2004. Memahami Kewirausahaan Tingkat 1. Bandung : CV
Armico Bimo Walgito. 1995. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta : Andi
Offset . 2003. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset
Dakir. 1993. Dasar - Dasar Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar Depdikbud. 1994. Pedoman persiapan dan Pelaksanaan PSG pada SMK di
Indonesia. Jakarta . 1997. Pengembangan Hubungan SMK dengan Dunia Kerja dalam
Rangka Pendidikan Sistem Ganda. Jakarta: Dikmenjur Depdikbud . 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah Badan Pendidikan Standar Nasional BPSN. Jakarta Depdiknas. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Dirjen Dikdasmen
Diglip.petra.ac.idjunkpe-ns-sl-2010-33404016-14937 fast_fooddefinisi_restourant.htm. Diakses tanggal 23 Maret 2013
Dody Pramudji. 1996. Petunjuk Praktis Usaha Katering. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Dwi Retnoningsih. 2011. Pelaksanaan Praktik Industri Sebagai Upaya Peningkatan Kesiapan Kerja pada Siswa Program Studi Keahlian Tata
Boga SMK Negeri I Sewon. skripsi. Yogyakarta: FT UNY Endang Mulyatiningsih. 2011. Riset Terapan Bidang Pendidikan dan Teknik.
Yogyakarta: UNY Press. Evy Celica. 2011. Hubungan Jiwa kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha
Peserta Didik Mata Diklat Produktif Tingkat Dasar pada Program Studi Tata Boga SMK Negeri 3 Klaten. Skripsi. Yogyakarta: FT UNY
Gatot Hari Priowirjanto. 2004. Kurikulum SMK Edisi 2004. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan